Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGINE)

I. Konsep Kebersihan Diri (Personal Hygine)


1.1 Definisi Personal Hygine
Higiene adalah ilmu kesehatan, cara perawatan diri manusia untuk
memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien
disebut higiene perorangan (perry & poter, 2006). Personal hygiene berasal
dari Bahasa Yunani yang berarti Personal yang artinya perorangan dan
Hygien berarti sehat kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis sesuai kondisi kesehatannya (Wartonah, 2006).

1.1.1 Etiologi
Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah:
1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan Keluarga
terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidak pedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.

2. Faktor presipitasi Menurut Wartonah (2006) ada beberapa faktor


persipitasi yang dapat menyebabkan seseorang kurang perawatan
diri. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari berbagai stressor antara
lain:
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
b. Praktik sosial
Pada anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygine.
c. Status sosial-ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta
gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yqang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting, karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya
pada pasien penderita Diabetes Millitus ia harus selalu menjaga
kebersihan kakinya.

1.1.2 Tanda dan gejala


Menurut Mukhripah (2008) kurang perawatan diri sering ditemukan
adanya tanda dan gejala sebagai berikut :
a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor,
kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.
b. Ketidakmampuan berhias atau berdandan, ditandai dengan rambut
acakacakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada
pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan
makan tidak pada tempatnya.
d. Ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri, ditandai dengan
BAB atau BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri
dengan baik setelah BAB atau BAK.

1.1.3 Macam-macam tindakan kebersihan diri


Menurut Potter dan Perry (2005) macam-macam personal hygiene dan
tujuannya adalah:
a. Perawatan kulit
Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung dari
berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur temperature,
dan sensasi, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat dalam
mempertahankan fungsinya. Kulit memiliki 3 lapisan utama yaitu
epidermis, dermis, dan subkutan. Ketika pasien tidak mampu atau
melakukan perawatan kulit pribadi maka perawat memberikan bantuan
atau mengajarkan keluarga bagaimana melaksanakan personal higiene.
Seorang pasien yang tidak mampu bergerak bebas karena penyakit
akan beresiko terjadinya kerusakan kulit. Bagian badan yang
tergantung dan terpapar tekanan dari dasar permukaan tubuh (misalnya
matrasi gips tubuh atau lapisan linen yang berkerut), akan mengurangi
sirkulasi pada bagian tubuh yang terkena sehingga dapat menyebabkan
dekubitus.

Pelembab pada permukaan kulit merupakan media pertumbuhan


bakteri dan menyebabkan iritasi lokal, menghaluskan sel epidermis,
dan dapat menyebabkan maserasi kulit. Keringat, urine, material fekal
berair, dan drainase luka dapat mengakumulasikan pada permukaan
kulit dan akan menyebabkan kerusakan kulit dan Universitas Sumatera
Utara infeksi. Pasien yang menggunakan beberapa jenis alat eksternal
pada kulit seperti gips, baju pengikat, pembalut, balutan, dan jaket
ortopedik dapat menimbulkan tekanan atau friksi terhadap permukaan
kulit sehinggga menyebabkan kerusakan kulit.

Tujuan perawatan kulit adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh,
bebas bau badan, pasien dapat mempertahankan rentang gerak, merasa
nyaman dan sejahtera, serta dapat berpartisifasi dan memahami
metode perawatan kulit.

b. Mandi
Mandi dapat menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi
tubuh, menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi darah ke
kulit, dan membuat pasien merasa lebih rileks dan segar. Pasien dapat
dimandikan setiap hari di rumah sakit. Namun, bila kulit pasien
kering, mandi mungkin dibatasi sekali atau dua kali seminggu
sehingga tidak akan menambah kulit menjadi kering. Perawat atau
anggota keluarga mungkin perlu membantu pasien berjalan ke kamar
mandi atau kembali dari kamar mandi. Perawat atau anggota keluarga
harus ada untuk membantu pasien mengguyur atau mengeringkan bila
perlu atau mengganti pakaian bersih setelah mandi. Kadang pasien
dapat mandi sendiri di tempat tidur atau mereka memerlukan bantuan
dari perawat atau anggota keluarga untuk memandikan bagian
punggung atau kakinya. Kadang pasien tidak dapat mandi sendiri dan
perawat atau anggota keluarga memandikan pasien di tempat tidur.

c. Hygine mulut
Pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut,
sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan
menimbulkan bau tidak enak. Masalah ini dapat meningkat akibat
penyakit atau medikasi yang digunakan pasien. Perawatan mulut harus
dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut pasien.
Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan
kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk.
Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut,
gigi, gusi, dan bibir, menggosok membersihkan gigi dari partikel
partikel makanan, plak, bakteri, memasase gusi, dan mengurangi
ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak
nyaman. Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan
gigi dan mulut yang buruk adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan
sariawan.

Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan selanjutnya


menstimulasi nafsu makan. Tujuan perawatan hygiene mulut pasien
adalah pasien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik
serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui
mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah penyakit mulut dan gigi,
meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman, memahami
praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan
hygiene mulut dengan benar.

d. Perawatan mata, hidung, dan telinga


Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata
karena secara terus menerus dibersihkan oleh air mata, kelopak mata
dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing kedalam mata.
Normalnya, telinga tidak terlalu memerlukan pembersihan. Namun,
pasien dengan serumen yang terlalu banyak telinganya perlu
dibersihlkan baik mandiri pasien atau dilakukan oeh perawat dan
keluarga. Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman
pendengaran. Bila benda asing berkumpul pada kanal telinga luar,
maka akan mengganggu konduksi suara. Hidung berfungsi sebagai
indera penciuman, memantau temperature dan kelembapan udara yang
dihirup, serta mencegah masuknya partikel asing kedalam sistem
pernapasan.

Pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan


perawat atau anggota keluarga untuk melakukan perawatan mata,
hidung, dan telinga. Tujuan perawatan mata, hidung, dan telinga
adalah pasien akan memiliki organ sensorik yang berfungsi normal,
mata, hidung, dan telinga pasien akan bebas dari infeksi, dan pasien
akan mampu melakukan perawatan mata, hidung, dan telinga sehari
hari.

e. Perawatan rambut
Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar higienis
perawatan rambut, distribusi pola rambut dapat menjadi indikator
status kesehatan umum, perubahan hormonal, stress emosional
maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau obat obatan
dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Rambut merupakan bagian
dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu,
melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi.
Penyakit atau ketidakmampuan menjadikan pasien tidak dapat
memelihara perawatan rambut seharihari. Pasien immobilisasi
rambutnya cenderung terlihat kusut. Menyikat,menyisir, dan bersampo
merupakan dasar higyene rambut untuk semua pasien. Pasien juga
harus diizinkan bercukur bila kondisi mengizinkan. Pasien yang
mampu melakukan perawatan diri harus dimotivasi untuk memelihara
perawatan rambut sehari hari.

Sedangkan pada pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi


memerlukan bantuan perawat atau keluarga pasien dalam melakukan
higyene rambut. Tujuan perawatan rambut adalah pasien akan
memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan sehat, pasien akan
mencapai rasa nyaman dan harga diri, dan pasien dapat berpartisifasi
dalam melakukan praktik perawatan rambut.

f. Perawatan kaki dan kuku


kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian khusus untuk
mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Tetapi seringkali
orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri
atau ketidaknyamanan. Menjaga kebersihan kuku penting dalam
mempertahankan personal hygiene karena berbagai kuman dapat
masuk kedalam tubuh melalui kuku. Tujuan perawatan kaki dan kuku
adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang
lembut, pasien merasa nyaman dan bersih, pasien akan memahami dan
melakukan metode perawatan kaki dan kuku dengan benar.

g. Perawatan genetalia
Pasien yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien
yang beresiko terbesar memperoleh infeksi. Pasien yang mampu
melakukan perawatan diri dapat diizinkan untuk melakukannya
sendiri. Perawat mungkin menjadi malu untuk memberikan perawatan
genitalia, terutama pada pasien yang berlainan jenis kelamin. Dapat
membantu jika memiliki perawat yang sama jenis kelamin dengan
pasien dalam ruangan pada saat memberikan perawatan genitalia.
Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya infeksi,
mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan
serta mempertahankan personal higiene.

1.2 Fisiologi yang berhubungan dengan personal hygine


Sistem Integumen
Kulit adalah organ utama yang berurusan dengan pelepasan panas dari
tubuh. Banyak panas juga hilang melalui paru paru, dan sebagian kecil
melalui feses dan urine. Panas dilepas oleh kulit dengan berbagai cara :
Dengan penguapan,jumlah keringat yang dibuat tergantung dari
banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh dalam kulit. Dengan
pemancaran, panas yang dilepas ke udara sekitarnya. Dengan konduksi,
panas dialihkan ke benda yang disentuh, seperti pakaian. Dengan
konveksi (pengaliran) karena mengalirnya udara yang telah panas, maka
udara yang menyentuh permukaan tubuh diganti dengan udara yang lebih
dingin.

Keringat adalah sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah pengendalian


saraf simpatis. Keringat terutama berisi larutan garam dengan konsentrasi
kira kira 1/3 dari yang ada dalam plasma. Hal ini hendaknya dibedakan
dengan perspirasi atau pelepasan air dengan tak terasa yang hanya berupa
difusi air secara sederhana melalui kulit. Dengan perspirasi, hilang kira
kira 500 ccm air setiap hari. Banyaknya keringat berkisar dari 0 sampai
2.000 ccm setiap hari, tergantung pada kebutuhan tubuh akan pengaturan
suhu. Kelenjar keringat adalah alat utama untuk merendahkan suhu tubuh.
Berbagai jumlah air dapat dilepaskan, kira kira setengah liter sehari
pada iklim sedang, kurang pada iklim dingin, dan lebih pada iklim panas.
Suhu lingkungan yang lebih tinggi dari pada suhu tubuh dapat dirasakan
cukup nyaman bila udara kering; tetapi kelembapan dapat menyebabkan
rasa sangat tidak enak karena menghalangi hilangnya suhu tubuh melalui
penguapan.

Kulit sebagai indra peraba.


Rasa sentuhan yang disebabkan rangsangan pada ujung syaraf di dalam
kulit berbeda beda menurut ujung syaraf yang dirangsang. Perasaan
panas, dingin, sakit, semua ini perasaan yang berlainan. Di dalam kulit
terdapat tempat tempat tertentu, yaitu tempat perabaan; beberapa
sensitif (peka) terhadap dingin, beberapa terhadap panas, dan lain lagi
terhadap sakit.
Perasaan yang disebabkan tekanan yang dalam, dan perasaan yang
memungkinkan seseorang menentukan dan menilai berat suatu benda,
timbul pada struktur lebih dalam, misalnya pada otot dan sendi.

Tempat penyimpanan.
Kulit dan jaringan di bawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air;
jaringan adiposa dibawah kulit merupakan tempat penyimpanan lemak
yang utama pada tubuh.

Beberapa kemampuan melindungi dari kulit. Kulit relatif tak tertembus


air, dalam arti menghindarkan hilangnya cairan dari jaringan dan juga
menghindarkan masuknya air kedalam jaringan, misalnya bila tubuh
terendam air. Epidermis menghalangi cedera pada struktur dibawahnya
dan karena menutupi ujung akhir syaraf sensorik di dalam dermis, maka
kulit mengurangi rasa sakit. Bila epidermis rusak, misalnya karena
terbakar sampai derajat ketiga, proteksi ini hilang dan setiap sentuhan
terasa nyeri, dan eksudasi cairan dari dermis yang sekarang terbuka itu
menyebabkan hilangnya cairan dan elektrolit, dengan akibatnya pasien
berada dalam bahaya dehidrasi, yang dapat menimbulkan keadaan yang
lebih parah.

Kulit merupakan organ ubuh yang menutupi lapisan yang mempunyai


peran utama sebagai proteksi terhadap stimulus dari luar. Kulit
merupakan organ paling besar yaitu sekitar 15-20% dari berat badan.
Kulit manusia tersusun ada tiga lapisan yaitu lapisan epidermis, dermis
dan subkutan (Tarwoto & Wartonah ,2015).
1.2.1 Epidermis
Merupakan lapisan tipis pada bagian terluar kulit dan yang langsung
berhubungan dengan dunia luar. Lapisan ini tersususn atas sel-sel
induk (keratonosit) dan sel-sel melanosit. Sel-sel ini akan
regrenarasi sekitar 30 hari, namun dapa lenih cepat pada proses
penyembuhan luka dan dapat berubah pada sel kanker di kulit atau
proliferasi yang berlebihan pada kondisi patologis. Epidermis
mempunyai lima lapisan dan empat tipe sel. Lima lapisan epidermis
yaitu lapisan paling luar adalah stratum korneum, stratum lusidum,
stratum granulosum, stratum malpigi, merkel dan sel Langerhans
(Tarwoto & Wartonah ,2015).
Epidemis terbagi atas empat lapisan, yaitu :
a. stratum korneum, merupakan lapisan paling luar yang terdiri
atas lapisan sel tanduk, gepeng, kering, dan tidak berinti. Pada
lapisan ini terdapat sel-sel mati dan berganti yang baru atau
desqumatin;
b. stratum lusidium, lapisan ini ditemukan padakulit yang tebal,
seperi pada telapak tanan dan telapak kakil. Lapisan ini terdiri
atas sel yang sangat gepeng dan bening. Fungsinya sebagai
bantalan dan proteksi trouma;
c. stratum granulasum, merupakan lapisan-lapisan dengan sel-sel
yang bergranula keratohialin yang merupakan prekursor
pembentukan kereatinin.Kereatinin merupakan protein keras,
untuk melindungi terhadap kehilangan kelembapan kulit.
Fungsi lapisan ini adalah proteksi benda asing, kuman, dan
bahan kimia yang masuk dalam tubuh;
d. stratum spinosum, disebut sebagai lapisan sel spina atau tanduk
karena sel-selnya dibentuk olehtonjolan yang menyerupai
spina. Fungsi lapisan ini adalah menahan gesekan dan tekanan
dari luar;
e. stratum germinativum atau stratum basalis, lapisan ini
merupakan lapusan dasar pada epidermis dan mempunyai inti
sel sehingga dapatterjadi pembelahan sel yang cepat dan sel-sel
baru didorong masuk ke lapisan berikutnya;
Sel-sel epidermis tersusun atas bagian-bagian berikut :
a. Keratinosit
Merupakan sel-sel tanduk dan penyusun terbesar dari
epidermis, keratonosit menghasilkan keratin yan tubuh dari
merupakan lapisan barier terluar dari kulit untuk melindungi
dari kuman patogen, serta kehiangan airan tubuh. Keratinin
merupakan unsur penting dalam pengerasan rambut dan kuku;
b. Melanosit
Melanosit merupakan pigmen epidermal yang memproduksi
melanosom yang mengandung melanin (pigmen pada kulit).
Warna kulit dhasilkan oleh adanya empat pigmen yaitu
karotinoid untuk warna kuning dan melanin untuk warna
cokelat, sedangkan oksigenasi hemoglobin pada kapiler
menimbulkan warna merah dan penurunan hemoglobin pada
venula menimbulkan arna biru;
c. Melanin
Melanin berperan penting untuk warna kulit, dihasilkan pada
lapisan epiderms dan disimpan dalam lapisan dermis.
Perbedaan warna kulit disesbabkan karena ukuran dan kualitas
melanosom, serta produksi melanin. Pigmen kulit juga
dipengaruhi oleh faktor keturunan, hormon dan lingkungan.
Hormon yang berperan produksi melanosit adalah hormon
melanosit stimulating hormone (MSH) yaiu dengan
merangsang perpindahan melanosom ke cabang-cabang
sitoplasma. Terpaparnya sinar matahari juga berpengaruh
terhadap ukuran dan aktivitas fungsional, baik melanosit dan
melanosom. Sinar ultraviolet meningatkan kegiatan melanosit
dan meningkatkan produksi melanin, Jika berlebihan akan
ditimbun dalam keratinosit sehingga kulit menjadi coklat;
d. Sel merkel
Sel merkel berasal dari lapisan basal, merupakan resptor
mekanik atau sentuh pada telapak tangan, telapak kaki, dan
mulut;
e. Sel langerhans
Merupakan sel yang berbentuk bintang, berbeda menyebar di
antara keratinosit di epideris. Sel ini aslina berasal dari sumsum
tulang kemudian berimigrasi ke epidermis. Fungsi utama sel
Langerhans adalah berperan dalam reaksi imun pada kulit.

1.2.2 Dermis
Lapisan dermis lebih tebal, sekitar 1-4 mm berada di bawah
epidermis. Lapisan dermis tersusun atas fibroblas, makrofag, mast
sel, dan limfosit unuk meningkakan penyembuhan luka. Pada
lapisan ini juga terdapat limatik kulit, vaskular, dan jaring saraf
(Tarwoto & Wartonah ,2015).

Lapisan dermis dibagi menjadi dua bagian yaitu papila dermis dan
retikular dermis. Lapisan papila dermis mengandung banyak
kolagen, pembuluh darah, kelenjar keringat, dan elastin yang
berhubungan langsung dengan epidermis. Sementara itu, lapisan
retikular mengandung jaringan ikat yang lebih tebal, sel-sel fibrosa,
sel histiosit, pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf ,
kelenjar sebasea, sel lemak, dan otot penegak rambut. Pada lapisan
ini dibenuk jaringan kompleks serabut sensori sensitif terhadap
nyeri, sentuhan, dan suhu. Ada epat tipe utamadari sensasi, yaitu
nyeri, sentuhan, panas, dan dinin. Rasa nyeri dapat disebabkan oleh
fisik, kimia, dan stimulus mekanink.

1.2.3 Subkutan
Merupakan lapisan kusus dari jaringan konektif atau disebut lapisan
adiposa karena mengandung lemak. Fungsi dari jaringan
subkutaneus adalah untuk simpanan lemak, penegahan trauma, dan
mengatur suhu.

1.2.4 Sturuktur rambut dan kuku


a) Rambut
Merupakan suatu pertumbuhan keluar dari kulit.
Terdapat di seluruh permukaan tubuh, kecuali telapak
tangan & kaki.
Terdiri atas akar rambut yang terbentuk dalam dermis &
batang rambut yang menjulur keluar dari dalam kulit.
Tumbuh dalam rongga yang dinamakan folikel rambut.
Folikel rambut akan mengalami siklus pertumbuhan &
istirahat.
Kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi : pertumbuhan
rambut janggut paling cepat, diikuti oleh rambut pada kulit
kepala, aksila, paha serta alis mata.
Fase pertumbuhan (anagen) dapat berlangsung sampai 6
tahun dengan kecepatan 0,35 mm/hari untuk rambut kulit
kepala.
Fase istirahat (telogen) 4 bln. Selama fase telogen rambut
akan rontok dari tubuh.
b) Kuku
Kuku tumbuh dari akarnya yang terletak di bawah lapisan
tipis kulit yang dinamakan kutikula.
Pertumbuhan kuku berlangsung sepanjang hidup dengan
pertumbuhan rata-rata 0,1 mm/hari.
Pembaruan total kuku jaringan tangan memerlukan waktu
sekitar 170 hari, sedangkan kaki sekitar 12 18 bulan.

1.2.5 Jenis-jenis kelenjar kulit


Kelenjar kulit terdapat di dalam dermis, terdiri dari 3 jenis, yaitu
Glandula Sudorifera(kelenjar keringat), glandula Sebasea (kelenjar
minyak), dan kelenjar Seruminus.
a) Glandula Sudorifera (kelenjar keringat)
1) Ditemukan pada kulit sebagian besar permukaan tubuh,
kecuali glans penis, bagian tepi bibir, telinga luar & dasar
kuku.
2) Terutama terdapat pada telapak tangan & kaki.
3) Terbagi menjadi 2 kategori, yaitu kelenjar ekrin & apokrin.
Kelenjar ekrin
a) Ditemukan pada semua daerah kulit
b) Saluranya bermuara langsung ke permukaan kulit.
Kelenjar Apokrin
a) Berukuran lebih besar.
b) Terdapat diaksila, anus, skrotum & labia mayora.
c) Saluran kelenjarnya bermuara ke dalam folikel
rambut.
d) Menjadi aktif setelah pubertas, & merproduksi
odorius sekret (sekret yang berbau khas).
b) Glandula Sebasea (kelenjar minyak)
1) Kelenjar minyak mensekresi substansi yang berminyak
yang disebut sebum(tersusun atas trigliserida, asam lemak
bebas & kolesterol) ke folikel rambut, shg kelenjar ini
melubrikasi folikel & batang rambut.
2) Terdapat pada hampir setiap folikel rambut, kecuali pada
papila mamae, labia minora, & sudut mulut.
c) Kelenjar Seruminosa
Merupakan kelenjar apokrin yang khusus, yang hanya terdapat
pada meatus auditorius contohternal tempat kelenjar tersebut
memproduksi serumen (waxy).

1.3 Faktor yang mempengaruhi personal hygiene

1. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya mempengaruhi kebersihan diri
misalnya karena adanya perubahn fisik sehingga individu tidak peduli
terhadap kebersihannya.

2. Praktik social

Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan

akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

3. Status ekonomi-sosial

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperrti sabun, pasta gigi,

sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk

penyediaan.
4. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang

baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita

diabetes mellitus, ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya.

5. Budaya

Budaya mempengaruhi kebersihan diri seseorang, sebagai contoh orang

eropa, umumnha mandi sekali seminggu, karena cuaca di eropa yang

memang dingin, dan perempuan didesa yang biasa mandi di suangai

sehingga tergolong yang memiliki personal hygiene buruk.

6. Kebiasaan seseorang

Tiap individu memiliki kebiasanan tersendiri kapan dia ingin memotong

rambut, menggunting kuku/bahkan keinginan untuk mandi 2 kali

sehari/tidak mandi.

7. Kondisi fisik

Orang sakit lebih banyak membutuhkan kebersihan diri dan personal

hygiene perlu lebih berhati-hati pada orang dengan luka terbuka.

1.4 Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada personal hygine

1. Masalah pada kulit.

a. Kulit kering disenanknan karena kurang cairan. Lebih terlihat pada

kilit tangan, lengan, kaki dan wajah.

b. Jerawat : inflamantory, erupsi kulit papulopostular.


c. Hirsutisme : pertumbuhan rambut badan dan muka yang berlebihan

terutama pada wanita.

d. Ruam kulit (erithema) : terjadi karena paparan matahari berlebihan,

pelembab atau reaksi alergi.

e. Dermatitis :kontak inflamasi kulit ditandai dengan letusan eritema

pruritis, nyeri dan lesi bersisik.

f. Abrasi : lapisan epidermis yang hancur/ terpotog sehingga terjadi

perdarahan local dan mengeluarkan cairan serosa.

2. Masalah pada kaki dan kuku

a. Kalus : bagian epidermis mengeras, terdiri dari masa sel tanduk dan

kerototik. Terjadi pada area permukaan kaki atau telapak.

b. Katimumul : disebabkan tekanan dari sepatu dan friksi. Terjadi dia rea

jari kaki dan penonjolam tulang. Biasanya berbentuk bulat,

lonjong/kerucut.

c. Plantar wart : luka menjamur pada tumit kaki karena virus papiloma.

d. Fisura : sering terjadi diantara jari kaki disebabkan oleh kulit yang

kering dan pecah-pecah.

e. Tinea pedis : disebabkan jamur pada kaki, keretakan kulit antara jari

kaki dengan tumit.

f. Ingrown toenail : disebabkan karena salah pemotongan kuku dapat

menimbulkan nyeri.
3. Masalah pada mulut

a. Karies gigi : tumbuhnya lubang merupakan kerusakan email gigi yang

berhubungan dengan kekurangn kalsium.

b. Plak : plak, transparan yang melekat pada gigi. Plak mencegah dilusi

asam normal; dan netralisasi karena asam akan merusak gigi.

c. Penyakit periodontal : merupakan penyakit jaringan sekitar gigi.

Penyakit seperti deficit kalkulus, gingival bengkak, peradangan dan

alveolar hancur.

d. Halitosis : sidebut juga bau nafas yang disebabkan oleh intake

makanan tertentu dan infeksi. Halitosis juga disebabkan karena

kondisi sistemik karena penyakit liver dan diabetes.

e. Keilosis : timbulnya bibir retak. Disebabkan salvias berlebih, nafas

mulut dan defisiendi riboflavin.

f. Stomatitis / sariawan

disebabkan oleh tembakau, defisiensi vitamin, infeksi bakteri atau

virus dan kemoterapi.

g. Glositis / peradangan lidah : disebabkan oleh infeksi/cedera, luka

bakar/gigitan.

h. Gingginvitis / peradangan gusi : defisiensi vitamin dan personal

hygiene yang buruk.


4. Masalah pada rambut

a. Ketombe : pelepasan kulit kepala yang disertai rasa gatal. Dapat

disebabkan karena bersampo yang tidak teratur.

b. Alpoesia / kehilangan rambut : dapat disebabkan penggunaan alat

pelurus rambut, pengikat rambut dan pemakaian produk pembersih

rambut yang tidak cocok. Alopesia terlihat dibagian perifer tumbuhnya

rambut.

c. Pediculosis capitis / kutu pada rambut.

kutu ini menghisap darah dan meninggalkan telurnya. Penderita akan

merasa gatal sekali saat kutu menghisap dan akan timbul bintik

hemoragik.

d. Pediculosis sorporis : yaitu kutu pada badan, seperti diketiak.

e. Pediculosis pubis : yaitu kutu pada daerah genitalia.

II. Rencana asuhan keperawatan klien dengan gangguan personal hygine

2.1 Pengkajian
2.1.1 Riwayat keperawatan
a. Pola kebersihan tubuh
b. Perlengkapan personal hygiene yang dipakai
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene.
2.1.2 Pemeriksaan fisik: data fokus
a. Rambut
1. Keadaan kesuburan rambut
2. Keadaan rambut yang mudah rontok
3. Keadaan rambut yang kusam
4. Keadaan tekstur
b. Kepala
1. Botak atau alopesia
2. Ketombe
3. Berkutu
4. Adakah eritema
5. kebersihan
c. Mata
1. Apakah sklera ikterik
2. Apakah konjungtiva pucat
3. Kebersihan mata
4. Apakah gatal atau mata merah
d. Hidung
1. Adakah pilek
2. Adakah alergi
3. Adakah perdarahan
4. Adakah perubahan penciuman
5. Kebersihan hidung
6. Bagaimana membran mukosa
7. Adakah septum deviasi
e. Mulut
1. Keadaan mukosa mulut
2. Kelembapannya
3. Adakah lesi
4. kebersihan
f. Gigi
1. Adakah karang gigi
2. Adakah karies
3. Kelengkapan gigi
4. Pertumbuhan
5. kebersihan
g. Telinga
1. Adakah kotoran
2. Adakah lesi
3. Bagaimana bentuk telinga
4. Adakah infeksi
h. Kulit
1. Kebersihan
2. Adakah lesi, jenis lesi
3. Keadaan turgor
4. Warna kulit
5. Temperatur
6. Teksturnya
7. Pertumbuhan bulu
8. Adakah luka
i. Kuku tangan dan kaki
1. Bentuknya bagaimana
2. Warnanya
3. Adakah lesi
4. Pertumbuhannya
j. Genetalia
1. Kebersihan
2. Pertumbuhan rambut pubis
3. Keadaan kulit
4. Keadaan lubang uretra
5. Keadaan skrotum, testis pada pria
6. Cairan yang dikeluarkan
k. Tubuh secara umum
1. Kebersihan
2. Normal
3. Keadaan postur

2.1.3 Pemeriksaan penunjang


a. Pemeriksaan tes alergi kulit
b. Biopsi Kulit
c. Imunofluoresensi (IF)
d. Pemeriksaan Apus Tzanck
e. Pemeriksaan Cahaya Wood
f. Kerokan/guntingan kulit
g. Kultur Kulit
h. Pemeriksaan kalium Hidroksida dan Kultur Jamur

2.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


Diagnosa I : Defisit perawatan diri/ Kebersihan diri (makan, mandi,
berpakaian, eliminasi) (NANDA, 2012-2014).
2.2.1 Definisi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau memenuhi aktivitas
mandi/Higiene
2.2.2 Batasan karakteristik
Mengakses kamar mandi
Mengeringkan badan
Mengambil perlengkapan mandi
Mendapatkan sumber air
Mengatur (suhu atau aliran) air mandi
Membersihkan tubuh (atau anggota tubuh
2.2.3 Faktor yang berhubungan
Penurunan motivasi
Kendala lingkungan
Ketidakmampuan untuk merasakan bagian tubuh
Ketidakmampuan untuk merasakan hubungan spesial
Gangguan muskuloskeletal
Kerusakan neuromuskular
Nyeri
Ganggguan persepsi atau kognitif
Ansietas hebat
Kelemahan dan kelelahan (NANDA, 2012-2014).

Diagnosa II : Kerusakan integritas kulit


2.2.4 Definisi
Perubahan epidermis dan dermis
2.2.5 Batasan karakteristik
objektif
Kerusakan pada lapisan kulit (dermis)
Kerusakan pada permukaan kulit (epidermis)
Invasi struktur tubuh.
2.2.6 Faktor yang berhubungan
Ekternal (Lingkungan)
Zat kimia
Kelembapan
Hipertermia
Hipotermia
Faktor mekanik (misalnya terpotong, terkena tekanan, dan
akibat restrain.
Obat
Kelembapan kulit
Imobilisasi fisik
Radiasi

Internal (Somatik)
Perubahan status cairan
Perubahan pigmentasi
Perubahan turgor
Faktor perkembangan
Ketidakseimbangan nutrisi (misal obesitas, kakeksia)
Defisit imunologis
Gangguan sirkulasi
Gangguan status metabolik
Gangguan sensasi
Penonjolan tulang

Faktor perkembangan
Usia ekstrem muda atau tua

2.3 Perencanaan
Diagnosa I : Defisit pearawatan diri : mandi/ hygiene
1.3.1 Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria): berdasarkan NOC
Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam, menunjukkan
perawatan diri yang baik dan mampu dilakukan sendiri
Kriteria hasil :
Kebersihan tubuh pasien terjamin
Pasien terasa nyaman
pasien mampu melakukan kebersihan diri seara mandiri
1.3.2 Intervensi keperwatan dan rasional: NIC (lihat daftar rujukan
1. Kaji kemampuan pasien dalam melakukan perawatan diri
R : Menentukan bantuan yang akan dilakukan oleh perawat
2. Kaji pola kebersihan diri pasien: waktu, berapa kali dalam
sehari, penggunaan sabun dan sampo
R: Jadwal kebiasaan pasien yang sama memunkinkan pasien
dapat lebih epat beradaptasi
3. Observasi keadaan kulit, rambut, mulut, mata, hidung, dan
kuku pasien
R : Menentukan prioritas yang harus dilakukan dalam
perawatan diri pasien
4. Libakan keluarga pasien dalam melakukan kebersihan diri
R : Meningkatkan rasa nyaman pasien
5. Lakukan perawatan rambut, kulit, mulut, dan kuku sesuai
kebutuhan
R : Menjaga kebersihan dan kenyamanan pasien dan
mengurangi resiko infeksi nosokomial
6. Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti,
makan, kebersihan diri, berpakaiaan dan eliminasiKaji
kemampuan untuk menggunakan alat bantu.
R : Memenuhi kebutuhan aktifias harian/ADL pasien Dengan
memandikan pasien pasien akan bersih dan kulit terlihat
segar.
Diagnosa II : Kerusakan integritas kulit
1.3.3 Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria): berdasarkan NOC
Menunjukkan integritas jaringan: kulit dan membran mukosa
yang dibuktikan oleh indikator berikut (1-5 : gangguan ekstrem,
berat, sedang, ringan, atau tidak ada gangguan):
Suhu, elastisitas, hidrasi dan sensasi
Perfusi jaringan
Keutuhan kulit
Pasien/ keluarga menunjukkan rutinitas perawatan kulit atau
perawatan luka yg optimal.
Tidak ada lepuh atau maserasi kulit

1.3.4 Intervensi keperwatan dan rasional: NIC


1. Pemeliharaan akses dialisis.
R: memelihara area akses pembuluh darah (arteri vena)
2. Kewaspadaan lateks
R: Menurunkan risiko reaksi sistematik terhadap lateks
3. Pemberian obat
R : Mempersiapkan, memberikan dan mengevaluasi
keefektifan obat resep dan obat nonresep.
4. Perawatan area insisi
R : Membersihkan, memantau, dan meningkatkan proses
penyembuhan pada luka yang ditutup dengan jahitan, klip,
staples.
5. Manajemen area penekanan
R : Meminimalkan penekanan pada bagian tubuh
6. Perawatan ulkus dekubitus
R : Memfasilitasi Penyebuhan ulkus dekubitus
7. Manajemen pruritus
R : Mencegah dan mengobati gatal
8. Surveilans kulit
R : Mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk
mempertahankan integritas kulit dan membran mukosa
9. Perawatan luka
R : Mencegah komplikasi luka dan meningkatkan
penyembuhan luka.

II. Daftar Pustaka


Aziz Alimul H. 2006. Kebututuhan Dasar Manusia.Jakarta: Salemba Medika
Brooker,Chrish 2009.Ensiklopedia Keperawatan.EGC_Jakarta
Mubarak,Wait Iqbal.208.Buku Ajar Kebutuan Dasar Manusia Teori dan
Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC
NANDA Internasional. 2012. Diagnosis keperawatan Definisi dan
Klafikasi.Jakarta; EGC
Potter,petty.(2006).Fundamental Keperawatan.Jakarta; EGC
Tarwoto & Wartonah (2015) . Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Banjarmasin, 05 Nopember 2016

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

Yurida Olviani, Ns.,M.kep (...)

Anda mungkin juga menyukai