Anda di halaman 1dari 3

Hordeolum

No Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :
Puskesmas Sumedang
Selatan

Kabupaten Hj. Ilah Siti Harmilah,


Sumedang S.Kep., Ners
NIP. 19670820 198803 2 008

1. Pengertian Hordeolum adalah peradangan supuratif kelenjar kelopak mata.


Biasanya merupakan infeksi Staphylococcus pada kelenjar sebasea
kelopak. Dikenal dua bentuk hordeolum internum dan eksternum.
Hordolum eksternum merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau
Moll. Hordeolum internum merupakan infeksi kelenjar Meibom yang
terletak di dalam tarsus. Hordeolum mudah timbul pada individu yang
menderita blefaritis dan konjungtivitis menahun.
2. Tujuan 1. Memiliki pedoman baku minimum diagnosis dan penatalaksanaan
Hordeolum di Puskesmas Sumedang Selatan.
2. Memilliki tolok ukur dalam melaksanakan jaminan mutu
pelayanan.
3. Kebijakan Proses diagnosis dan tatalaksana Hordeolum di Puskesmas Sumedang
Selatan mengacu pada SOP ini.
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer
5. Prosedur
6. Langkah-Langkah Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Pasien datang dengan keluhan kelopak yang bengkak disertai rasa
sakit.
Gejala utama hordeolum adalah kelopak yang bengkak dengan rasa
sakit dan mengganjal, merah dan nyeri bila ditekan, serta perasaan
tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana


(Objective)
Pemeriksaan Fisik Oftalmologis
Ditemukan kelopak mata bengkak, merah, dan nyeri pada perabaan.
Nanah dapat keluar dari pangkal rambut (hordeolum eksternum).
Apabila sudah terjadi abses dapat timbul undulasi.

Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis
Penegakan diagnosis dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
a. Mata dikompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit setiap
kalinya untuk membantu drainase. Tindakan dilakukan dengan
mata tertutup.
b. Kelopak mata dibersihkan dengan air bersih atau pun dengan
Hordeolum
No Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :
Puskesmas Sumedang
Selatan

Kabupaten Hj. Ilah Siti Harmilah,


Sumedang S.Kep., Ners
NIP. 19670820 198803 2 008

sabun atau sampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun


bayi. Hal ini dapat mempercepat proses penyembuhan. Tindakan
dilakukan dengan mata tertutup.
c. Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat
menimbulkan infeksi yang lebih serius.
d. Hindari pemakaian make-up pada mata, karena kemungkinan hal
itu menjadi penyebab infeksi.
e. Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi
ke kornea.
f. Pemberian terapi topikal dengan Oxytetrasiklin salep mata atau
kloramfenikol salep mata setiap 8 jam. Apabila menggunakan
kloramfenikol tetes mata sebanyak 1 tetes tiap 2 jam.
g. Pemberian terapi oral sistemik dengan eritromisin 500 mg pada
dewasa dan anak sesuai dengan berat badan atau dikloksasilin 4
kali sehari selama 3 hari.

Konseling dan Edukasi


Penyakit hordeolum dapat berulang sehingga perlu diberi tahu pasien
dan keluarga untuk menjaga higiene dan kebersihan lingkungan

Kriteria rujukan
a. Bila tidak memberikan respon dengan pengobatan konservatif.
b. Hordeolum berulang.
7. Bagan Alir

Pemeriksaan
Anamnesis
Fisis dan Diagnosis
Penunjang

Penatalaksanaan
Jika diperlukan, Farmakologis dan
pasien dirujuk. Non-farmakologis

8. Hal-hal yang Perlu 1. Time : jika perjalanan penyakit dapat digolongkan kepada kondisi
Diperhatikan kronis atau melewati Golden Time Standard.
2. Age : jika usia pasien masuk dalam kategori yang dikhawatirkan
meningkatkan risiko komplikasi serta risiko kondisi penyakit lebih
berat.
3. Complication : jika komplikasi yang ditemui dapat memperberat
kondisi pasien.
4. Comorbidity : jika terdapat keluhan atau gejala penyakit lain yang
memperberat kondisi pasien.
5. Kondisi fasilitas pelayanan kesehatan.
Hordeolum
No Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :
Puskesmas Sumedang
Selatan

Kabupaten Hj. Ilah Siti Harmilah,


Sumedang S.Kep., Ners
NIP. 19670820 198803 2 008

9. Unit Terkait 1. Balai Pengobatan Umum dan Lansia


10. Dokumen Terkait 1. Rekam medis
2. Formulir laboratorium
3. Resep
4. Buku registrasi
11. Rekaman Historis
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai