BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang sangat penting. biaya obat mempunyai porsi yang cukup besar dalam upaya
kesehatan. Begitu pula keberhasilan pencegahan penyakit sering kali sangat ditentukan
oleh ketersediaan dan penggunaan obat. Salah satu kebijakan pelaksanaan dalam
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan adalah pengendalian obat dan perbekalan
kesehatan diarahkan untuk menjamin keamanan, khasiat dan mutu sediaan farmasi.
Hal ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh
penyalahgunaan sediaan obati atau penggunaan yang salah atau tidak tepat serta tidak
memenuhi mutu keamanan dan pemanfaatan yang dilakukan sejak proses produksi,
periode tahun 2015-2019. Sasaran yang terkait dengan program kefarmasian bagian
obat obatan adalah sasaran ke empat yaitu meningkatkan akses, kemandirian, dan
mutu sediaan farmasi dengan sasaran yang akan di capai pada tahun 2019 adalah
presentase ketersediaan obat di Puskesmas sebesar 90%, jumlah bahan baku obat
tradiosional serta alat kesehatan yang di produksi di dalam negri sebanyak 35 jenis,
dan presentase produk alat kesehatan dan PKRT di peredaran yang memenuhi syarat
sebesar 83%.
2
Pengelolaan obat harus dilakukan secara penuh oleh kabupaten atau kota,
tersebut, maka diantara semua yang terlibat dalam pengelolaan obat hendaknya
melaksanakan tugas dan fungsinya berdasarkan standar dimana pengelolaan obat yang
dilakukan sesuai dengan urutan kegiatan yang terdapat dalam pedoman kerja
Secara nasional biaya untuk obat sekitar 40-50% dari seluruh biaya operasional
kesehatan. Sehingga ketidak efisienan dalam pengelolaan obat akan berdampak negatif
baik secara medis maupun medik. Selanjutnya alokasi dana obat-obat generik hanya
sebesar RP. 625,- per jiwa per tahun. Perlakuan ini tidak relevan karena obat generik
merupakan sumber obat utama bagi Puskesmas dan RSU Pembantu yang melayani
masyarakat luas. Dengan demikian obat generik yang besarnya 7% dari konsumsi obat
nasional itu merupakan sumber obat utama bagi sekitar 70-80% penduduk Indonesia
obat merupakan anggaran kedua terbesar setelah gaji, yaitu sekitar 40% dari seluruh
anggaran unit elayanan kesehatan. Melihat kenyataan di atas maka di dalam membuat
diperlukan koordinasi dan keterpaduan sehingga anggaran obat yang jumlahnya masih
terbatas dan bersumber dari berbagai anggaran pemerintah dapat digunakan secara
optimal.
3
yang keliru karena kurang koordinasi dan keterpaduan antar tim pengelola obat.
kelebihan obat. Kekurangan stock obat sangat dirasakan oleh konsumen yang
membutuhkannya karena bila terjadi demikian maka konsumen akan mencari obat di
apotik-apotik swasta dengan harga jual yang meningkat hampir 100% dari harga jual
pabrik. Sedangkan bila kelebihan stock obat, maka akan terjadi penumpukan obat yang
tidak perlu terjadi dan ini tentunya mencerminkan terjadinya pemborosan pada dana
obat-obatan tersebut.
tidak dapat secara langsung menghemat dana, tetapi dapat memberikan informasi yang
observasi awal tahun 2016 perencanaan obat di Puskesmas Jawa Kisa baru sebatas
obat serta pola penyakit yang terjadi di masyrakat. Hal ini berpengaruh pada
pemenuhan kebutuhan masyrakat akan obat ketika terjadi penyakit pada bulan-bulan
tertentu. Sehingga sistem pengelolan obat di Puskesmas Jawa Kisa sampai saat ini di
tahun 2017 hanya mencapai 80% (Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo,
2016)5.
ketersediaan obat, sedangkan ketersediaan obat merupakan salah satu indikator dari
mutu pelayanan kesehatan. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor
proses perencanaan, pengadaan, pendistribusian dan penggunaan. Hingga saat ini SDM
bagian farmasi yang di miliki Puskesmas Jawa Kisa sangatlah minim yaitu hanya 55%,
obat di Puskesmas tersedia dalam jumlah yang cukup dan sesuai dengan pola penyakit.
Jika obat yang disediakan di Puskesmas kehabisan stock maka semua pasien yang
membutuhkan obat akan mendapatkan obat di apotik terdekat dengan harga yang
relatif mahal.
Kabupaten Nagekeo tahun 2017. Penelitian ini akan lebih fokus mengkaji pengelolaan
obat.
5
B. Rumusan Masalah
Jawa Kisa?
Kisa?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Jawa Kisa.
D. Manfaat Penelitian
1. Menfaat Institusi
Sebagai bahan masukan bagi instansi terkait atau pihak Puskesmas untuk
2. Menfaat praktis
3. Menfaat ilmiah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bahwa manajemen adalah cara untuk mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan yang
lain. Manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan
pengunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan
1. Perencanaan (Planning)
penetuan strategi, kebijakan, proyeksi, program, metode, sistem, anggaran, dan standar
Ada empat tahap yang harus dilalui dalam proses perencanaan adalah sebagai
berikut:
a. Menetapkan tujuan
2. Pengorganisasian (Organizing)
sesuai dengan tujuan, sumber daya organisasi, dan lingkungan tempat organisasi
kegiatan-kegiatan yang lebih kecil, (Harold Koontz dan Cyrill O'Donnel, 1999)7.
sebagai berikut :
b. Mendelegasikan wewenang
c. Memantapkan hubungan
b. Rekruitmen karyawan
c. Seleksi
9
1. Pengarahan (Directing)
dan harus dilakukan. Fungsi yang melibatkan kualitas, gaya, dan kekuasaan
2. Pengawasan (Controlling)
rencana.
Ada beberapa langkah dalam proses pengawasan, antara lain sebagai berikut...
c. Menentukan apakah prestasi kerja sudah sesuai dengan standar atau belum
standar.
penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari suplair, diantara fasilitas-
10
merupakan seni dan ilmu mengatur dan mengontrol arus barang, energi, informasi, dan
sumber daya lainnya, seperti produk, jasa, dan manusia, dari sumber produksi ke pasar.
Manufaktur dan marketing akan sulit dilakukan tanpa dukungan logistik. Logistik juga
Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses
penyimpanan barang jadi (dan informasi terkait) melalui organisasi dan jaringan
tujuan secara efektif dan efisien. Proses pengelolaan obat dapat terwujud dengan baik
apabila didukung dengan kemampuan sumber daya yang tersedia dalam suatu sistem.
Tujuan utama pengelolaan obat Kabupaten atau Kota adalah tersedianya obat yang
berkualitas baik, tersebar secara merata, jenis dan jumlah sesuai dengan kebutuhan
yaitu memelihara dan meningkatkan penggunaan obat secara rasional dan ekonomis di
unit-unit pelayanan kesehatan melalui penyediaan obat-obatan yang tepat jenis, tepat
jumlah, tepat waktu dan tempat (Direktorat Bina Obat Publik, 2012)12.
1. Tersedianya rencana kebutuhan jenis dan jumlah obat sesuai dengan kebutuhan
5. Terjaminnya pendistribusian obat yang efektif dengan waktu tunggu (lead time)
yang pendek.
6. Terpenuhinya kebutuhan obat yang mendukung PKD sesuai dengan jenis, jumlah
7. Tersedianya sumber daya manusia (SDM) dengan jumlah dan kualifikasi yang
tepat.
9. Tersedianya informasi pengelolaan dan penggunaan obat yang sahih, akurat dan
mutkakhir.
Obat Kabupaten atau Kota mempunyai 4 fungsi dasar, yaitu : perumusan kebutuhan
(use). Keempat fungsi tersebut didukung oleh penunjang pengelolaan yang terdiri dari
12
Science For Health (Davis Roberth, 1993)14, dituliskan bahwa: Logistics is the science
Ada empat fungsi utama di dalam siklus logistik dari sistem suplai yang
pengadaan, distribusi dan pengguna sebagaimana terlihat pada gambar sebagai berikut:
Perencanaan
Manajemen
Pengguna Logistik Pengadaan
Distribusi
Keterangan :
: Garis koordinasi
13
pembelian obat-obatan.
d. Pengguna mencakup apotik atau toko obat, perlengkapan dan pelabelan dan
pendidikan konsumen.
untuk menetapkan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan yang tepat sesuai
dengan kompilasi data yang disampaikan Puskesmas kemudian oleh instalasi farmasi
kabupaten atau kota diolah menjadi rencana kebutuhan obat dengan menggunakan
menetapkan jumlah perkiraan kebutuhan obat di suatu unit pelayanan kesehatan. Pada
kegiatan pelayanan yang dilaksanakan tiap hari, maka setiap bulan disusun rencana
kebutuhan obat yang didasarkan atas penerimaan dan penggunaan obat pada bulan
lalu.Tujuan perencanaan kebutuhan obat adalah untuk mendapatkan jenis dan jumlah
14
obat yang tepat sesuai kebutuhan, menghindar terjadinya kekosongan obat dan
obat meliputi pemilihan jenis obat, perhitungan jumlah obat dan peningkatan efisiensi
dan Perencanaan dilakukan untuk menetapkan jenis dan jumlah obat dan perbekalan
kesehatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar. Dalam
1. Tahap pemilihan obat, dimana pemilihan obat didasarkan pada Obat Generik
terutama yang tercantum dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN), dengan
puskesmas pertahun.
b. Persentase pemakaian tiap jenis obat terhadap total pemakaian setahun seluruh
c. Pemakaian rata-rata untuk setiap jenis obat untuk tingkat Kabupaten atau Kota
secara periodik.
a. Metode konsumsi adalah metode yang didasarkan atas analisa data konsumsi
dan pengolahan data, analisa data untuk informasi dan evaluasi, perhitungan
alokasi dana.
penyakit.
6) Menghitung jumlah yang harus diadakan untuk tahun anggaran yang akan
dating.
datang.
16
skala prioritas masing-masing jenis obat dan jumlah kemasan, untuk rencana
pengadaan obat tahun yang akan datang. Beberapa teknik manajemen untuk
keseluruhan.
suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan
dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
Farmasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan
Puskesmas yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu,
termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat
suatu strategi untuk mencapai sasaran, dan menyusun rencana guna mengintegrasikan
dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan. Maksud dan tujuan pengadaan ini adalah agar
obat yang dibutuhkan untuk pelayanan dapat lebih terjamin keberadaannya, baik secara
Jasa Pemerintah menyatakan bahwa pengadaan dan distribusi obat dan perbekalan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang jenis, jumlah dan harganya telah
yang berlaku dalam melaksanakan pengadaan barang atau jasa bagi instansi
pemerintah.
obat, obat dengan mutu yang tinggi, menjamin tersedianya obat dengan cepat dan tepat
waktu. Oleh karena itu, pengadaan obat harus memperhatikan dan mempertimbangkan
bahwa obat yang diminta atau diadakan sesuai dengan jenis dan jumlah obat yang telah
kabupaten atau kota dan Gudang Farmasi Kabupaten atau Kota (GFK) dengan
oleh bagian farmasi kepada dinas kesehatan kabupaten atau kota melalui GFK
kabupaten atau kota dapat menyusun petunjuk mengenai alur permintaan dan
pengecekan jenis dan jumlah obat. Adapun fungsi daftar permintaan tersebut adalah
pengelolaan persediaan obat melalui prosedur pengadaan atau permintaan yang baik,
2011)20.
Waktu pengadaan obat dilakukan 3-4 kali dalam setahun. Namun akan
dilakukan pembelian ketika obat yang di Puskesmas kehabisan stock obat. Pengadaan
obat yang dilakukan di Puskesmas Jawa Kisa yaitu satu kali dalam tiga bulan, dan
puskesmas, obat akan diterima sesuai dengan jenis dan jumlahnya disertai dengan
dokumen penerimaan obat. Staf gudang farmasi atau apotik melakukan cek obat yang
ada di gudang farmasi sebelum dibawah ke ruangan agar jenis, jumlah dan mutu obat
dapat dilihat langsung. Apakah sesuai dengan laporan penerimaan sehingga dapat
mencegah terbawanya obat yang rusak dan expaire, (Profil Kesehatan Puskesmas Jawa
Kisa, 2016)5.
adalah sesuai dengan kebutuhan dan pola penyakit dengan menggunakan LPLPO
kemudian ke dinas kesehatan (Gudang Farmasi Kabupaten atau Kota) setiap satu kali
dalam tiga bulan terakir. Semua obat yang di minta tersedia oleh Dinas Kesehatan
tujuan yang hendak dicapai. Pemilihan obat yang tepat dengan mengutamakan
obat.
Semua obat yang beredar harus terjamin keamanan, khasiat dan mutunya agar
1. Memperoleh obat dengan jenis dan jumlah yang tepat (sesuai kebutuhan)
yang baik.
menggunakan LPLPO.
tahapan tersendiri yang sangat penting dalam pengelolaan obat, karena keberadaan
obat harus terjamin. Pelayanan farmasi merupakan pelayanan penunjang dan sekaligus
radiologi, bahan alat kesehatan habis, alat kedokteran, dan gas medik), dan 50% dari
seluruh pemasukan Puskesmas berasal dari pengelolaan perbekalan farmasi. Untuk itu,
jika masalah perbekalan farmasi tidak dikelola secara cermat dan penuh tanggung
(Bapelkes, 1995)23.
obatan yang bermutu, terjamin keabsahannya serta tepat jenis dan jumlah dari gudang
obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan unit-unit pelayanan
1. Penerimaan
penyerahan dengan membandingkan antara fisik obat dan persyaratan lainnya bagi
penerimaan obat-obatan.
obat yang diterima sesuai dengan jenis, jumlah dan mutunya berdasarkan dokumen
yang menyertainya dilakukan oleh tenaga farmasi. Pemeriksaan mutu obat dilakukan
pencatatan terhadap tanggal kadaluarsa, nomor registrasi dan nomor batch terhadap
1) Kejernihan, homogenitas
1) Homogenitas
e. Injeksi : warna
2. Penyimpanan
terima agar terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin.
Tujuan dari penyimpanan ini adalah agar mutu obat yang tersedia di Puskesmas dapat
waktu lampau.
Selain itu, alur distribusi juga perlu diketahui dalam rangka menghindari jalur
yang cukup besar dari biaya operasional kesehatan, sedangkan dana yang tersedia
sangat terbatas (Depkes RI, 2007)3. Dalam rangka optimalisasi pemanfaatan dana obat
Puskesmas dan Rumah Sakit Kabupaten atau Kota, perlu dilakukan berbagai upaya
peningkatan mutu penggunaan obat secara tepat, efektif, aman dan efisien.
25
pemberian obat, penyakit yang diderita oleh pasien dapat diukur tingkat
persepsi masyarakat tentang hasil yang diperoleh dari pelayanan kesehatan adalah
menerima obat setelah berkunjung ke sarana kesehatan baik puskesmas, rumah sakit
masalah kesehatan, maka pengadaan obat dalam pelayanan kesehatan juga merupakan
kesehatan.
Obat dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat dipakai dalam diagnosis,
mengurangi rasa sakit, mengobati dan mencegah penyakit pada manusia atau hewan
Tjay dan Rahardja (2003)25, obat merupakan semua zat kimiawi, hewani
maupun nabati dalam dosis yang layak menyembuhkan, meringankan atau mencegah
pencegahan dan pengobatan baik pada manusia maupun pada hewan. Obat merupakan
faktor penunjang dalam komponen yang sangat strategis dalam pelayanan kesehatan.
penyakit dan gejalanya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara yang khusus
mineral dan sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang usaha
2. Obat jadi yaitu obat dalam kemasan murni atau campuran dalam bentuk serbuk,
cairan, salep, tablet, pil, supositoria atau bentuk lain yang mempunyai nama teknis
3. Obat paten yaitu obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si
pembuat atau yang dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang
memproduksinya.
4. Obat baru yaitu obat yang terdiri dari zat yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat
misalnya lapisan, pengisi, pelarut serta pembantu atau komponen lain yang belum
5. Obat esensial yaitu obat yang paling dibutuhkan untuk pelaksanaan pelayanan
rehabilitasi.
27
6. Obat generik berlogo yaitu obat yang tercantum dalam DOEN (Daftar Obat
persyaratan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) dan diuji ulang oleh Pusat
7. Obat wajib apotek yaitu obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter oleh
1. Pengertian Puskesmas
kesehatan pokok secara menyeluruh dan terintegrasi pada masyarakat, sebagai usaha
kesehatan di Indonesia, maka peranan dari kedudukan Puskesmas adalah sebagai unjuk
tombak system pelayanan kesehatan di Indonesia. Ini disebabkan karena peranan dan
2. Azas Puskesmas
Arti dari asas pertanggung jawaban wilayah keja ialah Puskesmas harus
bertanggung jawab atas semua masalah yang terjadi di wilayah kerjanya. Wilayah
28
kerja meliputi satu kecamatan atau bagian dari kecamatan. Faktor kepadatan, luas
tingkat II, sehinnga pembagian wilayah kerja Puskesmas ditetapkan oleh Bupati, tetapi
kepada kepala kantor Depertemen Kesehatan kota atau kabupaten dengan persetujuan
Salah satu bukti keterlibatan peran serta masyarakat ialah adanya posyandu dan dasa
wisma.
c. Asas Keterpaduan
Asas ini menjadikan Puskesmas dapat menyatukan program kerja dari sektor
yang satu ke sektor yang lain. Artinya selain Puskesmas menjalankan program
d. Asas Rujukan
Asas rujukan adalah asas yang diberlakukan apabila Puskesmas tidak dapat
menangani suatu masalah kesehatan. Asas ini ditetapkan untuk bekerja sama dengan
rumah sakit.
29
4. Fungsi puskesmas
5. Tujuan Puskesmas
Puskesmas.
c. Subsistem keuangan.
d. Subsistem logistic.
yakni:
BAB III
KERANGKA KONSEP
sumber dana yang ada sehingga dapat meningkatkan penggunaan obat secara efisien
dan efektif.
1. Perencanaan Obat
b. Kelebihan obat yang biasa dipakai, akibat pemilihan dan jumlah yang tidak
tepat, obat yang dipilih tidak sesuai dengan pola penyakit dan bentuk yang
2. Pengadaan Obat
Pengadaan obat yang merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan pengelolahan
obat, mempunyai peran yang tak kalah pentingnya. Dengan pengadaan atau
permintaan obat yang baik maka kebutuhan akan obat-obatan akan terpenuhi dengan
mutu yang baik, jenis obat yang tepat dan kecepatan serta ketepatan waktu
penyampaian obat.
32
3. Pendistribusian Obat
Kegiatan pendistribusian obat dapat dikatakan sudah berjalan dengan baik jika
tidak terjadi ketimpangan di dalam pendistribusian obat, dimana ada beberapa unit
pelayanan seperti Puskesmas di tengah kota yang mendapatkan suplai yang lebih baik
pasien, diharapkan pasien mendapatkan obat dalam kondisi kemasan yang masih baik.
4. Penggunaan Obat
Penggunaan obat yang tidak rasional merupakan masalah yang sangat serius
karena dapat berdampak negatif baik untuk kesehatan maupun dari segi ekonomisnya.
Segi kesehatan dapat dilihat dari efek samping obat yang digunakan dan dari segi
ekonomis dapat dilihat dari penggunaan obat-obatan yang mahal, diagnosa yang
Perencanaan
Kebutuhan Obat
Pengadaan
Obat
FUNGSI MANAJEMEN
PENGELOLAAN OBAT
Pendistribusian
Obat
Penggunaan
Obat
Keterangan:
Manajemen pengelolaan obat adalah suatu rangkaian kegiatan yang terdiri dari
memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia, mencakup pola atau tata laksana, tenaga,
Kriteria Obyektif:
Nagekeo.
Nagekeo.
2. Perencanaan Obat
Kriteria Obyektif:
34
yang dilayani.
yang dilayani.
3. Pengadaan
kepada Distributor (PBF) untuk mendapatkan obat sesuai kebutuhan Puskesmas dan
Kriteria Obyektif:
4. Pendistribusian Obat
unit pelayanan yang ada di dalam gedung Puskesmas dan di luar gedung Puskesmas.
Kriteria Obyektif:
oleh pasien.
5. Penggunaan Obat
Penggunaan obat adalah pemanfaatan obat mulai dari diagnosa yang tepat
peresepan yang rasional, efektif, aman dan ekonomis, serta informasi yang jelas
Kriteria Obyektif:
resep.
Kurang Baik : Apabila pemanfaatan obat tidak sesuai dengan diagnosa dan
resep.
36
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
data berdasarkan kegiatan manajemen pengelolahan obat pada variabel sebab dan
akibatnya pada saat yang bersamaan (Cross Sectional) di Puskesmas Jawa Kisa
Provinsi Nusa Tenggara Timur yang akan dilaksanakan pada bulan 7 tahun 2017.
1. Populasi
2. Sampel
Puskesmas Jawa Kisa sebanyak 40 orang. Adapun cara pengambilan sampel dalam hal
2005)27 .
D. Pengumpulan data
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari laporan harian, bulanan dan tahunan berdasrkan
Data dikumpul dan di olah dengan menggunakan computer program SPSS dan
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan disertai dengan penjelasan.
F. Analisa Data
merupakan analisa yang dilakukan menganilsis tiap variabel yang akan di teliti
(Notoadmojo, 2005)27.
38
Alamat Jln Perintis Kemerdekaan Km. 12 Makassar Telepon 0411-583330Kode Pos 90245 Sul-Sel
I. Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur :
4. Pendidikan Terakhir :
A. Pengelolaan Obat
a. Ya ,jelaskan ................................................................................
b. Tidak
b. Tidak
a. Ya, jelaskan.................................................................................
b. Tidak
39
b. Tidak
a. Ya,jelaskan .................................................................................
b. Tidak
b. Tidak
b. Tidak
b. Tidak
40
Alamat Jln Perintis Kemerdekaan Km. 12 Makassar Telepon 0411-583330Kode Pos 90245 Sul-Sel
B. Perencanaan
a. Ya b. Tidak
a. Direksi Puskesmas
b. Bagian Farmasi
a. Ya b. Tidak
Kebutuhan obat.
5. Manfaat perencanaan:
secara optimal.
a. Ya
41
b. Tidak
7. Metode yang didasarkan atas analisa data konsumsi obat tahun sebelumnya?
a. Metode konsumsi
b. Meetode morbiditas
a. Meetode morbiditas
b. Metode konsumsi
a. Ya
b. Tidak
Alamat Jln Perintis Kemerdekaan Km. 12 Makassar Telepon 0411-583330Kode Pos 90245 Sul-Sel
C. Pengadaan
a. Sesuai perencanaan
a. Staf Farmasi
b. Kepala Puskesmas
b. Apotik luar.
a. Ya
b. Tidak
b. Setiap bulan
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
10. Siapkah yang memeriksa obat ketika ada penyerahan obat dari GFK?
b. Staf lain
44
Alamat Jln Perintis Kemerdekaan Km. 12 Makassar Telepon 0411-583330Kode Pos 90245 Sul-Sel
D. Pendistribusian
a. Sesuai perencanaan
a. Kepala Puskesmas
b. Bagian Farmasi
3. Sasaran distribusi
b. Tidak ada
a. Ya
45
b. Tidak
penyerahan
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
10. Siapakah yang menerima, menyimpan, dan menyerahkan obat dari Gudang
Alamat Jln Perintis Kemerdekaan Km. 12 Makassar Telepon 0411-583330Kode Pos 90245 Sul-Sel
E. Penggunaan
a. Sesuai perencanaan
a. Pasien Umum
b. Pasien BPJS
b. Tidak ada
b. Tidak ada
b. Tidak ada
a. Ya
47
b. Tidak
penggunaan obat?
a. Ya
b. Tidak
penggunaan obat?
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak