Menurut teori Sel Stem, jaringan prostat pada orang dewasa yang berada dalam keadaan ini
disebut steady state, yaitu adanya keseimbangan antara pertumbuhan sel dan sel mati.
Terjadinya hiperplasia kelenjar periurethral karena sel stem pada jaringan prostat mengalami
proliferasi lebih cepat. Sedangkan teori MC Neal menyebutkan bahwa pembesaran prostat
jinak dimulai dari zona transisi yang letaknya sebelah proksimal dari spincter eksterna pada
kedua sisi veromontatum di zona periurethral.
Untuk askep BHP atau asuhan keperawatan pada pasien dengan Benigna Prostat Hipertropi
perlu dilihat data subyektif yang ada. Diantaranya, pasien mengeluh sakit pada luka insisi,
pasien merasa tidak bisa melakukan hubungan seksual, pasien merasa ragu atau selalu
menanyakan tindakan yang dilakukan, dan saat melakukan buang air kecil tidak terasa.
Sedangkan untuk data obyektif meliputi adanya luka insisi, takikardi, gelisah, tekanan darah
meningkat, ekspresi wajah seperti ketakutan, dan terpasangnya kateter.
Sedangkan untuk pemeriksaan diagnosis pada Askep BPH dapat dilakukan dengan beberapa
langkah, yaitu :
Laboratorium: Meliputi ureum (BUN), kreatinin, elekrolit, tes sensitivitas dan biakan urin.
Radiologis: Intravena pylografi, retrograd, BNO, sistogram, Ct Scanning, USG, cystoscopy,
maupun foto polos abdomen.
Prostatektomi Retro Pubis: dilakukan dengan pembuatan insisi pada abdomen bawah namun
kandung kemih tidak dibuka tetapi hanya ditarik dan jaringan adematous prostat diangkat
melalui insisi pada anterior kapsula prostat.
Prostatektomi Parineal: dilakukan pembedahan dengan kelenjar prostat dibuang melalui
perineum sebagai langkah untuk Askep BPH.
=========================***=========================
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN MASALAH
BENIGNA HIPERTROPI PROSTAT (BPH)
1. A. DEFINISI
BPH adalah pembesaran atau hypertropi prostat. Kelenjar prostat membesar, memanjang ke
arah depan ke dalam kandung kemih dan menyumbat aliran keluar urine, dapat menyebabkan
hydronefrosis dan hydroureter. Istilah Benigna Prostat Hipertropi sebenarnya tidaklah tepat
karena kelenjar prostat tidaklah membesar atau hipertropi prostat, tetapi kelenjar-kelenjar
periuretralah yang mengalami hiperplasian (sel-selnya bertambah banyak. Kelenjar-kelenjar
prostat sendiri akan terdesak menjadi gepeng dan disebut kapsul surgical. Maka dalam
literatur di benigna hiperplasia of prostat gland atau adenoma prostat, tetapi hipertropi prostat
sudah umum dipakai.
B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya Benigna Prostat Hipertropi belum diketahui secara pasti. Prostat
merupakan alat tubuh yang bergantung kepada endokrin dan dapat pula dianggap
undangan(counter part). Oleh karena itu yang dianggap etiologi adalah karena tidak adanya
keseimbangan endokrin. Namun menurut Syamsu Hidayat dan Wim De Jong tahun 1998
etiologi dari BPH adalah:
Adanya hiperplasia periuretral yang disebabkan karena perubahan keseimbangan testosteron
dan estrogen.o Ketidakseimbangan endokrin.
Faktor umur / usia lanjut.
Unknown / tidak diketahui secara pasti.
C. ANATOMI FISIOLOGI
Kelenjar prostate adalah suatu kelenjar fibro muscular yang melingkar Bledder neck dan
bagian proksimal uretra. Berat kelenjar prostat pada orang dewasa kira-kira 20 gram dengan
ukuran rata-rata:- Panjang 3.4 cm- Lebar 4.4 cm- Tebal 2.6 cm. Secara embriologis terdiro
dari 5 lobur:- Lobus medius 1 buah- Lobus anterior 1 buah- Lobus posterior 1 buah- Lobus
lateral 2 buahSelama perkembangannya lobus medius, lobus anterior dan lobus posterior akan
menjadi saru disebut lobus medius. Pada penampang lobus medius kadang-kadang tidak
tampak karena terlalu kecil dan lobus ini tampak homogen berwarna abu-abu, dengan kista
kecil berisi cairan seperti susu, kista ini disebut kelenjar prostat. Pada potongan melintang
uretra pada posterior kelenjar prostat terdiri dari:
- Kapsul anatomis
- Jaringan stroma yang terdiri dari jaringan fibrosa dan jaringan muskuler-
Jaringan kelenjar yang terbagi atas 3 kelompok bagian:
- Bagian tengah disebut kelenjar sub mukosal, lapisan ini disebut juga sebagai adenomatus
zone
- Di sekitar uretra disebut periuretral gland
Saluran keluar dari ketiga kelenjar tersebut bersama dengan saluran dari vesika seminalis
bersatu membentuk duktus ejakulatoris komunis yang bermuara ke dalam uretra. Pada laki-
laki remaja prostat belum teraba pada colok dubur, sedangkan pada oran dewasa sedikit
teraba dan pada orang tua biasanya mudah teraba.Sedangkan pada penampang tonjolan pada
proses hiperplasi prostat, jaringan prostat masih baik. Pertambahan unsur kelenjar
menghasilkan warna kuning kemerahan, konsisitensi lunak dan berbatas jelas dengan
jaringan prostat yang terdesak berwarna putih ke abu-abuan dan padat. Apabila tonjolan itu
ditekan keluar cairan seperti susu.Apabila jaringan fibromuskuler yang bertambah tonjolan
berwarna abu-abu, padat dan tidak mengeluarkan cairan sehingga batas tidak jelas. Tonjolan
ini dapat menekan uretra dari lateral sehingga lumen uretra menyerupai celah. Terkadang
juga penonjolan ini dapat menutupi lumen uretra, tetapi fibrosis jaringan kelenjar yang
berangsur-angsur mendesak prostat dan kontraksi dari vesika yang dapat mengakibatkan
peradangan.
D. PATOFISIOLOGI
Menurut syamsu Hidayat dan Wim De Jong tahun 1998 adalah Umumnya gangguan ini
terjadi setelah usia pertengahan akibat perubahan hormonal. Bagian paling dalam prostat
membesar dengan terbentuknya adenoma yang tersebar. Pembesaran adenoma progresif
menekan atau mendesak jaringan prostat yang normal ke kapsula sejati yang menghasilkan
kapsula bedah. Kapsula bedah ini menahan perluasannya dan adenoma cenderung tumbuh ke
dalam menuju lumennya, yang membatasi pengeluaran urin. Akhirnya diperlukan
peningkatan penekanan untuk mengosongkan kandung kemih. Serat-serat muskulus destrusor
berespon hipertropi, yang menghasilkan trabekulasi di dalam kandung kemih.Pada beberapa
kasus jika obsruksi keluar terlalu hebat, terjadi dekompensasi kandung kemih menjadi
struktur yang flasid, berdilatasi dan sanggup berkontraksi secara efektif. Karena terdapat sisi
urin, maka terdapat peningkatan infeksi dan batu kandung kemih. Peningkatan tekanan balik
dapat menyebabkan hidronefrosis.Retensi progresif bagi air, natrium, dan urea dapat
menimbulkan edema hebat. Edema ini berespon cepat dengan drainage kateter. Diuresis
paska operasi dapat terjadi pada pasien dengan edema hebat dan hidronefrosis setelah
dihilangkan obstruksinya. Pada awalnya air, elekrolit, urin dan beban solutlainya
meningkatkan diuresis ini, akhirnya kehilangan cairan yang progresif bisa merusakkan
kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan serta menahan air dan natrium akibat
kehilangan cairan dan elekrolit yang berlebihan bisa menyebabkan hipovelemia.Menurut
Mansjoer Arif tahun 2000 pembesaran prostat terjadi secara perlahan-lahan pada traktus
urinarius, terjadi perlahan-lahan. Pada tahap awal terjadi pembesaran prostat sehingga terjadi
perubahan fisiologis yang mengakibatkan resistensi uretra daerah prostat, leher vesika
kemudian detrusor mengatasi dengan kontraksi lebih kuat.Sebagai akibatnya serat detrusor
akan menjadi lebih tebal dan penonjolan serat detrusor ke dalam mukosa buli-buli akan
terlihat sebagai balok-balok yang tampai (trabekulasi). Jika dilihat dari dalam vesika dengan
sitoskopi, mukosa vesika dapat menerobos keluar di antara serat detrusor sehingga terbentuk
tonjolan mukosa yang apabila kecil dinamakan sakula dan apabila besar disebut diverkel.
Fase penebalan detrusor adalah fase kompensasi yang apabila berlanjut detrusor akan
menjadi lelah dan akhirnya akan mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk
kontraksi, sehingga terjadi retensi urin total yang berlanjut pada hidronefrosis dan disfungsi
saluran kemih atas
E. PATHWAY
Obstruksi uretra Penumpukan urin dlm VU Pembedahan/prostatektomiKompensasi otot
destrusorSpasme otot spincterMerangsang nociseptorHipotalamusDekompensasi otot
destrusorPotensi urinTek intravesikalRefluk urin ke ginjalTek ureter & ginjal
meningkatGagal ginjalRetensi urinPort de entre mikroorganismekateterisasiLuka
insisiResiko disfungsi seksualNyeriResti infeksiResiko kekurangan vol cairanResiko
perdarahan: resiko syok hipovolemikHilangnya fungsi tbhPerub pola eliminasiKurang
informasi ttg penyakitnyaKurang pengetahuanHyperplasia periuretralUsia
lanjutKetidakseimbangan endokrinBPH
F. MANIFESTASI KLINIS
Walaupun Benigna Prostat Hipertropi selalu terjadi pada orang tua, tetapi tak selalu disertai
gejala-gejala klinik, hal ini terjadi karena dua hal yaitu:
1. Penyempitan uretra yang menyebabkan kesulitan berkemih
2. Retensi urin dalam kandung kemih menyebabkan dilatasi kandung kemih, hipertrofi
kandung kemih dan cystitis.Adapun gejala dan tanda yang tampak pada pasien dengan
Benigna Prostat Hipertrofi:
a. Retensi urin
h. Hematuriai. Urgency (dorongan yang mendesak dan mendadak untuk mengeluarkan urin)
j. Kesulitan mengawali dan mengakhiri miksik. Kolik renall. Berat badan turunm.
AnemiaKadang-kadang tanpa sebab yang diketahui, pasien sama sekali tidak dapat berkemih
sehingga harus dikeluarkan dengan kateter. Karena urin selalu terisi dalam kandung kemih,
maka mudah sekali terjadi cystitis dan selaputnya merusak ginjal.
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pada pasien Benigna Prostat Hipertropi umumnya dilakukan pemeriksaan:
1. LaboratoriumMeliputi ureum (BUN), kreatinin, elekrolit, tes sensitivitas dan biakan urin
3. Prostatektomi Retro PubisPembuatan insisi pada abdomen bawah, tetapi kandung kemih
tidak dibuka, hanya ditarik dan jaringan adematous prostat diangkat melalui insisi pada
anterior kapsula prostat.
H. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada hipertropi prostat adalaha. Retensi kronik dapat
menyebabkan refluks vesiko-ureter, hidroureter, hidronefrosis, gagal ginjal.b. Proses
kerusakan ginjal dipercepat bila terjadi infeksi pada waktu miksic. Hernia / hemoroidd.
Karena selalu terdapat sisa urin sehingga menyebabkan terbentuknya batue. Hematuriaf.
Sistitis dan Pielonefritis
I. FOKUS PENGKAJIAN
Dari data yang telah dikumpulkan pada pasien dengan BPH : Post Prostatektomi dapat
penulis kelompokkan menjadi:
a) Data subyektif :
- Pasien mengeluh sakit pada luka insisi.
- Pasien mengatakan tidak bisa melakukan hubungan seksual.
- Pasien selalu menanyakan tindakan yang dilakukan
- Pasien mengatakan buang air kecil tidak terasa.
b) Data Obyektif:
- Terdapat luka insisi
- Takikardi
- Gelisah
- Terpasang kateter
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyamam: nyeri berhubungan dengan spasme otot spincter
2. Perubahan pola eliminasi : retensi urin berhubungan dengan obstruksi sekunder
3. Disfungsi seksual berhubungan dengan hilangnya fungsi tubuh
K. RENCANA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan spasme otot spincter
Tujuan :
Setelah dilakukan perawatan selama 3-5 hari pasien mampu mempertahankan derajat
kenyamanan secara adekuat.
Kriteria hasil:
a. Secara verbal pasien mengungkapkan nyeri berkurang atau hilang
b. Pasien dapat beristirahat dengan tenang.
Intervensi:
a. Monitor dan catat adanya rasa nyeri, lokasi, durasi dan faktor pencetus serta penghilang
nyeri.
b. Observasi tanda-tanda non verbal nyeri (gelisah, kening mengkerut, peningkatan tekanan
darah dan denyut nadi)
d Anjurkan pasien untuk menghindari stimulan (kopi, teh, merokok, abdomen tegang)
e. Atur posisi pasien senyaman mungkin, ajarkan teknik relaksasif. Lakukan perawatan
aseptik terapeutikg. Laporkan pada dokter jika nyeri meningkat
2. Perubahan pola eliminasi urine: retensi urin berhubungan dengan obstruksi sekunder.
Tujuan :
Setelah dilakukan perawatan selama 5-7 hari pasien tidak mengalami retensi urin
Kriteria :
Pasien dapat buang air kecil teratur bebas dari distensi kandung kemih.
Intervensi :
1. Lakukan irigasi kateter secara berkala atau terus- menerus dengan teknik steril
2. Atur posisi selang kateter dan urin bag sesuai gravitasi dalam keadaan tertutup
3. Observasi adanya tanda-tanda shock/hemoragi (hematuria, dingin, kulit lembab, takikardi,
dispnea)
4. Mempertahankan kesterilan sistem drainage cuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan
alat dan observasi aliran urin serta adanya bekuan darah atau jaringan
5. Monitor urine setiap jam (hari pertama operasi) dan setiap 2 jam (mulai hari kedua post
operasi)
6. Ukur intake output cairang. Beri tindakan asupan/pemasukan oral 2000-3000 ml/hari, jika
tidak ada kontra indikasih. Berikan latihan perineal (kegel training) 15-20x/jam selama 2-3
minggu, anjurkan dan motivasi pasien untuk melakukannya.