Validasi Metode
Validasi Metode
keseluruhan
Aksesoris dan material yang digunakan untuk kualifikasi alat yang tidak
memenuhi syarat
baru
3
Pencuplikan Contoh
Preparasi Contoh
Analisis
4
Nilai tambah dan biaya VS validasi lengkap
5
Kesesuaian instrumen
Kesesuaian material
Kesesuaian analis
metode
Kualifikasi instrumen
7
Kualifikasi material
8
Kesesuaian Sistem
Validasi
Kalibrasi
Pompa Injektor
Detektor Sistem Data
Analis Metode
Sampel
9
Metode Compendial vs. Non-compendial
diregulasi 10
US FDA 21 CFR (Code of Federal Regulations) Bagian 210 dan 211
Drugs; Umum
Pedoman ICH
Q2A, Text on Validation of Analytical procedures
(Maret 1995)
Q2B, Validation of Analytical Procedures: Methodology (Mei 1997)
USP Bab <1225>
Validasi metode compendial
11
Akurasi, sentivitas, spesifitas, dan ketertiruan suatu metode uji
12
Validasi metode yaitu memapankan, lewat bukti dokumen,
13
Tujuan validasi suatu prosedur analitik yaitu untuk
14
Dalam praktiknya, biasanya dimungkinkan untuk
15
Validasi adalah konfirmasi melalui pengujian dan
16
Presisi
Spesifitas keterulangan
Limit deteksi
Kisaran
Limit kuantitasi
Akurasi Robustness
17
Parameter Asai Kategori 2
Asai Kategori 1 Asai kategori 3
kinerja analitik Kuantitatif Uji Batas
Akurasi Ya Ya * *
Precsisi Ya Ya Tidak Ya
Spesifitas Ya Ya Ya *
LD Tidak Tidak Ya *
LK Tidak Ya Tidak *
Linearitas Ya Ya Tidak *
Kisaran Ya Ya * *
Ruggedness Ya Ya Ya Ya
* Mungkin diperlukan, bergantung pada kodrat uji spesifiknya
Kategori 1: Kuantitasi komponen mayor atau zat aktif
Kategori 2: Penentuan impurities atau produk degradasi
Kategori 3: Penentuan karakteristik kinerja
18
Uji ketakmurnian (Impurity
Tipe Prosedur testing)
Identifikasi Asai
Analitik
Kuantitatif Uji Batas
Spesifitas Ya Ya Ya Ya
20
Investigasi spesifitas harus dilakukan saat validasi
untuk uji identifikasi, asai ketakmurnian, dan asai
potensi
Prosedur yang digunakan akan bergantung pada
sasaran yang dimaksud oleh prosedur analitik
Jika metode yang digunakan tidak dapat
membedakan maka dua atau lebih prosedur
direkomendasikan untuk digunakan
21
Harus dapat membedakan antara komponen yang
berdekatan secara struktur
Konfirmasi: Hasil negatif untuk sampel yang
ditambahkan komponen yang secara struktur
berdekatan dengan analat dan hasil positif untuk
sampel yang ditambahkan analat
Pemilihan zat pengganggu yang potensial harus
didasarkan pada pertimbangan keilmuan yang
pantas
22
Metode kromatografi
Menunjukkan resolusi
Impurities/Degradants tersedia
Membubuhkan/menambahkan dengan impurities/degradants
Memperlihatkan resolusi dan ketiadaan pengganggu
Impurities/Degradants tidak tersedia
Stress Samples
For assay, Stressed and Unstressed Samples should be
compared.
For impurity test, impurity profiles should be compared.
23
Pure and Impure HPLC peaks
25
Temperatur tinggi (50 to 60 oC)
Panas
Kelembaban (70 to 80%)
Kelembaban
Hidrolisis Asam (0.1 N)
Hidrolisis Asam Hidrolisis Basa (0.1 N)
Hidrolisis Basa Oksidasi peroksida (3 to 30%)
H2O2
1.12 1.41 1.65 1.2 99.98%
30%
27
Kemampuan suatu
asai mendapatkan
respon langsung dan
proporsional dengan
adanya perubahan
konsentrasi analat
28
Pemeriksaan visual plot sinyal vs. [analat]
Menggunakan metode statistika yang tepat
Regresi linear (y = mx + b)
29
R2 = 0.999
Kemiringan/Slope = 0.97
Intersep-y = 0.233
30
Interval antara
konsentrasi atas dan
bawah suatu analat
dalam sampel yang
menunjukkan tingkat
kesesuaian presisi,
akurasi, dan linearitas
31
Normalnya diturunkan dari studi linearitas
Membuktikan dengan konfirmasi metode
menghasilkan tingkat berterima pada linearitas,
akurasi, dan presisi
Kisaran spesifik bergantung pada tujuan aplikasi
dari prosedur
32
Drug Substance & Drug product Assay
Konsentrasi uji 80 to 120% o
Uji keseragaman kandungan (Content Uniformity Assay)
Konsentrasi uji 70 to 130%
Metode uji disolusi (Dissolution Test Method)
+/- 20% kisaran spesifik
Impurity Assays
From Reporting Level to 120% of Impurity Specification for Impurity
Assays
From Reporting Level to 120% of Assay Specification for
Impurity/Assay Methods
33
Kedekatan hasil analisis yang
diperoleh menggunakan
suatu metode dengan nilai
sebenarnya
34
Ditentukan pada kisaran yang telah ditetapkan dari suatu
prosedur analitik
Dilakukan dengan jumlah konsentrasi minimum 3 tingkat dan
tiap tingkat dilakukan tiga ulangan (total 9 pengukuran)
Dilaporkan sebagai:
yang diterima
35
% perolehan % perolehan
Jumlah kembali kembali
Jumlah yang %
yang 99.2 98.9
ditambahkan perolehan
diperoleh
(mg) kembali
(mg) 99.3 99.3
0.0 0.0 --- 99.4 99.7
50.2 50.4 100.5 Rerata 99.3 99.3
79.6 80.1 100.6 SD 0.1 0.4
99.9 100.7 100.8
SK 95% 99.30.25 99.30.99
36
Rerata % perolehan
Analat (%) Rasio Analat Unit
kembali
100 1 100 % 98-102
10 10-1 10 % 98-102
1 10-2 1% 97-103
0.1 10-3 0.1% 95-105
0.01 10-4 100 ppm 90-107
0.001 10-5 10 ppm 80-110
0.0001 10-6 1 ppm 80-110
0.00001 10-7 100 ppb 80-110
0.000001 10-8 10 ppb 60-115
0.0000001 10-9 1 ppb 40-120
AOAC manual for the Peer-Verified Methods program
37
Ball Ball Strike Strike
Ball Strike
Ball Ball Ball StrikeStrike
Kedekatan hasil beberapa Ball Ball Strike
yang homogen
38
Keterulangan
Presisi Intermediat
Ketertiruan
39
presisi yang Dilakukan dengan
dihasilkan pada mengukur minimum 9
kondisi pengukuran
pengoperasian yang (3 konsentrasi
sama pada waktu masing-masing 3
yang pendek ulangan) atau
Disebut juga sebagai Minimum 6 kali
Intra-assay precision pengukuran pada level
100% analat
40
Diungkapkan sebagai variasi Bergantung pada keadaan
41
Hari 1 Hari 2
100.6 99.5
100.8 99.9
100.1 98.9
100.3 99.2
100.5 99.7
100.4 99.6
rerata = 100.5 rerata = 99.5
SBR = 0.24% SBR = 0.36%
SK = 100.5 0.24 SK = 99.5 0.36
Grand
rerata = 100.0
SBR = 0.59%
42
Definisi: kemampuan meniru data dalam
presisi yang telah ditetapkan
Pengukuran: SB, SBR dan selang kepercayaan
uji keterulangan pada dua lab yang berbeda
43
Lab 1 Lab 2 Lab 3
44
% Analat Rasio Analat Unit RSD (%)
45
Batas Kuantitasi (BK)
46
Estimasi Batas Deteksi (BD) & Batas
Kuantitasi (BK)
1. Evaluasi visual
- Digunakan untuk metode non-instrumental
2. Rasio isyarat terhadap derau (S/N)
- 3:1 untuk BD
- 10:1 untuk BK
3. Standar deviasi respon dan kemiringan
47
Based on Signal-to Noise-Ratio
48
3.3s 10s
BD = BK =
S S
50
Keterulangan ? Ketertiruan
Ruggedness
Presisi
Intermediat
Robustness
51
Presisi Instrumen - Injeksi 10 Std
52
Robustness Variations
53
MeOH/ Waktu Waktu
Resolusi
Air Retensi 1 Retensi 2
54
ICH USP 23 <621>
Syarat Kesesuain Sistem
Definisi: evaluasi peralatan,
Parameters Recommendations
elektronik, pengoperasian
K In general k 2.0
analitis dan sampel secara
R > 2, between the peak of
keseluruhan interest and the closest
R potential interferent
(degradant, internal STD,
Pengukuran: repeatability, impurity, excipient, etc..)
56
Data kurva kalibrasi
Konsentrasi Ulangan
Standar 1 2 3 4 5 6
(g/ml) Absorbans
10 0.262 0.259 0.255 0.261 0.258 0.261
20 0.427 0.426 0.428 0.421 0.423 0.424
30 0.581 0.577 0.584 0.591 0.592 0.579
40 0.744 0.752 0.741 0.752 0.755 0.751
50 0.892 0.884 0.899 0.891 0.889 0.893
60 1.048 1.045 1.047 1.047 1.051 1.045
70 1.198 1.189 1.201 1.203 1.195 1.188
80 1.356 1.353 1.349 1.357 1.361 1.354
57
Hasil Pengukuran kadar flavonoid total dalam meniran
Ulangan Kadar (% b/b)
1 1,11
2 1,14
3 1,23
4 1,28
5 1,18
6 1,08
7 1,15
8 1,21
9 1,23
58
Hasil uji akurasi
Ulangan [flavonoid total] awal [flavonoid total] spiked [flavonoid total] hasil
(g/ml) (g/ml) pengukuran (g/ml)
1 10 20,5 20,6
2 10 20,5 20,3
3 10 20,5 19,9
1 10 25,7 25,8
2 10 25,7 25,5
3 10 25,7 26,1
1 10 30,4 30,5
2 10 30,4 30,2
3 10 30,4 31,0
59