Anda di halaman 1dari 5

Macam-Macam Septic Tank

1. Septic tank konvensional

Septic tank model menanpung Limbah dari Kamar mandi dengan system penguraian
mengandalkan bakteri / cacing tanah yang timbul dari Limbah tersebut dan tidak adanya system filter
dan resapan terpengaruh oleh daya resap tanah. Secara berkala septic tank ini akan penuh dan harus
disedot.

Kelemahan dari Jenis Septic Tank ini :

Mudah Penuh dan harus di sedot ( sering terjadi pada musim hujan ),
Membutuhkan Lahan yang luas dan lahan kering sebagai resapan,
Tidak Dapat langsung di pakai sebelum keringnya dinding,
Tidak dapat berdekatan dengan sumur Air bersih.

2. Septic Tank Biologis / Bio Septic Tank

Pada septic tank Biologis, Limbah akan terurai sampai aman berupa cairan bersih untuk level
3 yang dapat dimanfaatkan kembali atau di alirkan ke saluran kota / saluran umum, hingga tidak perlu
disedot lagi. Saat ini ada beberapa Jenis Septic Tank Biologis yang telah beredar di pasaran dengan
kelebihannya di banding dengan Septic Tank konvensional, diantaranya:

a. Septic Tank Fiberglass

Jenis Septic Tank ini terdiri dari 3 bagian dengan fungsi yang berbeda-beda. Air limbah yang
masuk ke Septic Tank ini akan masuk di bagian pertama ( Posporasi ), kemudian disaring dan dialirkan
ke bagian ke dua yang sudah dilengkapi Media Biofilterion ( Rumah bakteri pengurai ), pada bagian
kedua limbah diurai oleh Bakteri Pengurai / Microorganisme dan dialirkan ke kotak ke tiga untuk diurai
lebih lanjut. Sisa penguraian dari bagian ke tiga akan dialirkan ke luar menuju saluran drainase umum
setelah melalui tabung disinfektan yang mensucihamakan limbah hingga aman dan sudah menjadi
Cairan Ramah Linkungan / cairan bersih level 3.

Kelebihan dari Jenis Septic Tank Biofive ini :

Hasil buangan sesuai standar BPLHD dan digunakan lagi sebagai air bersih level 3,
Pemasangan praktis dan mudah,
Tidak membutuhkan perawatan khusus,
Menggunakan Biological Ball & Bio filter,
Tidak mudah penuh,
Hemat Lahan Galian,
Tidak mencemari sumber Air tanah & Dapat di Tanam berdekatan dengan Sumur,
Garansi Service Biofive 10 tahun,
Bonus Bubuk Bakteri Pengurai dan Tablet disinfektan.

b. Septic Tank Beton

Jenis Septic Tank ini terbuat dari beton yang juga terdiri 3 bagian, tapi dengan proses yang
sedikit berbeda dengan septic tank berbahan Septic Tank Fiberglass. Pada Jenis Septic Tank ini, limbah
yang masuk di bagian pertama akan disaring untuk memisahkan kotoran dengan tissue / posporasi.
Limbah dari bagian pertama lalu dialirkan ke bagian ke dua untuk diproses oleh mikroorganisme yang
memakan limbah tersebut dan mengolahnya menjadi cairan. Limbah yang sudah berubah menjadi
cairan di bagian ke dua akan dialirkan ke bagian ke tiga untuk diendapkan kemudian diresapkan ke
dalam tanah dan dialirkan ke sistem drainase kota.

Kelemahannya dibanding dengan Jenis Septic Tank Fiberglass lebih mahal dan proses
pembuatannya lebih lama.

Desain Septic Tank

a. Pipa ventilasi. Pipa ventilasi secara fungsi dan teknis dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Mikroorganisme dapat terjamin kelangsungan hidupnya dengan adanya pipa ventilasi ini,
karena oksigen yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidupnya dapat masuk ke dalam bak
pembusuk, selain itu juga berguna untuk mengalirkan gas yang terjadi karena adanya proses
pembusukan. Untuk menghindari bau gas dari septick tank maka sebaiknya pipa pelepas
dipasang lebih tinggi agar bau gas dapat langsung terlepas di udara bebas (Daryanto, 2005).
2. Panjang pipa ventilasi 2 meter dengan diameter pipa 175 mm dan pada lubang hawanya diberi
kawat kasa (Machfoedz, 2004).

b. Dinding septic tank:

1. Dinding septic tank dapat terbuat dari batu bata dengan plesteran semen (Machfoedz,2004)
2. Dinding septic tank harus dibuat rapat air (Daryanto, 2005)
3. Pelapis septic tank terbuat dari papan yang kuat dengan tebal yang sama (Chandra, 2007).

c. Pipa penghubung:

1. Septic tank harus mempunyai pipa tempat masuk dan keluarnya air (Chandra, 2007).
2. Pipa penghubung terbuat dari pipa PVC dengan diameter 10 atau 15 cm (Daryanto, 2005)

d. Tutup septic tank:


1. Tepi atas dari tutup septic tank harus terletak paling sedikit 0,3 meter di bawah permukaan
tanah halaman, agar keadaan temperatur di dalam septic tank selalu hangat dan konstan
sehingga kelangsungan hidup bakteri dapat lebih terjamin (Daryanto,2005).
2. Tutup septic tank harus terbuat dari beton (kedap air).

Mekanisme Kerja Septic Tank


Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air, sebagai tempat tinja dan air buangan masuk
dan mengalami dekomposisi. Di dalam tangki ini tinja akan berada selama beberapa hari. Selama
waktu tersebut tinja akan mengalami 2 proses (Notoatmodjo, 2003):

a. Proses kimiawi
Akibat penghancuran tinja akan direduksi dan sebagian besar (60-70%) zat-zat padat akan mengendap
di dalam tangki sebagai sludge. Zat-zat yang tidak dapat hancur bersama-sama dengan lemak dan busa
akan mengapung dan membentuk lapisan yang menutup permukaan air dalam tangki tersebut.
lapisan ini disebut scum yang berfungsi mempertahankan suasana anaerob dari cairan di bawahnya,
yang memungkinkan bakteri-bakteri anaerob dapat tumbuh subur, yang akan berfungsi pada proses
berikutnya.

b. Proses biologis
Dalam proses ini terjadi dekomposisi melalui aktivitas bakteri anaerob dan fakultatif anaerob yang
memakan zat-zat organik dalam sludge dan scum. Hasilnya, selain terbentuknya gas dan zat cair
lainnya, adalah juga pengurangan volume sludge, sehingga memungkinkan septic tank tidak cepat
penuh. Kemudian cairan enfluent sudah tidak mengandung bagian-bagian tinja dan mempunyai BOD
yang relatif rendah. Cairan enfluent ini akhirnya dialirkan keluar melalui pipa dan masuk ke dalam
tempat perembesan.

Kedua tahapan di atas berlangsung di dalam septic tank. Berikut ini beberapa hal yang perlu
diperhatikan:

1. Penumpukan endapan lumpur mengurangi kapasitas septic tank sehingga isi septic tank harus
dibersihkan minimal sekali setahun.
2. Penggunaan air sabun dan desinfektan seperti fenol sebaiknya dihindari karena dapat
membunuh flora bakteri di dalam septic tank.
3. Septic tank baru sebaiknya diisi dahulu dengan air sampai saluran pengeluaran, kemudian
dilapisi dengan lumpur dari septic tank lain untuk memudahkan proses dokomposisi oleh
bakteri (Chandra, 2007).

Pendapat lain dikemukakan Suriawiria (1996), bahwa salah satu cara pengelolaan tinja manusia adalah
dengan penggunaan tanki septik (septic tank) dan resapannya. Dengan cara ini maka buangan yang
masuk ke dalam bejana/tangki akan mengendap, terpisah antara benda cair dengan benda
padatannya. Benda padatan yang mengendap di dasar tangki dalam keadaan tanpa udara, akan
diproses secara anaerobik oleh bakteri sehingga kandungan organik di dalamnya akan terurai.
Akibatnya, setelah kurun waktu tertentu, umumnya kalau tangki septik tersebut sudah penuh dan
isinya dikeluarkan, maka sisa padatan sudah tidak berbau lagi, seperti halnya kalau kotoran/tinja
tersebut dibiarkan di luar tangki septik. Yang tetap menjadi masalah adalah untuk benda cairan
setelah padatannya dipisahkan, karena di dalam cairan tersebut masih akan terkandung sejumlah
mikroba, yang mungkin masih bersifat patogen (dapat menyebabkan penyakit). Karenanya salah satu
cara pemecahan yang banyak digunakan adalah dengan menggunakan resapan, untuk mengalirkan
benda cairan setelah benda padatnya mengendap. Cara resapan yang digunakan adalah dengan
membuat lapisan yang terdiri dari batu kerikil di bawah tanah sehingga air yang meresap masih
mendapatkan suplai oksigen (aerobik), sehingga mikroba patogen akhirnya akan terbunuh.
Pembangunan Septic Tank
Untuk keperluan perencanaan maka volume septic tank harus dihitung. Perencanaan ini alan
menyangkut jumlah pemakai, masa pengurasan, serta perkiraan volume rata-rata tinja yang
dihasilkan. Untuk keperluan perencanaan apabila tidak tersedia data hasil penelitian setempat, maka
dapat digunakan angka kuantitas tinja manusia sebesar 1 Kg berat basah per orang per hari
(Soeparman, 2002).

Septic tank satu ruang

Keterangan:
A = Inlet
B = Outlet
C = Penahan
D = Busa yang mengapung
E = Lumpur
F = Ruang bebas busa
G = Ruang bebas lumpur
H = Kedalaman air dalam tangki
I = Ruang kosong
J = Kedalaman pemasukan penahan
K = Jarak penahan ke dinding, 20-30 cm
L = Sisi atas penahan 2,5 cm di bawah
dinding atas tangki
M = Tutup tangki, biasanya bulat
N = Permukaan tanah, kurang dari 30 cm di
atas tangki (jika kurang, naikkan tutup
tangki ke permukaan tanah)

Septic tank dua ruang


A = Bagian inlet
B = Bagian outlet
C = Ruang penggelontoran
D = Sifon penggelontoran
E = Penurunan kedalaman
cairan
F = Outlet
G = Tutup lubang pemeriksa

Anda mungkin juga menyukai