Anda di halaman 1dari 21

No. Dokumen No.

Revisi Halaman 1 dari 21

PUSDOKKES POLRI
RUMKIT POLPUS RS. SUKANTO
Tanggal Terbit DITETAPKAN
KARUMKIT POLPUS RS. SUKANTO
PROSEDUR
STANDAR
OPERASIONAL
Dr. M. AIDI RAWAS
BRIGADIR JENDERAL POLISI

RADIOLOGI

DEFINISI RADIOLOGI (ILMU SINAR)

Radiologi (ilmu sinar) adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan


energi pengion dan bentuk-bentuk lainya (non pengion) dalam bidang
diagnostic imejing dan terapi, yang meliputi energi pengion yang dihasilkan
oleh generator dan bahan radioaktif seperti antara lain :

Sinar Rontgen (Sinar X), sinar gammma, pancaran partikel pengion (elektron
neutron, positron dan proton).

Serta energi bukan pengion (non pengion) seperti a.l :

Gelombang ultrasonik, gelombang infrared, gelombang magnetik,


gelombang mikro (mikro wave) dan radio frekwensi.

A. Radio Diagnostik Imejing


Adalah cabang dari ilmu radiologi dalam bidang diagnostik yang
menggunakan alat-alat yang memancarkan energi radiasi pengion maupun
bukan pengion (non pengion) yang dihasilkan oleh generator dan bahan
radioaktif yang menghasilkan gambaran (imej) dari morfologi tubuh manusia
No. Dokumen No. Revisi Halaman 2 dari 21

PUSDOKKES POLRI
RUMKIT POLPUS RS. SUKANTO

dan faal tubuh-tubuh manusia untuk diagnosa medik yang menggunakan sinat
rontgen (sinar-X), sinar infra merah, radionuklir, gelombang ultrasonik,
gelombang magnetik dan emisi positron.

B. Radiologi
Adalah cabang dari ilmu radiologi dalam bidang terapi yang menggunakan
alat-alat yang menghasilkan radiasi pengion dan bukan pengion (non pengion)
yang dihasilkan oleh generator dan bahan radioaktof yang menggunakan sinat
rontgen (sinar-X) , sinar gamma, pancaran partikel pengion dan gelombang-
gelombang yang menghasilkan panas yang dihasilkan antara lain gelombang-
gelombang mikro, gelombang radio frekwensi dan gelombang ultrasonik.

ORGAN ORIENTED
No. Dokumen No. Revisi Halaman 3 dari 21

PUSDOKKES POLRI
RUMKIT POLPUS RS. SUKANTO

CT-SCAN
M.R.I - STATIC ULTRASONOGRAFI
- DYNAMIC

FOTO INVESTASI
X-RAY RADIOLOGI

ORGAN
TOMOGRAM DALAM TUBUH KEDOKTERAN NUKLIR :
DAN MANUSIA - DIAGNOSTIK
ZONOGRAM - TERAPI

PEMERIKSAAN ANGIOGRAFI
DENGAN ZAT - ARTERIOGRAFI
KONTRAS - VENOGRAFI (PHLEBOGRAFII
(X-RAY) - LYMPHOGRAFI

1. Nama penyakit : Akut Abdomen


No. Dokumen No. Revisi Halaman 4 dari 21

PUSDOKKES POLRI
RUMKIT POLPUS RS. SUKANTO

2. Kriteria Diagnosa :
2.1 Klinis : Sakit perut, perut kembung, sesak nafas, nyeri
tekanan dan lepas abdomen
2.2 Radiologis : Dibuat foto abdomen tiga posisi,
AP=LLD=1/2 duduk dan torak foto
Tampak pelebaran usus-usus yang distended
Karena terisi udara, ada air fluid level dalam
Lumon, ada/tidak ada udara bebas.
Dinding usus menebal, cairan/perselubungan
Intraperitonial, keadaan preperitonial fat
3. Diagnosa Diferensial : Ileus Obstruktif
Ileus paralitik
Perforasi
Peritonitis
Meteorismus
4. Pemeriksaan Penunjang : USG, Calon inlop
5. Konsultasi : Dokter ahli bedah
6. Terapi : Oleh dokter ahli bedah
7. Perawatan RS : Oleh dokter klinis/ahli bedah
8. Stadard RS : Minimal RS Tipe D

1. Nama penyakit : Osteomyelitis (termasuk mastoiditis sinusitis)


No. Dokumen No. Revisi Halaman 5 dari 21

PUSDOKKES POLRI
RUMKIT POLPUS RS. SUKANTO

2. Kriteria Diagnosa :
2.1 Klinis : Rasa sakit lokal, demam, funtiolesa dan kadang-
kadang disertai tanda-tanda radang lainya
2.2 Radiologis : Foto tulang tersebut, paling sedikit dua posisi :
Ap-Lateral-posisi lain yang dianggap perlu..
Tampak destruksi tulang dengan peningkatan
Atau penurunan densitas, trabeculasi tulang
Kacau, reaksi periost dan deformitas
3. Diagnosa Diferensial : Penyembuhan post fraktur
Tumor Tulang
4. Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan darah rutin (lab)
Biopsi
5. Konsultasi : Dokter ahli Radiologi
6. Terapi : Oleh dokter ahli klinis/pengirim
7. Perawatan RS : Oleh dokter klinis
8. Stadard RS : Minimal RS Tipe D
9. Penyulit : Posisi pemeriksaan tidak sempurna karena
kesakitan
10. Informed Consent
(tertulis) : -
11. Standar tenaga : Dokter umum
12. Lama pemeriksaan : 30 menit

1. Nama penyakit : Patah Tulang


No. Dokumen No. Revisi Halaman 6 dari 21

PUSDOKKES POLRI
RUMKIT POLPUS RS. SUKANTO

2. Kriteria Diagnosa :
2.1 Klinis : ada trauma
Sakit di tulang
Functiolesa dan deformitas
2.2 Radiologis : Pemeriksaan radiologi organ tersebut minimal
dua posisi
Tampak garis fraktur pada gambaran tulang
tersebut dengan berbagai tingkat perubahan
sumbu tulang
3. Diagnosa Diferensial : -
4. Pemeriksaan Penunjang : -
5. Konsultasi : Ahli Radiologi, ahli bedah tulang
6. Terapi : Dikembalikan ke dokter pengirim
7. Perawatan RS : Oleh dokter pengirim
8. Stadard RS : Minimal RS Tipe D
9. Penyulit : Oleh karena keadaan penderita, sukar membuat
posisi foto yang diperlukan
10. Informed Consent
(tertulis) : -
11. Standar tenaga : Dokter umum
12. Lama pemeriksaan : 30 menit
13. Masa Pemulihan : -
14. Output : Diagnosa atau diagnosis Diferensial dikirim ke
dokter yang merawat

1. Nama penyakit : TBC Paru


No. Dokumen No. Revisi Halaman 7 dari 21

PUSDOKKES POLRI
RUMKIT POLPUS RS. SUKANTO

2. Kriteria Diagnosa :
2.1 Klinis : Rasa lemah, demam, batuk yang kadang-
kadang berdarah, Anemia, kurus, ronchi kasar
dan halus di paru
2.2 Radiologis : Thorak foto PA dan lateral
bercak-bercak inhomogen kadang-kadang di
sertai fibriotik dan perkapuran parenkhim paru
terutama di lapangan paru atas dan apex
komplikasi lanjut memberi gambaran : kavitas,
schwarte dan cairan di rongga pleura
3. Diagnosa Diferensial : Infeksi paru-paru non spesifik
Infeksi jamur
Infeksi virus keganasan
4. Pemeriksaan Penunjang : Mantoux test
BTA di sputum
5. Konsultasi : Ahli Radiologi, ahli penyakit Jantung
6. Terapi : Oleh dokter pengirim
7. Perawatan RS : bila perlu dilakukan oleh dokter pengirim
8. Stadard RS : Minimal RS Tipe D
9. Penyulit : Penderita yang sesak, tidak dapat menahan nafas

1. Nama penyakit : Karsinoma Nasofaring


No. Dokumen No. Revisi Halaman 8 dari 21

PUSDOKKES POLRI
RUMKIT POLPUS RS. SUKANTO

2. Kriteria Diagnosa : Untuk tindakan radiasi penderita telah


dilengkapi
hasil PA dari Dokter Spesialis THT
3. Diagnosa Diferensial : -
4. Pemeriksaan Penunjang : Foto kepala termasuk Waters, CT kepala,
simulator dan laboratotium rutine
5. Konsultasi : Dokter Spesialis THT
6. Terapi : Dengan pesawat Co 60 atau Linec yang ber-
energi megavolt, lapangan radiasi disesuaikan
dengan stadia tumor, dilakukan radiasi 5 kali
setiap selama minggu 4 - 5 minggu
7. Perawatan RS : kalau diperlukan
8. Stadard RS : Tipe A dan B
9. Penyulit : Keadaan umum yang menurun dan reaksi lokal
yang berlebihan
10. Informed Consent
(tertulis) : tak perlu
11. Standar tenaga : Dokter Spesialis radiologi plus
12. Lama tindakan : 5 minggu
13. Masa Pemulihan : tergantung stadia
14. Output : Sembuh atau berkembang lanjut / tergantung
stadia
15. PA : -
16. Otopsi : -

1. Nama penyakit : Karsinoma mamaa


No. Dokumen No. Revisi Halaman 9 dari 21

PUSDOKKES POLRI
RUMKIT POLPUS RS. SUKANTO

2. Kriteria Diagnosa : Untuk tindakan radiasi penderita telah


dilengkapi
hasil PA dari dokter ahli bedah tumor
3. Diagnosa Diferensial : -
4. Pemeriksaan Penunjang : Mammagrafi, torak foto, USG, Bones
survey,
Isotope bone scanning, laboratorium rutine, serta
simulator
5. Konsultasi : Dokter Spesialis bedah tumor dan penyakit dalam
6. Terapi : Dengan pesawat Co 60 atau Linec yang ber-
energi megavolt, lapangan radiasi disesuaikan
dengan stadia tumor, dilakukan radiasi 5 kali
setiap minggu selama 4 - 5 minggu
7. Perawatan RS : kalau diperlukan
8. Stadard RS : Tipe A dan B
9. Penyulit : KU menurun
Reaksi lokal yang berlebihan
10. Informed Consent
(tertulis) : tak perlu
11. Standar tenaga : Dokter Spesialis radiologi plus
12. Lama tindakan : 5 minggu
13. Masa Pemulihan : tergantung stadia
14. Output : Sembuh atau meninggal tergantung sytadia
No. Dokumen No. Revisi Halaman 10 dari 21

PUSDOKKES POLRI
RUMKIT POLPUS RS. SUKANTO

1. Nama penyakit : Keganasan primer dari serviks uteri


2. Kriteria Diagnosa : Untuk tindakan radiasi penderita telah
dilengkapi
hasil PA dari Dokter Spesialis kandungan dari
kebidanan
3. Diagnosa Diferensial : -
4. Pemeriksaan Penunjang : IVP, Torak foto, Laboratorium rutine,
serta
simulator
5. Konsultasi : Dokter Spesialis kandungan
6. Terapi : Dengan pesawat Co 60 atau Linec yang ber-
energi megavolt, lapangan radiasi disesuaikan
dengan stadia tumor, dilakukan radiasi 5 kali
setiap selama minggu 4 - 5 minggu
7. Perawatan RS : selama dilakukan radiasi interna, 1 4 hari
8. Stadard RS : Tipe A dan B
9. Penyulit : Sistitits, proktitis, sigmoditis, Enteritis, Lekopeni
Trombositopeni, anemia, cidera, usus halus,
Fistulasi, nekrosis puncak vagina
10. Informed Consent
(tertulis) : perlu untuk Brachyterapi, lisan untuk Teleterapi
11. Standar tenaga : Dokter Spesialis radiologi plus
12. Lama tindakan : 5 minggu
13. Masa Pemulihan : sekitar 1 2 bulan , tergantung stadia
14. Output : Dapat sembuh, sembuh partial atau tumor
berkembang
No. Dokumen No. Revisi Halaman 11 dari 21

PUSDOKKES POLRI
RUMKIT POLPUS RS. SUKANTO

1. Nama penyakit : Batu Traktus Urinarius, yaitu :


- Batu pada kalik
- Batu pada leher kalik
- Batu pada pelvis renis (steghorn stone)
- Batu pada parenkhim ginjal
(nefrolithhiasis)
- Batu pada ureter
- Batu pada vesika urinaria
2. Kriteria Diagnosa :
2.1. Klinis : - Pegal dan nyeri pinggang
- Kolik pada pinggang menjalar ke depan
bawah
- Haemuturia (+)
2.2. Radiologis : - USG ginjal, Ureter (1/3 proximal dan
1/3
distal) dan vesika urinaria
- Foto polos abdomen (FPA) dan pielografi
intravena (PIV)
- Pemeriksan renogram
A. Hasil penafsiran pemeriksaan USG :
1. Dapat mendeteksi batu radiopak dan radiolusen
2. Gambaran batu : merupakan bayangan hiperekhoik dengan bayangan
akustik dibelakangnya.
3. Biasanya sukar menilai batu dalam ureter, kadang-kadang dapat
mendeteksi batu ureter 1/3 atas dan 1/3 bawah (prevesikal)
No. Dokumen No. Revisi Halaman 12 dari 21

PUSDOKKES POLRI
RUMKIT POLPUS RS. SUKANTO

4. Dapat mengevaluasi komplikasi dari batu terhadap korteks,,


parenkhim dan sistem pelviokalises ginjal

B. Hasil penafsiran pemeriksaan FPA-PIV :


1. Dapat menilai batu radiopak sekalian lokasi dan jumlahnya
2. Batu radiolusen kadang-kadang dapat menilai pada foto-foto setelah
di beri kontras
3. Dapat mengevaluasi keadaan korteks, parenkhim dan sistem
pleviokalises ginjal, serta komplikasi yang disebabkan oleh batu ginjal

C. Hasil penafsiran pemeriksaan renogram :


Dapat mengevaluasi fungsi ginjal

3. Diagnosa Diferensial : - Klasifikasi bukan karena batu, misalnya pada


TBC ginjal
- Gumpalan darah (Diagnosa diferensial/batu
radiolusen)

4. Pemeriksaan Penunjang : - USG


- Foto polos abdomen
- Pielografi intravena
- Retrograd Pielografi
- Renogram
- Urografi Infus (Drip)
- CT-Scan ginjal, ureter & vesika urinaria
No. Dokumen No. Revisi Halaman 13 dari 21

PUSDOKKES POLRI
RUMKIT POLPUS RS. SUKANTO

5. Konsultasi : Dokter ahli radiologi, ahli urologi/bedah


6. Terapi : Oleh dokter urologi/bedah
7. Perawatan RS : Oleh dokter klinis (ahli bedah) urologi
8. Stadard RS : Minimal RS type D
9. Penyulit : - Sewaktu penderita kolik hebat
- Penderita tidak koorperatif
- Penderita alergi kontras atau penderita
menderita penyakit asma, alergi,
neurodermatitis, alergi bila minum
obat/suntikan penicillin dll
-
10. Informed Consent
(tertulis) : tak perlu
11. Standar tenaga : Dokter ahli plus, dokter ahli radiologi
12. Lama tindakan : 30 - 45 menit
13. Masa Pemulihan : Beberapa kali kontrol dengan pemeriksan
USG
dan foto X-ray
14. Output : Diagnosis atau Diagnosis Diferensial yang dikirim
ke dokter yang merawat.
15. PA : -
16. Otopsi : -
No. Dokumen No. Revisi Halaman 14 dari 21

PUSDOKKES POLRI
RUMKIT POLPUS RS. SUKANTO

1. Nama penyakit : Batu Traktus Biliaris, yang meliputi :


- Batu kandungan empedu
- Batu saluran empedu intra & ekstra
hepatik

2. Kriteria Diagnosa :
2.1. Klinis : - Discmofort atau nyeri perut kanan atas
- Nyeri epigastrium
- Nek-nek, muntah-muntah
- Perut kembung
2.2. Radiologis : a. USG kandungan empedu dan sistem
traktus biliaris
b. Foto polos abdomen kanan
c. Oral Kholesistografi
A. Hasil penafsiran pemeriksaan USG :
1. Dapat mendeteksi batu radiopak dan radiolusen didalam kandungan
empedu atau pada saluran traktus bilirias intra hepatik
2. Gambaran batu : merupakan bayangan hiperekhoik dengan bayangan
akustik dibelakangnya.
3. Batu- batu dalam saluran ekstra hepatik sukar nilai
4. Dapat mengevaluasi komplikasi dari batu-batu tersebut

B. Hasil penafsiran pemeriksaan FPA-PIV :


No. Dokumen No. Revisi Halaman 15 dari 21

PUSDOKKES POLRI
RUMKIT POLPUS RS. SUKANTO

1. Dapat menilai batu radiopak sekalian lokasi dan jumlahnya


2. Batu radiolusen kadang-kadang dapat menilai pada foto-foto setelah
di beri kontras
3. Dapat mengevaluasi fungsi traktus biliaris
4. Dapat mengevaluasi keadaan empedu dan saluran intraekstra hepatik

3. Diagnosa Diferensial : - Polip didalam kandungan empedu atau


pada saluran empedu
- Hemangioma hati
- Klasifikasi hati

4. Pemeriksaan Penunjang : - USG


- Foto polos abdomen kanan
- Oral kholesistografi
- Intravena kholesistografi
- Kholesistografi infus (Drips)
- Intra operative kholesistografi
- Perkiteneus Transhepatik Kolesistografi

5. Konsultasi : Dokter ahli radiologi, ahli bedah, dan penyakit


dalam
6. Terapi : Oleh dokter penyakit dalam dan dokter ahli
bedah
7. Perawatan RS : Oleh dokter ahli penyakit dalam dan dokter ahli
bedah
8. Stadard RS : Minimal RS type D
No. Dokumen No. Revisi Halaman 16 dari 21

PUSDOKKES POLRI
RUMKIT POLPUS RS. SUKANTO

9. Penyulit : Penderita alergi kontras atau penderita menderita


penyakit asma, alergi, neurodermatitis, alergi bila
minum obat/suntikan penicillin dll

10. Informed Consent


(tertulis) : tak perlu
11. Standar tenaga : Dokter ahli plus, dokter ahli radiologi
12. Lama tindakan : 30 - 45 menit
13. Masa Pemulihan : Kontrol USG dan foto X-ray
14. Output : Diagnosis atau Diagnosis Diferensial yang dikirim
ke dokter yang merawat.
15. PA : -
16. Otopsi : -
No. Dokumen No. Revisi Halaman 17 dari 21

PUSDOKKES POLRI
RUMKIT POLPUS RS. SUKANTO

1. Nama penyakit : Mitral Stenosis

2. Kriteria Diagnosa :
2.1. Klinis : - Berdebar - debar
- Sering sesak nafas
- Cepat lelah
- Kadang-kadang rasa seperti semaput
2.2. Radiologis : - Foto analisis jantung (coranalisa) dengan
barium
- Kardiotoraksik indeks 50%
- Jantung membesar ke kiri
- Pinggang jantung menonjol
- Aortic knob relatif mengecil
- Atrium kiri membesar dengan tanda-tanda
Dobel Kontur
Bifurkatiotrakhea melebar ke kanan
Identasi barium atau ke belakang

3. Diagnosa Diferensial : - Kelainan jantung bawah


- Kelainan jantung yang lain, misalnya :
- Mitral Insufficiency (MI)
No. Dokumen No. Revisi Halaman 18 dari 21

PUSDOKKES POLRI
RUMKIT POLPUS RS. SUKANTO

4. Pemeriksaan Penunjang : - Foto Cor analisis


- Ekhokardiografi
- CT-Scan jantung
- Angiokardiografi
5. Konsultasi : - Dokter ahli radiologi
- Dokter ahli kardiologi
- Dokter ahli penyakit dalam

6. Terapi : Oleh dokter penyakit dalam dan dokter ahli


kardiologi
7. Perawatan RS : Oleh dokter ahli penyakit dalam dan dokter ahli
kardiologi
8. Stadard RS : Minimal RS type C
9. Penyulit : Oleh karena keadaan penderita, sukar membuat
posisi foto yang diperlukan
10. Informed Consent
(tertulis) : tak perlu
11. Standar tenaga : Dokter umum plus, dokter ahli radiologi
12. Lama tindakan : 10 menit
13. Masa Pemulihan : Kontrol USG dan foto X-ray
14. Output : Diagnosis atau Diagnosis Diferensial yang dikirim
ke dokter yang merawat.
15. PA : -
16. Otopsi : -
No. Dokumen No. Revisi Halaman 19 dari 21

PUSDOKKES POLRI
RUMKIT POLPUS RS. SUKANTO

1. Nama penyakit : Nyeri epigastrium

2. Kriteria Diagnosa :
2.1. Klinis : Nyeri epigastrium (hilang timbul atau menetap)
yang disertai nek-nek atau muntah-muntah
2.2. Radiologis : a. Pemeriksaan USG pada sistem traktus biliaris
b. Pemeriksaan USG pada pankreas
c. Pemeriksaan esofagus, lambung-duodenum
(maag-duedenum)

a. Hasil penafsiran USG traktus biliaris : Kelainan-kelainan traktus biliaris yang


menyebabkan nyeri epigastruium :
Kholesistitis : penebalan/berlapis-lapis dinding kandung empedu
Bantung empedu matau saluran empedu
Kholesterolose : Multiple polip didalam kandung empedu merupakan
internal echo tanpa bayangan akustik

b. Hasil penafsiran USG Pankreas : Kelainan-kelainan Pankreas yang
menyebabkan nyeri epigastruium :
c. Pemeriksan Esofagus, lambung duodenum (maag-duodenum) : Kelaina-
kelainan esofagus, lambung duodenum yang dapat menyebabkan nyeri
epigastruium :
No. Dokumen No. Revisi Halaman 20 dari 21

PUSDOKKES POLRI
RUMKIT POLPUS RS. SUKANTO

3. Diagnosa Diferensial : - Kelainan jantung bawah


- Kelainan jantung yang lain, misalnya :
- Mitral Insufficiency (MI)

4. Pemeriksaan Penunjang : - Foto Cor analisis


- Ekhokardiografi
- CT-Scan jantung
- Angiokardiografi

5. Konsultasi : - Dokter ahli radiologi


- Dokter ahli kardiologi
- Dokter ahli penyakit dalam

6. Terapi : Oleh dokter penyakit dalam dan dokter ahli


kardiologi
7. Perawatan RS : Oleh dokter ahli penyakit dalam dan dokter ahli
kardiologi
8. Stadard RS : Minimal RS type C
9. Penyulit : Oleh karena keadaan penderita, sukar membuat
posisi foto yang diperlukan
10. Informed Consent
(tertulis) : tak perlu
11. Standar tenaga : Dokter umum plus, dokter ahli radiologi
12. Lama tindakan : 10 menit
13. Masa Pemulihan : Kontrol USG dan foto X-ray
14. Output : Diagnosis atau Diagnosis Diferensial yang dikirim
No. Dokumen No. Revisi Halaman 21 dari 21

PUSDOKKES POLRI
RUMKIT POLPUS RS. SUKANTO

ke dokter yang merawat.


15. PA : -
16. Otopsi : -

Anda mungkin juga menyukai