TINJAUAN PUSTAKA
B. Penyusunan Kuesioner
Penyusunan sebuah Kuesioner terdapat 4 aspek yang harus diperhatikan,
yaitu jenis, bentuk, isi dan sequences (urutan-urutan) pertanyaan (Martono,
2015).
1. Jenis Pertanyaan
Jenis pertanyaan yang harus diperhatikan adalah sifat data yang
mana akan diperoleh. Berdasarkan ini, sehingga suatu daftar pertanyaan
dapat menggali 3 hal, yaitu:
a. Pertanyaan mengenai fakta
pertanyaan ini menghendaki jawaban berdasarkan fakta-fakta dari
responden. Biasanya yaitu mengenai data-data seperti demografi,
misalnya pertanyaan pendidikan dan status perkawinan.
b. Pertanyaan mengenai pendapat dan sikap
pertanyaan-pertanyaan mengenai sikap dan pendapat merupakan
mengenali setiap jawaban-jawaban yang berkaitan dengan perasaan,
kepercayaan, konsepsi atau pendapat dan sebagainya.
c. pertanyaan-pertanyaan informatif
pertanyaan- pertanyaan ini mengharapkan jawaban-jawaban dari
responden mengenai apa yang telah diketahui, apa yang di dengar, dan
seberapa jauh apa yang diketahui serta dari mana mereka tahu.
2. Bentuk Pertanyaan
Prinsipnya terdapat 2 bentuk pertanyaan, yaitu open ended question dan
closed ended question atau structured
a. Bentuk Pertanyaan Terbuka (Open ended)
1. Free Respnse question
Pertanyaan ini memberikan suatu kebebasan kepada responden untuk
menjawab. Pertanyaan ini pada umumnya dipergunakan untuk
memperoleh jawaban mengenai pendapat atau motif tertentu dari
responden.
2. Directed response question
Jenis pertanyaan ini sama dengan Free response question yaitu
memberikan kebebasan menjawab bagi respondennya, tetapi sudah
sedikit lebih diarahkan.
b. Bentuk Pertanyaan tertutup (Closed Ended)
Bentuk pertanyaan ini memiliki keuntungan mudah mengarahkan jawaban
kepada responden dan juga mudah diolah. Tetapi bentuk ini kurang
mencakup atau mencerminkan semua jawaban dari responden. Bentuk
pertanyaan ini memiliki beberapa variasi, antara lain:
1. Dicholomous choice
Variasi dalam pertanyaan ini hanya dibedakan atas 2 jawaban, dan
responden hanya memilih satu diantaranya. Biasanya variasi pertanyaan
ini menyangkut pendapat, perasaan, atau sikap responden. Keuntungan
pertanyaan jenis ini adalah mudah mengolah.
2. Multiple Choice
Pertanyaan ini menyediakan beberapa jawaban dan responden hanya
memilih satu di antaranya yang sesuai dengan pendapatnya.
3. Check List
Bentuk pertanyaan ini yaitu modifikasi dari multiple choice, hanya
yang membedakan yaitu responden diberikan suatu kebebasan untuk
memilih jawaban sebanyak mungkin yang sesuai dengan apa yang
dikatakan, dilihat, dipunyai, atau pendapat dari responden iu sendiri.
4. Rangking Question
Seperti pada check list , tetapi jawaban responden diurutkan dari
jawaban-jawaban yang tersedia sesuai dengan pendapat, pengetahuan,
atau perasaan dari responden.
3. Isi Pertanyaan
Isi pertanyaan hendaknya disesuaikan dengam tujuan dari penelitian, serta
tergantung pada dalam atau dangkalnya data yang digali. Banyaknya
pertanyaan sangat relatif,tergantung dari luasnya penelitian tersebut.
4. Urutan Pertanyaan
Model pertanyaan dapat dibentuk dari 4 bagian, yaitu introduksi,
pertanyaan pemanasan, pertanyaan demografi, dan pertanyaan pokok.
a. Introduksi (pengantar)
sebelum pertanyaan dimulai diawali dengan judul penelitian tersebut,
sesudah itu diberi semacam kalimat pengantar, yang menjelaskan
kepada responden tentang maksud atau tujuan dari penelitian tersebut
juga tentang identitas dari responden.
b. Pertanyaan pemanasan
pertanyaan mengenai latar belakang responden,misalnya dari mana
aslanya, sudah berapa lama tinggal dan sebagainya.
c. pertanyaan demografi
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan umur, status
pendidikan, pekerjaan, latarbelakang etnis, agama, dan sebagainya.
d. pertanyaan-pertanyaan pokok
merupakan jantung dari kuesioner, yaitu memiliki tujuan penelitian atau
data-data yang akan diperoleh akan tercakup di dalam pertanyaan-
pertanyaan ini.
C. Cara Melakukan Penilaian Kuesioner
Macam-macam skala pengukuran untuk melakukan penilaian kuesioner
adalah:
1. Skala Likert
Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam
kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam
riset berupa survey. Skala Likert dapat dipergunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
suatu gejala atau fenomena pendidikan. Sewaktu menanggapi pertanyaan
dalam skala Likert responden menentukan tingkat persetujuan mereka
terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang
tersedia. Terdapat dua bentuk pertanyaan yang menggunakan Likert, yaitu
pertanyaan positif untuk mengukur minat positif, dan bentuk pertanyaan
negatif untuk mengukur minat negatif. Pertanyaan positif diberi skor
5,4,3,2, dan 1. Sedangkan pertanyaan negatif diberi skor 1,2,3,4, dan
5.bentuk jawaban skala Likert terdiri dari sangat setuju, setuju, ragu-ragu,
tidak setuju, dan sangat setuju. Biasanya disediakan lima pilihan skala
dengan format sebagai berikut.
1. Sangat tidak setuju
2. Tidak setuju
3. Ragu-ragu
4. Setuju
5. Sangat setuju
Jenis data pada skala Likert adalah data ordinal. Selain pilihan dengan
lima skala tersebut, terkadang digunakan juga skala dengan tujuh atau
sembilan tingkat. (Riyanto, 2011).
2. Skala Guttman
Skala Guttman digunakan apabila peneliti ingin mendapatkan jawaban
yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Jawaban tegas
pada skala Guttmna seperti jawaban benar-salah, ya-tidak, pernah-tidak
pernah. Untuk jawaban positif seperti setuju, benar, pernah, dan
semacamnya diberi skor 1; sedangkan untuk jawaban negatif seperti tidak
setuju, salah, tidak pernah dan semacamnya diberi skor 0 (Riyanto, 2011).
3. Skala Differensial Semantik
Skala semantik adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
objek, atau konsep, tetapi bentuikknya bukan pilihan ganda atau checklist
tertapi tersusun dalam satu garis kontinuum yang jawabannya sangat
positif terletak di kanan garis, dan jawaban negatif terletak dibagian kiri
baris atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval dan
biasanya skala ini untuk mengukkur sikap atau karakteristik tertentu yang
dimiliki seseorang. Nilai skala ini adlah 1 hingga 10 (Dempsey dan
Dempsey, 2002).
4. Skala bertingkat (Rating Scale)
Rating scale adalah data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian
ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Dalam skala model rating scale,
responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang
telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang
telah disediakan (Saryono, 2010).
5. Skala Thurstone
Skala thrustone adalah skala yang disusun dengan memilih butir yang
berisikan skala interval. Setiap butir memiliki kunci skor dan jika diurut,
kunci skor tersebut menghasilkan nilai yang berjarak sama. Biasanya
responden memilih beberapa pertanyaan dari sejumlah pertanyaan yang
telah disediakan.
6. Metode Boyandus
Skala penilaian dalam metode Boyandus digunakan untuk jarak sosial
antar anggota kelompok. Skala bogandus ini mengukur kesediaan
masyarakat untuk berpartisipasi dalam kontak sosial berbagai tingkat
pendekatan dengan anggota kelompok sosial yang beragam, seperti beda
ras dan kelompok etnis (Machfoedz, 2008).
DAFTAR PUSTAKA
Riyanto, A., 2011, Metodologi Penelitian Kesehatan, Nuha Medika,
Yogyakarta.
Dempsey P. A., Dempsey A. D., 2002, Riset Keperawatan; buku ajar
dan latihan, EGC, Jakarta.
Saryono, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan: Penuntun Praktis bagi
Pemula, Mitra Cendekia Press, Jogjakarta.
Machfoedz, I., 2008, Teknik membuat alat ukur penelitian bidang
kesehatan, kedokteran, keperawatan dan kebidanan, Fitramaya,
Yogyakarta.
Martono, N., 2015, Metode Penelitian Sosial: Konsep-konsep kunci ,
Raja Grafindo persada: Jakarta
Arikunto, S., 2010, Prosedur Penelitian, RIneka Cipta: Jakarta.
Herijulianti, E., Indriani, T. S., AArtini, S., Pendidikan Kesehatan Gigi, EGC:
Jakarta.