Anda di halaman 1dari 2

Pentingnya Rencana Hidup

Setiap dan masing-masing manusia diberikan kapasitas dan kecenderungan yang berbeda-beda, apalagi
ditambah kenyataan bahwa kita hanya mempunyai waktu yang sangat sebentar untuk hidup. Lalu apakah
kita hanya akan menggunakan usia hidup kita yang sangat sebentar itu secara biasa-biasa saja? Hanya
mengikuti arus membawa kita kemana, tanpa berupaya untuk mencoba mencari muara yang terbaik untuk
diri kita? Kita dituntut untuk tidak sekedar mengikuti apa yang dikatakan orang lain benar, tetapi
mengikhtiarkan untuk mencari tahu yang paling tepat untuk diri kita.Salah satu alternatif yang bisa kita
tempuh untuk mencapai yang terbaik dalam hidup kita adalah dengan membuat perencanaan hidup, sebagai
usaha kita untuk mencari yang terbaik bagi diri titipan dari ilahi. Ada banyak manfaat yang bisa kita petik
dari proses perencanaan hidup kita.
a. Meningkatkan probabilitas keberhasilan hidup
Dengan perencanaan saja bisa gagal, apalagi tanpa perencanaan?Alasan yang paling sederhana. Jika
kita telah berusaha untuk merencanakan hidup saja bisa gagal, apalagi kalau tanpa perencanaan, sudah
hampir pasti lebih besar peluang kegagalannya.Ibaratkan saja, jika seseorang yang mempunyai gelas kosong,
lalu dia ingin supaya dia bisa minum es jeruk dari gelas itu. Tentunya dengan dia membuat rencana untuk
bisa mendapatkan es jeruk (baik dengan membeli, atau minta dibelikan teman) akan memberikan
kemungkinan berhasil yang lebih tinggi dibandingkan hanya dengan membiarkan gelasnya di atas meja dan
berdiam diri. Jadi, dengan demikian daripada membiarkan hidup ini asal lewat, hanya mengikuti arus, lebih
baik kita mengikhtiarkan untuk merencanakan yang terbaik untuk kita, supaya keberhasilan itu dapat dicapai
dengan apa yang kita inginkan.

b. Mempunyai jalur yang lebih jelas dalam hidup


Dengan kita berani untuk berupaya menentukan tujuan hidup, kita akan lebih bisa melihat lebih jelas
hidup kita. Kita tahu kemana kita akan sampai, bagaimana karakter orang di sekitar kita, apa yang harus kita
lakukan disana, serta siapa saja saingan kita.Misalnya kita mengambil contoh Jokowi, seorang pemimpin
Negara Indonesia ini. Dengan telah menentukan rencananya, dia bisa mulai memvisualisasikan bagaimana
kondisi Negara ini, dan dia harus bisa memimpin warga negaranya menjadi yang lebih baik lagi, serta dia
juga bisa menentukan langkah-langkah apa saja serta kapan dan bagaimana yang harus dia lakukan.

c. Mengetahui kompetensi prasyarat yang harus kita penuhi


Manfaat berikutnya yang bisa kita petik dari perencanaan hidup adalah kita tahu kompetensi apa yang
harus kita miliki untuk menjadi pribadi yang kita harapkan, serta kapan kita harus menguasai bidang-bidang
tersebut. Dalam contoh Jokowi, dia bisa memetakan bahwa dia harus mempunyai pengetahuan yang luas
tentang kepemimpinan Negara ini, mempunyai wawasan lebih untuk bisa memberdayakan warga Negara
Indonesia secara maksimal.Pemetaan kompetensi tersebut hampir mustahil jika tidak tahu tujuan dari
kepemimpinan tersebut.Kalaupun sudah tahu, seringkali semangat untuk mencapai masing-masing
kompetensi juga tidak setinggi yang di inginkan jika benar-benar menganggap itu kebutuhan penting.
Apalagi kalau kita hanya mengikuti trend zaman dalam mengambil pilihan kompetensi, seringkali kita akan
terbawa arus, dan tiba-tiba telah sampai di tujuan yang salah pada saat kita menyadarinya. Terlambat.

d. Membantu mem-PRIORITAS-kan pilihan-pilihan hidup


Inilah salah satu manfaat terpenting dari membuat perencanaan hidup. Pada saat kita dibenturkan pada
berbagai pilihan, dengan mempunyai tujuan dan perencanaan hidup, kita akan lebih mudah dalam memilih
alternatif yang terbaik. Bagaimana caranya? Dengan kita telah tahu tujuan hidup kita, kita akan lebih cerdas
dalam menghadapi pilihan-pilihan yang berat dalam hidup.

e. Mengatur jadwal hidup


Dengan mempunyai jadwal bulanan/harian, kita bisa memetakan saat-saat kita harus kerja ekstra,
lembur dan mengurangi jam istirahat, serta kapan bisa lebih rileks dalam hidup.Sebagai contoh, pada bulan
Juni-September, Thomas akan mendapatkan beban tanggung jawab yang jauh lebih padat dibandingkan saat
bulan November atau April. Dia harus mempersiapkan diri menyelesaikan tugas-tugas akhir kuliah, lalu
menghadapi UAS, serta mempersiapkan orientasi bagi mahasiswa baru, tentunya juga masih harus
mengurusi segala tetek mbengek di BEM yang sangat menguras tenaga. Dalam periode ini Thomas harus
lebih cerdas dalam mengelola jam istirahat, biar tidak kolaps dan jatuh sakit di tengah kegiatan, tetapi juga
tidak tampak seperti pemimpin yang kurang peduli dengan bawahannya. Sebaliknya, pada bulan April,
kuliah belum begitu padat, serta BEM yang dia pimpin sudah mulai berjalan dan menemukan tempo
terbaiknya (asumsi periode BEM dari Januari-Desember), sehingga dia bisa lebih bisa agak rileks pada
periode ini.

Anda mungkin juga menyukai