Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai INTRAPRENEURSHIP

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Makalah ini dibuat dari beberapa referensi yang dijadikan acuan dalam
penyusunan makalah ini dan bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan
tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Denpasar, 29 Maret 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ i


Daftar isi.......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Pokok Bahasan .......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Intrapreneurship ...................................................................................... 2
2.1 Iklim Organisasi yang Mendukung Intrapreneurship ............................................... 2
2.3 Karakteristik Kepemimpinan Intrapreneurship......................................................... 4

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 7

Daftar Pustaka ................................................................................................................. 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesempatan tercipta oleh perubahan lingkungan, dan salah satu ciri seorang entrepreneur
adalah kemampuannya yang lebih tajam dalam melihat perubahan-perubahan, dan menemukan
kesempatan-kesempatan yang tersimpan di balik perubahan itu. Seorang manajer yang rendah
tingkat intrapreneurship-nya mengatakan seberapa banyak sumber daya yang dapat saya kelola,
dan dari sumber daya yang dipegang ini apa yang akan dapat dicapai ? Namun seorang manajer
yang tinggi tingkat intrapreneurship-nya akan mengatakan berdasarkan apa yang ingin dicapai,
baru mengatakan apa saja yang harus dimiliki untuk mencapainya. Terdapat tiga pilar dalam
intrepreneurship yaitu inovasi, pengambilan resiko yang terkalkulasi, dan kreativitas. Inovasi
adalah kemampuan untuk melihat segala sesuatu dengan cara yang baru. Pengambilan resiko
yang terkalkulasi merupakan kemampuan untuk mengambil kesempatan yang sudah
diperhitungkan dan menganggap kegagalan sebagai suatu pengalaman belajar. Kreativitas
merupakan kemampuan untuk memperkirakan berbagai kemungkinan di masa depan dan secara
proaktif menciptakan apa yang diidamkan. Masalahnya adalah bagaimana memelihara semangat
entrepreneurship dalam organisasi yang membesar dan semakin mapan. Organisasi yang besar
dan stabil acapkali menimbulkan rasa percaya diri yang berlebihan pada orang-orang yang
terlibat di dalamnya sehingga mengurangi sensitivitas terhadap kebutuhan pelangganya dan
kurang responsif terhadap dinamika persaingan. Padahal dalam situasi yang hypercompetitive,
timbulnya sensitivitas terhadap kebutuhan pelanggan dapat berakibat fatal.
1.2. Pokok Bahasan
1.2.1. Pengertian Intrapreneurship
1.2.2. Iklim Organisasi Yang Mendorong Intrapeneurship
1.2.3. Karakteristik Kepemimpinan Intrapeneur

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN INTRAPRENEURSHIP


Intrapreneurship adalah kewirausahaan (entrepreneurship) dalam perusahaan
(enterprenership inside of the organization) atau dapat dikatakan bahwa intrapreneurship adalah
entrepreneuship yang ada di dalam perusahaan. Konsep intrapreneurship pertama muncul pada
tahun 1973 oleh Susbauer dalam tulisannya yang berjudul Intracoporate Enterpreneurship :
Programs in American Industry, dan kemudian dipopulerkan oleh Pinchott (1985) dan
Burgelman (2007) dalam disertasinya.
Princhott (1985) mendefinisikan seorang intrapreneur adalah seorang yang memfokuskan
pada inovasi dan kreativitas dan yang mentransformasi suatu mimpi atau gagasan menjadi usaha
yang menguntungkan yang dioperasikannya dalam lingkup lingkungan perusahaan. Oleh karena
itu, agar sukses intrapreneurship harus diimplementasikan dalam strategi perusahaan (Dalam
Budiharjo, 2011:152).
Asef Karimi, dkk (2011) menyebutkan bahwa Intrapreneurship berakar pada
kewirausahaan (Amo dan Kolvereid, 2005; Antoncic, 2001; Davis, 1999; Honig, 2001), ada
beberapa perbedaan antara intrapreneurship dan kewirausahaan. Pertama semua, intrapreneur
membuat keputusan berisiko menggunakan sumber daya perusahaan. untuk melakukannya,
pengusaha menggunakan sumber daya mereka sendiri (Antoncic dan Hisrich, 2001; Luchsinger
dan Bagby, 1987; Morris et al, 2008). Kedua, intrapreneurship terjadi di antara karyawan dari
dalam organisasi mereka, sedangkan kewirausahaan cenderung terutama secara eksternal
terfokus (Amo dan Kolvereid, 2005; Antoncic, 2001; Antoncic dan Hisrich, 2001; Davis, 1999;
Luchsinger dan Bagby, 1987).
Lebih lanjut Asef Karimi, dkk (2011) menyebutkan bahwa sepertiga dari semua,
pengusaha lebih memilih untuk mengembangkan pengetahuan tacit dalam organisasi baru
daripada menggunakan prosedur atau mekanisme dari perusahaan lain. Di sisi lain, intrapreneur
bekerja dalam organisasi yang sudah memiliki politik mereka sendiri, bahasa, prosedur, dan
birokrasi (Antoncic, 2001; Antoncic dan Hisrich, 2001; Davis, 1999; Honig, 2001).
Meskipun kewirausahaan dan intrapreneurship memiliki perbedaan penting, mereka juga
memiliki beberapa koneksi karena intrapreneurship secara konsisten diposisikan sebagai
kewirausahaan dalam organisasi (Antoncic, 2001; Davis, 1999, dalam Asef Karimi, dkk, 2011).

2
2.2 IKLIM ORGANISASI YANG MENDORONG INTRAPENEURSHIP
Antonic (2007) yang dikutip Budiharjo (2011) menyebutkan antesenden intrapreneurship
dibagi menjadi dua yaitu lingkungan (environment) dan organisasi (organization).

1. Faktor lingkungan yang positif meliputi dinamisme peluang teknologi, pertumbuhan


industry, dan permintaan untuk produk baru, sedangkan antesenden untuk lingkungan
yang tidak dikehendaki meliputi perubahan yang tidak dikehendaki dan persaingan yang
tinggi.
2. Dari sisi organisasi, karakteristik organisasi yang dapat mendorong intrapreneurship
adalah system terbuka, kendali formal pada aktivitas intrapreneurship, pemindahan
intensif pada lingkungan, dukungan organisasional, dan nilai-nilai perusahaan. Dalam
penelitiannya, Antonic (2007) membuktikan bahwa intrapreneurship berkorelasi secara
positif dengan pertumbuhan (company growth), dan dibuktikan pula bahwa dimensi
lingkungan dan karakteristik organanisasi (organization characteristics) berkorelasi
positif dengan intrapreneurship.

Faktor Penghambat Intrapreneurship

Eesley dan Longenecker (2006, dikutip oleh Budiharjo, 2011) mengemukakan 10 hambatan
utama dalam intrepreneurship meliputi :

1. Menghukum kesalahan yang disebabkan oleh tindakan risk taking

2. Gagasan-gasasan tanpa tindak lanjut

3. Tidak ada dorongan intrapreneurship

4. Unhealthy politicking dalam organisasi

5. Komunikasi yang buruk antar karyawan dan juga pada pelanggan

6. Karyawan tidak didorong berpikir untuk mencari peluang

7. Misi, sasaran perusahaan tidak jelas

8. Kurang dukungan manajemen

9. Penghasilan keputusan beresiko yang tidak diberi reward

10. Keterbatasan waktu dan sumber daya

3
2.3 KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN INTRAPENEUR
Ciri-ciri intrapreneur yaitu

Intrapreneur seolah menjadi general manager dari sebuah bisnis baru yang belum ada di
perusahaan

Biasanya memiliki backgroud teknis atau perusahaan, tetapi tidak memusuhi disiplin kerja yang
lain, pandai beradaptasi dan melakukan penyesuaian

melakukan hal-hal sesuai kehendak hatinya

pemikir/konseptor sekaligus pelaksana

punya dedikasi penuh dan bersedia mencurahkan waktu habis-habisan agar mimpinya
kenyataan.

menunjukkan kualitas yang baik

segala sepak terjanggnya hanya berdasar kepentingan usahanya

orang yang meraih target yang ditetapkannya sendiri

selalu menetapkan standar kerja yang tinggi

kegagalannya merupakan proses belajar

Hubungan Kreatifitas, Inovasi dengan Kewirausahaan

Mungkin sedikit informasi ini membantu rekan atau teman yang ingin mengetahui sedikit
mengenai bidang kewirausahaan. adapun informasi ini saya dapatkan saat saya mengambil mata
kuliah kewirausahaan dikampus saya..

a. Inovasi
Inovasi adalah proses menemukan atau mengimplementasikan sesuatu yang baru ke
dalam situasi yang baru. Konsep kebaruan ini berbeda bagi kebanyakan orang karena sifat nya
relative (apa yang dianggap baru oleh seseorang atau pada suatu konteks dapat menjadi
sesuatu yang meruapakan lama bagi orang lain dalam konteks lain). Inovasi adalah memikirkan

4
dan melakukan sesuatu yang baru yang menambah atau menciptakan nilai-nilai
manfaat(social/ekonomik) (Gde Raka,2001). Untuk menghasilkan perilaku inofatif
seseorang arus melihat inovasi secara mendasar sebagai proses yang dapat dikelola (John
Adair,1996).

b. Kreativitas
Kreativitas merupakan memikirkan sesuatu,kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relative berbeda
dengan apa yang telah ada sebelumnya. Kreatif adalah menghadirkan sesuatu benda atau hal
yang sebelumnya sama sekali belum ada untuk dipergunakan. Ide yang kratif dikaitkan dengan
ide yang baru paling tidak untuk orang yang bersangkutan Ide kreatif ini dapat
melibatkan sebuah usaha penggabungan du ahal atau lebih ide-ide secara langsung (John
Adair,1996).

Kreativitas dan inovasi. Inovasi dan kreativitas berbeda wilayah domain yang sama,teapi
memiliki batasan yang tegas. Kreatifitas merupakan langkah pertama menuju inovasi yang
terdiri atas berbagai tahap. Kreatifitas berkaitan dengan produksi kebaruan dan ide yang
bermanfaat sedangkan inovasi berkaitan dengan produksi atau adopsi ide yang bermanfaat dan
implementasinya.

c. Wirausaha
Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai
kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan
untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses.
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan
dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif. Untuk memenangkan
persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya
kreatifitas tersebut sebaiknya adalah dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan
gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar.

Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun
waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yang memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia
usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.

5
Namun,gagasan-gagasan yang baikpun, jika tidak diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari, hanya akan menjadi sebuah mimpi. Gagasan-gagasan yang jenius
umumnya membutuhkan daya inovasi yang tinggi dari wirausahawan yang bersangkutan.
Kreativitas yang tinggi tetap membutuhkan sentuhan inovasi agar laku di pasar.

Inovasi yang dibutuhkan adalah kemampuan wirausahawan dalam menambahkan


nilai guna/nilai manfaat terhadap suatu produk dan menjaga mutu produk dengan memperhatikan
market oriented atau apa yang sedang laku dipasaran. Dengan bertambahnya nilai guna atau
manfaat pada sebuah produk, maka meningkat pula daya jual produk tersebut di mata konsumen,
karena adanya peningkatan nilai ekonomis bagi produk tersebut bagi konsumen.

Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki
adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut
dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan
oleh pengetahuan dan pengalaman usaha.

Seseorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu
dalam berkreasi dan berinovasi. Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) atau
kemampuan kreatif dan inovatif. Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin
dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start up), kemampuan untuk
mengerjakan sesuatu yang baru (creative), kemauan dan kemampuan untuk mencari peluang
(opportunity), kemampuan dan keberanian untuk menanggung risiko (risk bearing) dan
kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya. Kemauan dan kemampuan-
kemampuan tersebut diperlukan terutama untuk:

1. Melakukan proses/ teknik baru (the new technik)


2. Menghasilkan produk atau jasa baru (the new product or new service).
3. Menghasilkan nilai tambah baru (the new value added),
4. Merintis usaha baru (new businesess), yang mengacu pada pasar
5. Mengembangkan organisasi baru (the new organisaton).

6
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Intrapreneurship adalah kewirausahaan (entrepreneurship) dalam perusahaan


(enterprenership inside of the organization) atau dapat dikatakan bahwa intrapreneurship adalah
entrepreneuship yang ada di dalam perusahaan. Konsep intrapreneurship pertama muncul pada
tahun 1973 oleh Susbauer dalam tulisannya yang berjudul Intracoporate Enterpreneurship :
Programs in American Industry, dan kemudian dipopulerkan oleh Pinchott (1985) dan
Burgelman (2007) dalam disertasinya.
Antonic (2007) yang dikutip Budiharjo (2011) menyebutkan antesenden intrapreneurship
dibagi menjadi dua yaitu lingkungan (environment) dan organisasi (organization).

7
DAFTAR PUSTAKA

Andreas Budiharjo. 2011. Organisasi : Menuju Pencapaian Kinerja Optimal. Jakarta : Prasetya
Mulya Publishing
http://teorionline.net/intrapreneurship/
http://kataloggeografi.blogspot.com/2014/01/karyawan-entrepreneurintrapreneur.html

Anda mungkin juga menyukai