Anda di halaman 1dari 39

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Imunisasi yang dilakukan sebelum dan selama kehamilan

merupakan tindakan preventif untuk meningkatkan kekebalan tubuh ibu

terhadap infeksi parasit, bakteri, dan virus. Imunisasi TT pada ibu hamil

memiliki tujuan mencegah tetanus pada saat persalinan dimana terdapat

luka baik pada rahim maupun pada tali pusat bayi. Hal ini teruatama

mencegah tetanus pada saat persalinan beresiko tinggi yaitu apabila

persalinan di lakukan dengan menggunakan alat alat yang tidak steril.

Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum saat persalinan ibu

hamil dapat mencegah dengan melakukan imunisasi TT selama

kehamilannya.

Imunisasi TT adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai

upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus, Angka kematian Ibu

merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan

perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang

telah di tentukan dalam tujuan pembangunan MDGs yaitu tujuan kelima

yakni meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai hingga

tahun 2015 adalah mengurangi sampai resiko jumlah kematian ibu . dari

hasil survey yang dilakukan AKI telah menunjukan penurunan dari waktu

kewaktu , namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan

1
pembangunan MDGs masih membutuhkan komitmen serta usaha kerja

keras terus menerus. (Imel Gultom,2006 )

Kematian ibu menurut WHO adalah kematian yang terjadi saat

hamil, bersalin, atau dalam 42 hari pasca persalinan dengan penyebab

yang berhubungan langsung atau tidak langsung terhadap kehamilan.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan, di seluruh dunia lebih

dari 585 ribu ibu menginggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Artinya

setiap menit ada satu perempuan yang meninggal (BKKBN, 2009).

Di indonesia angka kematian ibu tinggi dibandingkan negara-

negara ASEAN lainnya (BPS, 2008). Berdasarkan SDKI 2008 Indonesia

telah berhasil menurunkan Angka Kematian Ibu dari 390/100.000

kalahiran hidup (2009) menjadi 334/100.000 kelahiran hidup (2010).

Selanjutkan turun menjadi 228/100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI,

2010).

Angka kematian di indonesia bervariasi, provinsi dengan Angka

Kematian Ibu terendah adalah DKI Jakarta dan tertinggi adalah provinsi

Nusa Tenggara Barat (Profil Kesehatan, 2009).

Berdasarkan hasil survey demografi kesehatan indonesia 2005-

2007 Angka kematian bayi ( AKB ) di Indonesia pada tahun 2005 terdapat

46/1000 kelahiran hidup, tahun 2006 terdapat 35/1000 kelahiran hidup,

tahun 2007 terdapat 34/1000 kelahiran hidup dan pada tahun 2012 terdapat

32/1000 kelahiran hidup.(Depkes, 2011)

2
Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil

menjadi faktor penentu angka kematian, meskipun masih banyak faktor

yang harus di perhatikan untuk menangani masalah ini. Penyebab

kematian ibu melahirkan yaitu perdarahan, keracunan kehamilan yang

disertai kejang ( hipertensi dalam kehamilan ) aborsi dan infeksi. Namun

ternyata masih ada faktor lain yang juga cukup penting. Misalnya,

pemberdayaan perempuan yang tak begitu baik, latar belakang pendidikan,

sosial ekonomi keluarga, lingkungan masyarakat dan politik, kebijakan

kaum lelakipun di tuntut harus berupaya ikut aktif dalam rangka

permasalahan bidang reproduksi untuk lebih bertanggung jawab. Oleh

karena itu, pandangan yang menganggap kehamilan adalah peristiwa

alamiah perlu diubah secara sosial kultural agar perempuan dapat

perhatian dari masyarakat. Sangan diperlukan upaya peningkatan

pelayanan perawatan ibu baik oleh pemerintah maupun masyarakat

terutama suami. Adapun 3 faktor utama presentasi penyebab kematian ibu

melahirkan yaitu perdarahan menempati presentasi tertinggi ( 28 % ),

hipertensi saat hamil ( 24 %), sedangkan presentasi tertinggi ketiga adalah

infeksi (11%) dan salah satu terjadinya infeksi yaitu akibat dari tetanus

toxoid ( Depkes, 2009).

Bedasarkan survey demografi kesehatan Indonesia 2010-2011,

presentasi ibu hamil yang mendapatkan suntik TT yaitu pada tahun 2010

terdapat 62,5%, pada tahun 2011 82,6%, pada tahun 2012 terdapat 43,5%,

selama 3 tahun terakhir, kenaikan cakupan TT ibu hamil pada tahun 2011

merupakan yang tertinggi, kemudian pada tahun berikutnya yaitu tahun

3
2012 terjadi penurunan. Imunisasi TT dan pemberian tablet Fe, merupakan

syarat K4 berkualitas (SDKI, 2010).

Pada pelayanan ibu hamil ( antenatal ) baik pada K1 dan K4 Ibu

hamil akan dibekali dengan tablet fe, hal ini merupakan upaya

penanggulangan anemia pada ibu hamil, dan dalam pelayanan ANC ibu

hamil akan diberikan imunisasi TT sebagai upaya perlindungan ibu dan

bayinya dari terjadinya tetanus pada saat persalinan. Oleh karena itu,

pemberian imunisasi TT pada saat hamil merupakan suatu keharusan pada

setiap ibu hamil. (Depkes, 2009)

Berdasarkan laporan analisa Uji coba ( AUC) di indonesia pada

tahun 2008-2009 yang disusun oleh WHO yang bekerja sama dengan

Departemen Kesehatan RI, tetanus masih merupakan penyebab utama

kematian dan kesakitan maternal dan neonatal. Kematian akibat tetanus di

negara berkembang 135 kali lebih tinggi dibanding negara maju, di

indonesia sekitar 9,8% (18032 bayi) dari 184 ribu kelahiran bayi

menghadapi kematian: imunisasi tetanus tetap rendah dengan di

temukannya kasus tersebut membuktikan bahwa tetanus belum musnah

dan masih mengancam siapa saja terutama bayi yang akan lahir. Untuk itu

peran tenaga kesehatan dalam upaya untuk memberantas penyakit tetanus

toxoid sangat diperlukan. Tidak hanya tenaga kesehatan saja yang

bertanggung jawab untuk memusnahkan kasus tersebut namun peran dari

seluruh lapisan masyarakat sangan diperlukan terutama bagi remaja putri

yang akan menikah dan ibu hamil untuk berpartisipasi dalam program

4
pemerintah untuk menghilangkan angka kematian bayi yang diakibatkan

oleh infeksi terutama toxoid. (Depkes RI, 2007).

Ada beberapa faktor yang menyebabkan ibu hamil kurang

mengetahui pentingnya imunisasi TT terhadap kehamilannya yaitu

pendidikan , pendapatan, paritas, usia, dan kurangnya sumber informasi.

Dari data yang didapatkan Di BPS Bd.Suminem,Amkeb, pada

bulan April- Mei 2015, jumlah keseluruhan ibu hamil sebanyak 100 orang

dan ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT sebanyak 82 orang.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis merasa tertarik memilih judul

penelitian ,Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang manfaat Imunisasi TT

Terhadap Kehamilan Di BPS Bd.Suminem Am.keb periode April Mei

2015

1.2 Rumusan Masalah

Dari urauian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut yaitu penurunan presentase Angka Kematian (AKB) pada tahun

2006 dari 35/1000 kelahiran hidup menjadi 32/1000 kelahiran hidup pada

tahun 2012, dari pernyataan di atas tidak signifikan. Berdasarkan data

departemen kesehatan 2008 penyeabab kematian ibu melahirkan dan

kematian bayi adalah infeksi 11% dan berdasarkan surfey Demografi

kesehatan Indonesia pemberian imunisasi TT tahun 2012 terdapat 82,6 %

yang mengalami penurunan pada tahun 2013 menjadi 79,5%. Data yang

didapatkan di BPS Bd.Suminem Amd.keb periode maret-april 2015,

5
jumlah keseluruhan ibu hamil sebanyak 300 orang dan ibu hamil yang

mendapatkan imunisasi TT ada 82 orang. Saat ini belum ada penelitian

tentang Tingkat pengetahuan Ibu hamil terhadap imunisasi TT di BPS

Bd.suminem Amd.keb, karena itu dalam penelitian ini penulis ingin

mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi TT

selama kehamilan.

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui

hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang manfaat

imunisasi TT terhadap Kehamilan Di BPS Bd.suminem Amd.keb

periode April Mei 2015.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Diketahui distribusi frekuensi, pendidikan, usia, paritas,

pendapatan dan sumber infomasi. Terdapat tingkat

pengetahuan ibu hamil tentang manfaat imunisasi TT Di BPS

Bd.suminem Amd.keb periode April -Mei 2015.

2. Adakah hubungan antara pendidikan dengan tingkat

pengetahuan ibu hamil tentang manfaat imunisasi TT Di BPS

Bd.suminem Amd.keb periode April- Mei 2015.

3. Adakah hubungan antara paritas dengan tingkat pengetahuan

ibu hamil tentang manfaat imunisasi TT Di BPS Bd.suminem

Amd.keb periode April Mei 2015.

6
4. Adakah hubungan antara usia dengan tingkat pengetahuan ibu

hamil tentang manfaat imunisasi TT Di BPS Bd.suminem

Amd.keb periode April Mei 2015.

5. Adakah hubungan antara pekerjaan dengan tingkat

pengetahuan ibu hamil tentang manfaat imunisasi TT Di BPS

Bd.suminem Amd.keb periode April - Mei 2015.

6. Adakah hubungan antara sumber informasi dengan tingkat

pengetahuan ibu hamil tentang manfaat imunisasi TT Di BPS

Bd.suminem Amd.keb periode April - Mei 2015.

1.4 Manfaat penelitian

Dengan dilakukan penelitian ini, maka akan di ketahui gambaran

tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai imunisasi TT sehingga hasil

yang diperoleh dapat bermanfaat, yaitu:

1.4.1 Tempat penelitian

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan mutu

pelayanan terhadap ibu yang membutuhkan informasi mengenai

imunisasi TT

7
1.4.2 Bidan

Bidan sebagai pendamping wanita sepanjang siklus

kehidupan wanita, berperan penting dalam memberikan informasi

mengenai imunisasi TT.

1.4.3 Peneliti

Peneliti ini sangat berguna untuk menambah pengetahuan

dan pengalaman dalam melakukan penelitian serta dapat berbagi

informasi untuk penerapan ilmu yang diperoleh selama

perkuliahan.

1.4.4 Pendidikan

Sebagai bahan referensi mahasiswa program studi

kebidanan pelita persada sehingga dapat menambah pengetahuan

mengenai gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang

manfaat imunisasi TT Di BPS Bd.suminem Amd.keb periode April

Mei 2015.

1.5 Ruang lingkup

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu

hamil tentang manfaat imunisasi TT Di BPS Bd.suminem Amd.keb

periode April - Mei 2015. Penelitian ini bersifat analitik dengan metode

desain penelitian cross sectional sebagai respondennya adalah seluruh ibu

hamil yang datang ke BPS.Bd Suminem AM.Keb. penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan quesioner sebagai alat ukur dan penelitian dilakukan

di BPS Bd. Suminem AM.keb.

8
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1.Imunisasi

2.1.1 Definisi imunisasi

Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun

kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus(Idanati,

2005).Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah

dilemahkan dan kemudian dimurnikan (Setiawan, 2006).

Imunisasi TT Pada ibu Hamil adalah upaya yang dilakukan

untuk memperoleh kekebalan pada ibu hamil terhadap infeksi tetanus

yaitu dengan menyuntikan vaksin tetanus toxoid

Imunisasi Tetanus Toksoidadalah proses untuk membangun

kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus

(Bidanlia, 2010). Vaksin jerap TT (Tetanus Toksoid) adalah vaksin

yang mengandung toksoid tetanus yang telah dimurnikan dan

terabsorpsi kedalam 3 mg/ml alumini umfosfot. Thimersol 0,1 mg/ml

digunakan sebagai pengawet. Satudosis 0,5 ml vaksin mengandung

potensi sedikitnya 40 IU dipergunakan untuk mencegah tetanus pada

bayi yang baru lahir dengan mengimunisasi WUS atau ibu hamil, juga

untuk pencegahan tetanus pada ibu bayi (Depkes RI, 2006).

9
1.1.1 Manfaat imunisasi TT pada Ibu hamil

Manfaat iminisasi TT bagi ibu hamil yaitu :

1. Mencegah tetanus pada proses persalinan, dimana terdapat

luka baik pada rahim maupun tali pusat.

2. Membangun kekebalan tubuh terhadap serangan infeksi

tetanus.

( Depkes, 2007 )

1.1.2 Jumlah dan dosis pemberian imunisasi TT pada ibu hamil

Imunisasi TT untuk ibu hamil di berikan 2 kali ( BKKBN, 2007 ;

Saifuddin dkk, 2006 ), dengan dosis 0,5 cc di injeksikan intramuskuler

( Depkes RI, 2008 )

1.1.3 Jadwal pemberian imunisasi TT

a) TT 1, diberikan dengan dosis 0,5 cc.

b) TT 2, jarak pemberian 4 minggu setelah TT 1, dapat

memberikan perlindungan selama 3 tahun, dosis pemberian 0,5

cc.

c) TT 3, jarak pemberian 6 bulan setelah TT 2, masa perlindungan

5 tahun, dosis pemberian 0,5 cc.

d) TT 4, jarak pemberian 1 tahun setelah TT 3, masa

perlindungan 10 tahun, dosispemberian 0,5 cc.

e) TT 5, jarak pemberian 1 tahun setelah TT 4, masa perlindungan

25 tahun, dosis pemberian 0,5 cc. ( Depkes RI, 2006 )

10
1.1.4 Umur kehamilan mendapatkan imunisasi TT

Imunisasi TT sebaiknya di brikan sebelum kehamilan 8 bulan

untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap ( BKKBN 2006 ). TT 1

dapat di berikan sejak di ketahui positif hamil dimana biasanya di

berikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan (

Depkes RI, 2007 )

1.1.5 Jarak pemberian imunisasi TT1 ke TT2

Jarak pemeberian ( interval ) imunisasi TT1 ke TT2 adalah minimal 4

minggu ( Saifuddin dkk,2008 )

Table 2.1

Jadwal pemberian imunisasi Tetanus Toxoid pada wanita usia

subur

Imunisasi Pemberian Selang waktu pemberian Masa Dosis

imunisasi imunisai perlindungan

TT pada TT 1 0,5 cc

wanita usia TT2 1 bulan setelah TT 1 3 tahun 0,5 cc

subur 15-39 TT3 6 Bulan setelah TT 2 5 tahun 0,5cc

tahun TT4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 0,5cc

TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun 0,5cc

11
1.1.6 Tempat pelayanan untuk mendapatkan imunisasi

a) Puskesmas

b) Puskesmas pembantu

c) Rumah sakit

d) Rumah bersalin

e) Polindes

f) Posyandu

g) Rumah sakit swasta

h) Dokter praktik

i) Bidan praktik

( Depkes,2010)

1.2 Definisi tetanus

Tetanus merupakan penyakit infeksi akut dan seringkali fatal yang

disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani yang memproduksi toksin

(racun). Racun ini yang kemudian menghasilkan gangguan saraf yang

ditandai dengan meningkatnya tegangan dan kekejangan otot. Biasanya

bakteri ini masuk ke tubuh melalui luka tusuk yang terkontaminasi seperti

kait logam, serpihan kayu, atau gigitan serangga. Meskipun demikian, luka

lain seperti luka bakar, luka operasi, borok, dan tali pusat bayi baru lahir

juga dapat menjadi pintu masuk bakteri ini.

Tetanus terjadi secara sporadik dan hampir selalu mengenai orang

yang belum pernah diimunisasi, atau bahkan yang sudah diimunisasi secara

lengkap yang tidak menjaga imunitasnya dengan vaksinasi ulangan. Akan

12
tetapi, penyakit ini merupakan penyakit yang dapat dicegah sepenuhnya

dengan vaksinasi.

Tetanus bukan merupakan penyakit menular yang dapat ditularkan

dari satu orang ke orang lain. Sangat penting untuk mengenali kasus ini

secara cepat karena sering dibutuhkan perawatan inap dan pengobatan.\

Angka kematian dan penyebab kematian akibat penyakit ini

bervariasi tergantung fasilitas yang ada. Tidak dapat disangkal bahwa

adanya Unit Perawatan Intensif (UPI) mengurangi angka kematian. Pada

negara berkembang, tanpa fasilitas UPI, kematian akibat tetanus yang berat

melebihi 50% dengan sumbatan jalan napas, gagal napas, dan gagal ginjal

sebagai penyebab utama. Tingkat kematian 10% telah menjadi target pada

negara negara maju.

1.2.1 Tujuan pemberian imunisasi TT

a. Menurunkan angka kematian, kesakita terhadap ibu dan bayi,

kecatatan pada bayi, yang di sebabkan penyakit-penyakit yang

dapat di cegah dengan imunisasi.

b. Mencapai kesepakatan internasional program imunisasi yang

disepakati pemerintah indonesia yaitu : eradikasi polio tahun

2004-2005 dan sertifikasi tahun 2008, reduksi campak tahun

2005, Maternal Tetanus Neonatorum Atau Eliminasi Tetanus

Neonatorum dan tercapainya mutu pelayanan sesuai standar

WHO, termasuk pelaksanaan imunisasi yang aman.

13
1.2.2 Cara pemberian imunisasi TT

Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil adalah 2 kali dengan

selang waktu pemberian minimal 4 minggu

1. Apabila sebelumnya ibu telah mendapatkan imunisasi TT pada

masa calon pengantin, maka imunisasi TT cukup diberikan 1X

saja.

2. Bila ibu belum pernah TT atau masih ragu, perlu diberikan TT

sejak kunjungan 1 sebanyak 2x dengan jadwal minimal 1 bulan

atau 4 minggu.

3. Apabila pernah menerima TT 2 kali pada kehamilan terdahulu

dengan jarak kehamilan tidak lebih dari 2 tahun, maka TT cukup di

berikan 1 kali.(TT ulang) pada kunjungan .kehamilan yang

pertama.

2.3 Pengertian pengetahuan

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang di ketahuin atau

disadari oleh seseorang , tidak di batasioleh deskriptif, hipotesis,

konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara prohabilitas adalah

benar atau berguna (Kamus Besar Bahasa Indonesia )

Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang di

temui dan di peroleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan

muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali

benda atau kejadian tertentu yang belum pernah di lihat atau dirasakan

14
sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi makananyang baru

di kenalnay, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa,

dan aroma masakan tersebut.( Kamus Besar Bahasa Indonesia ,2006)

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tau

seseorang terhadap objek melalui indra yang di milikinya. Dengan

sendirinya, pada waktu pengindraan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat di pengaruhi oleh intensitas perhatian, dan

persepsi terhadap objek. ( Notoatmodjo, 2009 )

Pengetahuan wanita usia subur tentang imunisasi sangat diperlukan

dengan pengetahuan yang tinggi tentang imunisasi di harapkan mereka

mau melakukan imunsasi TT secara lengkap. Imunisasi sangat penting

di berikan kepada wanita usia subur dengan imunisasi secara lengkap

maka ibu tersebut mempunyai kekebalan tubuh yang kuat dan tidak

mudah terserang pmemanggil ) memory yang telah di pelajari

sebelumnya.

a. Memahami

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek

tersebut, tidak sekedar menyebutkan, tetapi orang tersebut

harus dapat menginterprestasikan secara benar tentang objek

yang diketahui

b. Aplikasi

Aplikasi di artikan apabila orang yang memahami objek yang

di maksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip

yang diketahui tersebut situasi yang lain.

15
c. Analisis

Yaitu kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau

memisahkan, h mencari hubungan antara komponen komponen

yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.

d. Sintesis

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian bagian kedalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru.

e. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilain

tersebut di dasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri

atau penggunaan kriteria yang telah ada. ( Notoatmodjo, 2008 )

2.2.1 Sumber sumber pengetahuan

1. Empirisme.

Aliran ini berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang

mencukupi dan yang dapat dipercaya oleh akal sehat. Dalam

rangka kerjanya, aliran ini mendasarkan diri pada cara kerja

deduktif dalam menyusun pengetahuannya. Premis-premis yang

digunakan dalam membuat rumusan keilmuwan harus jelas dan

dapat diterima. Aliran atau paham ini sering juga disebut sebagai

idealism atau realism.

16
2. Rasionalisme.

Aliran ini berpendapat bahwa empiris atau pengalamanlah

yang menjadi sumber pengetahuan, baik pengalaman yang batiniah

maupun yang lahiriah. Aliran ini menutupi kelemahan dari aliran

rasional yang hanya mengandalkan akal dalam membentuk

pengetahuan. Metode yang digunakan adalah induksi. Aliran ini

menganggap bahwa pengetahuan manusia hanya didapatkan dari

pengalaman yang konkrit, dan bukan dari penalaran yang abstrak.

3. Intuisi.

Pengetahuan yang diperoleh dari intuisi merupakan

pengetahuan yang tiba-tiba atau berupa proses kejiwaan dengan

tanpa stimulus mampu untuk membuat pernyataan sebagai

pengetahuan.

4. Wahyu.

Pengetahuan yang bersumber dari Tuhan melalui hamba-

Nya yang terpilih untuk menyampaikannya (Nabi dan Rasul).

Melalui wahyu atau agama, manusia diajarkan tentang sejumlah

pengetahuan baik yang terjangkau ataupun tidak terjangkau oleh

manusia.

2.2.2 Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur

dengan subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan

17
yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan

tingkatan pengetahuan. ( Notoatmodjo, 2006 )

1.3 Faktor faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu hamil

tentang imunisasi toxoid :

1. Pendidikan

Pendidikan adalah proses belajar dari seseorang menuju ke arah

terbentuknya perubahan perilaku yang lebih baik dan lebih dewasa.

Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang . secara

umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai

pengetahuan yang lebih luas di bandingkan dengan seseorang yang tingkat

pendidikannya lebih rendah.

Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang

untuk bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. (

soekidjo Notoatdmodjo,2009 ) . Berdasarkan hasil penelitian Dinnar

Zanirah, 2014 tidak ada hubungan antara pendidikan tingkat pengetahuan

ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan di RB Larasati

periode Mei 2014 karena pendidikan yang rendah tidak selalu identik

dengan pengetahuan yang rendahJadi, dapat dikatakan bahwa pendidikan

itu menuntun individu untuk berbuat dan mengisi kehidupannya untuk

mencapai keselamatan dan kebahagian, pendidikan di perlukan untuk

mendapatkan informasi, misalnya hal hal yang mendukung kesehatan

sehingga dapat meningkatkan kwalitas hidup.

18
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah

seseorang menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan

yang dimiliki.

Semakin tinggi pendidikan ibu hamil maka ia akanmelakukan

sesuatu perilaku yang menuju sehat di antaranya melakukan imunisasi TT

untuk mencegah imunisasi tetanus neonatorum pada bayi baru lahir. (

soekidjo Notoatmodjo, 2008)

2. Paritas

Paritas merupakan salah satu komponen dari status paritas yang sering

di tulis dalam menentukan pengalaman . ( Stedman, 2006 ). Berdasarkan

hasil penelitian dari Safitri 2014,mengatakan ada hubungan antara paritas

dengan tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita dengan kejadian

diare di RW 03 kelurahan petamburan , jakarta pusat karena semakin

banyak seseorang memiliki keturunan semakin banyak pengalaman yang

ia miliki..Berdasarkan hasil penelitian dari Safitri 2013,mengatakan ada

hubungan antara paritas dengan tingkat pengetahuan karena semakin

banyak seseorang memlikin keturunan semakin banyak pengalaman yang

ia miliki.

Paritas adalah jumlah bayi yangs ering di lahirkan oleh seorang

wanita baik hidup maupun mati. Umumnya denag terlalu sering atau jarak

antara kelahiran yang kurang drai 2 tahun dapat menimbulkan resiko

tinggi pada kehamilan. ( Ibu dan bayi sehat , 2007 )

19
3. Usia

Usia adalah variabel yang selalu di perhatikan dalam

penyelidikan epidemiologi . ( soekidjo Notoatmodjo, 2006)

Berdasarkan hail penelitian dari Dinnar Zanirah , 2014 usia tidak

ada hubungan dengan tingkat pengetahuan seseorang karena usia

seseorang bukan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

tingkat pengetahuan seseorang.

Makin tua usia seseorang maka proses perkembangan

mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu ,

bertambahnya proses perembangan mentalini tidak secepat seperti

ketika berumur belasan tahun.

4. Sumber informasi

Sumber informsi adalah data yang merupakan kenyataan yang

menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian adalah

suatu yang terjadi pada saat tertentu , kesatuan nyata berupa objek nyata

seperti tempat, benda dan orang yang benar-benar adanya. Sumber informasi

berperan penting bagi seseorang dalam menentukan sikap atau keputusan

dalam bertindak. Sedangkan berdasarkan hasil dari penelitian Devi Noviani

,2014 mengatakan ada hubungan antara sumber informasi dengan tingkat

pengetahuan ibu karena adanya informasi maka wawasan akan semakin baik.

20
5. Pendapatan

Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun

kebutuhan sekunder, keluarga dengan status ekonomi yang baik

akan lebih tercukupi bila dibandingkan keluarga dengan satus

ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan

kebutuhan akan informasi pendidikan kesehatan. Pendapatan

merupakan indikator penting dalam memenuhi kebutuhan hidup (

Notoatmodjo, 2007 )

Berdasarkan hasil penelitian dari Welni, 2014 ada

hubungan bermakna antara pendapatan dengan tingkat

pengetahuan ibu hamil tentang faktor resiko dalam kehamilan Di

BPS Bd. Hj Yusna syukur rivai periode Maret April 2014 dengan

pendapatan karena semakin tinggi pendapatan seseorang maka

orang tersebut akan memperoleh informasi yang lebih beragam

misalnya melalui internet, majalah, dll, dengan demikian tingkat

Pendapatan menunjukkan jumlah seluruh uang yang

diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu

tertentu (biasanya tahun). Pendapatan terdiri dari upah atau

penerimaan tembaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti sewa,

bunga dan divenden serta pembayaran transfer atau penerimaan

dari pemerintah seperti tunjangan sosial.

(GambarKBsuntik2006.com)

Upah minimum regional provinsi DKI Jakarta tahun 2014

adalah sebesar Rp. 2.441.301,- (Lokerinfo Depnaker, 2014)

21
6. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

2.2.3 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang , antara lain :

1. Pendidikan

Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah

tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan

yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi

pendidikan seseorang maka semakin baik pula

pengetahuannya.

2. Usia

Makin tua usia seseorang maka proses perkembangan

mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu,

bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat

seperti ketika berumur belasan tahun. Selain itu Abu Ahmadi,

2003 dalam Hendra AW,2008 juga mengemukakan bahwa

memang daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi

oleh umur. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada

pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada

umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan

penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.

3. Sumber informasi

Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan

seseorang .meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah

22
namun jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media

misalnya Tv,radio, atau surat kabar maka hal ini akan dapat

meningkatkan pengetahuan seseorang. ( Wield Hary A,2004 dalam

Hendra AW,2008 )

Sedangkan berdasarkan hasil dari penelitian Titin Anisah ,2014

mengatakan ada hubungan antara sumber informasi dengan tingkat

pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan ANC di Puskesmas Kec.

Sawah Besar periode April 2014 karena semakin ibu hamil sering

mencari tau sumber informasi tentang kehamilan maka semakin tinggi

pula tingkat pengetahuan ibu hamil tersebut.

4. Pendapatan

Dalam penelitian mengungkapkan bahwa ibu ibu yang

sosial ekonominya sedang dan baik memiliki pengetahuan yang

baik.

Faktor pendapatan adalah faktor yang berhubungan dengan

kondisi keuangan yang menyebabkan daya beli untuk makanan

tambahan semakin besar.

5. Paritas

paritas adalah numlah anak pernah dilahirkan oleh seorang ibu

( Nursalam, 2006 )

paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang

mampu hidup diluar rahim dengan usia kehamilan 28 minggu .

( Nanda, 2005)

23
paritas tinggi akan berpengaruh terhadap pengetahuan dan

pengalaman seorang ibu dalam mengasuh bayinya di

bandingkn paritas rendah merupakan pengalaman pertama

sehingga pengetahuannya masih kurang dalam memberikan

asuhan pada bayinya. ( Saint Corolus, 2006 )

2.3 Kerangka teori

Faktor predisposisi

1. Usia
2. Pendidikan
3. Paritas
4. Pendapatan

Sumber informasi

Faktor pendukung 24

Ketersediaan fasilitas dan


sarana kesehatan
Tingkat pengetahuan ibu hamil
tentang manfaat imunisasi TT
terhadap kehamilannya

Faktor
penguat/pendorong

Informasi dari tenaga


kesehatan dan orang
lain

BAB III

KERANGKA KOSEP

3.1 Kerangka Konsep

25
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka

hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui

penelitian yang akan di lakukan ( Notoatmodjo, 2010)

Agar konsep dapat diamatai, dan di ukur maka konsep harus di

jabarkan dalam variabel. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian

ini saya meneliti tingkat pengetahuan ibu hamil tentang manfaat imunisasi

TT .

Berdasarkan uraian di atas kerangka konsep dalam penelitian ini

adalah seperti gambar dibawah ini.

Independen Dependen

usia

pendidikan

Pengetahuan ibu hamil


Paritas tentang manfaat
Imunisasi TT
pendapatan

Sumber informasi

26
Data operasional

Variabel Definisi opersional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala

ukur

1. Tingkat Pemahaman responden Wawancara kuisioner 1. Baik ordinal

pengetahuan tentang manfaat ( nilai 60 % )

ibu hamil Imunisasi TT 2. Kurang

terhadap (nilai 50 %)

imunisasi (

TT Notoatmodjo,2007

2.. Usia Lama hidup responden Wawancara kuisioner 1. <20 tahun Ordinal

dihitung dari tanggal 2. 20-35 tahun

lahir sampai saat di 3. >35 tahun

lakukan penelitian ( KKBI, 2006 )

3 Pendidikan ijazah terakhir yang di Wawancara Kuisioner 1. Dasar ( SD Ordinal

peroleh ibu selama SMP)

menempuh pendidikan 2. Menengah

( SMA )

3. Tinggi ( PT )

( Sariful, 2006 )

4. Paritas Jumlah kelahiran yang Wawancara Kuisioner 1. Primi ( 1 anak ) Ordinal

di alami oleh ibu baik 2. Multi ( 2-4 anak )

27
anak hidup maupun 3. Grandemulti para

mati. ( > 5 anak )

( Notoatmodjo,

2007 )

5. Pendapatan Jumlah nominal dalam Wawancara kuisioner 1. UMR 2.440.018 Ordinal

rupiah pendapatan 2. UMR 2.440.018

keluarga dalam satu (

bulan.

6. Sumber Sumber/data informasi Wawancara kuisioner 1. Non tenaga Ordinal

informasi yang di peroleh kesehatan (media

responden tentang cetak, media

imunisasi TT. elektronik,

tetangga dll)

2. Tenaga kesehatan

( dokter, bidan,

perawat)

Notoatmodjo,2007

3.3 Hipotesis penelitian

Hipotesisi adalah pernyataan dengan mengenai hubungan antara 2 variabel atau

lebih, dituangkan dalam bentuk kalimat yang menyatakan dan menghubungkan variabel

terhadap variabel bail secara umum maupun khusus (Maemunah, 2008).

28
ada hubungan antara variabel dependen dengan sejumlah variabel independen

yaitu :

1. Ada hubungan bermakna antara pendidikan dengan tingkat pengetahuan

ibu hamil tentang manfaat imunisasi TT

2. Ada hubungan bermakna antara usia tingkat dengan pengetahuan ibu

hamil tentang manfaat imunisasi TT

3. Ada hubungan bermakna antara paritas dengan tingkat pengetahuan ibu

hamil tentang manfaat imunisasi TT

4. Ada hubungan bermakna antara pekerjaan dengan tingkat pengetahuan ibu

hamil tentang manfaat imunisasi TT

5. Ada hubungan bermakna antara sumber informasi dengan tingkat

pengetahuan ibu hamil tentang manfaat imunisasi TT

29
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh metode analitik dengan design

cross sectional yaitu dimana data yang menyangkut variabel dependent dan

variabel independen akan di kumpulkan dalam waktu yang bersamaan .

pengambilan data di lakukan berdasarkan data primer .pengambilan data di

lakukan selama periode April - Mei 2015. Setelah peneliti mendapatkan data

segera di laukuakn proses pengolahan data, yatu editing, koding dan tabulating

a. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaku.kan BPS Bd. Suminem AM.Keb pada periode

April Mei 2015

b. Populasi dan sampel

1) Populasi

Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek yang

merupakan perhatian peneliti ( Ronny kountur, 2004 ). Populasi dalam

penelitian ini adalah ibu hamil yang berkunjung di BPS Bd. Suminem

AM.Keb

2) Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah metode total sampling yaitu

seluruh ibu hamil yang berkunjung di BPS Bd. Suminem Am.keb

tentang manfaat imunisasi TT dalam kehamilannya.

30
n= Z2 1-/2 P(1-P)N

d2 (N-1)+Z2 1- P (1-P)

Keterangan :

n : besar sempel

Z : tingkat kepercayaan yang di inginkan 95 % ( 1, 96 )

P : proporsi kasus yang akan di teliti sebesar 60 % ( 0, 6 )

D : simpangan maksimal terhadap prevalen 8 % ( 0,08)

I : probabilitas maksimal

N : jumlah populasi

Cara menghitung :

N = Z p ( 1- p )

d ( N 1 ) + z p ( 1- p )

= ( 1,96 ). 0,5 ( 0,5 ( 1- 0,5 ) 300

0,01. ( 299 ) + 3,8416. 0,5 ( 0,5 )

= 3,8416. 0,25. 300

2,99 + 3,8416 . 0,25

= 288,12

2,99 + 0,9604

= 288,12

3,9504

=72,93 + 7,293

= 81 Responden

31
c. Jenis dan cara pengumpulan data

1. Etika penelitian

Dalam etika penelitian yang dilakukan penulis membawa surat

permohonan dan persetujuan dan surat persetujuan yang wajib di isi

dan di tanda tangani oleh responden yang telah setuju menjadi

responden . peneliti menjamin hak subjektif dengan cara menjamin

kerahasiaan identitas dan subjek peneliti . semua berkas yang

mencamtumkan identitas subjek dan tempat penelitian hanya untuk

pengolahan data dan bila sudah tidak dilakukan lagi akan di

musnahkan.

2. Metode pengumpulan data

Penelitian ini menggunakan metode primer yang dikumpulkan

dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan berdasarkan

variabel yang ada yaitu usia, pendidikan, paritas, pendapatan, dan

sumber informasi. Kuesioner di berikan kepada ibu hamil yang telah di

tetapkan sebagai sampel.

ii. Pengolahan data

Pengolahan data yang di kumpul dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1) Proses

Proses merupakan cara pengumpulan data yang di gunakan

yaitu dengan angket.

32
2) Editing

Yaitu suatu proses pengelompokan data yang dilakukan dengan

cara memeriksa kelengkapan data. Kegiatan yang di lakukan adalah

memeriksa dan mengamati format kuesioner apakah telah terisi

lengkap dan hal ini di lakukan setiap selesai menerima daftar

pertanyaan jika ada kesalahan atau kekurangan jawaban maka

kuesioner di kembalikan.

3) Koding

Yaitu suatu proses pemberian kode pada data yang di

peroleh

4) Tabulating

Suatu proses penyajian data dalam bentuk tabel

d. Analisa data

1. Analisa univariat

Di lakukan terhadap tiap variabel dari hasil

penelian, pada umumnya analisa ini hanya menghasilkan

distribusi dan presentase dari tiap variabel. penelitain hasil

ukur menggunakan kriteria penelitian yang terdiri dari usia,

paritas, pendidikan, pendapatan dan sumber informasi.

2. Analisa bivariat

Adalah analisa yang dilakukan untuk melihat

kemaknaan hubungan antara variabel dependent dan

33
independent . uji yang lakukan adalah chi square. Dengan

menggunkan derajat kemaknaan 0,005.

a. Rumus chi Squere yang bermakna adalah

X = ( 0 E )

Keterangan :

X :Statistik Chi Square

: jumlah

0 : nilai observer ( frekwensi hasil yang di temukan )

E : Nilai expected ( frekwensi hasil yang di harapkan )

34
Kuesioner

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG MANFAAT

IMUNISASI TT TERHADAP KEHAMILANNYA DI BPS Bd. SUMINEM

AM.Keb PERIODE MARET-APRIL 2015

Nama :

Umur :

Alamat :

Usia kehamilan anda saat ini :

Pekerjaan suami :

Berapa jumlah anak anda sekarang :

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih salah satu jawaban yang

menurut anda benar. Beri tanda check () pada kolom B jika pernyataan

benar atau S jika pernyataan salah, sesuai pilihan anda

1. Umur

1. Berapa usia ibu saat ini ?

< 20 tahun >35 tahun

20-35 tahun

35
e. Pendidikan

Apakah pendidikan terakhir ibu

Perguruan tinggi

SMA

SD-SMP

f. Pendapatan

1. berapa pendapatan ibu dan keluarga dalam sebulan ?

UMR 2.440.018 UMR

2.440.018

g. Sumber informasi

h. Dari manakah ibu mendapatkan informasi tentang imunisasi TT ?

Tenaga kesehatan

Non tenaga kesehatan

36
i. Ada berapakah anak anda saat ini ?

1 >5

2-4

j. Pengetahuan

NO PERTANYAAN Benar Salah

1 Imunisasi Tetanus Toksoid dapat mencegah infeksi

tetanus pada bayi

2 Imunisasi TT di berikan sebanyak 2 kali selama

hamil yaitu hamil 4 5 bulan

3 Jarak antara imunisasi TT 1 ke TT2 yaitu 1 bulan

4 Imunisasi TT sebaiknya di berikan sebelum

kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi

TT lengkap

5 Suntikan TT pada ibu hamil sangat berbahaya jika

di berikan pada usia kehamilan muda

6 Ibu hamil dapat memperoleh suntikan TT dari

dukun bayi

7 Selama hamil ibu tidak perlu mendapatkan

imunisasi TT

8 Penyakit tetanus adalah penyakit yang dapat

menular dari satu orang ke orang yang lain

37
9 Penyakit tetanus adalah penyakit yang dapat di

sebabkan oleh proses persalinan yang kuraang

bersih

10 Suntik imunisasi TT dapat membahayakan

kehamilan

11 Imunisasi TT hanya melindungi ibu tetapi tidak

untuk bayinya

12 Imunisasi TT wajib untuk semua wanita meski

belum menikah

13 Imunisasi TT wajib untuk laki-laki dan perempuan

yang sudah menikah

14 Suntikan TT pada ibu hamil dapat menimbulkan

efek samping berupa jantung berdebar- debar.

15 Imunisasi TT hanya boleh di berikan pada janin

perempuan saja

38
39

Anda mungkin juga menyukai