Disusun oleh :
Zuhairoh Naily Syarofi 101411231035
Dessy Nur Fadzila 101411231039
Alifatuz Zahrah 101411231041
Mulki Auly Poetry 101411231042
Devi Puspasari 101411231043
Diana Rizqi Fauziyah 101411231044
Aliran dana cair atau yang biasa dikenal dengan Cash Flow atau arus kas adalah
pencatatan mengenai keluar masuknya uang tunai dalam rangka kegiatan usaha.
Penyusunan aliran dana berarti jumlah pemasukan dikurangi jumlah pengeluaran yang
akan menjadi saldo. Saldo akhir suatu periode tersebut yang akan menjadi saldo awal
periode berikutnya. Periodesasi dalam aliran dana dapat ditentukan tergantung keinginan
dan kebutuhan si wirausahawan. Oleh karena itu, aliran dana dapat dianggarkan ataupun
diperkirakan sebagai langkah antisipasi.
Dalam konteks ekonomi, biaya diartikan sebagai pengeluaran sejumlah uang yang
harus dilakukan dalam rangka melaksanakan proses produksi. Secara umum, terdapat
beberapa jenis biaya, seperti :
a. Biaya tetap (Fixed Cost) adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan, yang
jumlahnya tidak terpengaruh oleh banyak atau sedikitnya jumlah produk.
b. Biaya tidak tetap (Variable Cost) adalah pengeluaran yang jumlahnya tergantung
kepada jumlah produk yang dihasilkan.
c. Biaya keseluruhan (Total Cost) adalah seluruh (jumlah) pengeluaran yang harus
dibayarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk.
d. Biaya rata-rata (Average Cost) adalah pengeluaran yang dilakukan untuk
menghasilkan satu satuan produk.
e. Biaya tambahan (Marginal Cost) adalah perbedaan/tambahan pengeluaran untuk
menghasilkan tambahan (satu satuan) produk lagi.
Biaya variable (variable cost) dan biaya tetap (fixed cost) biasanya diartikan dalam
hubungannya dengan bagaimana biaya total berubah, karena tercapainya fluktuasi
kuantitas dari suatu aktivitas tertentu. Dasar aktivitas ada bermacam-macam: dapat berupa
jumlah order atau pesanan yang diproses, jumlah langganan yang ditagih di bagian
penagihan, jumlah penonton di bioskop, jumlah kilogram yang dikerjakan di gudang,
jumlah jam kerja di bagian praktikum, jumlah rupiah atau dollar penjualan di toko bahan
makanan, atau berbagai indeks volume yang lain.
: +
Atau
= +
Pendapatan berarti arus masuk penambahan aliran uang ke kas unit usaha yang
berasal dari keseluruhan kegiatan perusahaan yang menghasilkan kenaikan aktiva atau
berkurangnya hutang dan dapat mengubah modal pemiliknya. Konsep dasar pendapatan
pada dasarnya adalah kenaikan kotor dalam jumlah atau nilai aktiva dan modal. Aliran
kas masuk terutama terjadi akibat penciptaan melali produksi dan penjualan output
perusahaan. Pendapatan timbul dari peristiwa ekonomi antara lain penjualan barang,
penjualan jasa, penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain yang menghasilkan bunga,
royalty, dan dividen.
Pendapatan adalah jumlah keseluruhan hasil yang diterima dari penjualan produk,
yaitu harga jual per unit (Unit Price) dikalikan dengan kuantitas penjualan produk
(Quantity), dengan rumus sebagai berikut:
=
4. Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan atau laba merupakan jumlah pendapatan yang diperoleh dari total hasil
penjualan yang sudah dikurangi dengan biaya total. Keuntungan akan didapat apabila
jumlah pendapatan lebih besar daripada jumlah beban. Laba menurut pengertian akuntansi
keuangan berbeda dengan pengertian akuntansi biaya. Pada akuntansi keuangan laba
berupa laba masa lalu, sedangkan pada pengertian akuntansi biaya, laba meliputi laba masa
lalu dan laba masa akan datang.
a. Laba masa lalu; laba bersih yang dicapai perusahaan pada masa lalu
b. Laba masa akan datang; laba yang diprediksikan akan diperoleh di masa depan.
Jumlah laba ini umumnya berbeda untuk beberapa alternative yang akan dipilih.
Break even point atau titik pulang pokok merupakan keadaan suatu usaha ketika
jumlah penghasilan yang diperoleh sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan, artinya
kondisi saat itu perusahaan tidak mengalami kerugian namun tidak juga memperoleh
keuntungan.
Untuk mengkaji break even point suatu perusahaan, perlu mempelajari kaitan antara
pendapatan, pengeluaran, dan keuntungan bersih.
Adanya analisis break even point ini dapat berfungsi sebagai :
1. Dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan terkait dengan harga jual, biaya,
dan laba, serta dapat menjadi acuan pertimbangan dalam menghadapi produk sejenis
dengan perusahaan pesaing.
2. Mengetahui jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan untuk menghindari
kerugian.
3. Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai dalma rangka meraih keuntungan pada
tingkat tertentu.
4. Mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita
kerugian.
5. Mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya, dan volume penjualan
terhadap perolehan keuntungan.
Untuk memperoleh nilai break even point yang tepat, maka perlu beberapa syarat
yang sebaiknya dipenuhi, yaitu :
Ada tiga pendekatan dalam perhitungan break even point yaitu pendekatan
persamaan, pendekatan marjin kontribusi, dan pendekatan grafik.
1. Pendekatan Persamaan
Rumus untuk menghitung dengan pendekatan persamaan : Y = cx bx a, dengan
Y adalah laba, c adalah harga jual per unit, x meupakan jumlah prodeuk yang dijual, b
merupakan biaya variabel per satuan, dan a adalah biaya tetap total.
Pada persamaan tersebut, break even point akan terjadi apabila nilai Y = 0, maka :
0 = cx bx a
a = cx bx
a = x(c-b)
( ) =
( )
Atau
( ) =
1
Untuk mendapatkan nilai BEP dalam rupiah penjualan, menghitung rasio marjin
kontribusi terlebih dahulu dengann cara :
= x 100%
()
( ) =
3. Pendekatan Grafik
Dalam grafik, BEP digambarkan sebagai titik potong antara garis penjualan dengan
garis biaya total (biaya tetap total dan biaya variabel total).
Total penjualan
Total biaya
Rupiah
Daerah Laba
BEP
BEP
Unit
Daerah Rugi
Perubahan Break Even Point dapat dipengaruhi oleh perubahan laba dan perubahan
biaya yang terdiri dari kenaikan biaya tetap, penurunan biaya tetap, dan penurunan harga
jual.
DAFTAR PUSTAKA