“Nestlé In 2008.”
1
Nestle juga merupakan perusahaan consumer goods terkemuka di dunia, yang
berusaha keras dalam melakukan inisiatif optimisasi biaya terutama dalam hal manufaktur,
dan berhasil melakukan penghematan sekitar CHF 10 miliar. Program efisiensi operasional
yang dicanangkan oleh Nestle berhasil mencatatkan sukses, dimana penghematan yang
dilakukan melampaui target sebesar CHF 1 miliar pada 2007. Jika dihitung dari tahun 1996,
maka Cost of Goods Sold (COGS)/Harga Pokok Penjualan (HPP) sudah menurun dari 52.1%
pada 1996 menjadi kurang dari 42% di tahun 2007. Kunci pencapaian ini adalah dari
penghematan. Kemudian strategi Nestle dalam membidik produk yang punya value-added
lebih tinggi, dimana porsi COGS lebih kecil dibandingkan dengan harga jual juga mengambil
peran penting. Peningkatan dalam COGS pada 2007, terutama berasal dari inflasi akibat
membumbungnya harga komoditas, terutama pertanian. Nestle melakukan berbagai macam
bentuk strategi yaitu dengan memberikan Inovasi dan renovasi, menjalin komunikasi dengan
baik kepada konsumen.
Sejak 1994 Nestle secara terus menerus membina petani kopi di hampir seluruh dunia.
Hasil pembinaan membuat petani terampil menghasilkan standar kopi dunia sehingga Nestle
menyerap lebih dari 20.000 ton biji kopi untuk pasar lokal dan internasional. Kemudian
bermitra dengan 300 ribu peternak dan menyerap 5500 ribu liter susu. Perangkat utama
Nestle dalam mencapai efisiensi operasional antara lain adalah GLOBE yang memungkinkan
berbagai cabang Nestle di seluruh dunia ‘berbicara’ dalam satu bahasa sama, definisi sama,
perangkat sama dan ukuran sama pula. Program GLOBE menghilangkan kompleksitas yang
tidak perlu dalam sebuah proses dan menjadikan Nestle sebagai perusahaan yang saling
berketerkaitan.
Proyek GLOBE (Global Business Excellence) yang merupakan proyek terbesar
Nestle selama 135 tahun berdirinya perusahaan ini. Tujuan dari proyek GLOBE adalah
meningkatkan kinerja dan efisiensi bisnis Nestle di seluruh dunia. Proyek GLOBE ini
merupakan sistem ERP (enterprise resource planning) yang menggunakan software SAP.
Implementasi mySAP.com termasuk Workplace, SAP R/3, BW, APO, CRM, EBP dan
Knowledge Warehouse. Proyek ini terbagi menjadi empat kegiatan pokok, yaitu Business
Excellence, Data Standard dan Data Management, Information Technology dan Global
Template
2
B. Permasalahan
Berdasarkan ringkasan kasus yang sudah dibahas sebelumnya maka terdapat beberapa
rumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar untuk melakukan analisis kasus, yaitu:
1. Bagaimana perusahaan seperti Nestlé bisa tetap relavan dalam keadaan lingkungan
yang dinamis dan pada saat yang sama mampu menjadi pemimpin dalam berbagai
bidang industri ?
2. Bagaimana cara Nestlé untuk tetap mempertahakan keberlangsungan hidup produk?
3. Bagaimana cara yang harus dilakukan Bulcke untuk menyeimbangkan otonomi
daerah melalui koordinasi global sebagai sebuah produk yang berbasis pada ilmu
pengetahuan yang memiliki potensi di pasar berkembang?
C. Landasan Teori
1. Inovasi
Inovasi merupakan salah satu cara yang dilakukan oranisasi untuk terus beratahan
di era globalisasi seperti saat ini. Menurut Schumpeter (dalam Nicholas, 2003) inovasi
merupakan sebuah usaha untuk mengkreasikan dan mengimplementasikan sesuatu
menjadi satu kombinasi sehingga, dengan inovasi seseorang dapat menambahkan nilai
dari produk, pelayanan, proses kerja bagi stakeholder. Inovasi dalam konsep yang luas
sebenarnya tidak hanya terbatas pada produk. Inovasi dapat berupa ide, cara-cara
ataupun obyek yang dipersepsikan oleh seseorang sebagai sesuatu yang baru. Jika dilihat
dari sisi kebutuhan organisasi inovasi merupakan salah satu cara yang sengaja diciptakan
(voluntary) atau memang datang dengan sendrinya (involuntary) sebagai salah satu
dilakukan oranisasi untuk terus beratahan di era globalisasi seperti saat ini.
Menurut Schumpeter (dalam Nicholas, 2003) inovasi merupakan sebuah usaha
untuk mengkreasikan dan mengimplementasikan sesuatu menjadi satu kombinasi
sehingga, dengan inovasi seseorang dapat menambahkan nilai dari produk, pelayanan,
proses kerja bagi stakeholder. Freeman (2004) menganggap inovasi sebagai suatu upaya
yang dilakukan organisasi melalui penggunaan teknologi dan informasi untuk
mengembangkan, memproduksi dan memasarkan produk baru. Dengan kata lain inovasi
adalah modifikasi atau penemuan ide untuk perbaikan secara terus-menerus serta
pengembangan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Inovasi dalam konsep yang luas
sebenarnya tidak hanya terbatas pada produk. Inovasi dapat berupa ide, cara-cara
ataupun obyek yang dipersepsikan oleh seseorang sebagai sesuatu yang baru. Inovasi
3
juga sering dugunakan untuk merujuk pada perubahan yang dirasakan sebagai hal yang
baru oleh masyarakat. (Suryani, 2008)
Rogers (dalam Sugandini, 2007) menyatakan bahwa inovasi memiliki beberapa
atribut yaitu:
a. Keuntungan relatif
Inovasi harus mempunyai keunggulan dan nilai lebih dibandingkan dengan
inovasi sebelumnya. Nilai tersebut melekat dalam inovasi yang dilakukan
sehingga menjadi ciri khas tersendiri yang membedakannya dengan yang lain,
sehingga dapat diketahui sejauh mana inovasi tersebut dianggap menguntungkan
bagi penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat
diukur berdasarkan nilai ekonominya, atau mungkin dari faktor status sosial
(gengsi), kesenangan, kepuasan, atau karena mempunyai komponen yang sangat
penting. Jika inovasi yang lalukan menguntungkan maka inovasi yang dilakukan
akan lebih cepat terealisasi.
b. Kompatibel (compatibility)
Tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai (values), pengalaman lalu, dan kebutuhan
dari penerima. Inovasi yang tidak sesuai dengan nilai atau norma yang diyakini
oleh penerima tidak akan diterima secepat inovasi yang sesuai dengan norma
yang ada. Hal ini dimaksudkan agar inovasi yang lama tidak serta merta dibuang
begitu saja, selain karena alasan faktor biaya yang sedikit, namun juga inovasi
yang lama menjadi bagian dari proses transisi ke inovasi terbaru. Selain itu juga
dapat memudahkan proses adaptasi dan proses pembelajaran terhadap inovasi itu
secara lebih cepat.
c. Kompleksitas (complexity)
Inovasi mempunyai tingkat kerumitan yang boleh jadi lebih tinggi dibandingkan
dengan inovasi sebelumnya. Namun demikian, karena sebuah inovasi
menawarkan cara yang lebih baru dan lebih baik, maka tingkat kerumitan ini pada
umumnya tidak menjadi masalah penting. Suatu inovasi yang mudah dimengerti
dan mudah digunakan oleh penerima akan cepat terealisasi, sedangkan inovasi
yang sukar dimengerti atau sukar digunakan oleh penerima akan lambat
terealisasi.
4
d. Trialabilitas (trialability)
Inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji dan terbukti mempunyai
keuntungan atau nilai dibandingkan dengan inovasi yang lama. Sehingga sebuah
produk inovasi harus melewati fase “uji publik”, dimana setiap orang atau pihak
mempunyai kesempatan untuk menguji kualitas dari sebuah inovasi. Suatu
inovasi yang telah teruji akan cepat diterima oleh masyarakat daripada inovasi
yang tidak dapat dicoba terlebih dahulu
2. Knowledge Management
Knowlegge management merupakan suatu disiplin yang digunakan organisasi
untuk mengelola aset intelektual karena pada dasarnya aset utama yang dibutuhkan
organisasi dalam mengahadapi persaingan dimasa sekarang maupun masa depan adalah
aset intelektual bukan aset kapital (Honeycutt, 2000). Knowledge management pada
ummnya digunakan untuk menemukan, memilah, mengorganisasikan dan menyajikan
informasi dengan cara tertentu sehingga dapat meningkatkan penguasaan pengetahuan
dalam suatu bidang kajian yang spesifik yang dapat digunakan untuk mengelola
pengetahuan dalam organisasi demi menciptakan nilai dan meningkatkan keunggulan
kompetitif (Laudon and Laudon, 2002:372).
Dalam prakteknya knowledge management melibatkan proses akuisisi
pengetahuan yang bertujuan untuk meningkatkan praktik pengetahuan yang lebih baik,
peningkatan perilaku organisasi, pengambilan keputusan yang lebih baik dan peningkatan
kinerja organisasi, sehingga setiap individu di dalam organisasi dapat berpatisipasi dalam
pencapain tujuan organisasi (King, 2009). Hal itu juga diperkuat dengan pernyataan
(Wulantika, 2009) yang menyatakan bahwa knowledge management merupakan kegiatan
orgaisasi yang mengelola pengetahuan sebagai aset organisasi, dimana dalam praktiknya
terdapat penyaluran pengetahuan kepada setaia individu dalam waktu yang cepat
sehingga setiap individu di dalam organisasi dapat berinteraksi dan berbagi pengetahuan
5
antara satu sama lain dan kemudian mengaplikasikannya dalam aktivitas rutin demi
meningkatkan kinerja organisasi.
3. Forecasting
Forecasting merupakan suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa
yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan
sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil. Peramalan tidak memberikan
jawaban pasti tentang apa yang akan terjadi, melainkan berusaha mencari pendekatan
tentang apa yang akan terjadi sehingga dapat memberikan kontribusi dalam menentukan
keputusan yang terbaik (Riduwan, 2010)
Forecasting yang dilakukan harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan.
Menurut Riduwan (2010) forecasting tersebut meliputi:
a. Peramalan ekonomi (economic forecast)
Merupakan peramalan yang digunakan untuk memprediksi tingkat inflasi,
ketersediaa dana yang dibutuhkan untuk membangun perubahan dan indikator
perencanaan lainnya untuk menjelaskan gambaran tentang siklus bisnis atau
yang lebih dikenal dengan organization life cycle (OLC). OLC kurva yang
menunnjukan siklus hidup organisasi mulai dari fase perkenalan,
pertumbuhan, fase dewasa dan decline.
D. Analisis Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah yang menjadi pokok bahsan dalam kasus di atas maka
pemecahan masalah yang dapat dibahas dalam paper ini adalah sebagai berikut:
1. Nestlé bisa tetap relavan dalam keadaan lingkungan yang dinamis dan pada saat
yang sama mampu menjadi pemimpin dalam berbagai bidang industri
Di era globalisasi saat ini terjadi perubahan yang sangat cepat denga tingkat ketik
pastian yang sangat tinggi, sehingga perusahaan harus bisa bersaing secara kompetitif untuk
6
memenangkan persainga pasar. Perubahan merupakan sebuah fenomena yang tidak dapat
dihindari, karena semua yang ada di muka bumi pasti akan mengalami perubahan kecuali
perubahan itu sendiri. Pesatnya pertumbuhan industri makanan dan minuman membuat
Nestlé harus dapat bersaing secara sehat ditengah kondisi lingkungan yang semakin dinamis.
Menjadi perusahaan yang tetap relevan dala lingkungan bisnis yang dinamis bukanlah
hal yang mudah, sehingga perusahaan harus bisa melakukan forecasting terhadap keadaan
yang akan datang. Forecasting merupakan suatu proses memperkirakan secara sistematis
tentang apa yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu
dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil. Peramalan tidak memberikan
jawaban pasti tentang apa yang akan terjadi, melainkan berusaha mencari pendekatan tentang
apa yang akan terjadi sehingga dapat memberikan kontribusi dalam menentukan keputusan
yang terbaik (Riduwan, 2010).
Melalui forecasting, Nestlé dapat menganalisis kelebihan dan kekurangan yang ada di
dalam perusahaan, sehingga mampu melihat peluang dan ancaman yang datang dari luar atau
yang lebih dikenal dengan SWOT. Dengan menggunakan analisis SWOT yang sederhana
ternyata mampu meningkatkan produktifitas. Selain itu perusahaan juga dapat melihat
peluang untuk memposisikan produk tergantung pada kemampuan dan kebutuhan konsumen
sehingga menciptakan sebuah kepuasan. Ini adalah nilai yang terkandung dalam pemasaran,
termasuk penjualan dan pembagian pasar, analisis dari kompetisi, penjualan dan keuntungan
untuk masa depan dan analisis perubahan perilaku konsumen. Berdasarkan hasil analisis yang
kami lakukan analisis SWOT terhadap Nestlé adalah sebagai berikut:
a. Strenght
Nestlé secara kooperatif adalah produsen brand makanan terbesar dan terbaik di
dunia. Dengan kualitas tinggi selama bertahun-tahun Nestlé tetap mempertahankan
kualitas produknya mengahdapi kompetitor lain tapi tetap menjaga keseimbangan
dalam berbisnis. Nama yang global bisa menjadi penghargaan produksi dan
pembelian skala ekonomi serta meningkatnya dunia travel, secara instan dapat
disadari pentingnya produk. Dengan portofolio produk termasuk didalamnya 8 dari 30
penjualan brand konvektori, seperti Quality Street, Aero, Smarties, Polo, dan
Rowntree’s fruit Pastilles, Milky Bar dan After Eight, dan sangatlah penting bahwa
objek pemasaran pada setiap produk harus kompatibel pada seluruh objek perusahaan.
Seperti kelompok atau individual, setiap produk punya karakter, kekuatan, kelemahan
7
dan konsekuensi, objek pemasaran dari setiap produk harus dispesialisasikan.
Keunggulan dari Nestlé selama 50 tahun menjadi brand makanan terbaik dan menjadi
brand minded bagi konsumen.Ketika konsumen menikamati produk Nestlé maka
strapline ‘Have a break have Nestlé t’ akan menjadi jaringan semantiknya. Bentuk dan
rasanya juga mengikuti di daerah mana dia diproduksi, kemudian telah berhasil
selama 50 tahun masuk dalam jajaran makanan kecil favorit di dunia. Bermacam-
macam variasi diluncurkan yang membuat Nestlé mencapai sukses.
b. Weakness
Produk Nestlé hampir tidak ditemui kekurangannya karena selalu memeprhatikan
perubahan permintaan pasar dan selera konsumen. Mengikuti kebutuhan konsumen
merupakan hal terpenting untuk kesuksesan perusahaan. Namun jika dikaji lebih
dalam kagi kekurangan Nestlé dalam segi promosi yang pada tahun 1999 yang
membuat penjualan anjlok. Dari data yang didapat dari lapangan diketahui bahwa
pada masa itu remaja kurang menyukai Nestlé dan lebih menyukai brand lain yang
menurut mereka lebih cocok akan jiwa mereka. Untuk mengatasi hal ini Nestlé
membuat keputusan memluncurkan produk baru yang lebih berjiwa muda. Dan
setelah tahun 1999 produk ini dilucurkan perubahan penjualan mengalami
peningkatanan yang sangat signifikan membuatnya kembali masuk dalam jajaran
produk chocolate crispy terbaik. Berdasarkan pengalaman itu Nestlé mempromosikan
produknya melaui dua media seperti yang sudah dibahas diatas. Bagaimanapun Nestlé
menjadi dibawah peningkatan tekanan dengan munculnya produk baru pesaing yang
akan bertarung dalam pembagian pasar.
c. Opportunities
Perubahan pada selera konsumen memberikan peluang yang baik bagi Nestlé untuk
membuat varian baru bagi konsumennya, untuk melihat peluang bisnis yang ada
dibutuhkan kepekaan membaca perubahan lingkungan eksternal. Survey lapangan
menjadi cara yang paling baik untuk mengetahui perubahan yang terjadi, konsumen
selalu ingin diperhatikan dan sifatnya variabel atau tidak tetap. Peluang ada sekarang
ini menuntut Nestlé untuk terus memperbaharui produknya tapi tetap berpegangan
pada prinsipnya dengan mempertahankan keadaan atau karakter produk asli yang
selalu menjadi cirio khas dari produk Nestlé dengan produk lain nya. Selain itu nama
besar Nestlé juga sudah menjadi salah satu peluang yang baik untuk produk Nestlé
8
karena faktor brand minded konsumen itu tadi yang menyebabkan konsumen akan
tetap membeli Nestlé dimana dan kapan pun juga. Selalu memperhatikan objek pasar
dimana bisanya produk ini dipasarkan karena mengharapkan keuntungan jangka
panjang otomatis objek pasar tetap ada dan harus berkembang. Dengan brand yang
paten dengan strapline ‘Have a break have a Nestlé ’ mencoba menjangkau semua
kalangan menutup segala kemungkinan pesaing untuk kelengahan dari segala aspek.
d. Threats
Pada kasus Nestlé mengalami pendomplengan nama oleh Danone menyamai brand
ini dengan nama Cit Cat, ini menjadi kelengahan Nestlé dan ancaman reputasi
Nestlé . Kondisi ini jelas sangat mengganggu karena brand ini yang memakai duluan
adalah Nestlé ini tantangan yang cukup berat sehingga dilakukan usaha pengajuan
banding ke Dirjen HAKI khususnya ke direktorat mereknya. Dalam pengajuan
gugatan Cit Cat dikenai gugatan itikad buruk memakai brand yang sama dengan milik
Nestlé . Ancaman-ancaman seperti ini yang bisa mempengaruhi usaha berusaha
menyamakan brand membuat konsumen terpengaruhi dan menjadikan kompetitor
yang tidak sehat. Oleh sebab itu dalam menghadapi tantangan tersebut perlu dilakukan
orientasi ulang kenapa produk Nestlé bisa mempunyai kompetitor yang namanya
hampir sama. Dari tinjauan tesebut dapat diketahui bahwa begitu suksesnya Nestlé
sehingga kompetitor berusaha menyamainya. Manajemen yang baik juga mendukung
kekuatan dari brand itu, perencanaan usaha yang baik akan membuat Nestlé
mencapai sukses dan keuntungan maksimum. Penemuan baru akan mengembangkan
suatu produk jadikan kompetitor sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas
suatu produk. Agar produk lain jauh tertinggal digunakanlah Marketing Plan yang
terarah dan terfokus sehingga jatuhnya produk itu tepat, intinya kondisi yang ada
disekitar usaha menjadi bahan cermatan dan dipahami mencoba mengatasi tantangan
itu juga bisa dihindari.
10
dimana perusahaan akan menggunakan aspek-aspek pengetahuan untuk
memproduksi suatu produk.
Knowledge management pada ummnya digunakan untuk menemukan, memilah,
mengorganisasikan dan menyajikan informasi dengan cara tertentu sehingga dapat
meningkatkan penguasaan pengetahuan dalam suatu bidang kajian yang spesifik
yang dapat digunakan untuk mengelola pengetahuan dalam organisasi demi
menciptakan nilai dan meningkatkan keunggulan kompetitif (Laudon and Laudon,
2002:372). Dengan adanya knowledge management maka Nestle dapat melakukan
R&D dibidang gizi, nutrsi dan kesehatan sehingga produk yang dihasilkan adalah
produk-produk healthy yang aman dikonsumsi oleh konsumen.
b. Memilih atau membangun strategi yang tepat bagi perusahaan pada suatu periode
waktu menjadi kata kunci yang harus dilakukan oleh manajer Nestle. Strategi
perusahaan disesuaikan dengan ukuran dan karakter perusahaan. Perusahaan seperti
Nestle yang telah melakukan diversifikasi bisnis, pada umumnya memiliki dua
tingkatan strategi: strategi unit bisnis (competitive strategy) yang menitik-beratkan
pada upaya membangun keunggulan di setiap bidang usaha yang digeluti, dan strategi
korporasi yang menentukan berbagai bisnis yang akan diusahakan termasuk
pengelolaan keseluruhan portofolio bisnis perusahaan tersebut. Satu hal yang perlu
dicermati, kompetisi terjadi pada level unit bisnis, perusahaan induk tidak terlibat
langsung dalam persaingan. Strategi korporasi berpeluang sukses jika memberi
perhatian utama pada pemeliharaan keunggulan tiap – tiap unit bisnis. Diversifikasi
akan menambah biaya dan hambatan bagi unit bisnis yang sudah ada. Hambatan dan
biaya tersembunyi (hidden costs) yang dibebankan kepada unit bisnis, secara
terencana harus dapat dikurangi. Pemegang saham memiliki kesiapan untuk
melakukan diversifikasi sendiri dengan memilih portofolio bisnis yang resiko dan
return-nya sesuai dengan preferensi mereka. Hal ini menandakan strategi korporasi
tidak dapat sukses kecuali ia dapat memberikan tambahan nilai bagi shareholders, dan
industri di mana unit bisnis baru yang dibentuk memiliki struktur yang mendukung
dihasilkannya return yang lebih tinggi dari biaya modal. Pertimbangan lain dalam
membangun strategi korporasi adalah apakah unit bisnis baru dapat menghasilkan
keunggulan bersaing dari hubungannya dengan unit-unit bisnis lain atau dengan induk
perusahaan. Ada empat konsep strategi korporasi yang telah banyak diaplikasikan:
12
portfolio management, restructuring, transferring skills, dan sharing activities.
Portfolio management mendasarkan pada sejumlah asumsi vital. Diversifikasi dapat
dilakukan melalui beberapa cara seperti akuisisi, merger, atau membangun unit bisnis
baru (greenfield company). Melalui strategi restructuring, perusahaan Nestle mencari
perusahaan yang tidak terlalu maju (undeveloped), sedang sakit, atau yang sedang
menghadapi kesulitan akibat perubahan lingkungan bisnis yang tidak dapat diatasi.
13
nama merek bisa menghasilkan keuntungan finansial yang signifikan terhadap
pengembangan merek yang sifatnya berkelanjutan
F. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang sudah dijelaskan sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa.
1. Melalui forecaseting Nesle dapat melakukan analisis SWOT agar dapat melihat
potensi internal dan peluang eksternal agar produk yang di hasilkan tetap relevan.
2. Nestle melakukan berbagai inovasi melalui program R&D untuk mempertahankan
keberlangsungan hidup produk sehingga produk yang dihasilkan seseuai dengan
kebutuhan, keinginan, kamampuan dan selra konsumen.
3. Nestle melakukan melakukan koordinasi global dengan cara mempertimbangkankan
otonomi daerah dari masing-masing subsidiaries mengguakan sisitem desentralisasi.
G. Pembelajaran Kasus
Berdasarkan kasus yang sudah di bahas di atas maka terdapat pembelajaran yang
dapat kami ambil terkait dengan manajemen strategik, yaitu:
1. Agar tetap menjadi perusahaan yang relevan dalam lingkungan bisnis yang semakin
dinamis perusahaan harus melakukan forecasting dengan sebaik mungkin seperti yang
dilakukan Nestle
16
2. Perusahaan harus aware terhadap peruahan sehingga dapat melakukan invasi-inovasi
yang up to date seperti yang telah dilakukan Nestle
3. Perusahaan multinasional harus memahami kondisi dan peraturan yang ada di setiap
lokasi subsidiaries agar setiap keputusan yang diambil dapat terkoordinasi dengan
baik
17
Daftar Pustaka
Freeman, Chris. 2004. The Economics of Industrial Innovation, 3rd Ed. Taylor and Franch
Group: London
Honeycutt, Jerry. 2000. Knowledge Management Strategies. Elex Media Komputindo. Jakarta
Nicholas, T. 2003. Innovation, Market Power, and Creative Destruction in 1920s America.
The Journal of Economic History, Vol. 63, No. 4.
Suryani, Tatik. 2008. Perilaku Konsumen: Implikasi Pada Strategi Pemasaran. Graha Ilmu:
Yogyakarta
Wulantika, Lita. 2009. Knowledge Management dalam Meningkatkan Kreasi dan Inovasi
Perusahaan. Majalah Ilmiah UNIKOM, Vol 10, No.2. http://www. jurnal.unikom.ac.id
18