LAPORAN PENDAHULUAN Personal Hygine
LAPORAN PENDAHULUAN Personal Hygine
1.1.1 Etiologi
Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah:
1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan Keluarga
terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidak pedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
Tujuan perawatan kulit adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh,
bebas bau badan, pasien dapat mempertahankan rentang gerak, merasa
nyaman dan sejahtera, serta dapat berpartisifasi dan memahami
metode perawatan kulit.
b. Mandi
Mandi dapat menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi
tubuh, menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi darah ke
kulit, dan membuat pasien merasa lebih rileks dan segar. Pasien dapat
dimandikan setiap hari di rumah sakit. Namun, bila kulit pasien
kering, mandi mungkin dibatasi sekali atau dua kali seminggu
sehingga tidak akan menambah kulit menjadi kering. Perawat atau
anggota keluarga mungkin perlu membantu pasien berjalan ke kamar
mandi atau kembali dari kamar mandi. Perawat atau anggota keluarga
harus ada untuk membantu pasien mengguyur atau mengeringkan bila
perlu atau mengganti pakaian bersih setelah mandi. Kadang pasien
dapat mandi sendiri di tempat tidur atau mereka memerlukan bantuan
dari perawat atau anggota keluarga untuk memandikan bagian
punggung atau kakinya. Kadang pasien tidak dapat mandi sendiri dan
perawat atau anggota keluarga memandikan pasien di tempat tidur.
c. Hygine mulut
Pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut,
sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan
menimbulkan bau tidak enak. Masalah ini dapat meningkat akibat
penyakit atau medikasi yang digunakan pasien. Perawatan mulut harus
dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut pasien.
Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan
kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk.
Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut,
gigi, gusi, dan bibir, menggosok membersihkan gigi dari partikel
partikel makanan, plak, bakteri, memasase gusi, dan mengurangi
ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak
nyaman. Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan
gigi dan mulut yang buruk adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan
sariawan.
e. Perawatan rambut
Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar higienis
perawatan rambut, distribusi pola rambut dapat menjadi indikator
status kesehatan umum, perubahan hormonal, stress emosional
maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau obat obatan
dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Rambut merupakan bagian
dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu,
melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi.
Penyakit atau ketidakmampuan menjadikan pasien tidak dapat
memelihara perawatan rambut seharihari. Pasien immobilisasi
rambutnya cenderung terlihat kusut. Menyikat,menyisir, dan bersampo
merupakan dasar higyene rambut untuk semua pasien. Pasien juga
harus diizinkan bercukur bila kondisi mengizinkan. Pasien yang
mampu melakukan perawatan diri harus dimotivasi untuk memelihara
perawatan rambut sehari hari.
g. Perawatan genetalia
Pasien yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien
yang beresiko terbesar memperoleh infeksi. Pasien yang mampu
melakukan perawatan diri dapat diizinkan untuk melakukannya
sendiri. Perawat mungkin menjadi malu untuk memberikan perawatan
genitalia, terutama pada pasien yang berlainan jenis kelamin. Dapat
membantu jika memiliki perawat yang sama jenis kelamin dengan
pasien dalam ruangan pada saat memberikan perawatan genitalia.
Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya infeksi,
mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan
serta mempertahankan personal higiene.
Tempat penyimpanan.
Kulit dan jaringan di bawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air;
jaringan adiposa dibawah kulit merupakan tempat penyimpanan lemak
yang utama pada tubuh.
1.2.2 Dermis
Lapisan dermis lebih tebal, sekitar 1-4 mm berada di bawah
epidermis. Lapisan dermis tersusun atas fibroblas, makrofag, mast
sel, dan limfosit unuk meningkakan penyembuhan luka. Pada
lapisan ini juga terdapat limatik kulit, vaskular, dan jaring saraf
(Tarwoto & Wartonah ,2015).
Lapisan dermis dibagi menjadi dua bagian yaitu papila dermis dan
retikular dermis. Lapisan papila dermis mengandung banyak
kolagen, pembuluh darah, kelenjar keringat, dan elastin yang
berhubungan langsung dengan epidermis. Sementara itu, lapisan
retikular mengandung jaringan ikat yang lebih tebal, sel-sel fibrosa,
sel histiosit, pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf ,
kelenjar sebasea, sel lemak, dan otot penegak rambut. Pada lapisan
ini dibenuk jaringan kompleks serabut sensori sensitif terhadap
nyeri, sentuhan, dan suhu. Ada epat tipe utamadari sensasi, yaitu
nyeri, sentuhan, panas, dan dinin. Rasa nyeri dapat disebabkan oleh
fisik, kimia, dan stimulus mekanink.
1.2.3 Subkutan
Merupakan lapisan kusus dari jaringan konektif atau disebut lapisan
adiposa karena mengandung lemak. Fungsi dari jaringan
subkutaneus adalah untuk simpanan lemak, penegahan trauma, dan
mengatur suhu.
1. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya mempengaruhi kebersihan diri
misalnya karena adanya perubahn fisik sehingga individu tidak peduli
terhadap kebersihannya.
2. Praktik social
3. Status ekonomi-sosial
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperrti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
penyediaan.
4. Pengetahuan
5. Budaya
6. Kebiasaan seseorang
sehari/tidak mandi.
7. Kondisi fisik
a. Kalus : bagian epidermis mengeras, terdiri dari masa sel tanduk dan
b. Katimumul : disebabkan tekanan dari sepatu dan friksi. Terjadi dia rea
lonjong/kerucut.
c. Plantar wart : luka menjamur pada tumit kaki karena virus papiloma.
d. Fisura : sering terjadi diantara jari kaki disebabkan oleh kulit yang
e. Tinea pedis : disebabkan jamur pada kaki, keretakan kulit antara jari
menimbulkan nyeri.
3. Masalah pada mulut
b. Plak : plak, transparan yang melekat pada gigi. Plak mencegah dilusi
alveolar hancur.
f. Stomatitis / sariawan
bakar/gigitan.
rambut.
merasa gatal sekali saat kutu menghisap dan akan timbul bintik
hemoragik.
2.1 Pengkajian
2.1.1 Riwayat keperawatan
a. Pola kebersihan tubuh
b. Perlengkapan personal hygiene yang dipakai
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene.
2.1.2 Pemeriksaan fisik: data fokus
a. Rambut
1. Keadaan kesuburan rambut
2. Keadaan rambut yang mudah rontok
3. Keadaan rambut yang kusam
4. Keadaan tekstur
b. Kepala
1. Botak atau alopesia
2. Ketombe
3. Berkutu
4. Adakah eritema
5. kebersihan
c. Mata
1. Apakah sklera ikterik
2. Apakah konjungtiva pucat
3. Kebersihan mata
4. Apakah gatal atau mata merah
d. Hidung
1. Adakah pilek
2. Adakah alergi
3. Adakah perdarahan
4. Adakah perubahan penciuman
5. Kebersihan hidung
6. Bagaimana membran mukosa
7. Adakah septum deviasi
e. Mulut
1. Keadaan mukosa mulut
2. Kelembapannya
3. Adakah lesi
4. kebersihan
f. Gigi
1. Adakah karang gigi
2. Adakah karies
3. Kelengkapan gigi
4. Pertumbuhan
5. kebersihan
g. Telinga
1. Adakah kotoran
2. Adakah lesi
3. Bagaimana bentuk telinga
4. Adakah infeksi
h. Kulit
1. Kebersihan
2. Adakah lesi, jenis lesi
3. Keadaan turgor
4. Warna kulit
5. Temperatur
6. Teksturnya
7. Pertumbuhan bulu
8. Adakah luka
i. Kuku tangan dan kaki
1. Bentuknya bagaimana
2. Warnanya
3. Adakah lesi
4. Pertumbuhannya
j. Genetalia
1. Kebersihan
2. Pertumbuhan rambut pubis
3. Keadaan kulit
4. Keadaan lubang uretra
5. Keadaan skrotum, testis pada pria
6. Cairan yang dikeluarkan
k. Tubuh secara umum
1. Kebersihan
2. Normal
3. Keadaan postur
Internal (Somatik)
Perubahan status cairan
Perubahan pigmentasi
Perubahan turgor
Faktor perkembangan
Ketidakseimbangan nutrisi (misal obesitas, kakeksia)
Defisit imunologis
Gangguan sirkulasi
Gangguan status metabolik
Gangguan sensasi
Penonjolan tulang
Faktor perkembangan
Usia ekstrem muda atau tua
2.3 Perencanaan
Diagnosa I : Defisit pearawatan diri : mandi/ hygiene
1.3.1 Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria): berdasarkan NOC
Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam, menunjukkan
perawatan diri yang baik dan mampu dilakukan sendiri
Kriteria hasil :
Kebersihan tubuh pasien terjamin
Pasien terasa nyaman
pasien mampu melakukan kebersihan diri seara mandiri
1.3.2 Intervensi keperwatan dan rasional: NIC (lihat daftar rujukan
1. Kaji kemampuan pasien dalam melakukan perawatan diri
R : Menentukan bantuan yang akan dilakukan oleh perawat
2. Kaji pola kebersihan diri pasien: waktu, berapa kali dalam
sehari, penggunaan sabun dan sampo
R: Jadwal kebiasaan pasien yang sama memunkinkan pasien
dapat lebih epat beradaptasi
3. Observasi keadaan kulit, rambut, mulut, mata, hidung, dan
kuku pasien
R : Menentukan prioritas yang harus dilakukan dalam
perawatan diri pasien
4. Libakan keluarga pasien dalam melakukan kebersihan diri
R : Meningkatkan rasa nyaman pasien
5. Lakukan perawatan rambut, kulit, mulut, dan kuku sesuai
kebutuhan
R : Menjaga kebersihan dan kenyamanan pasien dan
mengurangi resiko infeksi nosokomial
6. Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti,
makan, kebersihan diri, berpakaiaan dan eliminasiKaji
kemampuan untuk menggunakan alat bantu.
R : Memenuhi kebutuhan aktifias harian/ADL pasien Dengan
memandikan pasien pasien akan bersih dan kulit terlihat
segar.
Diagnosa II : Kerusakan integritas kulit
1.3.3 Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria): berdasarkan NOC
Menunjukkan integritas jaringan: kulit dan membran mukosa
yang dibuktikan oleh indikator berikut (1-5 : gangguan ekstrem,
berat, sedang, ringan, atau tidak ada gangguan):
Suhu, elastisitas, hidrasi dan sensasi
Perfusi jaringan
Keutuhan kulit
Pasien/ keluarga menunjukkan rutinitas perawatan kulit atau
perawatan luka yg optimal.
Tidak ada lepuh atau maserasi kulit