Anda di halaman 1dari 11

APLIKASI TRANSFORMASI LAPLACE UNTUK SOLUSI FUNGSI

ALIH SISTEM PADA REFRIGERATOR

Entjie Mochamad Sobbich1

ABSTRACT

Viewed as a thermal system, refrigerator that is available in every house can be divided in two
parts, main refrigerator and the chilled part known as a freezer. Besides that, there are shelves to put
hot objects into the refrigerator, called a pot roast. So, thermal environment in the system will
unstable since the existence of pot roast will affect thermal circulation in the system. Based on free-
body diagram, thermal analysis was done for the three components, i.e. main space of refrigerator,
freezer, and pot roast, as well as derivation of transfer function which performs by using MATLAB so
there can be got a visual of temperature behavior of the three system components. The result indicates
that the temperature of pot roast down closer to the setting temperature of refrigerator, temperature
on the freezer almost constant, and no much affected by pot roast.

Keywords: refrigerator, free-body diagram, transfer function

ABSTRAK

Refrigerator yang ada disetiap rumah-tinggal, dipandang dari sudut termal dapat dibagi
menjadi dua bagian: bagian utama refrigerator dan bagian yang lebih dingin disebut freezer. Selain
itu, terdapat rak untuk menaruh benda dari luar yang suhunya panas dan hendak didinginkan, disebut
pot roast. Jadi, kondisi termal sistem akan tidak stabil karena adanya pot roast yang mengganggu
sirkulasi termal dalam sistem. Berdasarkan pada diagram benda-bebas, dilakukan analisis termal
untuk ketiga komponen: refrigerator, freezer, dan pot roast, serta penurunan fungsi alih yang
dilakukan dengan bantuan MATLAB sehingga diperoleh gambaran perubahan suhu pada ketiga
komponen sistem. Hasilnya adalah suhu pot roast akan terus-menerus turun mendekati suhu dari
refrigerator saat diset sedangkan suhu dalam freezer konstan, tidak banyak terpengaruh oleh adanya
gangguan pot roast.

Kata kunci: refrigerator, diagram benda-bebas, fungsi-alih

1
Peneliti Puslit KIM-LIPI, Puspitek, Serpong, entjiesobbich@yahoo.com

72 Jurnal Mat Stat, Vol. 8 No. 1, Januari 2008: 72-82


PENDAHULUAN

Panas dan termal adalah dua istilah yang dapat digunakan saling tukar, walaupun ada hal
prinsip yang membedakan keduanya (Holman, 1981). Kondisi saling-tukar itu digunakan pula dalam
artikel ini. Selain itu, hendaknya dibedakan antara panas dan suhu, yaitu panas adalah besaran energi
(satuannya Joule) sedangkan suhu merupakan besaran yang menunjukkan derajat atau tinggi-
rendahnya kondisi termal (satuannya derajat Celsius).

Refrigerator adalah mesin yang memanfaatkan konsep pengaliran termal (Sumanto, 1989).
Dengan mengisikan pot roast dalam refrigerator berarti telah terjadi gangguan kesetimbangan termal
di dalam refrigerator. Secara garis besar, sebuah refrigerator dapat dipilah menjadi tiga titik bersuhu
berbeda, yaitu ruang dengan suhu sangat rendah yang umum disebut freezer, ruang dengan suhu agak
lebih panas dibandingkan freezer disebut ruang refrigerator, dan pot roast adalah tempat menaruh
benda yang hendak didinginkan. Benda pot roast asal-muasalnya dari luar dan bersuhu tinggi
sehingga keberadaannya di dalam refrigerator diduga mengganggu kestabilan setting suhu yang ada di
freezer maupun di ruang refrigerator.

Artikel membahas solusi fungsi alih sistem perubahan kesetimbangan suhu dalam freezer
maupun ruang refrigerator, dengan metode transformasi Laplace serta diberikan contoh aplikasinya.

SISTEM TERMAL PADA REFRIGERATOR

Dipandang dari dinamika sistem maka sistem termal adalah sistem yang menyajikan
persamaan diferensial yang merelasikan perpindahan panas dari satu lokasi ke lokasi lainnya di dalam
sistem. Contohnya adalah sebuah refrigerator (kulkas). Refrigerator beroperasi dengan memindahkan
panas dari bagian-dalam dan mengalirkannya keluar lewat sistem koil menggunakan pompa
kompresor dan katup ekspansi (lihat Gambar 1).

Refrigerator umumnya terbangun atas dua bagian terpisah - saling terisoliris: bagian utama
refrigerator dan bagian pendingin (freezer). Bagian itu didinginkan oleh 5 komponen sistem
refrigerator: kompresor, koil penukar panas yang ada di luar, katup ekspansi, koil penukar panas yang
ada di dalam, dan refrigeran. Kompresor mengompres refrigeran ke dalam koil yang ada di luar. Disini
panas yang dihasilkan dari kompresi menyebar ke sekeliling. Dari koil yang ada di luar refrigerant
disemprotkan lewat katup ekspansi yang menjadikan refrigerant sangat dingin (super-cool), ke dalam
koil yang ada di dalam di bagian pendingin (freezer). Lalu refrigerant disirkulasi balik ke
kompresor. Untuk mendinginkan refrigetor menyeluruh, sebuah kipas menghembuskan udara dari
bagian pendingin (freezer) melalui ventilasi yang dapat diatur masuk ke dalam bagian refrigerator.
Suhu bagian refrigerator dikendalikan oleh thermostat yang dapat diatur sehingga meregulasi aktivitas
kompresor. Suhu dalam freezer dikendalikan oleh udara yang lewat ventilasi yang dapat diatur antara
freezer dan bagian refrigerator.

Aplikasi Transformasi Laplace (Entjie Mochamad Sobbich) 73


Gambar 1 Komponen Utama Pemindah Panas dalam Refrigerator

Atas : tampak sisi dan perbesaran bagiannya


Bawah : tampak belakang dan perbesaran bagiannya

Pada sistem ini, ventilasi mengontrol rasio suhu freezer dengan refrigerator. Saat vent
tertutup, banyak udara dingin dalam freezer menrunkan rasio suhu. Ketika vent terbuka lebar, udara
mengalir ke dalam refrigerator mengurangi selisih suhu antara kedua bagian ini. Thermostat akan
berusaha memindahkan panas sehingga mengeset suhu refrigerator ke nilai setting yang diinginkan.
Dalam contoh ini akan dipertimbangkan refrigerator yang pot roast panas baru saja ditaruh. Panas dari
pot roast ini bertindak sebagai pengganggu pada sistem termal. Keluaran yang dikontrol adalah suhu
pada bagian refrigerator. Akan ada 3 persamaan diferensial untuk sistem ini, pertama mengontrol
dinamika bagian refrigerasi, kedua mengontrol dinamika termal pada bagian freezer, dan ketiga
mengontrol dinamika pertukaran panas pada koil-luar.

Diagram Benda Bebas


Diagram benda-bebas merepresentasikan interaksi antara pot roast, ruang, dan sekitar (situs:
http://www.me.cmu.edu). Perpindahan panas terjadi secara konduksi dan konveksi. Perpindahan panas
lewat dinding refrigerator terjadi secara konduksi. Konveksi antara refrigerator dan bagian freezer
dicapai dengan aliran udara dua-arah lewat vent diantara dua ruang. Beberapa variabel variabel
penting dan persamaan yang berhubungan adalah sebagai berikut.

74 Jurnal Mat Stat, Vol. 8 No. 1, Januari 2008: 72-82


Variabel Persamaan
Perpindahan panas q Perpindahan panas lewat permukaan :
Tahanan Termal R : q = 1/R * (t1-t2)
Laju aliran Perpindahan panas dari adanya aliran
Densitas : q = ***t
Panas Jenis Kapacitansi : C = * * V
Suhu Laju Perubahan Suhu : ' = (1/C) * q
Kapasitansi Termal C
Laju Perubahan Suhu '

Variabel dibedakan oleh subscript, misalnya Qr2f_v untuk mengindikasikan variabel yang
merepresentasikan perpindahan termal dari bagian refrigerator "r" ke bagian freezer "f" dengan cara
pemindahan konveksi "v". Hal yang serupa, Rc2f adalah tahanan termal saat pemindahan termal dari
koil "c" ke bagian freezer "f". Akhirnya, Cr untuk merepresentasikan kapasitansi pada bagian
refrigerator.
r = bagian refrigerator
f = bagian freezer
p = pot roast
c = koil
e = sekitar/sekeliling
2 = menuju ke
d = secara konduksi
v = secara konveksi

Freezer

Ekspresi matematik perpindahan panas pada ruang freezer dalam tulisan, dapat ditunjukan
sebagai berikut.

Pertukaran termal Notasi Bentuk matematis Arah


Koil Pendingin Qf2c d 1/Rc2f * (c-f) Keluar
Aliran udara dari refrigerator ke freezer Qr2f v ***r Keluar
Termal dari lingkungan Qe2f d 1/Re2f * (e-f) Masuk
Termal dari refrigerator Qr2f d 1/Rr2f * (r-f) Masuk
Aliran udara dari freezer ke refrigerator Qf2r v ***f Masuk

Gambaran pertukaran panas diagram tersebut sebagai berikut.

Jumlahan seluruh pertukaran panas pada badan secara bersama-sama dalam persamaan
matematis menghasilkan persamaan termal berikut.
C f &f = Qe 2f _ d + Qr 2f _ d + Qr 2f _v Qf 2c _ d Qf 2r _ v

Refrigerator
Ekspresi matematik perpindahan panas pada refrigerator, dapat ditunjukan seperti berikut ini.

Aplikasi Transformasi Laplace (Entjie Mochamad Sobbich) 75


Pertukaran termal Notasi Bentuk matematik Arah
Panas ke freezer Qr2f d 1/Rr2f (r-f) Keluar
Aliran udara dari freezer ke refrigerator Qf2r v ***f Keluar
Panas dari lingkungan Qe2r d 1/Re2r (e-r) Masuk
Panas dari Pot Roast Qp2r d 1/Rp2r (p-r) Masuk
Aliran udara dari refrigerator ke freezer Qr2f v ***r Masuk

Penggambaran pertukaran panas dari diagram sebagai berikut.

Jumlah pertukaran panas memberikan persamaan termal berikut.

Cr&r = Qe2r _ d + Q p 2r _ d + Qf 2r _ v Qr 2f _ d Qr 2f _ v

Pot Roast
Penukaran panas pot roast dijelaskan dengan uraian berikut.

Pertukaran termal Notasi Bentuk matematis Arah


Panas ke freezer Qp2r d 1/Rp2r (p-r) Keluar

Gambaran penukaran panas sebagai berikut.

Persamaan termal sebagai berikut.


C p&p = Q p 2r _ d

Persamaan Diferensial Ketiga Komponen


Setelah analisis diagram benda-bebas, selanjutnya persamaan diferensial untuk pertukaran
panas dari bagian freezer, bagian refrigerator, dan pot roast disatukan kembali, dan hasilnya adalah
sebagai berikut.

Cf&f = Qe2f _ d + Qr2f _ d + Qr2f _ v Qf 2c _ d Qf 2r _ v


Cr&r = Qe2r _ d + Q p 2r _ d + Qf 2r _ v Qr 2f _ d Qr 2f _v

C & = Q
p p p 2r _ d

76 Jurnal Mat Stat, Vol. 8 No. 1, Januari 2008: 72-82


APLIKASI TRANSFORMASI LAPLACE

Fungsi Alih
Bagian ini memanfaatkan transformasi Laplace (Dawkins, P., 2005) untuk menentukan
perubahan suhu dari pot roast, dari bagian refrigerator, dan dari bagian freezer untuk kondisi suhu
awal sebagai berikut.
f(0) = 9 oC
r(0) = 4 oC
p(0) = 25 oC

Terdapat satu set suhu yang akan diasumsikan tetap konstan selama siklus refrigerasi, yaitu
suhu sekitar dan suhu koil freezer, seperti terlihat berikut ini.
e = 25 oC
c = 10 oC

Transformasi Laplace dari Persamaan yang Terbentuk


Sasarannya adalah mendapatkan ekspresi transformasi Laplace dari masing-masing variabel
yang merepresentasikan suhu dari pot roast, dari bagian refrigerator dan dari bagian freezer dalam
kondisi awalnya. Dari diagram benda-bebas, didapatkan persamaan diferensial dalam domain waktu
sebagai berikut.
Cf&f =
1
(e f ) + 1 (r f ) + r 1 (f c ) f
Re2f Rr2f Rf 2c

C r&r =
1
(e r ) + 1
( p r ) + f 1 (r f ) r
Re2r R p 2r Rr 2f

C p&p =
1
( p r )
R p 2r

Ketiga persamaan tersebut bila dibagi oleh masing-masing kapasitansinya, lalu digabung
berdasar koefisien dari masing-masing variabel suhu, didapatkan rumus berikut.
1 1 1 1
&f = e + f
Cf Re2f Cf Cf Rr 2f Cf Re2f Cf Rf 2c
1 1
+ + r + c
f r 2f
C R Cf C R
f f 2c

1 1
&r = e + + f
Cr Re2r Cf Rr 2f Cf
1 1 1 1
+ r +
p
Cr Cr Re2r Cr R p 2r CrRr 2f Cr R p2r
1 1
&p = r
C pR p2r C pR p2r

Aplikasi Transformasi Laplace (Entjie Mochamad Sobbich) 77


Hubungan antara transformasi Laplace dan turunan variabel adalah sebagai berikut.
L{(t)} = (s)
{ }
L &(t) = s.(s) (0)

Lakukan transformasi Laplace terhadap persamaan dan susun berdasar masing-masing theta
besar (uppercase), dihasilkan rumus berikut.
1 1 1 1
s.Cf + + + + f(s) + r(s)
Rr 2f Re2f Rf 2c Rr 2f
e c
= + + Cff(0)
sRe2f sRf 2c
1 1 1 1
+ f(s) + s.Cr + + + + r(s)

Rr 2f Re2r R p2r Rr 2f
1 e
p(s) = + Crr(0)
R p 2r sRe2r
1 1
r(s) + s.C p + p(s) = C p p(0)
R p2r R p2r

Langkah berikutnya adalah memanfaatkan aturan Cramer (Kreyszig, 1986) untuk


menyelesaikan tiga persamaan simultan. Untuk menjaga organisasi matematika substitusikan koefisien
f(s), r(s), dan p(s) menjadi: a11, a12, dan a13 dengan koefisien f(s), r(s), and p(s) pada
persamaan pertama; a21, a22, dan a23 dengan koefisien f(s), r(s), dan p(s) pada persamaan kedua;
a31, a32, dan a33 menjadi koefisien f(s), r(s), dan p(s) pada persamaan ketiga.

Selanjutnya, substitusikan b1, b2, dan b3 ke ruas-kanan dari persamaan pertama, kedua, dan
ketiga. Notasi kompak dihasilkan pada set persamaan berikut.

a11f(s) + a12r(s) + a13 p(s) = b1


a21f(s) + a22r(s) + a23 p(s) = b2
a31f(s) + a32r(s) + a33 p(s) = b3

Dalam bentuk matrik sebagai berikut.


a11 a12 a13 f(s) b1
a
21 a22 a23 . r(s) = b2
a31 a32 a33 p(s) b3

Solusinya seperti berikut ini.


1
f(s) a11 a12 a13 b1

r(s) = a21 a22 a23 .b2
p(s) a31 a32 a33 b3

Atau:
= A 1.b
Set persamaan ini dengan mudah dapat diselesaikan menggunakan MATLAB. Disini dapat
diawali dengan pencarian dari:

78 Jurnal Mat Stat, Vol. 8 No. 1, Januari 2008: 72-82


(adj(A)).b
= A 1.b =
det(A)

Menggunakan aturan Cramer, masing-masing elemen vektor dapat dituliskan dalam bentuk sebagai
berikut.
b1 a12 a13
. detb2 a22 a23
1
f(s) =
det(A)
b3 a32 a33
a11 b1 a13
. deta21 b2 a23
1
r(s) =
det(A)
a31 b3 a33
a11 a12 b1
. deta21 a22 b2
1
p(s) =
det(A)
a31 a32 b3

Karena a31 dan a13 sama dengan nol maka


det(A) = a11(a22.a33 a23.a32) + a21.a12.a33

Untuk determinan lainnya, dapat dilihat berikut ini.


b1 a12 a13
detb 2 a22 a23 = b1(a22..a33 a23.a32) b2(a12.a33) + b3(a12.a23)
b3 a32 a33
a11 b1 a13
deta21 b2 a23 = a11(a33.b2 a23.b3) a21(b1.a33)
a31 b3 a33

a11 a12 b1
deta21 a22 b2 = a11(a22.b3 a32.b2) a21(a12.b3 a32.b1)
a31 a32 b3

SOLUSI PERSAMAAN LINIER

Untuk penyelesaian persamaan linier simultan, dalam artikel ini diawali dengan perintah s =
tf('s'), lalu tentukan konstanta seperti di bawah ini. Selanjutnya, tentukan variabel Laplace aij dan bk.
Langkah itu harus dilakukan di M-file karena panjangnya kode.

s = tf('s');.

Tf = -9; % derajat_C
Tr = 4; % derajat_C
Tp = 25; % derajat_C
Te = 25; % derajat_C
Tc = -10; % derajat_C

Aplikasi Transformasi Laplace (Entjie Mochamad Sobbich) 79


w = .0001; % m/s
p = 1.2; % kg/m^3
sig = 1000; % kJ*derajat_C/kg

Cp = 240; % J/derajat_C
Cr = 700; % J/derajat_C
Cf = 200; % J/derajat_C

Rf2c = .1; % derajat_C*s/J


Rp2r = 1; % derajat_C*s/J
Re2r = 4.7; % derajat_C*s/J
Re2f = 6.25; % derajat_C*s/J
Rr2f = 4.5; % derajat_C*s/J
a11 = (s + (w*p*sig/Cf) + (1/(Cf*Rr2f)) + (1/(Cf*Re2f)) + (1/(Cf*Rf2c)));
a12 = - (w*p*sig/Cf) - (1/(Cf*Rr2f));
a13 = 0;
a21 = - (w*p*sig/Cr) - (1/(Cr*Rr2f));
a22 = (s + (w*p*sig/Cr) + (1/(Cr*Re2r)) + (1/(Cr*Rp2r)) + (1/(Cr*Rr2f)));
a23 = - (1/(Cr*Rp2r));
a31 = 0;
a32 = -(1/(Cp*Rp2r));
a33 = s + (1/(Cp*Rp2r));
b1 = (Te/(s*Cf*Re2f)) + (Tc/(s*Cf*Rf2c)) + Tf;
b2 = (Te/(s*Cr*Re2r)) + Tr;
b3 = Tp;

detA = a11*(a22*a33-a23*a32)-a21*a12*a33;
det1 = b1*(a22*a33-a23*a32)-b2*(a12*a33)+b3*(a12*a23);
det2 = a11*(b2*a33-a23*b3)-a21*(b1*a33);
det3 = a11*(a22*b3-a32*b2)-a21*(a12*b3-a32*b1);
Thetaf = det1/detA
Thetar = det2/detA
Thetap = det3/detA
Solusinya adalah (dituliskan diantara dua tanda >>) :
>>
Fungsi alih untuk Freezer :
-7.403e008 s^5 - 4.365e007 s^4 - 2.462e005 s^3 - 126 s^2
---------------------------------------------------------
8.225e007 s^6 + 4.844e006 s^5 + 2.779e004 s^4 + 13.98 s^3

Fungsi alih untuk Refrigerator:


3.29e008 s^5 + 2.185e007 s^4 + 2.408e005 s^3 + 56.33 s^2
---------------------------------------------------------
8.225e007 s^6 + 4.844e006 s^5 + 2.779e004 s^4 + 13.98 s^3

Fungsi alih untuk Pot roast :


2.056e009 s^5 + 1.139e008 s^4 + 3.112e005 s^3 + 56.33 s^2
---------------------------------------------------------
8.225e007 s^6 + 4.844e006 s^5 + 2.779e004 s^4 + 13.98 s^3
>>

Perhatikan bahwa pada setiap kasus ada faktor umum. Penggunaan perintah minreal() dapat digunakan
untuk mengeliminir faktor umum ini. Kode dan hasilnya adalah sebagai berikut.

80 Jurnal Mat Stat, Vol. 8 No. 1, Januari 2008: 72-82


Thetaf = minreal(Thetaf)
Thetar = minreal(Thetar)
Thetap = minreal(Thetap)
>>
Fungsi alih untuk Freezer :
-9 s^3 - 0.5306 s^2 - 0.002993 s - 1.532e-006
---------------------------------------------
s^4 + 0.0589 s^3 + 0.0003379 s^2 + 1.7e-007 s

Fungsi alih untuk Refrigerator :


4 s^3 + 0.2656 s^2 + 0.002928 s + 6.848e-007
---------------------------------------------
s^4 + 0.0589 s^3 + 0.0003379 s^2 + 1.7e-007 s

Fungsi alih untuk Pot roast :


25 s^3 + 1.385 s^2 + 0.003784 s + 6.848e-007
---------------------------------------------
s^4 + 0.0589 s^3 + 0.0003379 s^2 + 1.7e-007 s
>>
Gunakan perintah impulse untuk mem-plot fungsi. Hal itu akan memberikan Laplace invers dari
fungsi. Beri label agar segala sesuatunya nampak teratur.
clf
figure(1)
tt = linspace(0,3600,361);
impulse(Thetaf, Thetar, Thetap, tt)
legend('Freezer temp', 'Refrigerator temp', 'Pot roast temp')
title('Time evolution of refrigerator model')
xlabel('Time (sec)')
ylabel('Temperature (derajat C)')

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Program yang panjang tersebut bila dieksekusi akan memberikan hasil berupa kurva
pergerakan suhu dari ketiga komponen: refrigerator, freezer, dan pot roast. Adapun hasil yang
dimaksud seperti ditunjukan pada grafik dalam Gambar 2.

Gambar 2 Grafik Kurva Pergerakan Suhu Ketiga Komponen:


Refrigerator, Freezer, dan Pot Roast

Aplikasi Transformasi Laplace (Entjie Mochamad Sobbich) 81


Pembahasan
Di bidang rekayasa, sering kali analisis sistem memberikan bentuk model matematis yang
terkandung di dalamnya turunan variabel bebas. Persamaan seperti itu umum dikenal dengan sebutan
persamaan diferensial atau lengkapnya persamaan diferensial biasa (ODE = Ordinary Differential
Equation). Mendapatkan solusi sebuah persamaan diferensial dapat dilakukan dengan memanfaatkan
transformasi Laplace yang mengubah domain waktu t ke domain s.

Keseimbangan termal pada sistem refrigerator telah dianalisis sebelumnya dan memberikan
persamaan diferensial untuk tiga komponen refrigerator. Bentuknya cukup rumit sehingga solusi
dalam bentuk fungsi alih serta inversinya telah dilakukan dengan bantuan MATLAB yang sekaligus
memberikan plot kurva pergerakan suhu ketiga komponen. Analisis kurva menunjukkan adanya
kenaikan suhu pada ruang-refrigerator sebagai pengaruh adanya panas dari pot roast. Akan tetapi,
suhu dalam freezer tidak nampak dipengaruhi oleh adanya panas dari pot roast. Hal itu ditunjukkan
oleh kurva suhu yang terus mendatar selang waktu 3500 sekon, kecuali sedikit perubahan tak berarti
pada selang waktu sekitar antara 200 sekon hingga 1200 sekon.

PENUTUP

Telah dilakukan penurunan persamaan termal dari sebuah mesin refrigerator dengan cara
mendapatkan fungsi-alih tiga komponen: freezer, ruang-refrigerator, dan pot roast. Diawali dengan
mengurai diagram benda-bebas, analisis, dan eksplorasi dilakukan dengan bantuan MATLAB. Hasil
berupa fungsi-alih ketiga komponen tersebut diplot dengan memberikan simulasi suhu-masukan
berupa sebuah impuls maka dihasilkan kurva perubahan termal, baik dalam freezer, ruang-
refrigerator, dan pot roast. Analisis kurva menunjukkan adanya kenaikan suhu pada ruang-
refrigerator sebagai pengaruh adanya panas dari pot roast. Akan tetapi, suhu dalam freezer tidak
nampak dipengaruhi oleh adanya panas dari pot roast. Hal itu ditunjukkan oleh kurva suhu yang terus
mendatar selang waktu 3500 sekon, kecuali sedikit perubahan tak berarti pada selang waktu sekitar
antara 200 sekon hingga 1200 sekon.

DAFTAR PUSTAKA

Dawkins, P. 2005. Differential Equations. Diakses dari http://tutorial.math.lamar.edu

Holman, J.P. 1981. Heat Transfer. Singapore: McGraw-Hill Inc.

Kreyszig, E. 1986. Advanced Engineering Mathematics. New York, USA: McGraw-Hill Book Co.

Sumanto, M.A.1989. Dasar-dasar Mesin Pendingin. Yogyakarta: Andi Offset.

82 Jurnal Mat Stat, Vol. 8 No. 1, Januari 2008: 72-82

Anda mungkin juga menyukai