Kadar CO2 saat ini disebut sebagai yang tertinggi selama 125 tahun belakangan,
efek buruk CO2 terhadap pemanasan global telah disepakati hampir oleh semua
kalangan. Hal ini menimbulkan ancaman serius bagi kehidupan makhluk hidup di
muka bumi. Oleh karena itu, pengembangan dan implementasi bahan bakar
terbarukan yang ramah lingkungan perlu mendapatkan perhatian serius dari
berbagai negara. Pemerintah sebenarnya telah menyiapkan berbagai peraturan
untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil (misalnya: Kebijakan
Umum Bidang Energi (KUBE) tahun 1980 dan Keputusan Menteri Pertambangan
dan Energi No. 996.K / 43 / MPE / 1999 tentang prioritasi penggunaan bahan bakar
terbarukan untuk produksi listrik yang hendak dibeli PLN). Namun sayang sekali,
pada tataran implementasi belum terlihat adanya usaha serius dan sistematik untuk
menerapkan energi terbarukan guna substitusi bahan bakar fosil. (Yuli Setyo : 2005)
Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit Listrik
Tenaga Angin mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan
menggunakan turbin angin atau kincir angin. Cara kerjanya cukup sederhana, energi
angin yang memutar turbin angin, diteruskan untuk memutar rotor pada generator
dibagian belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi
Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan.
Pemanfaatan energi angin sebenarnya bukan barang baru bagi umat manusia.
Semenjak 2000 tahun lalu teknologi pemanfaatan sumber daya angin dan air sudah
dikenal manusia dalam bentuk kincir angin (wind mills). Selain ramah lingkungan,
sumber energi ini juga selalu tersedia setiap waktu dan memiliki masa depan bisnis
yang menguntungkan. Kini sebagian besar negara maju di Eropa dan Amerika
Serikat telah memanfaatkan sumber energi ini. Pada masa awal perkembangannya,
teknologi energi angin lebih banyak dimanfaatkan sebagai sulih tenaga manusia
dalam bidang pertanian dan manufaktur, maka kini dengan teknologi dan bahan
yang baru, manusia membuat turbin angin untuk membangkitkan energi listrik yang
bersih, baik untuk penerangan, sumber panas atau tenaga pembangkit untuk alat-
alat rumah tangga. Menurut data dari American Wind Energy Association (AWEA),
hingga saat ini telah ada sekitar 20.000 turbin angin diseluruh dunia yang
dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. Kebanyakan turbin semacam itu
dioperasikan di lahan khusus yang disebut ladang angin (wind farm).
Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai
garis pantai terpanjang di dunia yaitu 80.791,42 Km merupakan wilayah potensial
untuk pengembangan pembanglit listrik tenaga angin, namun sayang potensi ini
nampaknya belum dilirik oleh pemerintah. Sungguh ironis, disaat Indonesia menjadi
tuan rumah konfrensi dunia mengenai pemanasan global di Nusa Dua, Bali pada
akhir tahun 2007, pemerintah justru akan membangun pembangkit listrik berbahan
bakar batubara yang merupakan penyebab nomor 1 pemanasan global.
Syarat - syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi
listrik dapat dilihat pada tabel berikut.
Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas maksimum
energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.
Dalam Majalah PII Engineer Monthly edisi Agustus 2008, antara lain dibahas alasan
perlunya dibangun PLTN di Indonesia, selain daripada itu dibahas selintas mengenai
Tenaga Listrik Tenaga Angin (PTLTA). Makalah ini membahas secara singkat
mekanisme peralatan Tenaga Listrik Tenaga Angin (PTLTA), berukuran kecil yang
mungkin dapat dikembangkan di daerah-daerah pedesaan atau pulau-pulau
terpencil di Indonesia yang mempunyai potensi angin yang cukup (cukup kencang
dan bertiup sepanjang tahun).
Tenaga angin telah lama dimanfaatkan di tanah air kita sejak ratusan mungkin
ribuan tahun yang lalu, khususnya untuk menggerakkan kapal layar sampai
sekarang, dan yang banyak kita lihat sekarang digunakan dalam tambak-tambak
ikan di tepi pantai untuk menggerakkan baling-baling (atau turbin angin) untuk
menjalankan memompaan air. Namun baiklah kalau kita di Indonesia mulai
mempopulerkan PTLTA, khususnya ukuran kecil. PTLTA ukuran kecil adalah istilah
yang biasanya diberikan kepada unit 50 KW atau lebih kecil. Tempat-tempat
terpencil yang biasanya menggunakan diesel-generator dapat menggantikannya
atau menambahkannya dengan PTLTA ukuran kecil ini. Salah satu contoh PTLTA
ukuran kecil terlihat di gambar #1 sbb:
Gambar #1
Anemometer: Mengukur kecepatan angin, dan mengirim data angin ini ke Alat
Pengontrol.
Blades (Bilah Kipas): Kebanyakan turbin angin mempunyai 2 atau 3 bilah kipas.
Angin yang menghembus menyebabkan turbin tersebut berputar.
Gambar#2
Brake (Rem): Suatu rem cakram yang dapat digerakkan secara mekanis, dengan
tenaga listrik atau hidrolik untuk menghentikan rotor atau saat keadaan darurat.
Controller (Alat Pengontrol): Alat Pengontrol ini menstart turbin pada kecepatan
angin kira-kira 12-25 km/jam, dan mematikannya pada kecepatan 90 km/jam. Turbin
tidak beroperasi di atas 90 km/jam, karena angina terlalu kencang dapat
merusakkannya.
Gear box (Roda Gigi): Roda gigi menaikkan putaran dari 30-60 rpm menjadi kira-
kira 1000-1800 rpm yaitu putaran yang biasanya disyaratkan untuk memutar
generator listrik.
Low-speed shaft (Poros Puutaran Rendah): Poros turbin yang berputar kira-kira
30-60 rpm.
Nacelle (Rumah Mesin): Rumah mesin ini terletak di atas menara . Di dalamnya
berisi gear-box, poros putaran tinggi / rendah, generator, alat pengontrol, dan alat
pengereman.
Pitch (Sudut Bilah Kipas): Bilah kipas bisa diatur sudutnya untuk mengatur
kecepatan rotor yang dikehendaki, tergantung angin terlalu rendah atau terlalu
kencang.
Tower (Menera): Menara bisa dibuat dari pipa baja, beton, rangka besi. Karena
kencangnya angin bertambah dengan ketinggian, maka makin tinggi menara makin
besar tenaga yang didapat.
Wind direction (Arah Angin): Gambar #2 adalah turbin yang menghadap angin,
desain turbin lain ada yang mendapat hembusan angin dari belakang.
Yaw motor (Motor Penggerak Arah): Motor listrik yang menggerakkan penggerak
arah.
Berkah terus meningkatnya ukuran dan kapasitas rata-rata turbin, pada tahun 2020
biaya pembangkit listrik tenaga angin pada wilayah yang menunjang akan turun
hingga 2.45 sen per KWh- lebih murah 36 persen dari biaya pada tahun 2003 yang
mencapai 3.79 euro/KWh. Sambungan kabel listrik tidak termasuk dalam biaya ini.
Sumber angin dunia sangat besar dan menyebar dengan baik di semua kawasan
dan negara. Menggunakan teknologi saat ini, tenaga angin diperkirakan dapat
menyediakan 53.000 Terawat/jam setiap tahunnya. Yang berarti dua kali lebih besar
dari proyeksi permintaan energi pada tahun 2020-meninggalkan tempat yang
penting untuk tumbuhnya industri bahkan dalam 1 dekade kedepan. Amerika Serikat
sendiri mempunyai potensi angin yang cukup untuk menyediakan pasokan
kebutuhan energinya bahkan tiga kali lebih besar daripada kebutuhannya.
Variable Angin
Variable angin menimbulkan masalah manajemen sistem jaringan listrik lebih sedikit
daripada yang diharapkan oleh pihak-pihak yang skeptis. Ketidakstabilan permintaan
energi dan kebutuhan untuk melindungi gagalnya pembangkit listrik konvensional
memenuhi kebutuhan tersebut, sesungguhnya membutuhkan sistem jaringan listrik
yang lebih fleksibel daripada tenaga angin, dan pengalaman dunia nyata telah
menunjukan bahwa sistem pembangkit listrik nasional mampu menjalankan tugas
tersebut. Pada malam berangin, sebagai contoh, turbin angin 50% pembangkit listrik
di bagian barat Denmark, tapi kekuatannya telah terbukti dapat diatur.
Bergerak ke depan
Perkembangan tenaga angin berkembang dengan pesat saat ini, namun demikian
masa depan tenaga ini belum terjamin. Saat ini tenaga angin telah dimanfaatkan
oleh sekitar 50 negara di dunia. Namun sejauh ini kemajuan itu disebabkan oleh
usaha segelintir pihak, yang dipimpin oleh Jerman, Spanyol dan Denmark. Negara-
negara lain perlu untuk memperbaiki industri tenaga angin secara dramastis jika
target global ingin dicapai. Oleh karena itu prediksi untuk menjadikan tenaga angin
dapat memasok energi dunia sebesar 12 persen pada tahun 2020 sebaiknya tidak
dilihat sebagai hal yang pasti, tapi sebagai tujuansatu kemungkinan masa depan
yang kita bisa pilih jika kita mau.
Penetapan sumber daya angin dan persetujuan untuk pengadaan ladang angin
merupakan proses yang paling lama untuk pengembangan proyek energi angin. Hal
ini dapat memakan waktu hingga 4 tahun dalam kasus ladang angin yang besar
yang membutuhkan studi dampak lingkungan yang luas.
Emisi karbon ke lingkungan dalam sumber listrik tenaga angin diperoleh dari proses
manufaktur komponen serta proses pengerjaannya di tempat yang akan didirikan
pembangkit listrik tenaga angin. Namun dalam operasinya membangkitkan listrik,
secara praktis pembangkit listrik tenaga angin ini tidak menghasilkan emisi yang
berarti. Jika dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan batubara, emisi karbon
dioksida pembangkit listrik tenaga angin ini hanya seperseratusnya saja. Disamping
karbon dioksida, pembangkit listrik tenaga angin menghasilkan sulfur dioksida,
nitrogen oksida, polutan atmosfir yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan
pembangkit listrik dengan menggunakan batubara ataupun gas. Namun begitu,
pembangkit listrik tenaga angin ini tidak sepenuhnya ramah lingkungan, terdapat
beberapa masalah yang terjadi akibat penggunaan sumber energi angin sebagai
pembangkit listrik, diantaranya adalah dampak visual , derau suara, beberapa
masalah ekologi, dan keindahan.
Dampak visual biasanya merupakan hal yang paling serius dikritik. Penggunaan
ladang angin sebagai pembangkit listrik membutuhkan luas lahan yang tidak sedikit
dan tidak mungkin untuk disembunyikan. Penempatan ladang angin pada lahan
yang masih dapat digunakan untuk keperluan yang lain dapat menjadi persoalan
tersendiri bagi penduduk setempat. Selain mengganggu pandangan akibat
pemasangan barisan pembangkit angin, penggunaan lahan untuk pembangkit angin
dapat mengurangi lahan pertanian serta pemukiman. Hal ini yang membuat
pembangkitan tenaga angin di daratan menjadi terbatas. Beberapa aturan mengenai
tinggi bangunan juga telah membuat pembangunan pembangkit listrik tenaga angin
dapat terhambat. Penggunaan tiang yang tinggi untuk turbin angin juga dapat
menyebabkan terganggunya cahaya matahari yang masuk ke rumah-rumah
penduduk. Perputaran sudu-sudu menyebabkan cahaya matahari yang berkelap-
kelip dan dapat mengganggu pandangan penduduk setempat.
Efek lain akibat penggunaan turbin angin adalah terjadinya derau frekuensi rendah.
Putaran dari sudu-sudu turbin angin dengan frekuensi konstan lebih mengganggu
daripada suara angin pada ranting pohon. Selain derau dari sudu-sudu turbin,
penggunaan gearbox serta generator dapat menyebabkan derau suara mekanis dan
juga derau suara listrik. Derau mekanik yang terjadi disebabkan oleh operasi
mekanis elemen-elemen yang berada dalam nacelle atau rumah pembangkit listrik
tenaga angin. Dalam keadaan tertentu turbin angin dapat juga menyebabkan
interferensi elektromagnetik, mengganggu penerimaan sinyal televisi atau transmisi
gelombang mikro untuk perkomunikasian.
Penentuan ketinggian dari turbin angin dilakukan dengan menganalisa data
turbulensi angin dan kekuatan angin. Derau aerodinamis merupakan fungsi dari
banyak faktor seperti desain sudu, kecepatan perputaran, kecepatan angin,
turbulensi aliran masuk. Derau aerodinamismerupakan masalah lingkungan, oleh
karena itu kecepatan perputaran rotor perlu dibatasi di bawah 70m/s. Beberapa
ilmuwan berpendapat bahwa penggunaan skala besar dari pembangkit listrik tenaga
angin dapat merubah iklim lokal maupun global karena menggunakan energi kinetik
angin dan mengubah turbulensi udara pada daerah atmosfir.
Pengaruh ekologi yang terjadi dari penggunaan pembangkit tenaga angin adalah
terhadap populasi burung dan kelelawar. Burung dan kelelawar dapat terluka atau
bahkan mati akibat terbang melewati sudu-sudu yang sedang berputar. Namun
dampak ini masih lebih kecil jika dibandingkan dengan kematian burung-burung
akibat kendaraan, saluran transmisi listrik dan aktivitas manusia lainnya yang
melibatkan pembakaran bahan bakar fosil. Dalam beberapa studi yang telah
dilakukan, adanya pembangkit listrik tenaga angin ini dapat mengganggu migrasi
populasi burung dan kelelawar. Pembangunan pembangkit angin pada lahan yang
bertanah kurang bagus juga dapat menyebabkan rusaknya lahan di daerah tersebut.
Ladang angin lepas pantai memiliki masalah tersendiri yang dapat mengganggu
pelaut dan kapal-kapal yang berlayar. Konstruksi tiang pembangkit listrik tenaga
angin dapat mengganggu permukaan dasar laut. Hal lain yang terjadi dengan
konstruksi di lepas pantai adalah terganggunya kehidupan bawah laut. Efek
negatifnya dapat terjadi seperti di Irlandia, dimana terjadinya polusi yang
bertanggung jawab atas berkurangnya stok ikan di daerah pemasangan turbin angin.
Studi baru-baru ini menemukan bahwa ladang pembangkit listrik tenagaangin lepas
pantai menambah 80 110 dB kepada noise frekuensi rendah yang dapat
mengganggu komunikasi ikan paus dan kemungkinan distribusi predator laut.Namun
begitu, ladang angin lepas pantai diharapkan dapat menjadi tempat pertumbuhan
bibit-bibit ikan yang baru. Karena memancing dan berlayar di daerah sekitar ladang
angin dilarang, maka spesies ikan dapat terjaga akibat adanya pemancingan
berlebih di laut.
Dalam operasinya, pembangkit listrik tenaga angin bukan tanpa kegagalan dan
kecelakaan. Kegagalan operasi sudu-sudu dan juga jatuhnya es akibat perputaran
telah menyebabkan beberapa kecalakaan dan kematian. Kematian juga terjadi
kepada beberapa penerjun dan pesawat terbang kecil yang melewati turbin angin.
Reruntuhan puing-puing berat yang dapat terjadi merupakan bahaya yang perlu
diwaspadai, terutama di daerah padat penduduk dan jalan raya. Kebakaran pada
turbin angin dapat terjadi dan akan sangat sulit untukdipadamkan akibat tingginya
posisi api sehingga dibiarkan begitu saja hingga terbakar habis. Hal ini dapat
menyebarkan asap beracun dan juga dapat menyebabkan kebakaran berantai yang
membakar habis ratusan acrelahan pertanian. Hal ini pernah terjadi pada Taman
Nasional Australia dimana 800 km2 tanah terbakar. Kebocoran minyak pelumas juga
dapat teradi dan dapat menyebabkan terjadinya polusi daerah setempat, dalam
beberapa kasus dapat mengkontaminasi air minum.
Meskipun dampak-dampak lingkungan ini menjadi ancaman dalam pembangunan
pembangkit listrik tenaga angin, namun jika dibandingkan dengan penggunaan
energi fosil, dampaknya masih jauh lebih kecil. Selain itu penggunaan energi angin
dalam kelistrikan telah turut serta dalam mengurangi emisi gas buang.
Penggunaan inovasi dalam teknologi, bagaimanapun selalu memunculkan
permasalahan baru yang memerlukan pemecahan dengan terknologi baru lagi. Oleh
karena itu kita sebagai orang-orang yang bergerak di bidang science dan teknologi
haruslah dapat terus mengembangkan teknologi yang lebih ramah lingkungan yang
memiliki efek negatif sekecil mungkin.
Kelebihan Tenaga Angin
Penyeimbang energi yang sangat baik -emisi karbon dioksida berhubungan dengan
proses produksi. Pemasangan dan penggunaan turbin angin selama rata-rata 20
tahun siklus hidup membayar kembali terjadinya emisi setelah 3-6 bulan pertama
yang berarti lebih dari 19 tahun produksi energi tanpa ongkos lingkungan.
Selanjutnya, dalam proyek besar yang menggunakan turbin ukuran medium yang
sudah disetujui, tenaga angin mampu beroperasi hingga 98% secara konstan.
Artinya hanya dua persen waktu turun mesin untuk perbaikan- catatan yang jauh
lebih baik dari yang bisa diharapkan dari pembangkit listrik konvensional.
TUGAS
TEKNOLOGI BAHAN BAKAR
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN
ZULKIFLI
4513044002
ISMAIL RIKO RUMASORENG
4513044022
TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR