1
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit:
Riwayat penyakit sistemik seperti hipertensi, penyakit jantung, ginjal dan diabetes mellitus disangkal oleh pasien.
4. Riwayat Keluarga:
Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami keluhan seperti pasien. Riwayat penyakit sistemik seperti hipertensi, penyakit jantung,
ginjal dan diabetes mellitus pada keluarga disangkal oleh pasien.
5. Riwayat Pekerjaan:
Pasien bekerja sebagai pelajar.
6. Lain-lain:
Pasien sering olahraga dan mengangkat beban berat.
Daftar Pustaka:
a. Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: ECG
b. Graham Sam D. Glenns Urologic Surgery. Lippincott Williams & Wilkins. 2009.
c. Kandell, Fouad R. Male Reproductive Dysfunction, Pathophysiology and Treatment. CRC Press. 2007
Hasil Pembelajaran:
1. Diagnosis pasien varikokel
2. Management varikokel
3. Identifikasi faktor resiko penyakit
4. Edukasi
2
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Subyektif:
Keluhan utama pasien adalah benjolan pada kantong zakar kiri sejak 5 bulan yang lalu disertai rasa nyeri. Awalnya benjolan dirasa kecil
makin lama makin membesar. Pasien mengeluh benjolan semakin membesar disertai rasa nyeri saat tersentuh. Keluhan kantong zakar terasa
berat terutama saat posisi berdiri. Pasien sering mengangkat beban berat. Riwayat BAB dan BAK tidak lancar disangkal. Riwayat penyakit
lain disangkal. Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami keluhan seperti pasien.
2. Obyektif:
Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang, dengan kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 84
kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu 36,5C. Dari pemeriksaan status lokalis, pada inspeksi terlihat benjolan pada kantong zakar kiri,
pembuluh darah tampak berkelok-kelok, pada palpasi teraba benjolan pad kantong zakar kiri dengan permukaan tidak rata, mobile, nyeri (+),
konsistensi kenyal.
3
Etiologi varikokel secara umum adalah 1) dilatasi atau hilangnya mekanisme pompa otot atau kurangnya struktur penunjang/atrofi
otot kremaster, kelemahan congenital, proses degeneratif pleksus pampiniformis, 2) hipertensi vena renalis, 3) turbulensi dari vena supra
renalis kedalam juxta vena renalis internus kiri berlawanan dengan kedalam vena spermatika interna kiri, 4) tekanan segmen iliaka pada
pangkal vena spermatika, 5) tekanan vena spermatika interna meningkat, 6) sekunder: tumor retro, thrombus vena renalis, hidronefrosis.
Varikokel dapat menimbulkan gangguan proses spermatogenesis melalui beberapa cara yaitu 1) terjadi aliran darah balik pada
sirkulasi testis sehingga testis mengalami hipoksia karena kekurangan oksigen, 2) refluks hasil metabolit ginjal dan adrenal (antara lain
katekolamin dan prostaglandin (melalui vena spermatika interna ke testis), 3) peningkatan suhu testis, 4) adanya anastomosis antara
pampiniformis kiri dan kanan, memungkinkan zat-zat hasil metabolit tadi dapat dialirkan dari testis kiri ke testis kanan sehingga
menyebabkan gangguan spermatogenesis testis kanan dan pada akhirny terjadi infertilitas.
Pemeriksaan fisik dilakukan di ruangan dengan pasien dalam posisi berdiri tegak untuk melihat dilatasi vena. Skrotum haruslah
pertama kali dilihat, adanya distensi kebiruan dari dilatasi vena. Jika varikokel tidak terlihat secara visual, struktur vena harus dipalpasi,
dengan valsava maneuver atau tanpa valsava. Varikokel dapat diraba dideskripsikan sebagai bag of worms, walaupun pada beberapa kasus
didapatkan asimetri atau penebalan dinding vena. Pemeriksaan dilanjutkan dengan pasien dalam posisi supinasi untuk membandingkan
lipoma cord. Kadangkala sulit untuk menemukan adanya bentukan varikokel secara klinis dapat dilakukan pemeriksaan auskultasi dengan
stetoskop doppler karena alat ini dapat mendeteksi peningkatan aliran darah pada pleksus pampiniformis.
Klasifikasi varikokel: Grade 1) ditemukan dengan palpasi, dengan valsava, Grade 2) ditemukan dengan palpasi, tanpa valsava, tidak
terlihat dari kulit skrotum, Grade 3) dapat dipalpasi tanpa valsava, dapat terlihat di kulit skrotum. Pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan adalah venografi, USG, MRI, CT scan, dan nuclear imaging.
4
4. Plan:
Diagnosis:
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, dapat disimpulkan bahwa diagnosis pasien pada kasus ini adalah
Varikokel Grade III Sinistra.
Pengobatan:
Kebanyakan pasien varikokel tidak selalu berhubungan dengan infertilitas, penurunan volume testicular, dan nyeri. Untuk itu tidak
selalu dilakukan tindakan operasi. Varikokel secara klinis pada pasien dengan parameter semen yang abnormal harus dioperasi dengan tujuan
membalikkan proses yang progresif dan penurunan durasi-dependen fungsi testis. Untuk varikokel subklinis pada pria dengan faktor
infertilitas tidak ada keuntungan dilakukan tindakan operasi. Varikokel terkait dengan atrofitesticular ipsilateral atau dengan nyeri ipsilateral
testis yang semakin memburuk setiap hari, harus dilakukan operasi segera. Ligasi varikokel pada remaja dengan atrofi testicular ipsilateral
member hasil peningkatan volume testis, untuk itu tindakan operasi direkomendasikan. Remaja dengan varikokel grade I-II dilakukan
pemeriksaan tahunan untuk melihat pertumbuhan testis, jika didapatkan testis menghilang pada sisi varikokel, maka disarankan untuk
dilakukan varikokelektomi. Penatalaksanaan pada pasien ini yang didiagnosa dengan varikokel grade III adalah varikokelektomi.