PENDAHULUAN
dokter gigi kepada apoteker, baik dalam bentuk paper maupun electronic
yang berlaku.
mengerti obat apa yang akan diberikan kepada pasien. Namun pada
informasi pada pasien, penulisan resep yang tidak jelas atau sulit untuk
oba yang jelas, tidaka menuliskan rute pemberian obat, dan tidak
medication error yang terjadi adalah pada fase prescribing (error terjadi
pada penulisan resep) yaitu kesalahan yang terjadi selama proses peresepan
obat atau penulisan resep. Dampak dari kesalahan tersebut sangat beragam,
mulai yang tidak memberi resiko sama sekali hingga terjadinya kecacatan
atau bahkan kematian (Dwiprahasti dan Kristin, 2008). Selain itu, Hartayu
dan Aris, 2005 menyebutkan bahwa medication error yang terjadi dapat
menyebabkan kegagalan terapi, bahkan dapat timbul efek obat yang idak
dengan senyawa kimia (obat lain, makanan) didalam tubuh maupun pada
tidak menimbulkan efek. Defenisi yang lebih relevan adalah ketika obat
bersaing satu dengan yang lainnya aau yang terjadi ketika suatu obat hadir
farmakodinamik adalah interaksi dimana efek suatu obat diubah oleh obat
kesalahan penulisan dosis obat sebanyak 50,8% dan paraf dokter sebanyak
frekuensi penggunaan obat 75,5%. Studi lain yang dilakukan oleh Mayasari
(2015) yang melibatkan 240 lembar resep, 107 lembar resep mengalami
merupakan suatu hal yang penting untuk menjamin obat yang digunakan
oleh pasien sesuai kebutuhan dan permintaan oleh dokter yang merawatnya.
Oleh karena itu makalah ini untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan
klinis
1.3. Tujuan Makalah
dalam bidang kefarmasian pada penulisan resep yang baik dan benar
patient safety.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Resep
permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi kepada apoteker, baik dalam
bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku. Menurut WHO peresepan yang
sesuai dengan kebutuhan pasien, diberikan dalam jangka waktu yang sesuai
(WHO, 2002). Resep harus ditulis dengan jelas dan lengkap. Apabila resep
tidak dapat dibaca dengan jelas atau tidak lengkap, apoteker harus
bahwa resep adalah kunci dari seluruh upaya terapi seorang dokter kepada
salah satu sisi tersebut akan tercermin pada resep yang ditulis.
2009).
error adalah kejadian yang merugikan pasien akibat pemakaian obat selama
dalam penanganan tenaga kesehatan. Ketidaklengkapan dan ketidakjelasan
Akibat dari medication error dapat merugikan pasien terlebih pada anak-
anak, sebab sistem enzim yang terlibat dalam metabolisme obat pada anak-
anak belum terbentuk atau sudah ada namun dalam jumlah yang sedikit,
meliputi:
7. Informasi lainnya
Dalam (Wibowo, 2010 dan Jas, 2009) disebutkan jenis-jenis resep terdiri
dari :
jadi (campuran dari zat aktif) yang dibuat oleh pabrik farmasi dengan
sendiri oleh dokter penulis resep dan menentukan dosis serta bentuk
3. Resep medicinal, yaitu resep obat jadi, bisa berupa obat paten, merek
peracikan.
4. Resep obat generik, yaitu penulisan resep obat dengan nama generik
dalam bentuk sediaan dan jumlah tertentu. Dalam pelayanannya bisa atau
tepat, aman dan rasional kepada pasien khususnya dan seluruh masyarakat
yaitu obat bebas (OTC = Other of the counter) dan Ethical (obat narkotika,
dijaga jangan sampai digunakan orang lain. Kertas resep dokter kadang
muda ditiru sehingga perlu pengamanan agar kita tidak terlibat dalam
pemberian resep palsu yang dilakukan orang lain.Selain itu, resep obat asli
harus disimpan di apotek dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang lain
kecuali oleh yang berhak. Pihak pihak yang berhak melihat resep antara
Menurut Jas (2009) dalam amira (2011), resep terdiri dari 6 bagian :
tanggal penulisan resep. Untuk obat narkotika hanya berlaku untuk satu
suatu resep dari rumah sakit sedikit berbeda dengan resep pada praktik
pribadi.
3. Prescriptio atau ordonatio : nama obat dan jumlah serta bentuk sediaan
yang diinginkan.
4. Signatura : yaitu tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute dan
contoh resep :
2.6. Penandaan pada resep
atau peringatan dapat ditulis sebelah kanan atas atau bawah blanko resep,
yaitu:
Cito (segera)
Urgent (penting)
Statim (pentingsekali)
ditulis dalam resep disebelah kanan atas dengan tulisan iter (Iteratie) dan
Untuk resep yang mengandung narkotika, tidak dapat diulang (N.I) tetapi
ditulis disebelah atas blanko resep. Resep yang tidak boleh diulang adalah
Indonesia.
4. Tanda dosis sengaja dilampaui. Tanda seru dan paraf dokter diberi
maksimum dilampaui.
5. Resep yang mengandung narkotik tidak boleh ada tulisan atau tanda iter
(iterasi) yang berarti dapat diulang, m.i (mihiipsi) yang berarti untuk
diketahui. Obat narkotik didalam resep diberi garis bawah tinta merah.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penulisan resep antara lain (Jas,
2009):
1. Resep ditulis jelas dengan tinta dan lengkap di kop format resep resmi,
pasien.
2. Penulisan resep sesuai dengan format dan kaidah yang berlaku, bersifat
atau berikanlah
5. Nama obat, bentuk sediaan, dosis setiap kali pemberian dan jumlah
obat kemudian ditulis dalam angka Romawi dan harus ditulis dengan
jelas.
ditulis dalam satuan mg, g, IU atau ml, kalau perlu ada perintah
buatlah)
6. Dalam penulisan nama obat karakter huruf nama obat tidak boleh
berubah, misalnya:
maleate
7. Untuk dua sediaan, besar dan kecil. Bila dibutuhkan yang besar, tulis
8. Untuk sediaan bervariasi, bila ada obat dua atau tiga konsentrasi,
9. Menulis jumlah wadah atau numero (No.) selalu genap, walaupun kita
11. Signatura ditulis dalam singkatan latin dengan jelas, jumlah takaran
sendok dengan signa bila genap ditulis angka romawi, tetapi angka
terjamin
13. Nama pasien dan umur harus jelas., misalnya Tn. Narawi (49 tahun),
15. Tidak menyingkat nama obat dengan singkatan yang tidak umum
17. Resep merupakan medical record dokter dalam praktik dan bukti
kerahasiaannya dijaga.
rute obat, serta peresepan obat yang tidak tepat (Lofholm, 2009). Berikut
beberapa masalah yang sering muncul dalam penulisan resep antara lain :
(Lofholm, 2009)
Penulisan resep yang tidak terbaca karena tulisan tangan yang buruk
standar
Meresepkan satu tablet yan tersedia lebih dari satu kekuatan obat
tersebut
Lalai menulis rute pemberiaan obatyang dapat diberi lebih dari satu
rute
2008) :
1. Beban kerja dokter berlebih, menyebabkan dokter bekerja dibawah
tekanan
alamat
pasien tetap dapat mengambil obat dengan atau tanpa resep yang
lengkap.
5. Resep sengaja ditulis dengan tulisan yang kurang jelas sehingga tidak
jelas, tidak ambigu, diberi tanggal dan ditanda tangani, sehingga tercipta
komunikasi yang optimal antara dokter penulis resep, farmasi, dan perawat.
kesadaran dan kepatuhan untuk menulis resep yang baik dan benar. Selain
pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat indikasi dan tepat waktu serta waspada
terhadap efek samping obat. Kesalahan dalam pengobatan bisa terjadi jika
salah satu dari lima ketepatan tersebut tidak dipenuhi. Hal itu tentunya
meliputi: tulisan yang tidak jelas, resep yang tidak lengkap, dan
dan stabilitas.
Selain itu, banyak nama obat yang nampak serupa terutama saat
(Cohen, 1999).
1999).
digunakan 2 x 1/ 100 butir (setiap 0,6 mg atau total dosis 1,2 mg)
(Cohen, 1999).
1999).
obat lain (interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan
senyawa kimia lain. Interaksi obat yang signifikan dapat terjadi jika dua
1. Absorpsi
interaksi selama obat melewati saluran cerna. Absorpsi obat dapat terjadi
diabsorpsi secara pasif. Proses ini melibatkan difusi obat dari daerah
dengan kadar tinggi ke daerah dengan kadar obat yang lebih rendah. Pada
(contohnya ion-ion dan molekul yang larut air) dan proses ini
bentuk terion tidak larut lemak dan tidak dapat berdifusi. Di bawah
2. Distribusi
tempat kerja di mana obat akan bereaksi dengan berbagai jaringan tubuh
dan atau reseptor. Selama berada di aliran darah, obat dapat terikat pada
larut lemak. Hal ini memperpanjang efek obat. Obat-obat yang sangat
sedangkan obat yang tidak terikat, biasa disebut fraksi bebas, aktif secara
farmakologi. Bila dua atau lebih obat yang sangat terikat protein
digunakan bersama-sasam, terjadi kompetisi pengikatan pada tempat yang
sama, yang mengakibatkan terjadi penggeseran salah satu obat dari ikatan
dengan protein, dan akhirnya terjadi peninggatan kadar obat bebas dalam
darah.
3. Metabolisme
Untuk itu obat harus larut lemak. Metabolisme dapat mengubah senyawa
aktif yang larut lemak menjadi senyawa larut air yang tidak aktif, yang
nantinya akan diekskresi terutama melalui ginjal. Obat dapat melewati dua
fase metabolisme, yaitu metabolisme fase I dan II. Pada metabolisme fase
dalam air. Pada metabolisme fase II, obat bereaksi dengan molekul yang
larut air (misalnya asam glukuronat, sulfat, dsb) menjadi metabolit yang
tidak atau kurang aktif, yang larut dalam air. Suatu senyawa dapat
yang larut dalam air. Sebagian besar interaksi obat yang signifikan secara
4. Ekskresi
lewat empedu atau urin. Darah yang memasuki ginjal sepanjang arteri
protein plasma dan sel darah ditahan. Aliran darah kemudian melewati
bagian lain dari tubulus ginjal dimana transport aktif yang dapat
PEMBAHASAN RESEP
RESEP I
R/ Parasetamol 125 mg
dexamethason 12,5
mg
codein 3 mg
diazepam 2 mg
m.f.pulv.dtd. No.XX
da in cap.
Uraian Obat
menurunkan demam.
Dosis : dewasa sehari 3-4 kaplet, anak 6-12 tahun sehari 2-3 kali
-1 kaplet.
2. Codein
Komposisi : kodein
antitussif yang bekerja pada susunan saraf pusat dengan menekan pusat
batuk.
saluran empedu.
panjang
Dosis :
a. Sebagai analgesic : dewasa 30-60 mg, tiap 4-6 jam sesuai kebutuhan,
kejang otot.
gravis, infusiensi pulmoner akut, kondisi fobia dan obsesi, psikosis kronik,
dan sakit kuning; pada injeksi iv terjadi nyeri, tromboflebitis, dan jarang
Interaksi :
Komposisi : 0,5mg/kaplet
Pembahasan
dalam kasus berat terjadi gangguan peredaran darah dan fungsi pernapasan
dan normorfin) oleh dua sampai tiga kali lipat, tetapi tidak mempengaruhi O-
mengalami efek analgesik yang lebih kuat. Namun, ini memerlukan penelitian
2010).
3. Masalah administarsi
Pada resep tersebut tidak di tuliskan alamat pasien dan no. telp. dokter.
diatas adalah :
2. Dilakukan peracikan pada obat yang sustained release atau tablet lepas
1. Skrining Administratif
2. Skrining Farmasetik
1) Mertigo SR
2) Gratizin
(MIMS.com).
3) Domperidone
muntah, nyeri ulu hati, nyeri epigastrium serta untuk pengobatan gejala
4) Sanmol
menghilangkan rasa nyeri meliputi sakit kepala dan sakit gigi serta
5) Neurosanbe
- Vitamin B1 100 mg
- Vitamin B6 200 mg
(MIMS.com)
b. Dosis
1) Mertigo SR
2) Gratizin
Dosisnya sesuai yaitu 5-10 mg/hari. Dewasa <65 tahun dosis awal 10
3) Domperidone
kali sehari. Untuk mual dan muntah : dewasa 10-20 mg 3-4 kali sehari.
4) Sanmol
5) Neurosanbe
c. Kestabilan penyimpanan
Semua obat yang digunakan pada resep sudah stabil yaitu stabil
1) Mertigo SR
2) Gratizin
3) Domperidone
4) Sanmol
5) Neurosanbe
1) Mertigo SR
2) Gratizin
3) Domperidone
sebelum makan.
4) Sanmol
5) Neurosanbe
d. Interaksi Obat
selama terapi.
1. Sanmol
hati
2. Gratizin
Penjelasan :
kardioselektif
f. Meloksikam, obat anti inflamasi non steroid, yang memiliki sifat anti nyeri
Dalam hal ini, pasien telah cukup lanjut usia, yaitu 61 tahun. Faktor usia
berbagai organ seperti jantung, hati, ginjal, dan otak. Sehingga pemilihan
tiga, maka dosis tersebut masih dapat diterima sebagai dosis aman. Begitu pun
dengan HCT satu kali sehari pada pagi hari, merupakan dosis yang lazim. Dalam
hal ini perlu diingatkan pada pasien, agar jangan sampai mengkonsumsi HCT ini
pada waktu sore atau malam hari, karena dapat menimbulkan efek diuresis
nokturnal, yang akan sangat mengganggu waktu istirahat pasien pada malam hari.
Bisoprolol 5 mg satu kali sehari juga merupakan dosis aman. Namun pasien harus
Pemberian ISDN yang bersifat insidental, yaitu saat terjadi gejala sesak
memberikan efek yang lebih cepat dari pada secara oral. ISDN akan dengan cepat
mengakhiri serangan angina akut yang ditandai gejala sesak nafas dan nyeri dada.
Pasien yang menjalani terapi ISDN juga harus dia pantau konsentrasi kreatinin
serumnya, terutama pada pasien-pasien yang terindikasi mengalami kerusakan
ginjal.
merupakan salah satu anti inflamasi nonsteroid yang relative selektif pada COX-
2. Sehingga obat ini relative aman terhadap lambung. Namun harus diwaspadai
untuk terapi jangka pendek, kecuali pada penanganan rheumatoid arthritis dapat
digunakan sebagai terapi jangka panjang. Dosis yang dianjurkan hanya 7,5
mg/hari, maksimum 15 mg/hari. Apalagi dalam kasus ini pasien telah lanjut usia,
dosis yang disarankan hanya 7,5 mg/hari. Sedangkan pada resep tersebut dokter
perlu mengkonsumsi antasida. Meskipun antasida ini hanya bekerja secara local
dalam darah tak tercapai, sehingga terapi yang optimum juga tidak tercapai.
Disamping itu, akumulasi kation Mg2+ dan Al3+ sangat mungkin berikatan dengan
bersamaan. Harus ada jarak waktu yang cukup antara saat konsumsi antasida
pasien telah lanjut usia, kemungkinan resiko reaksi obat merugikannya akan
meningkat yang berupa kerusakan atau penurunan fungsi ginjal. Begitu pun
segera menghentikan konsumsi meloksikam ini bila gejala nyeri pada badan
telah mereda.
No.Telp.
- Inscriptio
Praktek/Rumah
Tanggal Penulisan
- Invocatio
Resep
2) Glimepiride 2 mg
3) Metformin 500 mg
4) Varten 80 mg
5) Neurodex
6) Gemfibrosil 300 mg
Indikasi : antihiperlipidemia
b. Dosis
1) Adalatoros 30 mg
pectoris.
2) Glimepiride 2 mg
3) Metformin 500 mg
4) Varten 80 mg
5) Neurodex
makanan
6) Gemfibrozil 300 mg
3. SkriningKlinis
1) Adalatoros
hyperplasia gingival.
2) Glimepiride
kemerahan.
3) Metformin
eritemaringan
4) Varten
napas atas.
5) Neurodex
Sindrom neuropati
6) Gemfibrozil
b. Interaksi obat
(nifedipine) dapat menyebabkan kondisi asidosis laktat. dan periksa gula darah
pingsan.
Glimepiride menjadi terlalu rendah dengan gejala sakit dan pemantauan ulang
dihindari
1) Cara pemakaian
Adalatoros (Nifedipine)
Varten (valsartan)
R/ Tilidon Syrup I
3.dd cth
R/ Nucef Syrup I
2.dd cth
R/ ZincPro Syrup I
1.dd I cth
Pro : Fika
ASPEK FARMASETIK
SKRINING RESEP
a. Inscriptio :
- Nama, alamat, nomor telepon, & No. Izin praktek dokter yang
b. Prescriptio :
- Nama obat atau komposisi resep (bentuk sediaan, dosis, jumlah obat :
untuk nama obat atau komposisi resep (bentuk sediaan, dan dosis) :
c. Signatura :
d. Subcriptio :
Untuk resep dari dokter hewan harus tercantum jenis hewan, nama
a. Cara pemberian
b. Interaksi obat
ASPEK FARMAKOLOGI
Komposisi : Domperidone
(potensi)
Indikasi :
Streptococcus pyogenes.
spesifik terhadap Pensilin Binding Protein (PBP) yang ada pada dinding
3. Zincpro (http://www.apotikantar.com)
Interaksi Obat :
Keterangan : S = Suspektibel
R = Resisten
yang jelas (6) dapat di atas dengan aadanya obat golongan anti
SEBAGAI BERIKUT:
a. Tilidon Sirup
b. Nucef sirup
2. Indikasi : Antibiotik
c. Zincpro Sirup
antibiotik
Obat Racikan
R/ Diclofenac Na 25 mg
Paracetamol100 mg
Carbamazepine 100 mg
NamadanJuml
- Codein 5 mg
ahObat
Amitryptilin 6,25 mg
Coffein 10 mg
m.fcapsdtdXXV
3 ddI
R/ Rebal Plus500 XXX
R/ Amlodipine 5 mg X
- Padareseppertamayaitukapsu
Prescriptio Bentuksediaan l
- Padaresepkeduadanketigatid
akdicantumkanbentuksediaa
nobat
2. Skrining Farmasetik
a. Bentuk sediaan
Bentuk sediaan pada resep racikan ini adalah kapsul, yang telah sesuai
diberikan untuk pasien dengan inisial Hj. Artinya Perempuan yang
berarti dianggap dewasa.
b. Stabilitas
Rebal Plus dan amlodipine sudah stabil secara fisik, sedangkan
natrium diklofenak 25 mg, paracetamol 100 mg, carbamazepin 100
mg, codein 5 mg, amitriptiline 6,25 mg, dan coffein 10 mg.
c. Inkompatibilitas
Tidak terjadi inkompatibilitas secara farmasetik ataupun
perubahan secara fisik dari obat-obat yang diracik.
3. Pertimbangan Klinis
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan secara klinis dari resep tersebut antara
lain adalah :
a. Ketepatan Indikasi dan dosis obat
1. Resep racikan
a) Natrium diklofenak (drugs.com)
Dosis yang diberikan dokter adalah 25 mg 3 kali sehari, dosis
untuk dewasa 100-200 mg sehari. Dosis natrium diklofenak
untuk nyeri dan diisi dalam kapsul 25 mg/oral 4x1 sehari.
Dalam resep racikan telah sesuai dengan dosis.
Diclofenak Na = 1 x 25 mg = 25 mg (sekali pakai peroral)
Sehingga untuk pemakaian per hari = 3 x 25 mg = 75 mg. Hal
ini telah sesuai dengan dosis lazim.
b) Paracetamol
Dosis lazim Paracetamol (acetaminophen) untuk orang dewasa
500 mg-2000 mg. Dosis yang diberikan dokter adalah 100 mg
3 kali sehari.
Paracetamol = 1 x 100 mg = 100 mg < 500 mg (sekali pakai
peroral). Sehingga untuk pemakaian per hari = 3 x 300 mg =
300 mg < 2000 mg. Hal initelah sesuai dengan dosis lazim.
c) Carbamazepin
Dosis lazim Carbamazepin 200 mg/- sekali dapat dinaikkan
hingga 1,2 g (dalam dosis bagi). Dosis yang diberikan dokter
adalah 100 mg 3 kali sehari.
Carbamazepin = 1 x 100 mg = 100 mg < 200 mg (sekali pakai
peroral). Sehingga untuk pemakaian per hari = 3 x 100 mg =
300 mg. Hal ini telah sesuai dengan dosis lazim. Karena dosis
dapat ditingkatkan hingga 1200 mg (dalam dosis bagi) pada
penggunaan tertentu.
d) Codein
Dosismaksimum tablet codeine untuk orang dewasayaitu 15-
60mgper oral sekali dan 300mg sehari). Dosis yang
diberikandokteradalah5 mg 3 kali sehari.
Sekali : 1 x 5 = 5 mg < 60 mg
5
Persentase = 60 100 % = 8,33 %
Hal ini tidak sesuai dengan dosis lazim. Karena dosisnya jauh
dari range dosis lazim.
e) Amitryptilin
Dosis maksimum Amitryptilin untuk orang dewasa 30 mg
sekali dan 300 mg sehari.
Dosis yang diberikan dokter adalah 6,25 mg 3 kali sehari
Sekali : 1 x 6,25 = 6,25 mg < 30 mg
6,25
Persentase = 100 % = 20,8 %
30
Hal ini tidak sesuai dengan dosis lazim. Karena dosisnya jauh
dari range dosis maksimum.
f) Coffein
Dosis maksimum Coffein untuk orang dewasa 500 mg sekali
dan 1500 mg sehari. Dosis yang diberikan dokter adalah 10 mg
3 kali sehari.
Sekali: 1 x 10 mg = 10 mg < 500 mg
10
Persentase = 500 100 % = 2%
Hal ini tidak sesuai dengan dosis lazim. Karena dosisnya jauh
dari range dosis maksimum.
2. R/ Kedua : Rebal Plus
Dosis obat 3 kali sehari 1 kapsul. Dosis yang diberikan dokter
diminum 1 kali sehari pada siang hari. Dosis diberikan telah sesuai
3. R/ Ketiga : Amlodipine
Dosis awal 5 mg sekalisehari, dapat ditingkatakan menjadi 10 mg
sekaliseharijikadiperlukan. Dosis yang diberikan dokter 5 mg
sekali sehari dan diminum pada malam hari. Dosis yang diberikan
telah sesuai.
Obat-obat yang diresepkan oleh dokter ada untuk obat racikan dan
non racikan. Obat racikan mengandung polifarmasi atau lebih dari 3 obat
dan terdapat beberapa obat analgetik seperti Natrium diklofenak,
Paracetamol, dan codein. Obat carbamazepine digunakan sebagai terapi
awal padanyeri saraf. Terapi neuralgia Trigeminal danneuralgisaraf lain
adalahkemampuanobatuntukmenghentikanhantaran impulse afferent yang
menimbulkanserangannyeri. Kemudian untuk obat Amitriptilin
diindikasikan untuk depresi dan gangguan kecemasan. Sedangkan untuk
coffein diindikasikan sebagai migrain dan stimulan ringan dari sistem saraf
pusat.
Etiket
Racikankapsul Rebal Plus
APOTEK KIMIA FARMA ADDARAEN APOTEK KIMIA FARMA ADDARAEN
Jl. SULTAN ALAUDDIN NO. 305 A Makassar Jl. SULTAN ALAUDDIN NO. 305 A Makassar
Telp. (0411) 845 064 Telp. (0411) 845 064
Apoteker :FIRDHAFITRA, S.Farm,Apt Apoteker :FIRDHAFITRA, S.Farm,Apt
SIPA : 440/95-12/APT/DKK/XI/2011 SIPA : 440/95-12/APT/DKK/XI/2011
xsehariTablet/Kapsul/Bungkus xsehariTablet/Kapsul/Bungkus
(pagi-siang-malam) (pagi-siang-malam)
Sebelum/Sesudahmakan Sebelum/Sesudahmakan
II.1.3.3 SalinanResep
NamaObat : NamaObat :
Jauhkandarijangkauananak-anak Jauhkandarijangkauananak-anak
Amlodipine
No. Tgl.
Nama :
xsehariTablet/Kapsul/Bungkus
(pagi-siang-malam)
Sebelum/Sesudahmakan
NamaObat :
Jauhkandarijangkauananak-anak
Gambar 3.2.EtiketResepAnalgetikadanNarkotika
Copy Resep
SALINAN RESEP
R/
STEMPEL
APOTEK PCC
PARAF
(FIRDHAFITRA, S.Farm.,Apt.)
ObattsbtidakbolehdigantitanpasepengetahuanDokter
Copy ResepNarkotikadanAntibiotika
Hal-hal yang pentingdiinformasikankepadapasiententangobat (KIE)
Sebelum penyerahan obat terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan
akhir terhadap kesesuaian antara obat dan resep.Selanjutnya,
dilakukanpemberianinformasiobat.
Informasi yang diberikan kepada pasien pada saat penyerahan obat
adalah :
- Obat racikan diindikasikan untuk penyakit anti nyeri dengan aturan
pakai 3 kali sehari 1 kapsul, yaitu pada pagi, siang, dan malam
hari.Obat diminum setelah makan untuk mencegah terjadinya iritasi
pada lambung. Obat racikan diminum bila masihn yeri dan dihentikan
setelah tidak nyeri lagi. Efek samping yang umum terjadi setelah
mengonsumsi obat racikan ini adalah pusing, mengantuk,
kebingungan, dan kesulitan berkonsentrasi. Apabila pasienmengalami
efek samping tersebut, maka sebaiknya menghindarip Pekerjaan yang
membutuhkan konsentrasi tinggi seperti mengendarai motor/mobil
atau mengoperasikan mesin.
- Obat Rebal plus diindikasikan untuk obat nyeri saraf tepi, dan juga
sebagai vitamin diminumpada sianghari (tiap24 jam sekali).
Efeksamping yang umum terjadi adalahAnoreksia, mual, diare,
ruamkulit.
- Obat Amlodipine sebagai obat antipertensi dan anti angina. Dalam
resep pasien tidak diketahui tambahan gejala penyakit selain nyeri
berat dan kecemasan yang berlebihan. Sehingga dokter meresapkan
obat diminum sekali sehari pada malam hari. Karena Di malam hari
obat itu mampu mengontrol tekanan darah lebih efektif dan
menurunkan risiko diabetes. Minum obat di malam hari juga memilik
i penurunan relatif lebih besar pada tekanan darah malam hari.
- Obat sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk
dan kering, terlindung dari cahaya.
- Obat sebaiknya dijauhkandarijangkauananak-anak.
- Bila pasien lupa minum obat, minumlah dosis yang terlupa segera
setelah ingat, tetapi jika hampir mendekati dosis berikutnya, makaa
baikan dosis yang terlupa dan kembali kejadwal selanjutnya sesuai
aturan pakai. Jangan menggunakan dua dosis sekaligus dalam waktu
yang berdekatan.
- Hubungi dokter atau apoteker apabila terjadi efek yang
merugikansetelahmengonsumsiobatini.
Interpretasi sebagai Apoteker mengenaipenyakit yang dideritaolehpasien
Berdasarkan resep tersebut pasien menderita Nyeri Berat disertai
gangguan kecemasan yang berlebih.
RESEP VII
SKRINING RESEP
pertimbangan klinis.
Persyaratan adminisitratif
KETERANGAN
NO. KELENGKAPAN
ADA TIDAK ADA
1 Nama dokter
2 SIP
3 Alamat Dokter
4 Tanggal penulisan resep
5 Paraf
6 Nama pasien
7. Alamat pasien
8. Umur pasien
9. BB
10. Jumlah yang dipakai
11. Cara pemakaian
Kesesuaian farmasetis
Obat fixatic tidak dapat digabung dengan obat obat lainnya dalam bentuk
pulveres. Hal ini karena fixatic merupakan antibiotik yang bersifat kausatif,
sedangkan obat lainnya seperti inolin, codeine, tremenza, cortidex dan bisolvon
Pertimbangan klinis
Obat-obat yang diresepkan memiliki interaksi obat. Obat-obat tersebut antara lain:
NAMA OBAT : INOLIN
Dosis: Dewasa 1-4 tablet sehari dibagi dalam 2-3 kali pemberian; anak
Komposisi: Codeine
Dosis : Anak: 6-12 tahun 5-10 mg atau 0,5-1,5 mg/kg bb tiap 4-6
bersamaan.
Dosis: Anak: 6-12 tahun tablet atau 1 tablet, 2-5 tahun tablet.
Indikasi: usus, radang pada ginjal, radang pada mata, radang karena
Dosis: tahun 0.1 0.25 mg. Diberikan 2 kali sehari. Terapi intensif
jangka lama)
influenzae.
0,5 sendok pada pagi hari dan 0,5 sendok pada malam hari.
Interaksi yang terjadi pada kelima obat tersebut adalah sebagai berikut
chlorpheniramine + triprolidine
Chlorpheniramine dan triprolidine keduanya meningkatkan efek sedasi.
aditif.
chlorpheniramine + codeine
aditif
chlorpheniramine + pseudoephedrine
triprolidine + codeine
triprolidine + phenylephrine
penurunan efek.
codeine + pseudoephedrine
penurunan efek.
phenylephrine + pseudoephedrine
efek aditif.
BAB IV
KESIMPULAN
IV.1 Kesimpulan
dalam penulisan resep menurut PERMENKES RI No. 35 Tahun 2014 tentang Standar
IV.2 Saran
dihindari.
No. 35 Tahun 2014 sehingga terapi obat yang diberikan dapat maksimal.
Akoria OA, Ambrose OI. Prescription Writing in Public and Private Hospitals in
Benin City. Nigeria : The Effect of an Educational Intervension. Can J
Clin Pharmacol. 2008; 15(2): e295-e305
Amira, A. 2011, Skripsi; Penulisan Resep askes di Apotek RSUP Haji Adam
Malik Periode Mei 2011, Medan.
Anonim. http://www.medisend.co.id/tilidon_sirup_60_ml. diakses : 18 Maret
2017
Anonim. http://www.dexa-medica.com/our-product/searchs/Nucef. diakses : 18
Maret 2017
Anonim. http://www.apotikantar.com/zincpro_sirup_60_ml. diakses : 18 Maret
2017
Anonim. http://www.drugbank.ca/drugs/DB01184. diakses : 18 Maret 2017
Anonim.http://www.medicinenet.com/cefixime_tabletsoral/page2.htm#SideEffect
s. diakses : 18 Maret 2017
Anonim, http://kkyazid.blogspot.co.id/2011/10/kodein-metilmorfin-yang-
memiliki-banyak.html, diakses pada tanggal 19 maret 2017
Arayne, M.S et all. 2002. Antibacterial Studies Of Cefixime Copper, Zinc And
Cadmium Complexes. Faculty of Pharmacy, Department of Chemystry,
University of Karachi
Aslam, Mohammed, dkk, 2003, Farmasi Klinis. Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo
Baxter, K., Stockleys drug interaction ninth edition, pharmaceutical press,
London, 2010. Hal. 179.
BNF, 2007, British National Formulary 54th Edition, BMJ Publishing Group,
London.
Cahyono, J. B. S. B, 2008, Membangun Budaya Keselamatan Pasien dalam
Praktek Kedokteran. Yogyakarta : Kanisius
Cohen, M.R., 1999, Medication Errors, 16,1-16,8, American Pharmaceutical
Association, Washington, DC
Dean B, Barber N, Schachter M. What is a prescribing error?. Quality in Health
Care. 2009; 9: 23237.
Dipiro, J.T., Wells, B.G., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Posey, L.M.,
2005, Pharmacotherapy, 6th Edition, Appleton ang Lange, New York
Dito,A.http://www.kabarindonesia.com/beritaprint.php?id=20080414210453,
diakses pada tanggal 19 maret 2017
Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta
Dwiprahasto Iwan, Erna Kristin, 2008. Intervensi Pelatihan untuk Meminimalkan
Risiko Medication Error di Pusat Pelayanan Kesehatan Primer. Jurnal
Berkala Ilmu Kedokteran
Fradgley, S, 2003. Interaksi Obat, Dalam Farmasi klinis (Clinical Pharmacy)
Menuju Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien. Jakarta :
PT. Elex Media Kkomputindo Gramedia
Glowinski J. Placebo-controlledstudy of the anlgesic efficacy of a paracetamol
500mg/codeine 30mg combination together with low dose vs high dose
diclofenac in rheumatoid arthritis. Clin Drug Invest 1999; 18(3): 189-
197.
Gautman, C.S., Saha, Lekha, 2008, Fixed Dose Drugs Combination (FDCs);
Rational or Irrational: a View point. British Jurnal Clinic Pharmacology.
65(5) ; 795-796.
Harkness Richard, diterjemahkan oleh Goeswin Agoes dan Mathilda B.Widianto.
Interaksi obat. Bandung: Penerbit ITB, 1989.
Hartayu, T.S, dan Widyati, A. Kajian Kelengkapan Resep Pediatri yang
Berpotensi Menimbulkan Medication Error di Rumah Sakit dan 10
Apotek di Yogyakarta. Yogyakarta
http://pionas.pom.go.id/monografi/kodein-fosfat-0
http://reference.medscape.com/drug-interactionchecker
http://www.mims.com/indonesia
Jas A. 2007. Perihal Resep dan Dosis serta Latihan Menulis resep Edisi 1,
Medan: Universitas Sumatra Utara Press
Jas A. 2009. Perihal Resep dan Dosis serta Latihan Menulis resep Edisi 2,
Medan: Universitas Sumatra Utara Press
Kasim, F., Trisna, Y., sebagai redaksi, ISO-Informasi Spesialite Obat Indonesia,
Vol. 47 tahun 2012-2013, penerbit PT. ISFI penerbitan, Jakarta, 2012,
hal 37,261,268,403
Lofholm PW, Katzung BG. Chapter 65: Rational Prescribing & Prescription
Writing. Dalam: Katzung BG, Masters BS, Trevor AJ, editor. Basic and
Clinical Pharmacology. Edisi ke-11. United State: McGraw Hill
Medical; 2009. hlm.1139-48.
Malone, P.M., Mosdell, K.W., Kier, K.L., and Stanovich, J.E., 2001, Drug
Information A Guide for Pharmacists, 2nd edition, McGraw-Hill, New
York.
MIMS. Referensi Obat. Informasi Ringkas Produk Obat. PT. Medidata Indonesia.
2016
Octavia, Hanna, 2011, Skripsi : Analisis Kelengkapan Peresepan di Apotek KPRI
RSUD DR. SOETOMO, Bulan Desember 2010, Surabaya.
Prawitasari, Diah, 2009. Skripsi: Tinjauan Aspek Legalitas dan Kelengkapan
Resep di 5 Apotek Kabupaten Klaten Tahun 2007. Surakarta
Rahmawati, F. 2002. Kajian Penulisan Resep : Tinjauan Aspek Legalitas
Kelengkapan Resep di Apotek-apotek Kotamadya Yogyakarta.
Yogyakarta: Majalah Farmasi Indonesia.
Sandy, 2010, Skripsi : Studi Kelengkapan Resep Obat Untuk Pasien Anak di
Apotek Wilayah Kecamatan Kartasura Bulan Oktober-Desember 2008.
Surakarta
Stockley, L.H. 2008. Stockleys Drug Interaction Edisi Kedelapan. Great Britain:
Phrmaceutical Press.
Sukandar, E.Y., Andrajati, R., Sigit, J.I., Adnyana, I.K., Setiadi, A.P., Kusnandar.,
ISO Farmakoterapi, penerbit PT. ISFI Penerbitan, Jakarta, 2008, Hal.
264, 303
Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 25/MENKES/SK/IX/2014.
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI; 2014.
Syamsuni, H.A. 2007. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, Jakarta:
Penerbit Buku Kedokeran EGC
Wibowo, A. 2010. Skripsi: Analisis Kelengkapan Resep di Apotek Wilayah
Lamongan Bulan Februari 2010. Surabaya.
World Health Organization, 1994. The Contribution of the Family Doctor, WHO-
WONCA Conference 1994