Anda di halaman 1dari 2

1.

Budaya dari gaya hidup dan perilaku konsumen yang menjadi sasaran Indomie

Silvya L. Mandey (2009) dalam penelitiannya mengatakan bahwa gaya hidup


merupakan bagian dari perilaku konsumen yang dapat mempengaruhi tindakan
konsumen dalam melakukan pembelian. Keputusan pembelian konsumen tidak
terlepas dari gaya hidup mereka yang ingin membeli produk yang bermanfaat dan
mempunyai kualitas yang baik. Keanekaragaman konsumen dalam memenuhi
kebutuhannya dipengaruhi oleh karakteristik gaya hidup yang diukur berdasarkan
aktivitas di mana seseorang melakukan kegiatan dalam memenuhi kebutuhannya
seperti pekerjaan, hobi, belanja, hiburan, olahraga, dan minat seseorang berdasarkan
keinginan terhadap produk yang dinginkan, serta pendapat atau pandangan seseorang
terhadap produk yang akan dibeli sehingga dapat mempengaruhi perilaku keputusan
konsumen. Rao, Kim dan Cho (2000) dalam penelitian Long-Yi Lin dan Hsing-Yu
Shih (2011) juga menjelaskan bahwa gaya hidup memiliki peran penting dalam
keputusan pembelian konsumen. Konsumen termotivasi untuk membeli produk dalam
rangka mempertahankan atau mengejar gaya hidup tertentu.

Smartphone Oppo dan Vivo mempunyai strategi sendiri dalam memenuhi


kebutuhan konsumen, dengan memanfaatkan gaya hidup orang Indonesia yang selalu
eksis dengan berphoto selfie agar dapat pengakuan dari orang-orang sekitar. Maka
Oppo memposisikan diri sebagai selfie smartphone dengan slogan citra selfie expert,
sedangkan merek Vivo lebih kepada perangkat mobile yang berjiwa muda dan
fashionable, yang lebih spesifik ke pasar milenial yaitu usia 18-28 tahun yang
energik, fun, dan modis.

Kaitannya dengan perilaku konsumen adalah, budaya dan gaya hidup saat ini
yang serba digital meningkatkan keinginan dari para konsumen dimana tidak hanya
membutuhkan barang primer dan sekunder dalam kehidupan sehari hari. Namun
juga membutuhkan terhadap benda benda mewah yang tergolong dalam kebutuhan
tersier salah satunya adalah kebutuhan terhadap smartphone. Namun dengan keadaan
ekonomi dari kebanyakan masyarakat Indonesia dan berbagai faktor lainnya, tidak
semua masyarakat dapat membeli produk smartphone premium yang beredar di pasar
dunia. Maka dari itu Oppo dan Vivo juga One Plus hadir menawarkan produk
premium yang masih bisa dijangkau oleh masyarakat Indonesia untuk dapat
memenuhi kebutuhan tersier dan mengambil pasar yang tidak mungkin dijangkau
oleh pasar smartphone menengah keatas kelas dunia seperti Apple dan Samsung.

Sesuai dengan teori hierarki kebutuhan oleh Maslow, kepemilikan terhadap


smartphone bahkan dapat mendukung kebutuhan konsumen mulai dari kebutuhan
paling bawah hingga atas. Dari aspek fisiologis, rasa aman, sosialisasi, pengakuan
dan aktualisasi diri.

Anda mungkin juga menyukai