Anda di halaman 1dari 9

PERAN PERAWAT DALAM

PEMBERIAN SAFETY

KELOMPOK 1-2C
MISEL MITA G.
MUTIA NURWULANDARI
RIVAL GILANG A.
RIZKY ABDULAH J.
TRI FAHMY F.
TRISKA OKTARIANI
YOGA INDRIANA G.
PENGERTIAN

Patient Safety (Keselamatan Pasien) merupakan


suatu sistem dimana rumah sakit atau pelayanan
kesehatan membuat asuhan pasien menjadi lebih
aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak
lanjut dan implementasi solusi untuk
meminimalkan.
PERAN PERAWAT SEBAGAI PELAKSANA
PATIENT SAFETY

Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional


dan merupakan tenaga kesehatan terbesar yang ada
di rumah sakit mempunyai peranan yang sangat
penting dalam mewujudkan keselamatan
pasien.Perawat berperan dalam melindungi ,
melakukan promosi, dan mencegah terjadinya sakit
dan injury, mengurangi dalam perawatan individu,
keluarga, komunitas dan populasi.Selain itu juga
perawat mempunyai peranan penting dalam standar
pelayanan dan SOP yang telah dibuat dan ditetapkan
oleh Rumah Sakit.
Perawat dapat melakukan hal yang berkaitan dalam 7 standar
Keselamatan Pasien yang dikeluarkan oleh Joint commision on
Accreditation of Health organizations, Illinois, USA, tahun 2002,
yaitu:
1. Perawat memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya
agar mendapat informasi tentang recana dan hasil pelayanan
termasuk kemungkinan terjadinya KTD.
2. Perawat memberikan pengarahan, perencanaan pelayanan
kesehatan pada pasien dan keluarga mengenai keselamatan
pasien.
3. Menjaga keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan.
4. Menggunakan metode metode peningkatan kinerja untuk
melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan
pasien.
5. Menerapkan peran kepemimpinan dalam meningkatkan
keselamatan pasien.
6. Menerima pendidikan tentang keselamatan pasien.
7. Menjaga komunikasi sebagai kunci bagi perawat untuk
mencapai keselamatan pasien.
Elemen-Elemen Untuk Mencegah Medical
Errors
Mengubah budaya organisasi ke arah budaya yang berorientasi
kepada keselamatan pasien.
Melibatkan pimpinan kunci di dalam program keselamatan pasien,
dalam hal ini manajemen dan komite medik
Mendidik para profesional di rumah sakit di bidang pemahamannya
tentang keselamatan pasien dan bagaimana mengidentifikasi errors,
serta upaya-upaya meningkatkan keselamatan pasien.
Mendirikan Komisi Keselamatan Pasien di rumah sakit yang
beranggotakan staf interdisiplin dan bertugas mengevaluasi
laporan-laporan yang masuk, mengidentifikasi petunjuk adanya
kesalahan
Mengembangkan dan mengadopsi Protokol dan Prosedur yang
aman.
Memantau dengan hati-hati penggunaan alat-alat medis agar tidak
menimbulkan
PENINGKATAN KESELAMATAN PASIEN DAN MENCIPTAKAN
BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

patient safety ini harus menjadi prioritas strategis dari rumah sakit atau unit
pelayanan kesehatan lainnya
Memberikan pelayanan yang lebih mudah mungkin akan memberikan
peningkatan yang lebih nyata.
Koordinator patient safetydan manajer RS harus membuat budaya yang
mendorong pelaporan. Mencatat tindakan-tindakan yang membahayakan
pasien sama pentingnya dengan mencatat tindakan-tindakan yang
menyelamatkan pasien.
Dibutuhkan sistem pencatatan data yang lebih baik untuk mempelajari dan
mengikuti perkembangan kualitas dari waktu ke waktu
Keselamatan pasien tidak bisa menjadi tanggung jawab individual
Staf juga membutuhkan motivasi dan dukungan untuk mengembangkan
metodologi, sistem berfikir, dan implementasi program
Keterlibatan pasien dalam pengembangan patient safety terbukti dapat
memberikan pengaruh yang positif
Diperlukan kepemimpinan yang kuat, tim yang kompak, serta dedikasi dan
komitmen yang tinggi untuk tercapainya tujuan pengembangan budaya patient
safety.
KOMUNIKASI DALAM MELAKSANAKAN
PATIENT SAFETY

Komunikasi merupakan alat atau sarana yang


digunakan dalam menjalin hubungan. Komunikasi
menjadi kunci utama bagi perawat untuk mencapai
keselamatan pasien. Komunikasi merupakan salah
satu standar dalam praktek keperawatan profesional
terutama dalam memberi asuhan keperawatan
pasien. Teknik berkomunikasi yang digunakan
secara tepat dapat menciptakan hubungan
terapeutik dan menghindarkan pasien dari KTD, dan
apabila tidak tepat akan menimbulkan masalah bagi
pasien dan perawat.
Ada 3 keterampilan yang diperlukan untuk membina
hubungan terapeutik antara perawat dan pasien,yaitu :
1. Kehadiran atau keberadaan perawat
Kehadiran berarti kebersamaan fisik dan
psikologis dalam berkomunikasi dengan pasien.
2. Perilaku nonverbal : Aktivitas fisik, vokalisasi dan jarak
antar pembicara.
3. Keterampilan memberi respon.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai