Kelompok 1 o Fepep S o Mita S o Risma N o Sandika W Pengertian Bayi Tabung
Bayi tabung dikenal juga dengan istilah pembuahan
in vitro atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai in vitro fertilitation ini adalah sebuah teknik pembuahan sel telur (ovum) di luar tubuh wanita tanpa melalui senggama (sexual intercourse).
Bayi Tabung merupakan salah satu metode untuk
mengatasi masalah kesuburan dalam sebuah rumah tangga ketika metode lainnya tidak berhasil. Adapun Persyaratan Pasangan suami istri yang berminat mengikuti program bayi tabung ini harus memenuhi persyaratan sbb: 1. Mereka adalah pasangan suami istri sah, sudah menikah 12 bulan atau lebih, usia istri harus di bawah 42 tahun, dan mengikuti pemeriksaan fertilitas. 2. Sudah mendapatkan konseling khusus mengenai program fertilisasi in vitro, prosedur, biaya, kemungkinan keberhasilan atau kegagalan serta komplikasinya, siap biaya serta siap hamil, melahirkan, dan memelihara bayinya. 3. Jika melihat faktor kesuburan, untuk wanita idealnya berumur antara 30-35 tahun. Artinya, pada umur-umur tersebut persentase keberhasilan program bayi tabung lebih tinggi jika dibandingkan usia wanita yang lebih tua (36-40 tahun). Dalil Mengenai Bayi Tabung o “Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan.” (QS Al-Israa’:70).
o “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS At-tiin:4).
o Hadist Nabi SAW yang mengatakan : ” tidak halal bagi
seseorang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman orang lain (istri orang lain).” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan dipandang shahih oleh Ibnu Hibban). Majelis Ulama Indonesia (MUI) Hasil komisi fatwa tanggal 13 Juni 1979, Dewan Majelis Ulama Indonesia memfatwakan sebagai berikut : • Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami- istri yang sah hukumnya mubah (boleh), sebab ini termasuk ikhtiar yang berdasarkan kaidah-kaidah agama. sedangkan para ulama melarang penggunaan teknologi bayi tabung dari pasangan suami-istri yang dititipkan dirahim perempuan lain dan itu hukumnya haram, karena dikemudian hari hal itu akan menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannya dengan warisan. • Bayi Tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia hukumnya haram. Sebab, hal ini akan menimnulkan masalah yang pelik baik kaitannya dengan penentuan nasab maupun dalam hal kewarisan. • Bayi Tabung yang sperma dan ovumnya tak berasal dari pasangan suami-istri yang sah hal tersebut juga hukumnya haram. Alasannya, statusnya sama dengan hubungan kelamin antar lawan jenis diluar pernikahan yang sah alias perzinahan. Nahdlatul Ulama (NU) Fatwa terkait masalah dalam Forum Munas di Kaliurang, Yogyakarta pada tahun 1981. Ada 3 keputusan yang ditetapkan ulama NU terkait masalah Bayi Tabung, diantaranya : • Apabila mani yang ditabung atau dimasukkan kedalam rahim wanita tersebut ternyata bukan mani suami-isntri yang sah, maka bayi tabung hukumnya haram. Hal itu didasarkan pada sebuah hadist yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA, Rosulallah SAW bersabda “Tidak ada dosa yang lebih besar setelah syirik dalam pandangan Allah SWT, dibandingkan dengan perbuatan seorang lelaki yang meletakkan spermanya (berzina) didalam rahim perempuan yang tidak halal baginya..” • Apabila sperma yang ditabung tersebut milik suami-istri, tetapi cara mengeluarkannya tidak muhtaram, maka hukumnya juga haram. Mani Muhtaram adalah mani yang keluar/dikeluarkan dengan cara yang tidak dilarang oleh syara’. • Apabila mani yang ditabung itu mani suami-istri yang sah dan cara mengeluarkannya termasuk muhtaram, serta dimasukkan ke dalam rahim istri sendiri, maka hukum bayi tabung menjadi mubah (boleh). Ulama Saudi Arabia Menurut salah satu putusan Fatwa Ulama Saudi Arabia, disebutkan bahwa Alim ulama di lembaga riset pembahasan ilmiyah, fatwa, dakwah dan bimbingan Islam di Kerajaan Saudi Arabia telah mengeluarkan fatwa pelarangan praktek bayi tabung. Karena praktek tersebut akan menyebabkan terbukanya aurat, tersentuhnya kemaluan dan terjamahnya rahim. Kendatipun mani yang disuntikkan ke rahim wanita tersebut adalah mani suaminya. Menurut pendapat saya, hendaknya seseorang ridha dengan keputusan Allah Ta’ala, sebab Dia-lah yang berfirman dalam kitab-Nya: Dia menjadikan mandul siapa yang Dia dikehendaki. (QS. 42:50) Undang-Undang Bayi Tabung Undang-undang bayi tabung berdasarkan hukum perdata dapat ditinjau dari beberapa kondisi berikut ini: • Jika sperma berasal dari pendonor dan setelah terjadi embrio diimplantasikan ke dalam rahim isteri, maka anak yang terlahir statusnya sah dan memiliki hubungan waris serta keperdataan selama suami menerimanya (Pasal 250 KUH Perdata). • Jika embrio diimplantasikan ke rahim wanita lain yang telah bersuami, maka anak yang terlahir statusnya sah dari pasangan penghamil, dan bukan dari pasangan yang memiliki benih (Pasal 42 UU No. 1/1974 dan Pasal 250 KUH Perdata) • Jika sperma dan sel telur berasal dari orang yang tidak terikat perkawinan tetapi embrionya diimplantasikan ke rahim wanita yang terikat perkawinan, anak yang terlahir statusnya sah bagi pasutri tersebut. • Jika embrio diimplantasikan ke rahim gadis, maka status anak yang terlahir adalah anak di luar nikah Maslahah dan Akibat Bayi Tabung
• Bayi tabung bisa membantu pasangan suami istri yang
keduanya atau salah satu nya mandul untuk mendapatkan seorang anak. • Percampuran Nasab,padahal Islam sangat menjaga kesucian / kehormatan kelamin dan kemurnian nasab,karena ada kaitannya dengan kemahraman (siapa yang halal dan haram dikawini) dan kewarisan. • Bertentangan dengan sunnatullah atau hukum alam. • Inseminasi pada hakikatnya sama dengan prostitusi/ zina karena terjadi percampuran sperma dengan ovum tanpa perkawinan yang sah. Pertanyaan 1. Apa risiko yang terkait dengan program bayi tabung? 2. Berapa banyak embrio harus dibuat atau ditransfer? Jawaban 1. Seperti kebanyakan prosedur medis, ada risiko potensial. Risiko program bayi tabung sesuai dengan setiap langkah spesifik dari prosedur. Stimulasi ovarium membawa risiko hiperstimulasi, dimana ovarium menjadi bengkak dan nyeri. Kondisi ini, "ovarium Hyper stimulasi Syndrome", biasanya jarang, ringan, dan melibatkan sisi berikut potensial mempengaruhi: mual, muntah, kurang nafsu makan, atau perasaan kembung. Gejala yang lebih parah yang terjadi pada 1% kasus, meliputi: a. Sakit perut parah b. Mual parah atau muntah c. Penurunan frekuensi kencing d. Urin berwarna gelap e. Sesak napas f. Sepuluh pound berat badan dalam waktu tiga sampai lima hari Jawaban 2. Jumlah embrio yang harus dibuat atau dialihkan selama setiap siklus program bayi tabung diperdebatkan. Beberapa negara literatur medis yang mentransfer tidak lebih dari empat embrio per siklus program bayi tabung akan menghasilkan hasil yang optimal. Mentransfer lebih dari empat diyakini menghasilkan jumlah lebih dari kehamilan kembar, meningkatkan kemungkinan komplikasi tambahan. Mentransfer empat embrio bukan hanya satu atau dua kenaikan kemungkinan bahwa kehamilan akan terjadi. Namun, penting untuk menyadari bahwa keempat embrio bisa ditanamkan. Beberapa individu memiliki keprihatinan serius mengenai apa yang terjadi pada embrio sisa. Dalam hal apapun, ini adalah hal yang benar-benar pasangan harus dibicarakan dengan dokter mereka.