Sebagai perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1951, SidoMuncul yang kini
merupakan perusahaan herbal bertaraf modern senantiasa berupaya untuk
memberikan produk-produk yang baik dan menyehatkan bagi seluruh
konsumennya, dan dengan demikian memberikan nilai positif bagi masyarakat.
Tak hanya mengandalkan bahan-bahan alamiah yang berkualitas tinggi dan segar,
SidoMuncul juga sangatlah mementingkan basis penelitian, ilmu pengetahuan, dan
teknologi dalam menjalankan proses-proses produksi dari setiap produk yang akan
dijual, serta juga dalam bergerak maju untuk mengembangkan usahanya.
SidoMuncul terus berkarya untuk menciptakan inovasi berupa temuan-temuan baru
yang berkhasiat tinggi bagi seluruh kalangan masyarakat.
Sasaran konsumen
Menjaga loyalitas konsumen. Iklan juga digunakan untuk memperkuat brand Tolak Angin,
supaya nama Tolak Angin ini melekat di dalam benak khalayak.
Sasaran penjualan
Menjaring konsumen baru dan terciptanya oenjualan yang meningkat dalam waktu dekat.
Tujuan :
Meningkatkan profit untuk mengembangkan perusahaan dan untuk mencapai visi misi
perusahaan.
Sasaran SDM
ANALISIS SWOT
Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan
mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam)
dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats. Metode ini
paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan
dilakukan. Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah
masalah.
Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
Strengths (kekuatan)
merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang
ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek
atau konsep bisnis itu sendiri.
Weakness (kelemahan)
merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang
ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek
atau konsep bisnis itu sendiri.
Opportunities (peluang)
merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi
merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya
kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
Threats (ancaman)
merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi,
proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
Setelah itu dibuat pemetaan analisis SWOT maka dibuatlah tabel matriks dan ditentukan
sebagai tabel informasi SWOT. Kemudian dilakukan pembandingan antara faktor internal yang
meliputi Strength dan Weakness dengan faktor luar Opportunity dan threat. Setelah itu kita bisa
melakukan strategi alternatif untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih merupakan strategi yang
paling menguntungkan dengan resiko dan ancaman yang paling kecil.
Selain pemilihan alternatif analisis Swot juga bisa digunakan untuk melakukan perbaikan
dan improvisasi. dengan mengetahui kelebihan (Strength dan opportunity) dan kelemahan kita
(weakness dan threat), maka kita melakukan strategi untuk melakukan perbaikan diri. Mungkin
salah satu strateginya dengan meningkatkan Strength dan opportunity atau melakukan strategi
yang lain yaitu mengurangi weakness dan threat.
Laba emiten jamu, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO)
hanya tumbuh 4,7 persen pada 2013.
Pencapaian ini menyebabkan laba bersih Sido Muncul menjadi Rp 405,943 miliar
pada tahun 2013. Capaian ini naik tipis ketimbang capaian 2012 yang mencapai
Rp 387,54 miliar.
Kenaikan tipis laba bersih disebabkan oleh penurunan penjualan yang menjadi
Rp 2,37 triliun pada 2013. Angka ini menurun dari penjualan tahun sebelumnya
yang sebesar Rp 2,39 triliun.
Sedangkan laba sebelum pajak atau ebitda 2013 menjadi Rp 582,66 miliar atau
naik 13 persen dari ebitda sebelumnya yang sebesar Rp 513,62 miliar.
Pada penutupan hari ini saham SIDO berada pada level Rp 870 atau turun 10
bps atau 1,14 persen. Saham SIDO diperdagangakn pada harga tertinggi
sebesar Rp 885 dan terendah Rp 870 per saham.
Pertumbuhan Omzet Sido muncul sumber kedua
Emiten produsen jamu, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) membukukan
laba bersih 2013 sebesar Rp 405,9 miliar, naik tipis 4,75% dibandingkan 2012 sebesar Rp
387,5 miliar. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, laba bersih Sido Muncul tahun lalu
antara lain didorong penjualan aset dan penarikan investasi reksadana yang tercatat sebagai
pendapatan lain-lain.
Selain itu, pendapatan lain-lain Sido Muncul 2013 mencapai Rp 23,8 miliar, melesat hampir
enam kali lipat dibandingkan 2012 yang hanya Rp 4 miliar. Kontribusi terbesar pendapatan lain-
lain tersebut diperoleh dari penjualan aset tetap Rp 9 miliar dan penarikan dana investasi di
Universal Ventures Funds SCC senilai Rp 11,1 miliar. Universal Ventures adalah perusahaan
yang didirikan berdasarkan hukum Barbados yang memiliki izin menjalankan usaha reksadana.
Tercatat pada Februari 2013, Sido Muncul melalui anak usahanya PT Semarang Herbal Indo
Plant menempatkan dana Rp 60.823 per unit reksadana atau setara USD 4,9 juta. Pengelolaan
investasi tersebut kemudian dilakukan PT Muncul Mekar, anak usaha Sido Muncul lainnya yang
bergerak dalam bidang perdagangan. Untuk Desember 2013, Sido Muncul dan Muncul Mekar
menarik seluruh dana (redemption) seluruh investasi Universal Ventures dan membukukan laba
atas pelepasan tersebut sebesar Rp 11.150 per unit. Saat dilakukan penarikan, nilai aktiva
bersih Semarang Herbal di Universal Ventures mencapai USD 5 juta.
Sementara itu, Revi Firmansjah, Direktur Keuangan Sidomuncul mengatakan, peningkatan
keuntungan dari penjualan produk herbal serta peningkatan laba kurs menopang perolehan
laba bersih mereka. Meningkatnya keuntungan kotor atas penjualan produk jamu herbal
sebesar 29,2% menjadi Rp 662 miliar berkontribusi terhadap raihan laba bersih perseroan
sepanjang 2013.
Perseroan membukukan penjualan Rp 2,37 triliun, turun tipis 0,7% dibanding periode 2012 Rp
2,39 triliun seiring penurunan volume penjualan. Meski demikian, Sidomuncul mampu mencatat
laba kotor Rp 1,01 triliun atau tumbuh 9,78% dibanding tahun sebebelumnya Rp 920 miliar
seiring peningkatan keuntungan atas produk jamu dan herbal, efisiensi internal, dan kenaikan
harga jual. Perseroan juga mencatat kenaikan pendapatan keuangan menjadi Rp 134 miliar
dari Rp 8,49 miliar dari perolehan laba selisih kurs sebesar Rp 126 miliar.
Di samping itu, perseroan juga mencatat kenaikan pendapatan lain-lain Rp 23 miliar dari laba
atas pelepasan investasi Rp 11,1 miliar. Tahun ini perseroan menargetkan pendapatan bersih
bisa mencapai Rp 2,8 triliun, tumbuh dari realisasi 2013 Rp 2,3 triliun. Pertumbuhan
pendapatan akan ditopang kenaikan volume produksi