Anda di halaman 1dari 3

Studi kasus : Perancangan pabrik pembuatan m-xylene dengan bahan baku mesitylene

mengunakan proses catalytic cracking dengan kapasitas 200.000 ton/tahun

Ringkasan

Pabrik : Mesitylene sebagai bahan baku propilen glikol

Proses : Catalitic cracking dan reforming reaksi pemecahan senyawa


hidrokarbon molekul besar pada temperatur tinggi menjadi
molekul-molekul yang lebih kecil dengan katalis crystalline

Kapasitas desain :200.000 ton/tahun ( Kapasitas pabrik didadasrkan berdasarkan


data BPS (Badan Pusat Statistik)

Bahan baku utama : Mesitylene

Bahan baku pembantu : crystalline zeolite

Pengunaan m-xylene : Bahan referensi untuk kromatografi gas

Analisis pemasaran produk : Potensi pasar pada produk m-xylene didasarkan pada kebutuhan
produk yang masih harus dipenuhi karena Indonesia masih kurang
dalam mengembangkan m-xylene. Target pemasaran memenuhi
kebutuhan domestic.

Analisis transportasi : Analisa transportasi dapat dilakukan melalui darat dan laut
menggunakan truk dan kapal

Analisis Lokasi Pabrik : Lokasi pabrik untuk produksi m-xylene adalah di daerah Riau.
Pemilihan lokasi didasarkan pada ketersedian bahan baku dan
sarana transportasi.

DESKRIPSI PROSES :

Mesitylene cair dari tangki penyimpan dipompa bersama dengan arus recycle yang
berasal dari hasil bawah menara distilasi 03 yang sebagian besar mengandung mesitylene,
diumpankan ke dalam vaporizer pada tekanan 28,5 atm. Hasil uap dengan suhu 365C dan
tekanan 28,3 atm kemudian dicampur dengan gas hydrogen dengan perbandingan mol H2 dan
mesitylene sebesar 2 : 1. Campuran gas kemudian dipanaskan sampai suhu 560C dengan
menggunakan pemanas berupa gas panas hasil reaksi yang keluar dari Reaktor. Reaktan
diumpankan ke dalam Reaktor melalui tumpukan katalisator sehingga terjadi reaksi
hydrodealkilasi membentuk m-xylene, toluene dan benzene dengan konversi mesitylene sebesar
74%. Karena eksotermis maka suhu keluar naik menjadi 660C yang bisa digunakan untuk
memanaskan umpan reaktan di heater.
Hasil reaksi keluar Reaktor melului beberapa pendinginan sebelum diudinginkan di
condenser parsial. Condensor parsial mendinginkan gas-uap sampai suhu 40C, sehingga
senyawa dengan titik didih di atas itu akan mengembun, sedangakan gas H2 dan CH4 tidak
mengembun sehingga dapat dipisahkan di Separator. Gas kelauar hasil atas separator bisa
digunakan sebagai bahan bakar, dan hasil embunan yang terdiri atas benzene, toluene, m-xylene
dan mesitylene kemudian diumpankan ke dalam beberapa menara distilasi untuk memisahkan
masing-masingnya.

Menara distilasi 01, benzene akan dipisahkan sehingga diperoleh sebagai hasil atas
dengan kemurnian 98%. Hasil bawah yang terdiri dari senyawa toluene, m-xylene dan
mesitylene diumpankan ke dalam menara distilasi-02. MD-01 dijalankan dalam tekanan operasi
atmosferis dengan suhu puncak 81C dan suhu bawah sekitar 146C.

Menara distilasi-02, toluene dipisahkan sebagai hasil atas sehingga diperoleh kemurnian
98%. Hasil bawah yang terdiri dari m-xylene dan mesitylene diumpankan ke dalam menara
distilasi-03. Menara distilasi-03, m-xylene sebagai produk utama dipisahkan sebagai hasil atas
sehingga diperoleh kemurnian 99%. Hasil bawah terdiri dari m-xylene, mesitylene dan
pseudocumene kemudian sebagian dipurging dan sebagian besar direcycle ke dalam system.
MD-02 dan MD-03 dioperasikan pada tekanan vakum untuk menghindari kerusakan senyawa
menjadi zat-zat yang lebih berat.

Anda mungkin juga menyukai