Anda di halaman 1dari 6

PUSKESMAS SERIRIT II

BANJARASEM
GANGGUAN JIWA
Dr. I PUTU SURYA SUJANA

Gejala Gangguan Psikologis


Memahami Ciri Adanya Gangguan Mental Pada
Manusia
Gangguan Psikologis adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive), kemauan
(volition), emosi (affective), perilaku (psychomotor). Dari berbagai penelitian
dapat dikatakan bahwa Gangguan Psikologis adalah kumpulan dari keadaan-
keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun
dengan mental.

Keabnormalan tersebut dibagi ke dalam dua golongan yaitu: Gangguan Saraf


(Neurosis) dan Gangguan Jiwa (Psikosis). Keabnormalan terlihat dalam berbagai
macam gejala yang terpenting diantaranya adalah: ketegangan (tension), rasa
putus asa, murung, gelisah, cemas, perilaku kompulsif, histeria, rasa lemah,
tidak mampu mencapai tujuan, takut, pikiran-pikiran negatif dan sebagainya.

Banyak sekali jenis gangguan dalam cara berpikir (cognitive). Untuk


memudahkan memahaminya para ahli mengelompokkan kognisi menjadi 6
bagian yaitu: sensasi, persepsi, perhatian, ingatan, asosiasi pikiran kesadaran.
Masing-masing memiliki kelainan yang beraneka ragam.

Contoh gangguan kognisi pada persepsi yaitu: merasa mendengar bisikan untuk
melakukan sesuatu atau halusinasi melihat hantu sementara orang lain yang
normal tidak melihatnya. Orang tradisional mungkin menganggap hal ini sebagai
gangguan setan, tapi sebenarnya ini adalah gangguan psikologis.

Contoh gangguan kemauan: pasien memiliki kemauan yang lemah susah


membuat keputusan atau memulai tingkah laku. Pasien susah sekali bangun
pagi, mandi, merawat diri sendiri sehingga terlihat kotor, bau dan acak-acakan.
Banyak sekali jenis gangguan kemauan ini mulai dari sering mencuri barang
yang mempunyai arti simbolis sampai melakukan sesuatu yang bertentangan
dengan yang diperintahkan.

Contoh gangguan emosi: pasien merasa senang, gembira yang berlebihan


(Waham kebesaran). Pasien merasa sebagai orang penting, sebagai raja,
pengusaha, orang kaya, titisan raja dsb. Tetapi di lain waktu ia bisa merasa
sangat sedih, menangis, tak berdaya (depresi) sampai ada ide ingin mengakhiri
Dr. I PUTU SURYA SUJANA
Issue [#]: [Issue
PUSKESMAS Date]
SERIRIT II
BANJARASEM
Mengingkari keberadaan gangguan psikologis hanya
akan membuat Anda tambah menderita dan bisa
menyebabkan gangguan itu semakin parah. Dan
layaknya sebuah penyakit, gangguan psikologis yang
sudah parah menjadi sulit diobati atau bahkan tidak
bisa diobati.
Tidak semua gangguan mental / gangguan psikologis
butuh terapi. Ada gangguan mental yang bisa
sembuh sendirinya seiring berjalannya waktu.
o Reaksi yang bersifat Namun jika gangguan itu berlangsung selama
kejiwaan dapat berupa: berhari-hari, berbulan-bulan atau bertahun-tahun
Sukar konsentrasi, sukar sehingga menghambat perkembangan diri Anda,
Gejala Gangguan maka sudah saatnya Anda mencari bantuan dari
tidur, cenderung
Psikologis Pada
menyalahkan orang lain, psikoterapi untuk mengatasi masalah Anda.
EMOSI / PERASAAN
cemas, menarik diri,
menyerang, mudah
Emosi tersinggung.
adalah suasana
perasaan yang dihayati
secara o Pada tahap
sadar, yang berat
bersifat
stres dapat menimbulkan:
kompleks, melibatkan
Penyakit
pikiran, fisik (misaldan
persepsi tekanan
perilaku individu. Secara
darah tinggi, asma berat,
deskriptif
seranganfenomenologis
jantung, dan
emosi sebagainya)
dibedakan antara
mood dan afek.

Mood adalah suasana


perasaan yang bersifat
pervasif dan bertahan lama,
yang mewarnai persepsi
seseorang terhadap
kehidupannya.

1. Mood eutimia: adalah


suasana perasaan dalam
rentang normal, yakni
individu mempunyai
penghayatan perasaan yang
luas dan serasi dengan
irama hidupnya.

2. Mood hipotimia: adalah


suasana perasaan yang
secara pervasif diwarnai 2
dengan kesedihan dan
kemurungan. Individu
secara subyektif
mengeluhkan tentang
kesedihan dan kehilangan
semangat. Secara obyektif
tampak dari sikap murung
dan perilakunya yang
lamban.
menggambarkan suasana
perasaan yang tidak
menyenangkan. Seringkali
diungkapkan sebagai
Issue [#]: [Issue
perasaan jenuh, jengkel,
Date]
atau bosan.

dr. I PUTU SURYA SUJANA

PEMASUNGAN TERHADAP ORANG


DENGAN MASALAH KEJIWAAN DAN GANGGUAN JIWA BERTENTANGAN
DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pasung melakukan pemasunga terdapat dalam Pasal 333
adalah alat untuk menghukum orang, berbentuk Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang
kayu apit atau kayu berlubang, dipasangkan pd menyatakan:
kaki, tangan, atau leher; sedangkan memasung (1) Barang siapa dengan sengaja dan melawan
artinya 1 membelenggu seseorang dng pasung; hukum merampas kemerdekaan seseorang, atau
memasang pasung pd...; 2 memasukkan ke dl meneruskan perampasan kemerdekaan yang
kurungan (penjara); 3 ki membatasi demikian, diancam dengan pidana penjara
(menghambat) ruang gerak. Berdasarkan paling lama delapan tahun.
pengertian tersebut tentu saja pemasungan itu (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan luka-
merampas kebebasan seseorang dengan luka berat, maka yang bersalah diancam dengan
perlakuan yang tidak manusiawi sehingga pidana penjara paling lama sembilan tahun.
melanggar hak asasi manusia. Pemasungan ini (3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan
diyakini sejumlah pihak bak fenomena gunung pidana penjara paling lama dua belas tahun.
es. Pemasungan tidak hanya berupa membatasi (4) Pidana yang ditentukan dalam pasal ini
gerak dengan mengikat dengan kayu dan rantai, diterapkan juga bagi orang yang dengan
dengan kayu atau mengubur, melainkan juga sengaja dan melawan hukum memberi tempat
mengurung dalam kamar. untuk perampasan kemerdekaan.
Memasung berarti merampas kemerdekaan
Ketentuan dalam Pasal 86 Rancangan Undang- seseorang. Dengan telah
Undang tentang Kesehatan jiwa: jelasnya pengaturan sanksi terhadap pihak yang
Pasal 86: Setiap Orang yang dengan sengaja memasung dalam Pasal 333 KUHP ini maka
melakukan pemasungan, penelantaran, seharusnya Pemerintah lebih tegas menindak
kekerasan dan/atau menyuruh orang lain untuk pelaku pemasungan sehingga diharapkan tidak
melakukan pemasungan, penelantaran, adanya lagi pemasungan terhadap orang dengan
dan/atau kekerasan terhadap OMDK dan ODGJ, masalah kejiwaan dan orang dengan gangguan
dipidana sesuai dengan ketentuan peraturan jiwa.
perundang-undangan.
Berdasarkan Pasal 86 tersebut, ketentuan
peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan sanksi pidana bagi orang yang
3
Dr. I PUTU SURYA SUJANA
Issue [#]: [Issue
PUSKESMAS Date]
SERIRIT II
BANJARASEM
Gejala Gangguan Psikologis Pada ISI
Di sini yang terganggu adalah buah
PIKIR
pikirannya atau keyakinannya dan bukanWaham rujukan (delusion of reference):
cara penyampaiannya. Dapat berupasatu kepercayaan keliru yang meyakini
miskin isi pikir, waham, obsesi, fobia, dan bahwa tingkah laku orang lain itu pasti
lainlain. akan memfitnah, membahayakan, atau
1. Kemiskinan Isi Pikir yaitu pikiran akan menjahati dirinya.
yang hanya menghasilkan sedkitWaham dikendalikan: keyakinan yang
informasi dikarenakan ketidakjelasan,keliru bahwa keinginan, pikiran, atau
pengulangan yang kosong, atau frase perasaannya dikendalikan oleh
yang tidak dikenal. kekuatan dari luar. Termasuk di
2. Waham atau Delusi yaitu satu perasaandalamnya:
keyakinan atau kepercayaan yang keliru,1. thought withdrawal: waham bahwa
berdasarkan simpulan yang keliru tentangpikirannya ditarik oleh orang lain atau
kenyataan eksternal, tidak konsistenkekuatan lain
dengan intelegensia dan latar belakang2. thought insertion: waham bahwa
budaya pasien, dan tidak bisa diubahpikirannya disisipi oleh orang lain atau
lewat penalaran atau dengan jalankekuatan lain
penyajian fakta. Jenisjenis waham: 3. thought broadcasting: waham
a. Waham bizarre: keyakinan yang keliru, bahwa pikirannya dapat diketahui oleh
mustahil dan aneh (contoh: makhlukorang lain, tersiar di udara
angkasa luar menanamkan elektroda di4. thought control: waham bahwa
otak manusia) pikirannya dikendalikan oleh orang lain
b. Waham sistematik: keyakinan yangatau kekuatan lain
keliru atau keyakinan yang tergabung5. waham cemburu: keyakinan yang
dengan satu tema/kejadian (contoh: orangkeliru yang berasal dari cemburu
yang dikejarkejar polisi atau mafia) patologis tentang pasangan yang tidak
c. Waham nihilistik: perasaan yangsetia
keliru bahwa diri dan lingkungannya atau6. erotomania: keyakinan yang keliru,
dunia tidak ada atau menuju kiamat biasanya pada wanita, merasa yakin
d. Waham somatik: keyakinan yang keliru bahwa seseorang sangat mencintainya
melibatkan fungsi tubuh (contoh: yakin3. Obsesi: satu ide yang tegar menetap
otaknya meleleh) dan seringkali tidak rasional, yang
e. Waham paranoid: termasuk di dalamnyabiasanya dibarengi satu kompulsi
waham kebesaran, wahamuntuk melakukan suatu perbuatan,
kejaran/persekutorik, waham rujukantidak dapat dihilangkan dengan usaha
(reference), dan waham dikendalikan. yang logis, berhubungan dengan
Waham kebesaran: keyakinan atau kecemasan.
kepercayaan, biasanya psikotik sifatnya,4. Kompulsi: kebutuhan dan tindakan
bahwa dirinya adalah orang yang sangatpatologis untuk melaksanakan suatu
kuat, sangat berkuasa atau sangat besar. impuls, jika ditahan akan menimbulkan
Waham kejaran (persekutorik): satukecemasan, perilaku berulang sebagai
delusi yang menandai seorang paranoid,respons dari obsesi atau timbul untuk
yang mengira bahwa dirinya adalahmemenuhi satu aturan tertentu.
korban dari usaha untuk melukainya, atau5. Fobia: ketakutan patologis yang 4
persisten, irasional, berlebihan, dan
selalu terjadi berhubungan dengan
stimulus atau situasi spesifik yang
mengakibatkan keinginan yang
Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 yang dimaksud dengan "Kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomis". Atas dasar definisi Kesehatan tersebut di atas, maka manusia selalu dilihat sebagai satu
Dr. I PUTU SURYA SUJANA
kesatuan
Issueyang[#]:utuh (holistik).
[Issue dari unsur "badan" (organobiologik), "jiwa" (psiko-edukatif) dan sosial
Date]
PUSKESMAS SERIRIT II
(sosio-kultural), yang tidak dititik beratkan pada penyakit tetapi pada kualitas hidup yang
BANJARASEM
terdiri dan "kesejahteraan" dan produktivitas sosial ekonomi.
KESEHATAN JIWA
Dan definisi tersebut juga tersirat bahwa "Kesehatan Jiwa" merupakan bagian yang tidak terpisahkan
(integral) dari "Kesehatan" dan unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup manusia
yang utuh. Menurut Undang-undang No 3 Tahun 1966 yang dimaksud dengan "Kesehatan Jiwa" adalah
keadaan jiwa yang sehat menurut ilmu kedokteran sebagai unsur kesehatan, yang dalam penjelasannya
disebutkan sebagai berikut: Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan
fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan i t u berjalan
selaras dengan keadaan orang lain". Makna kesehatan jiwa mempunyai sifat-sifat yang
harmonis (serasi) dan memperhatikan semua segi-segi dalam kehidupan manusia dan dalam
hubungannya dengan manusia lain.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kesehatan jiwa adalah bagian integral dari kesehatan dan merupakan
kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, mental dan sosial individu secara optimal, dan yang
selaras dengan perkembangan orang lain. Seseorang yang sehat jiwa mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Merasa senang terhadap dirinya serta
o Mampu menghadapi situasi
o Mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup
o Puas dengan kehidupannya sehari-hari
o Mempunyai harga diri yang wajar
o Menilai dirinya secara realistis, tidak berlebihan dan tidak pula merendahkan

2. Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain serta


o Mampu mencintai orang lain
o Mempunyai hubungan pribadi yang tetap
o Dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda
o Merasa bagian dari suatu kelompok
o Tidak "mengakali" orang lain dan juga tidak membiarkan orang lain "mengakah" dirinya

3. Mampu memenuhi tuntutan hidup serta


o Menetapkan tujuan hidup yang realistis
o Mampu mengambil keputusan
o Mampu menerima tanggungjawab
o Mampu merancang masa depan
o Dapat menerima ide dan pengalaman baru
o Puas dengan pekerjaannya

5
Untuk mencapai jiwa yang sehat diperlukan usaha dan waktu untuk mengembangkan dan membinanya. Jiwa
yang sehat dikembangkan sejak masa bayi hingga dewasa, dalam berbagai tahapan perkembangan. Pengaruh
lingkungan terutama keluarga sangat penting dalam membina jiwa yang sehat.

Salah satu cara untuk mencapai jiwa yang sehat adalah dengan penilaian diri yaitu bagaimana seseorang melihat
dirinya yang berkaitan erat dengan cara berpikir, cara berperan, dan cara bertindak.
Penilaian diri seseorang negatif apabila
Penilaian diri seseorang positif apabila seseorang cenderung:
seseorang cenderung:
o Menemukan kepuasan dalam hidup
o Merasa hidup ini sulit dikendalikan
o Membina hubungan yang erat dan sehat
o Merasa stres
o Menetapkan tujuan dan mencapainya
o Menghindari tantangan hidup
o Menghadapi maju mundurnya kehidupan
o Memikirkan kegagalan
o Mempunyai keyakinan untuk menyelesaikan masalah

Beberapa upaya untuk membangun penilaian diri:


1. Seseorang harus jujur terhadap diri sendiri.
2. Berupaya mengenali diri sendiri dan belajar menerima semua kekurangan dan kelebihannya.
3. Bersedia memperbaiki diri sendiri untuk mengatasi kekurangannya
4. Menetapkan tujuan dan berusaha mencapainya dengan tidak membandingkan diri sendiri
dengan orang lain
5. Selalu berusaha untuk mencapai yang terbaik sesuai dengan kemampuan, tetapi tidak boleh terlalu
memaksakan diri sendiri.

Stres dapat terjadi pada setiap orang dan pada setiap waktu, karena stress merupakan bagian dari kehidupan
manusia yang tidak dapat dihindarkan. Pada umumnya orang menyadari adanya stres, namun ada juga yang
tidak menyadari hahwa dirinya mengalami stres. Reaksi seseorang terhadap stres dapat bersifat positif maupun
dapat bersifat negatif. Reaksi yang bersifat negatif atau merugikan, jika terjadi keluhan atau gangguan pada
orang tersebut. Reaksi bersifat positif, jika menimbulkan dampak yang menjadi pendorong agar orang berusaha.
Stres yang bersifat negatif/merugikan dapat terjadi apabila stres terlalu berat atau berlangsung cukup lama.

Stres tidak dapat dicegah akan tetapi dapat dikendalikan, berikut ini terdapat 12
langkah pengendalian stres:
1. Merencanakan masa depan dengan lebih baik: Belajar hidup tertib dan teratur dan menggunakan waktu
2. Menghindari membuat beberapa perubahan besar dalam saat yang bersamaan: Misalnya pindah rumah,
pindah pekerjaan dan sebagainya. Memberi waktu untuk menyesuaikan diri terhadap setiap perubahan yang
baru sebelum melangkah lebih lanjut.
3. Menerima diri sendiri sebagaimana adanya
4. Menerima lingkungan sebagaimana adanya
5. Berbuat sesuai kemampuan dan minat
6. Membuat keputusan yang bijaksana
7. Berpikir positif
8. Membicarakan persoalan yang dihadapi dengan orang lain yang dapat dipercaya
9. Memelihara kesehatan diri sendiri
10. Membina persahabatan dengan orang lain
11. Meluangkan waktu untuk diri sendiri: Jika merasa tegang dan letih perlu istirahat atau rekreasi
12. Melakukan relaksasi: Melalukan releksasi selama 10-15 menit setiap hari untuk mengendorkan ketegangan
otot yang diakibatkan oleh stres.

Anda mungkin juga menyukai