LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN DENGAN
HIPERTENSI
I. Konsep Penyakit
A. Definisi
Menurut WHO (2006), hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg. Tekanan diantara normotensi
dan hipertensi disebut borderline hypertension. Batasan WHO tersebut
tidak dibedakan usia dan jenis kelamin (Aspiani, 2015). Pada populasi
manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg (Brunner & Suddarth, 2014).
Hipertensi juga sering diartikan sebagai suatu kondisi medis yang
ditandai dengan meningkatnya kontraksi pembuluh darah arteri sehingga
terjadi resistensi aliran darah yang meningkatkan tekanan darah terhadap
dinding pembuluh darah. jantung harus memompa lebih keras jika
memompa darah melalui pembuluh arteri yang sempit. Jika kondisi ini
berlangsung terus, pembuluh darah dan jantung akan rusak. Selain itu
bisa meningkatkan risiko stroke, serangan jantung, dan kerusakan ginjal.
Hipertensi sering disebut dengan silent killer atau pembunuh diam-diam
karena terjadi tanpa gejala. Ketika gejala timbul, hipertensi sudah
menjadi penyakit yang harus di terapi seumur hidup (Muh. A, 2012).
Tekanan darah sistolik dan diastolik yang normal sangat penting
untuk mempertahankan fungsi efisien pada organ-organ vital seperti
jantung, otak, dan ginjal, dan untuk seluruh kelangsungan hidup
(Meylisa, 2015).
B. Klasifikasi
1) Berdasarkan penyebab
a) Hipertensi primer/esensial
Tabel 2.1
Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VII-2003
Normal 120 80
Tabel 2.2
Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO ISH 1999
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
C. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang
spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan curah jantung atau
peningkatan tekanan perifer. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang
memengaruhi terjadinya hipertensi (Aspiani, 2015):
1) Faktor Genetik
Adanya faktor genetic pada keluarga tertentu akan menyebabkan
keluarga tersebut memounyai risiko menderita hipertensi. Individu
dengan orang tua hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar
untuk menderita hipertensi daripada individu yang tidak mempunyai
keluarga riwayat hipertensi.
2) Umur
Kepekaan terhadap hipertensi akan meningkat seiring dengan
bertambahnya umur seseorang. Individu yang berumur di atas 60
tahun, 50-60% mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama
dengan 140/90 mmHg. Hal itu merupakan pengaruh degenerasi yang
terjadi pada orang yang bertambah usianya.
3) Jenis Kelamin
Setiap jenis kelamin memiliki struktur organ dan hormone yang
berbeda. Demikian juga pada perempuan dan laki-laki. Berkaitan
dengan hipertensi, laki-laki lebih berisiko tinggi untuk menderita
hipertensi lebih awal. Laki-laki juga mempunyai risiko lebih besar
terhadap morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler. Sedangkan pada
perempuan biasanya lebih rentang terhadap hipertensi ketika mereka
sudah berumur diatas 50 tahun.
4) Obesitas
Kegemukan (obesitas) juga merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit, salah satunya
hipertensi. Penelitian epidemiologi menyebutkan adanya hubungan
antara berat badan dengan tekanan darah baik pada pasien hipertensi
maupun normotensi. Yang sangat mempengaruhi tekanan darah adalah
kegemukan pada tubuh bagian atas dengan penignkatan jumlah lemak
pada bagian perut atau kegemukan terpusat (obesitas sentral)
5) Stress
Stress akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan
curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatik.
Stress merupakan respon tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap
tuntutan beban atasnya. Terhadap beberapa jenis penyakit yang
berhubungan dengan stress yang dialami seseorang, diantaranya
E. Manifestasi Klinis
Hipertensi terkadang tidak menampakkan gejala hingga bertahun-
tahun. Gejala umum yang ditimbulkan akibat menderita hipertensi tidak
sama pada semua orang, bahkan terkadang timbul tanpa gejala. Secara
umum gejala yang dikeluhkan oleh penderita hipertensi sebagai berikut;
sakit kepala, rasa pegal dan tidak nyaman pada tangkuk, rasa berputar
seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh, jantung berdebar cepat, dan
telinga berdenging (Aspiani, 2015).
Crowin (2000) dalam Aspiani (20015) menyebutkan bahwa
sebagaian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi
bertahun-tahun berupa:
1) Nyeri kepala saat terjaga, terkadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekanan darah intrakranial.
2) Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi
3) Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf
pusat.
2. Observasi
Pengamatan terhadap hal-hal yang tidak perlu ditanyakan, karena
sudah dianggap cukup melalui pengamatan saja, diantaranya yang
berkaitan dengan lingkungan fisik, misalnya ventilasi, penerangan,
keberhasilan dan sebagainya.
3. Studi Dokumentasi
Studi berkaitan dengan perkembangan kasus anak dan dewasa,
diantaranya melalui kartu menuju sehat, kartu keluarga dan catatan-
catatan kesehatan lain.
4. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan dan keperawatan, berkaitan dengan keadaan fisik misalnya
kehamilan dan tanda-tanda penyakit. Data-data yang dikumpulkan
meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Data Umum
1) Kepala keluarga dan komposisi keluarga
2) Tipe keluarga
3) Suku bangsa dan agama
4) Status sosial ekonomi keluarga
5) Aktivitas rekreasi keluarga
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga.
1) Tahap perkembangan keluarga
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
d. Struktur keluarga
1) Struktur peran
2) Nilai dan norma keluarga
3) Pola komunikasi keluarga
4) Struktur kekuatan keluarga
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi ekonomi
2) Fungsi mendapatkan status sosial
3) Fungsi pendidikan
4) Fungsi sosialisasi
5) Fungsi keperawatan. Tujuan dari fungsi keperawatan :
a) Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masa
kesehatan
b) Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil
keputusan mengenal tindakan kesehatan yang tepat
c) Mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit
d) Mengetahui kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi
lingkungan rumah yang sehat
e) Mengetahui kemampuan keluarga menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan dimasyarakat:
- Fungsi religius
- Fungsi rekreasi
- Fungsi reproduksi
- Fungsi afeksi
f) Stress dan koping keluarga
f. Pemeriksaan keluarga
Pemeriksaan kesehatan pada individu anggota keluarga meliputi
pemeriksaan kebutuhan dasar individu, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang yang perlu.
g. Harapan keluarga
Perlu dikaji harapan keluarga terhadap perawat (petugas kesehatan)
untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi.
Skoring :
1) Tentukan skor untuk tiap criteria
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keeprawatan adalah keputusan klinis tentang respon
individu, keluarga, dan komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses
kehidupan ataupun kerentanan respon terkait masalah kesehatan (Herdman
& Kamitsuru, 2015).
Tahap ini menggambarkan sampai dimana keluarga dapat
melaksanakan tugas-tugas kesehatan yang berhubungan dengan ancaman
kesehatan,kurang /tidak sehat dan krisis yamg dialami oleh keluarga yang
didapat pada penjajakan tahap pertama. Pada tahap kedua menggambarkan
ketidak mampuan keluarga untuk melaklasanakan tugas-tugas kesehatan
serta cara pemecahan masalah yang dihadapi.
Karena ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-
tugas kesehatan dan keperawatan, maka dapat dirumuskan diagnosa
keperawatan secara umum pada keluarga yang menderita penyakit
hipertensi antara lain :
1) Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah
penyakit hipertensi berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala
hipertensi
2) Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil
keputusan dalam melaksanakan tindakan yang tepat untuk segera
berobat kesarana kesehatan bila terkena hipertensi berhubungan dengan
kurang pengetahuan klien/keluarga tentang manfaat berobat kesarana
kesehatan.
Rencana tindakan dari masing masing diagnosa keperawatan khusus diet pada klien hipertensi adalah :
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC Rasional
1 Ketidakmampuan mengenal Tujuan : Keluarga mampu 1. Beri 1. Dengan diberikan penjelasan
masalah nutrisi sebagai salah mengenal cara pengaturan diet penjelasan kepada keluarga diharapkan keluarga
satu penyebab terjadinya bagi anggota keluarga yang cara pengaturan diet yang menimbulkan peresepsi yang
hipertensi berhubungan dengan menderita penyakit hipertensi. benar bagi penderita hipertensi. negatip sehingga dapat
kurangnya pengetahuan tentang Kriteria hasil : dijadikan motivasi untuk
cara pengaturan diet yang a) Keluarga mampu mengenal masalah khususnya
benar. menyebutkan secara nutrisi untuk klieh hiperetensi
2. Dengan diberikan penjelasan
sederhana batas pengaturan 2. Beri
keluarga mampu menyajikan
diet bagi anggota kelurga yng penjelasan kepada klien dan
makanan yang rendah garam.
menderita hipertensi. keluarga ,bagaiman caranya
b) Keluarga dapat memahami menyediakan makan-makanan
dan mampu mengambil rendah garam bagi penderita
tindakan sesuai anjuran. hipertensi .
4 Ketidakmampuan menyediakan Tujuan : Seluruh anggota keluarga 1. Beri penjelasan kepada klien 1. Diharapkan klien dan
makanan rendah garam bagi membiasakan diri setiap hari dan keluarga tentang pengaruh keluarga memahami dan
penderita hipertensi mengkonsumsi makanan yang garan terhadap klien hipertensi. mengerti tentang pengaruh
berhubungan dengan kurang rendah garam. 2. Beri penjelasan kepada klien garam terhadap klien
Kriteria Hasil :
pengetahuan dan kebiasaan dan keluarga jenis makana hipertensi.
a) Klien dan
sehari-hari yang mengkonsumsi yang banyak mengandung 2. Diharapkan klien dan
keluarga dapat menjelaskan
makanan yang banyak garam. keluarga dapat menghindari
manfaat makanan yang rendah
mengandung garam. 3. Beri motivasi kepada klien dan makanan yang banyak
garam.
keluarga bahwamereka mampu mengandung garam.
b) Klien dan
untuk merubah kebiasaan yang 3. Dengan diberi motivasi
keluarga dapat menjelaskan
kurang baik tersebut yang diharapkan klien dan kelarga
jenis makanan yang banyak
didasari padea niat dan mau merubah sikapnya dari
mengandung garam.
keinginan untuk merubah. yang tidak sehat menjadi
c) Klien dan
E. Pelaksanaan
Implementasi keperawatan merupakan tahap keempat proses
keperawatan yang dimulai setelah perawat menyusun rencana
keperawatan (Potter & Perry, 2013). Pada tahap ini perawat akan
mengimplementasikan intervensiyang telah direncanakan berdasarkan
hasil pengkajian dan penegakkan diagnosis yang diharapkan dapat
mencapai tujuan dan hasil sesuai yang diinginkan untuk mendukung dan
meningkatkan status kesehatan klien.
Pelaksanaan asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang
menderita hipertensi sesuai rencana yang telah disusun. Pada peleksanaan
asuhan keperawatan keluarga dapat dilaksanakan antara lain :
1. Deteksi dini kasus
baru.
2. Kerja sama lintas
program dan lintas sektoral
3. Melakukan rujukan
4. Bimbingan dan
penyuluhan ( Pedoman Kerja Puskesmas, 1992 :6)
F. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap kelima dari prsoes keperawatan. Tahap
ini sangat penting untuk menentukan adanya perbaikan kondisi atau
kesejahteraan klien (Perry & Potter, 2013). Hal yang perlu diingat bahwa
evaluasi merupakan proses kontinu yang terjadi saat perawat melakukan
kontak dengan klien. Selama proses evaluasi perawat membuat
keputusan-keputusan klinis dan secara terus-menerus mengarah kembali
ke asuhan keperawatan. Tujuan asuhan keperawatan adalah membantu
klien menyelesaikan masalah kesehatan actual, mencegah terjadinya
masalah risiko, dan mempertahankan status kesehatan sejahtera. Proses
evaluasi menentukan keefektivan asuhan keperawatan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, M. 2012. Medikal Bedah untuk Mahasiswa. DIVA Press. Jogyakarta.
Aspiani, 2015. Buku Ajar : Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler Aplikasi Nanda Nic Noc. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
Brunner & Suddarth, 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 12. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Bulechek, G.M, Butcher, H.K& Dochterman, J.M. (2013). Nursing intervention
classification edisi 6. St. Louis, Missouri: Elseiver.
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta,
Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Herdman, T.H & Kamitsuru, S. (2014). NANDA International Nursing diagnosis:
Definitions and Classification, 2015-2017. Oxford:Wiley Blackwell.
Kowalak, dkk. 2014. Buku Ajar : PATOFISIOLOGI. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
Meylisa, 2015. Karekateristik Penderita Hipertensi Pada Poliklinik Rawat Jalan
di Rumah Sakit Universitas Hasanudin Makassar Periode Kunjungan
Januari-Juni 2005. Skripsi.
Http://Repository.Unhas.Ac.Id:4001/Digilib/Files/Disk1/479/--
Meylisa-23905-1-15-Meyli-%29.Pdf (Diakses 3 Juni 2016).
Perry & Potter (2013). Fundamental of Nursing:concepts, prosess and practice 8th
edition. Missouri: Mosby Elseiver.
Price, S. A dan Wilson, L. 2006. PATOFISIOLOGI : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi 6. Vol II. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Susilo, Wulandari. 2011. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Edisi Pertama.
Yogyakarta: ANDI.