Anda di halaman 1dari 8

KEWIRAUSAHAAN

Aliran Uang, Definisi Biaya Tetap, Variabel dan Total Pendapatan,


Keuntungan dan Kerugian, Perhitungan Break Event Point

Disusun oleh :
Zuhairoh Naily Syarofi 101411231035
Dessy Nur Fadzila 101411231039
Alifatuz Zahrah 101411231041
Mulki Auly Poetry 101411231042
Devi Puspasari 101411231043
Diana Rizqi Fauziyah 101411231044

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
1. Aliran Uang / Aliran Dana

Aliran dana cair atau yang biasa dikenal dengan Cash Flow atau arus kas adalah
pencatatan mengenai keluar masuknya uang tunai dalam rangka kegiatan usaha.
Penyusunan aliran dana berarti jumlah pemasukan dikurangi jumlah pengeluaran yang
akan menjadi saldo. Saldo akhir suatu periode tersebut yang akan menjadi saldo awal
periode berikutnya. Periodesasi dalam aliran dana dapat ditentukan tergantung keinginan
dan kebutuhan si wirausahawan. Oleh karena itu, aliran dana dapat dianggarkan ataupun
diperkirakan sebagai langkah antisipasi.

Aliran dana dapat diperkirakan berdasarkan :


a. Pengalaman periode usaha sebelumnya
b. Mencari data pada pihak terkait
c. Perkiraan yang logis dan rasional

Pemasukan dapat diperkirakan dari berbagai pendapatan yang kemungkinan akan


diperoleh. Dari perkiraan tersebut bisa disusun aliran dana berdasarkan kemungkinan
waktu penerimaan maupun pengeluaran. Seorang wirausahawan harus bisa menyusun
waktu, kapan pendapatan harus diperoleh dan kapan biaya harus dikeluarkan. Perkiraan
waktu tersebut berguna agar aliran dana tetap berjalan dengan baik, dengan kata lain arus
kas tetap terisi dan likuiditas tetap terjaga (Suherman, 2008).

2. Biaya Variabel dan Biaya Tetap

Dalam konteks ekonomi, biaya diartikan sebagai pengeluaran sejumlah uang yang
harus dilakukan dalam rangka melaksanakan proses produksi. Secara umum, terdapat
beberapa jenis biaya, seperti :

a. Biaya tetap (Fixed Cost) adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan, yang
jumlahnya tidak terpengaruh oleh banyak atau sedikitnya jumlah produk.
b. Biaya tidak tetap (Variable Cost) adalah pengeluaran yang jumlahnya tergantung
kepada jumlah produk yang dihasilkan.
c. Biaya keseluruhan (Total Cost) adalah seluruh (jumlah) pengeluaran yang harus
dibayarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk.
d. Biaya rata-rata (Average Cost) adalah pengeluaran yang dilakukan untuk
menghasilkan satu satuan produk.
e. Biaya tambahan (Marginal Cost) adalah perbedaan/tambahan pengeluaran untuk
menghasilkan tambahan (satu satuan) produk lagi.

Biaya variable (variable cost) dan biaya tetap (fixed cost) biasanya diartikan dalam
hubungannya dengan bagaimana biaya total berubah, karena tercapainya fluktuasi
kuantitas dari suatu aktivitas tertentu. Dasar aktivitas ada bermacam-macam: dapat berupa
jumlah order atau pesanan yang diproses, jumlah langganan yang ditagih di bagian
penagihan, jumlah penonton di bioskop, jumlah kilogram yang dikerjakan di gudang,
jumlah jam kerja di bagian praktikum, jumlah rupiah atau dollar penjualan di toko bahan
makanan, atau berbagai indeks volume yang lain.

3. Variabel dan Total pendapatan


3.1 Biaya Variabel
Variable cost atau biaya variable adalah biaya yang selalu berubah sesuai dengan
perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variable total.
Dalam pengertian ini biaya variable dapat dihitung berdasarkan presentase tertentu dari
penjualan, atau variable cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit. Biaya
variable ini timbul akibat diproduksinya suatu produk, artinya segala biaya yang terjadi
untuk memproduksi suatu barang. Biaya variable ini dapat selalu berubah mengikuti
jumlah produk yang akan diproduksi. Semakin banyak jumlah yang diproduksi semakin
besar juga variable cost, begitu juga sebaliknya. Pada perusahaan manufaktur umumnya
biaya variable ini terdiri dari biaya bahan baku (raw material), bahan penolong, cost
tenaga kerja langsung (Direct Labour Cost), dan Over Head Cost yang biasanya terdiri
dari penyusutan gedung pabrik, penyusutan mesin yang menggunakan unit production
output, maintenance, listrik, pengiriman dan pelayanan, dan lain-lain.

: +
Atau
= +

3.2 Total Pendapatan

Pendapatan berarti arus masuk penambahan aliran uang ke kas unit usaha yang
berasal dari keseluruhan kegiatan perusahaan yang menghasilkan kenaikan aktiva atau
berkurangnya hutang dan dapat mengubah modal pemiliknya. Konsep dasar pendapatan
pada dasarnya adalah kenaikan kotor dalam jumlah atau nilai aktiva dan modal. Aliran
kas masuk terutama terjadi akibat penciptaan melali produksi dan penjualan output
perusahaan. Pendapatan timbul dari peristiwa ekonomi antara lain penjualan barang,
penjualan jasa, penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain yang menghasilkan bunga,
royalty, dan dividen.

Pendapatan adalah jumlah keseluruhan hasil yang diterima dari penjualan produk,
yaitu harga jual per unit (Unit Price) dikalikan dengan kuantitas penjualan produk
(Quantity), dengan rumus sebagai berikut:

=
4. Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan atau laba merupakan jumlah pendapatan yang diperoleh dari total hasil
penjualan yang sudah dikurangi dengan biaya total. Keuntungan akan didapat apabila
jumlah pendapatan lebih besar daripada jumlah beban. Laba menurut pengertian akuntansi
keuangan berbeda dengan pengertian akuntansi biaya. Pada akuntansi keuangan laba
berupa laba masa lalu, sedangkan pada pengertian akuntansi biaya, laba meliputi laba masa
lalu dan laba masa akan datang.
a. Laba masa lalu; laba bersih yang dicapai perusahaan pada masa lalu
b. Laba masa akan datang; laba yang diprediksikan akan diperoleh di masa depan.
Jumlah laba ini umumnya berbeda untuk beberapa alternative yang akan dipilih.

Pendapatan diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan perusahaan dalam memanfaatkan


faktor-faktor produksi untuk mempertahankan diri dan pengembangan. Seluruh kegiatan
perusahaan yang menimbulkan pendapatan secara keseluruhan disebut earning process.
Secara garis besar earning process menimbulkan dua akibat yaitu pengaruh positif atau
pendapatan dan keuntungan dan pengaruh negative atau beban dan kerugian. Selisih
keduanya nanti akan menjadi laba atau pendapatan dan rugi.

5. Break even point

Break even point atau titik pulang pokok merupakan keadaan suatu usaha ketika
jumlah penghasilan yang diperoleh sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan, artinya
kondisi saat itu perusahaan tidak mengalami kerugian namun tidak juga memperoleh
keuntungan.
Untuk mengkaji break even point suatu perusahaan, perlu mempelajari kaitan antara
pendapatan, pengeluaran, dan keuntungan bersih.
Adanya analisis break even point ini dapat berfungsi sebagai :
1. Dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan terkait dengan harga jual, biaya,
dan laba, serta dapat menjadi acuan pertimbangan dalam menghadapi produk sejenis
dengan perusahaan pesaing.
2. Mengetahui jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan untuk menghindari
kerugian.
3. Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai dalma rangka meraih keuntungan pada
tingkat tertentu.
4. Mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita
kerugian.
5. Mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya, dan volume penjualan
terhadap perolehan keuntungan.

Untuk memperoleh nilai break even point yang tepat, maka perlu beberapa syarat
yang sebaiknya dipenuhi, yaitu :

1. Biaya-biaya tidak berubah


2. Perilaku penerimaan dan pengeluaran digambarkan secara akurat dan bersifat linier
sepanjang rentang yang relevan.
3. Biaya tetap dan biaya variabel dapat dipisahkan
4. Efisiensi dan produktivitas tidak berubah
5. Harga jual tidak mengalami perubahan
6. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara persediaan dan persediaan akhir

Ada tiga pendekatan dalam perhitungan break even point yaitu pendekatan
persamaan, pendekatan marjin kontribusi, dan pendekatan grafik.
1. Pendekatan Persamaan
Rumus untuk menghitung dengan pendekatan persamaan : Y = cx bx a, dengan
Y adalah laba, c adalah harga jual per unit, x meupakan jumlah prodeuk yang dijual, b
merupakan biaya variabel per satuan, dan a adalah biaya tetap total.
Pada persamaan tersebut, break even point akan terjadi apabila nilai Y = 0, maka :
0 = cx bx a
a = cx bx
a = x(c-b)

( ) =
( )

Atau

( ) =

1

2. Pendekatan Marjin Kontribusi


Untuk mendapatkan nilai BEP dalam unit menggunakan pendekatan marjin
kontribusi, perlu menghitung marjin kontribusi dulu dengan mengurangi harga jual/unit
dengan biaya variabel/unit.
()
( ) =

Untuk mendapatkan nilai BEP dalam rupiah penjualan, menghitung rasio marjin
kontribusi terlebih dahulu dengann cara :


= x 100%

()
( ) =

3. Pendekatan Grafik
Dalam grafik, BEP digambarkan sebagai titik potong antara garis penjualan dengan
garis biaya total (biaya tetap total dan biaya variabel total).

Garis penerimaan total


(TR)

Total penjualan

Garis Biaya Total (TC)

Total biaya
Rupiah

Daerah Laba

BEP
BEP

Total Fixed Cost

BEP Total penjualan

Unit

Daerah Rugi
Perubahan Break Even Point dapat dipengaruhi oleh perubahan laba dan perubahan
biaya yang terdiri dari kenaikan biaya tetap, penurunan biaya tetap, dan penurunan harga
jual.

DAFTAR PUSTAKA

Fuad, M dkk. 2000. Pengantar Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Suherman, Eman. 2008. Bussiness Enterpreneur. Bandung: Alfabeta

Horngren, Charles T. 1986. Pengantar Akuntansi Manajemen. Jakarta: Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai