Anda di halaman 1dari 8

Journal Endurance 1(3) October 2016 (113-120)

STRES KERJA DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KUALITAS HIDUP


PERAWAT ICU DI RS TIPE B

Hardani
Ilmu Keperawatan, STIKes Indonesia, Padang, Sumatera Barat
Email: hardani_87@yahoo.com

Submitted :25-08-2016, Reviewed:25-09-2016, Accepted:25 -09-2016


DOI : http://dx.doi.org/10.22216/jen.v1i3.863

Abstrak
Penelitian ini untuk mengetahui hubungan stress kerja, kepuasan kerja dan karakteristik individu
dengan kualitas hidup perawat ICU Rumah Sakit Umum Tipe B Sumatera Barat. Penelitian dilakukan
dari tanggal 12 Juni sampai 7 Juli 2015, Penelitian deskriptif ini menggunakan rancangan cross
sectional dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menyimpulkan terdapat hubungan usia (p
value = 0,04), status pernikahan (p value = 0,02), stress kerja (p value = 0,004) dan kepuasan kerja
(0,04) dengan kualitas hidup Perawat. Namun tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin (p value
= 1,00) dan tingkat pendidikan (p value = 0,9) dengan kualitas hidup perawat. Faktor paling dominan
yang berhubungan dengan kualitas hidup adalah stress kerja. Stres kerja akan mempengaruhi kualitas
hidup perawat yang bekerja diruangan ICU.

Kata Kunci : Karakteristik Individu, Stres Kerja, Kepuasan Kerja, Kualitas Hidup Perawat

Abstract
The purpose of this study to determine the relationship of job stress, job satisfaction and individual
characteristics with Nurses Quality of Life in Type B Hospital, West Sumatra. The study was conducted
from June 12 to July 7, 2015, this descriptive study using cross sectional design with quantitative
approach. The study concluded there is a relationship of age (p value = 0.04), marital status (p value
= 0.02), job stress (p value = 0.004) and job satisfaction (0.04) with the quality of life of nurses.
However, there was no correlation between gender (p value = 1.00) and the level of education (p value
= 0.9) with the quality of life of nurses. The most dominant factor related to quality of life is stressful
work. Work stress will affect the quality of life of nurses in ICU.

Keywords: Characteristics of individual, Job Stress, Job Satisfaction, Nurses Quality of Life

Kopertis Wilayah X 113


Hardani Stres Kerja dan Kepuasan Kerja... Journal Endurance 1(3) October 2016

PENDAHULUAN Selain stress kerja, saat ini rumah


Kualitas hidup adalah penilaian subjektif sakit justru mengalami berbagai masalah
individu mengenai posisi kehidupannya yang berhubungan dengan tenaga
saat ini pada beberapa aspek kehidupan keperawatan dan pelayanan keperawatan.
yang penting baginya (Nofitri, 2009) Masalah-masalah tersebut berhubungan
Kualitas hidup individu tersebut dengan kekurangan jumlah perawat,
biasanya dapat dinilai dari kondisi fisik, ketidakpuasan kerja perawat dan buruknya
psikologis, hubungan sosial dan lingkungan kerja perawat.
lingkungannya (Larasati, 2009). Sedangkan Berbagai penelitian yang dilakukan
faktor lainnya yaitu adanya pengaruh dari tentang kepuasan kerja perawat
variabel karakteristik individu seperti, menunjukkan bahwa perawat banyak
status pernikahan, tingkat pendidikan, usia, mengalami ketidakpuasan kerja. Penelitian
dan jenis kelamin terhadap kualitas hidup di berbagai rumah sakit menunjukkan
(Rifiani & Sulihandari, 2013). kualitas bahwa lebih dari 40% perawat mengalami
hidup juga dipengaruhi oleh Tingkat stress ketidakpuasan kerja dan 33% perawat
dan kepuasan kerja (Cimete, Gencalp & berumur kurang dari 30 tahun bermaksud
Keskin, 2013). Hasil penelitian keluar dari pekerjaan mereka (Wuryanto,
menunjukkan tingginya tingkat stres kerja 2010). Kepuasan kerja berkontribusi
perawat, yang dapat mempengaruhi terhadap prestasi kerja, ketika individu
kualitas hidup mereka. Menurut hasil merasakan puas terhadap pekerjaannya,
penelitian quality of life (QOL) perawat maka seorang pekerja akan berupaya
laki-laki dan perempuan memiliki kualitas semaksimal mungkin dengan segenap
hidup yang berbeda, perawat laki-laki kemampuan yang dimiliki untuk
memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi menyelesaikan tugasnya, yang akhirnya
dibandingkan perawat perempuan. Faktor akan menghasilkan kinerja dan pencapaian
pekerjaan, kepuasan dan sikap positif yang baik bagi perusahaan/organisasi.
lainnya dari perawat akan mempengaruhi Peristiwa-peristiwa dari dalam dan
semua dimensi kualitas hidup dan stres dari luar tempat kerja dapat memicu
kerja perawat tersebut (Junaidy & terjadinya stress kerja pada karyawan.
Surjaningrum, 2014) Stress kerja yang dialami individu
Stres kerja adalah stres yang muncul merupakan hubungan yang timbal balik
karena adanya rangsangan yang berada antara sesuatu yang berada di dalam diri
didalam lingkungan kerja atau diluar individu dengan sesuatu yang berada di
pekerjaan yang menjadikan stres dan tidak luar individu tersebut. Hubungan antara
dapat mengatasinya, sehingga akan sesuatu yang berada di dalam dan di luar
menimbulkan gangguan yang membawa individu juga berlaku pada peristiwa-
akibat lanjut dari adanya stres ini, yakni peristiwa yang menyebabkan stress kerja
mempengaruhi kelancaran dalam pada perawat ICU. Perawat ICU berbeda
melakukan kinerja (Christian, 2005). dengan perawat lain. Tingkat pekerjaan dan
Intensitas yang tinggi antara perawat pengetahuan perawat ICU lebih kompleks
dengan pasien dan keluarga terutama pada dibandingkan dengan perawat bagian lain
pasien yang sulit dan kompleks merupakan di rumah sakit, karena bertanggungjawab
salah satu pemicu timbulnya stres kerja mempertahankan homeostasis pasien untuk
pada perawat (Kurniadi, 2013) berjuang melewati kondisi kritis/terminal

Kopertis Wilayah X 114


Hardani Stres Kerja dan Kepuasan Kerja... Journal Endurance 1(3) October 2016

yang mendekati kematian (Kristanto, Dewi, Perawatan intensif, Pelayanan Darah, Gizi,
& Dewi, 2012). Karena kompleksitas, Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam
aktivitas dan dynamicity, pada intensif care Medik. Karakteristik perawat ICU, yaitu
unit (ICU) secara terus menerus memiliki tingkat pengetahuan dan
menyebabkan stres dan penggunaan keterampilan yang lebih baik dari pada
peralatan teknis canggih dianggap sebagai perawat lain dalam menangani pasien yang
salah satu penyebab stress kepada perawat memiliki kondisi kritis. Perawat ICU
ICU. Hasil penelitian oleh Farhadian minimal memiliki sertifikat BTCLS (Basic
menunjukkan bahwa rata-rata perawat ICU Training Cardiac Life Support). Perawat U
mengalami stress kerja (Javadi, Parandeh, juga rentan mengalami Post Traumatic
Ebadi A, & Z Haji Amini, 2010) Stress Disorder (PTSD) dibandingkan
Rumah sakit Tipe B yang memiliki dengan perawat umum. Berdasarkan
ruang ICU di Sumatera Barat diantaranya penelitian Mealer didapatkan hasil bahwa
adalah RSUP. Dr. M. Djamil Padang, dari 230 perawat ICU, terdapat 54
RSUD Achmad Muchtar Bukittinggi dan responden yang mengalami PTSD (24%),
RSSN Bukittinggi. Rumah Sakit Umum sedangkan dari 121 responden dari perawat
Kelas B harus mempunyai fasilitas dan umum terdapat 17 responden yang
kemampuan pelayanan medik paling mengalami PTSD (14%). Dengan
sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik kekurangan jumlah perawat dalam
Spesialis Dasar, 4 (empat) Pelayanan memberikan asuhan keperawatan di ICU,
Spesialis Penunjang Medik, 8 (delapan) beban kerja yang tinggi, akan
Pelayanan Medik Spesialis Lainnya dan 2 mempengaruhi stres kerja perawat,
(dua) Pelayanan Medik Subspesialis Dasar. kepuasan kerja serta mempengruhi kualitas
Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari hidup perawat ICU di rumah sakit.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian deskriptif ini menggunakan Penelitian dilaksanakan pada tanggal 12
rancangan cross sectional dengan Juni sampai 7 Juli 2015. Pengumpulan data
pendekatan kuantitatif, yaitu suatu dengan menggunakan kuesioner pada
penelitian untuk mempelajari hubungan variabel karakteristik individu, stress kerja
antara faktor sebab dengan akibat yang dengan Nursing Stress Scale (NSS) yang
terjadi pada objek penelitian dan dikembangkan oleh Damit, kepuasan kerja
dikumpulkan dalam waktu yang dengan Muller Satisfaction Scale (MSS)
bersamaan. Analisis yang digunakan adalah yang dikembangkan oleh Damit dan
univariat untuk menggambarkan distribusi kualitas hidup dengan WHOQOL Breef.
frekuensi semua variabel, analisis bivariat Populasi adalah seluruh perawat ICU pada
untuk mengetahui hubungan antara variabel tiga rumah sakit tipe B, jumlah sampel
indpenden dengan dependent yaitu dengan sebanyak 34 perawat, dengan metode
uji Chi-Square dan analisis multivariat pengambilan sampel adalah purposive
untuk melihat faktor yang paling dominan sampling, dengan kriteria inklusi perawat
mempengaruhi kualitas hidup perawat pelaksana dan ketua
digunakan uji regresi logistik prediksi.
tim, bersedia menjadi responden sedangkan saat penelitian. Tempat penelitian di tiga
kriteria ekslusi yaitu mengundurkan diri rumah sakit tipe B yaitu rumah sakit Dr. M.

Kopertis Wilayah X 115


Hardani Stres Kerja dan Kepuasan Kerja... Journal Endurance 1(3) October 2016

Djamil, rumah sakit Ahmad Mochtar


Bukittinggi dan rumah sakit Stroke
Nasional Bukittiggi

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1 Hubungan Stres Kerja, Kepuasan Kerja, Usia Perawat, Jenis Kelamin dan Status
Pernikahan dengan Kualitas Hidup Perawat
Stress kerja
Kualitas Hidup Total P OR
Kurang baik Baik Value (95%CI)
f % f % f %
Tinggi 12 66,7 6 33,3 18 100 0,004 14,0
Rendah 2 12,5 14 87,5 16 100 2,370-82,717
Kepuasan Kerja
Rendah 12 57,1 9 42,9 21 100 7,333
Tinggi 2 15,4 11 84,6 13 100 0,04 1,291-41,652
Usia Perawat
Dewasa 14 51,9 13 48,1 27 100
muda 0,02 0,481
Dewasa 0 0,0 7 100 7 100 0,326-0,712
madya
Jenis Kelmain
Laki-laki 1 33,3 2 66,7 3 100 0,692
perempuan 13 41,9 18 58,1 31 100 1,00 0,057-8,470
Pendidikan Perawat
D3 10 41,7 14 58,3 24 100 0,9 0,1
S1 3 37,5 5 62,5 8 100
S2 1 50,0 1 50,0 2 100
Status Pernikahan
Nikah 6 26,1 17 73,9 23 100
Belum 8 72,7 3 27,3 11 100 0,027 0,132
menikah 0,026-0,669

Dari tabel 1 dapat dilihat, hasil uji statistik value = 0,02), jenis kelamin perawat
yang dilakukan kepada variabel Stress kerja dengan kualitas hidup perawat (p value =
dengan kualitas hidup perawat (p value = 1,00), pendidikan perawat dengan kualitas
0,004), kepuasan kerja dengan kualitas hidup perawat (p value = 0,9) dan status
hidup perawat (p value = 0,04), usia pernikahan perawat dengan kualitas hidup
perawat dengan kualitas hidup perawat (p perawat (p value = 0,027),

Kopertis Wilayah X 116


Hardani Stres Kerja dan Kepuasan Kerja... Journal Endurance 1(3) October 2016

Gambaran Faktor Paling Dominan yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Perawat ICU
Tabel 2 Model Tahap Akhir Kualitas Hidup Perawat ICU

No Variabel B SE Wald Sign. Exp(B)


1. Usia 21.556 13406.778 .000 .999 2300693
2 Stress kerja 2.996 1.008 8.827 .003 20.000

Empat variabel yang dimasukkan kedalam perawat, yaitu varibel stress kerja, dengan
pemodelan regresi logistik prediksi, sign sebesar 0,003, kemudian yang paling
didapatkan variabel yang paling dominan dominan kedua dalah usia perawat dengan
mempengaruhi variabel kualitas hidup nilai sign 0,999.

Modernisasi kehidupan dan telah mempelajari kualitas hidup perawat


meningkatnya penggunaan teknologi (Javadi et al., 2010)
canggih, tempat kerja telah menjadi Stress kerja yang dialami perawat
semakin kompetitif. Dengan demikian, ICU merupakan suatu kondisi dimana
masalah fisik, mental, dan spiritual yang perawat ICU harus mempertahan
disebabkan oleh stres yang berhubungan homestatis dari pasien, dimana semua
dengan pekerjaan juga meningkat. Stres pasien yang dirawat di ICU adalah pasien
kerja dapat menyebabkan rendahnya dengan GCS yang rendah. Perawat ICU
tingkat kepuasan kerja, tingginya tingkat juga harus memberikan asuhan
kejadian yang tidak diinginkan, dan fisik keperawatan total care dan itu merupakan
dan mental hasil yang tidak sebuah tantangan yang besar sehingga
menguntungkan kesehatan. Pada abad menimbulkan stress kerja perawat, masalah
kedua puluh satu, salah satu faktor utama lain yang muncul adalah dengan
yang membahayakan kesehatan adalah terbatasnya jumlah perawat yang dinas
tingkat tingginya stres kerja, dan diruang ICU. Beberapa kondisi inilah yang
keperawatan adalah salah satu bidang menyebabkan perawat memiliki stress yang
pekerajaan dengan tekanan tinggi. Stres tinggi sehingga mempenagaruhi kepada
kerja yang tinggi dapat menghasilkan dimensi hidupnya dan kualitas hidupnya.
tingkat turnover tinggi serta rendahnya Moorse dalam Wuryanto (2010)
kualitas pelayanan dan efisiensi organisasi mengemukakan bahwa pada dasarnya
(Chen et al., 2014) kepuasan kerja tergantung kepada apa yang
Rumah sakit sebagai organisasi dapat diinginkan seseorang dari pekerjaannya dan
menempatkan klien dan perawat di bawah apa yang mereka peroleh. Hasil penelitian
beban stres yang serius, yang kemudian menemukan ada hubungan antara kepuasan
mempengaruhi kesehatan fisik dan kerja dan kualitas hidup perawat. Kepuasan
emosional mereka. Kondisi kerja di kerja yang rendah, yang menyebabkan
keperawatan, menunjukan bahwa stres tingginya tingkat kelelahan, niat keluar, dan
kerja dapat berdampak besar pada kualitas bahkan penyakit. Perawat rumah sakit
hidup dari perawat. Di seluruh dunia, ada sering mengalami kelelahan yang
banyak penenlitian kualitas hidup dan disebabkan oleh kurangnya kepuasan kerja,
faktor terkait dan beberapa dari penelitian

Kopertis Wilayah X 117


Hardani Stres Kerja dan Kepuasan Kerja... Journal Endurance 1(3) October 2016

serta dapat menyebabkan turnover (Chen et Hasil uji statistik tidak ada hubungan
al., 2014) antara jenis kelamin dengan kualitas hidup
Kepuasan kerja perawat ICU Perawat ICU. Hasil penelitian ini sejalan
cenderung rendah pada penelitian ini, hasil dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
ini juga sesuai dengan penelitian Noras & Moradi, Fini & Maghaminejad yang
Sartika yang mengatakan kepuasan perawat meneliti tentang faktor yang terakit dengan
itu kurang (Noras & Sartika, 2012). Dengan kualitas hidup perawat di Iran dengan hasil
meningkatanya kepuasan kerja perawat jenis kelamin tidak memiliki hubungan
kepada pekerjaannya maka akan dengan kualitas hidup perawat (Noras &
mempengaruhi kepada kualitas hidup Sartika, 2012)
perawat. Perawat dengan kepuasan kerja Jenis kelamin merupakan salah satu
tinggi akan mempersepsikan kualitas komponen yang menjadi pembeda antara
hidupnya tinggi, begitu juga sebaliknya, perawat, secara kebutuhan antara perawat
jika perawat merasakan kepuasan kerja laki-laki dan perempuan akan berbeda, dari
rendah maka akan memiliki kualitas hidup segi emosional juga akan berbeda yang
yang rendah juga. tentunya akan mempengaruhi kepada
Hasil uji statistik ada hubungan perbedaan kualitas hidup antara perawat
antara usia dengan kualitas hidup Perawat laki-laki dan perawat perempuan. Namun
ICU, hasil penelitian ini sejalan dengan pada penelitian ini diperoleh bahwa tidak
penelitian yang dilakukan oleh Yu, Hung, terdapat hubungan yang signifikan antara
Wu, Tsai, Wang, Lin untuk mengeksplorasi jenis kelamin perawat dengan kualitas
Kualitas hidup di tujuh rumah sakit di hidup perawat.
kabupaten Yunlin dan Chiayi dengan hasil Hasil uji statistik tidak terdapat
usia berhubungan secara signifikan dengan hubungan antara tingkat pendidikan dengan
kuailitas hidup perawat. kualitas hidup perawat. Hasil penelitian
Perubahan usia mempengaruhi sejalan dengan hasil penelitian yang
bersifat fisik, kesehatan dan kekuatan dilakukan oleh Jafari di rumah sakit
tenaga fisik mencapai puncaknya, secara Universitas Zanjan Iran, yang menyatakan
psikis muncul keinginan dan usaha bahwa tidak terdapat hubungan yang
pemantapan, sering mengalami signifikan antara tingkat pendidikan dengan
keteganggan emosi karena kompleksitas kualitas hidup perawat.
persoalan, kemampuan mental seperti Peneltian ini menunjukan bahwa
penalaran, mengingat dan kreatif pada tingkat pendidikan perawat tidak
posisi puncak. Pada Perawat berusia madya berpengaruh kepada kualitas hidup
menemukan adanya kontribusi dari faktor perawat, dimana responden pada peneltian
usia terhadap kualitas hidup subjektif ini adalah perawat pelaksana, semua
individu yang disebabkan karena individu responden memiliki posisi yang sama
pada masa usia madya sudah melewati dalam memberikan asuhan keperawatan
masa usia muda sehingga mereka tanpa membedakan tingkat pendidikan dari
cenderung mengevaluasi hidupnya dengan perawat. Semua perawat diperlakukan
lebih positif dibandingkan saat masa sama apakah perawat D3, S1 dan S2
mudanya. Semakin tinggi usia seseorang sehingga kualitas hidup mereka jika
maka akan semakin tinggi status kualitas dikaitkan dengan tingkat pendidikan tidak
hidupnya (Yu et al., 2008) berhubungan secara signifikan. Penerapan

Kopertis Wilayah X 118


Hardani Stres Kerja dan Kepuasan Kerja... Journal Endurance 1(3) October 2016

memberikan asuhan keperawatan kepada mempengaruhi kualitas hidup perawat


pasien belum menggunakan kewenangan (Cimete, Gencalp, & G Keskin, 2003)
klinis secara mutlak, perawat dengan latar Stress kerja pada penelitian ini
belakang sarjana maupun diploma III akan ditemukan sebagai faktor utama dalam
sama-sama memberikan asuhan mempengaruhi kualitas hidup perawat ICU.
keperawatan kepada pasien. Stress kerja akan mempengaruhi semua
Hasil uji statistik terdapat hubungan semua dimensi atau domain kualitas hidup
yang bermakna antara status pernikahan seseorang. Stress kerja akan berkontribusi
dengan kualitas hidup perawat. Hasil pada domain fisik yaitu seseorang yang
penelitian ini sejalan dengan hasil mengalami stress kerja akan mengalami
penelitian yang dilakukan oleh Cimete, gangguang kesehatan seperti kelemahan
yang menemukan hubungan yang fisik, mudah terserang penyakit. Stress
signifikan antara kualitas hidup dengan kerja berpengaruh pada domain psikologis,
status pernikahan perawat. Beberapa seseorang yang mengalami stress kerja
penelitian menemukan bahwa status akan memiliki kondisi psikologi yang
pernikahan merupakan prediktor dari tertekan dan mempengaruhi kepada
kualitas hidup secara keseluruhan. kesehatan mentalnya. Stress kerja akan
Penelitian empiris di Amerika secara umum mempengaruhi kepada domain hubungan
menunjukkan bahwa individu yang sosial, seseorang yang mengalami stress
menikah memiliki kualitas hidup yang kerja memiliki hubungan sosial yang
lebih tinggi daripada individu yang tidak kurang baik dengan manusia lain karena
menikah (Lee, 1998 dalam Nofitri 2009) berada pada kondisi yang tidak
Status menikah merupakan salah satu mengenakkan, stress kerja akan
kebutuhan dari individu, sehingga akan mempengaruhi kepada domain lingkungan
menjadi prediktor baik untuk individu karena seseorang yang mengalami stress
dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. kerja cenderung tidak memperhatikan
Individu yang menikah akan cenderung lingkungannya. selain stress kerja dan
memiliki kepuasan hidup yang baik dan kepuasan kerja, ada beberapa faktor lain
akan mempengaruhi kepada kualitas hidup. yang mempengaruhi kualitas hidup perawat
Degan status menikah maka akan terjadi yaitu usia perawat, status pernikahan
pembagian peran dengan pasangan hidup, perawat dan faktor yang paling dominan
pekerjaan rumah cenderung akan menurun mempengaruhi kualitas hidup perawat ICU
seiring kerjasama dengan pasangan, adalah stress kerja yang dialami perawat.
sehingga fokus kepada pekerjaan sebagai
professional perawat akan lebih maksimal. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis regresi
logistik prediksi terhadap sejumlah variabel Dari uraian diatas dapat diambil beberapa
yang berhubungan dengan kualitas hidup simpulan : Stress kerja mempeganruhi
perawat, didapatkan variabel yang paling terhadap kualitas hidup perawat ICU.
berpengaruh terhadap kualitas hidup adalah Kepuasan kerja berhubungan dengan
stress kerja. Hasil penelitian ini sejalan kualitas hidup perawat ICU. Usia perawat
dengan beberapa penelitian yang telah berhubungan dengan kualitas hidup
dilakukan oleh Cimete mengatakan stress perawat ICU. Jenis kelamin perawat tidak
kerja adalah prediktor terbaik yang berhubungan dengan kualitas hidup

Kopertis Wilayah X 119


Hardani Stres Kerja dan Kepuasan Kerja... Journal Endurance 1(3) October 2016

perawat ICU. Pendidikan perawat Airlangga, 3(2), 102107.


berhubungan dengan kualitas hidup Kristanto, andreas agung, Dewi, kartika
perawat ICU. Status pernikahan perawat sari, & Dewi, endah kumala. (2012).
Faktor-faktor penyebab stress kerja
berhubungan dengan kualitas hidup
pada perawat ICU rumah sakit tipe C
perawat ICU di kota semarang. universitas
diponegoro.
DAFTAR PUSTAKA Kurniadi, A. (2013). Manajemen
keperawatan dan prosfektifnya: teori,
Chen, M.-C., Huang, Y.-W., Sun, C.-A., konsep dan aplikasi. Jakarta: FK UI.
Lee, C.-H., Hsiao, S.-M., Chou, Y.- Larasati, T. (2009). Kualitas Hidup Pada
C., Tsan Yang. (2014). Factors Wanita Yang Sudah Memasuki Masa
Influencing the Quality of Life of Menopause. Jurnal Fakultas
Nurse Anesthetists and the Psikologi Universitas Gunadarma,
Correlations Among Work Stress, Job 1(1), 119.
Satisfaction, and Quality of Life: A Nofitri. (2009). Kualitas hidup penduduk
Case Study of Three Medical Centers dewasa di Jakarta. Universitas
in Southern Taiwan. World Journal of Indonesia.
Medicine and Medical Science, 2(2), Noras, J. U., & Sartika, R. A. D. (2012).
117. Perbandingan Tingkat Kepuasan
Christian, M. (2005). Jinakkan Stress (Kiat Kerja Perawat dan Kepuasan Pasien.
Hidup Bebas Tekanan). bandung: Jurnal Kesehatan Masyarakat
nexx media. Nasional, 6(5), 234240.
Cimete, G., Gencalp, N., & G Keskin. Rifiani, N., & Sulihandari, H. (2013).
(2003). Quality of Life and Job Prinsip-Prinsip Dasar. Keperawatan
Satisfaction of Nurses. Journal of (1st ed.). Jakarta: Dunia Cerdas.
Nursing Care Quality, 18(2), 151 Wuryanto, E. (2010). Hubungan
158. lingkungan kerja dan karakteristik
Javadi, M. A., Parandeh, A., Ebadi A, & Z individu dengan kepuasan kerja
Haji Amini. (2010). Comparison of perawat di rumah sakit umum daerah
life quality between special care units Tugurejo Semarang. Universitas
and internal- surgical nurses. Irinian Indonesia.
Journal of Critical Care Nursing, Yu, Y., Hung, S., Wu, Y., Tsai, L., Wang,
3(3), 113117. H., & Lin, C. (2008). Job satisfaction
Junaidy, D., & Surjaningrum, endang and quality of life among hospital
retno. (2014). perbedaan kualitas nurses in the Yunlin-Chiayi Area. Hu
hidup pada dewasa awal yang bekerja Li Za Zhi The Journal Of Nursing,
dan tidak bekerja. Jurnal Universitas 55(2), 2938.

Kopertis Wilayah X 120

Anda mungkin juga menyukai