Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan
strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya
(termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini. Tujuan strategi adalah
keuntungan kompetitif yang dapat dipertahankan, yang dapat muncul dari bagian maupun dari
kegiatan organisasi.
Sebuah organisasi atau perusahaan tentu memerlukan setrategi untuk mengembangkan
bisnisnya dan bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Manajemen Kualitas menjadi salah
satu acuan bagi sebuah organisasi atau perusahaan untuk membuat strategi yang handal. Karena
bagaimanapun juga kualitas lebih baik dibandingkan dengan kuantitas.
Pada dasarnya manajemen kualitas (Quality Management) atau manajemen kualitas terpadu (total
quality management) didefinisikan sebagai suatu cara untuk meningkatkan performansi secara
terus menerus (continuous performance improvement) pada setiap level operasi atau proses,
dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya
manusia dan modal yang tersedia.
Sebuah perusahan tidak akan terlepas dari Manejemen Kualitas. Pentingnya kualitas untuk
daya tarik dari sebuah produk suatu perusahan merupakan bukti dari pentingnya manajemen
kualitas. Kualiatas menjadi salah satu setrategi utama bagi perusahaan sebagai nilai jual untuk
konsumen atau pelanggan.

1.2 Rumusan Masalah


1) Jelaskan apa yang dimaksud dengan strategi proses ?
2) Jelaskan apa yang dimaksud dengan manajemen kualitas ?
3) Jelaskan apa yang dimaksud dengan tahap growth, maturnity dan decline ?

1.3 Tujuan Masalah


1) Menjelaskan apa itu srategi proses.
2) Menjelaskan apa itu manajemen kualaitas.
3) Menjelaskan dan memamaparkan tahap growth, maturnity dan decline.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian strategi proses


Strategi proses atau startegi transformasi adalah sebuah pendekatan organisasi untuk
mengubah sumber daya menjadi barang dan jasa. Tujuan strategi proses adalah menemukan suatu
cara memproduksi barang dan jasa yang memenuhi persyaratan dari pelanggan dan spesifikasi produk
yang ada dalam batasan biaya dan batasan manajerial lainnya.
Ada beberapa strategi proses antara lain:
a) Fokus pada proses
Adalah sebuah fasilitas produksi yang diorganisasikan di sekitar proses-proses untuk
memfasilitasi produksi bervolume rendah, tetapi keragamannya tinggi
b) Fokus berulang
Adalah proses produksi yang menggunakan modul yang berorientasi pada produk.
Proses berulang ini menggunakan modul. Moodul adalah bagian atau komponen yang
telah dipersiapkan sebelumnya yang sering berada dalam proses yang kontinu. Lini
proses berulang sama dengan lini perakitan klasik. Lini yang digunakan secara luas
di hampir seluruh perakitan mobil dan peralatan rumah yangga, lebih terstruktur dan
karenanya menjadi lebih tidak fleksibel dibandingkan suatu fasilitas yang terfokus
pada proses.
c) Fokus pada produk
Adalah fasilitas yang diorganisasikan di sekeliling produk, sebuah proses berorientasi
produk bervolume tinggi, tetapi berkeragaman rendah. Fasilitas dengan sifat khusus
ini biasanya membutuhkan biaya tetap yang tinggi. Namun, dengan biaya variable
yang rendah dapat dihasilkan utilisasi fasilitas yang tinggi
d) Fokus kustomisasi masal
Adalah pembuatan produk dan jasa yang dapat memenuhi keinginan pelanggan yang
semakin unik secara cepat dan murah. Kustomisasi missal memberikan kita
keragaman produk yang biasanya dapat disediakan oleh manufaktur bervolume
rendah (fokus pada proses) dengan biaya seperti manufaktur bervolume tinggi dan
terstandartrisasi (fokus pada produk).

2.2 Pengertian manajemen kualitas


Tujuan manajemen operasi adalah membangun sebuah sistem TQM yang mengidentifikasi
dan memuaskan kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu sebagaimana dijelaskan oleh American Siciety
for Quality tentang definisi Kualitas (Quality) adalah Keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau
jasa yang mampu memuaskan kebutuhan yang tampak atau samar.
Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
pelanggannya. Terdapat tiga pendekatan dalam hal ini, yang pertama kualitas berbasis pengguna
dimana kualitas tergantung kepada audiensnya. Pendekatan ini biasanya digunakan oleh orang
pemasaran dan pelanggan. Yang kedua, kualitas berbasis manufaktur yang biasanya diterapkan oleh
manajer produksi. Dalam pendekatan ini kualitas suatu barang berarti pemenuhan standar dan
membuat produk dengan benar sejak awal. Yang ketiga adalah kualitas itu berbasis produk yang
memandang bahwa kualitas sebagai variabel yang pesisi dan dapat dihitung.
Pada dasarnya manajemen kualitas (Quality Management) atau manajemen kualitas terpadu
(total quality management) didefinisikan sebagai suatu cara untuk meningkatkan performansi secara
terus menerus (continuous performance improvement) pada setiap level operasi atau proses, dalam
setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan
modal yang tersedia.
ISO 8402 (quality vocabulary) mendefinisikan manajemen kualitas sebagai semua aktivitas
dari fungsi manajemen secara keseluruhan yang menentukan kebijaksanaan kualitas, tujuan-tujuan
dan tanggung jawab, serta mengimplementasikannya melalui alat-alat seperti perencanaan kualitas
(quality planning), pengendalian kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan
peningkatan kualitas (quality improvement). Tanggung jawab untuk manajemen kualitas ada pada
semua level dari manajemen, tetapi harus dikendalikan oleh manajemen puncak (top management),
dan implementasinya harus melibatkan semua anggota organisasi.
Ada tiga komponen utama dari manajemen mutu. Mereka adalah pengendalian mutu, jaminan
mutu dan peningkatan kualitas. Manajemen mutu berfokus pada kualitas produk dan layanan yang
ditawarkan oleh organisasi serta sarana yang berkualitas ini tercapai. Karena ini menggunakan
jaminan kualitas dan pengendalian proses dan produk dalam upaya untuk lebih konsisten.
Kontrol kualitas adalah proses mengendalikan berbagai elemen yang membantu organisasi
mempertahankan kualitas yang baik baik dalam produksi produk dan aspek kepuasan pelanggan. Ini
adalah bagian penting dari manajemen mutu keseluruhan karena membantu untuk menentukan tingkat
kualitas yang dicapai. Jaminan Kualitas memungkinkan pemimpin organisasi untuk mengetahui
bahwa apa yang mereka memproduksi memenuhi atau melebihi standar yang ditetapkan yang akan
menyamai kualitas tertinggi dalam semua proses pada akhirnya. Hal ini penting karena membantu
eksekutif perusahaan tahu persis apa yang terjadi sehingga perbandingan dapat dibuat dengan apa
yang akan terjadi sehingga tercipta keseimbangan yang baik.
Peningkatan kualitas adalah proses yang membantu organisasi meningkatkan produk mereka
layanan dan kepuasan pelanggan secara keseluruhan. Setiap kali terjadi masalah atau ketika
perubahan diperlukan peningkatan kualitas memainkan peran penting dalam membuat mereka semua
terjadi dengan cara yang mempromosikan produktivitas dan profitabilitas. Sebelum manajemen mutu
benar dapat dilaksanakan pemimpin organisasi harus terlebih dahulu mendapatkan pemahaman yang
baik tentang apa kualitas yang baik dan bagaimana hal itu telah berkembang selama bertahun-tahun
dalam bisnis mereka. Mereka juga harus memahami prinsip-prinsip yang digunakan sehingga mereka
akan lebih mampu untuk membuat perbedaan yang benar dalam hal peningkatan produk dan layanan
dan evaluasi.
Ada standar manajemen mutu yang harus dipenuhi untuk mempertahankan tingkat kualitas
yang telah datang yang diharapkan di berbagai industri. Hal ini juga membantu eksekutif dalam
memahami tujuan sebenarnya dari manajemen mutu sehingga kemudian dapat digunakan dalam cara
yang terbaik untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan.
Pengawasan kualitas yang baik akan membantu dalam kelancaran proses produksi, sehingga
aktivitas produksi akan dapat mencapai sasarannya. Dengan adanya pengawasan kualitas
kemungkinan dapat mengurangi biaya-biaya yang diperlukan yaitu dengan cara memperkecil jumlah
kerusakan dan pemborosan yang terjadi dalam produksi dan dapat dihindari.
Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa setiap aktivitas pengawasan kualitas
merupakan usaha tercapainya tujuan dalam pengawasan produksi. Jadi pengawasan kualitas
mempunyai hubungan yang erat dengan pengawasan produksi dan tidak adanya pengawasan terhadap
kualitas akan mengakibatkan perusahaan berjalan tidak efisien yang pada akhirnya proses produksi
tidak akan berjalan lancar. Dalam melaksanakan kegiatan proses produksi biasanya terdapat beberapa
pilihan dalam hal peralatan proses produksi yang akan dipakai, mulai dari penentuan tempat operasi,
perencanaan gedung yang sesuai, sampai kepada penentuan dan pilihan mesin-mesin serta fasilitas
produksi lainnya. Sehingga rancangan produksi barang yang akan diproses tidak terlepas dari standar
kualitas produk perusahaan, yang akan memudahkan untuk melakukan pengawasan produk akhir.
Memang perlu disadari bahwa tidak ada produk yang sempurna dan mempunyai spesifik produk yang
sama dengan apa yang ditentukan dalam standar. Tetapi dengan adanya batasan-batasan pengawasan
dan batasan toleransi tertentu dapat diambil keputusan apakah produk tersebut layak untuk
dipasarkan.
Adapun langkah-langkah yang perlu diambil oleh keputusan dalam perencanaan penentuan
standar kualitas adalah: Mempertimbangkan persaingan dan kualitas produk pesaing,
Mempertimbangkan kegunaan terakhir produk, Kualitas harus sesuai dengan harga jual, Perlu tim
yang berkecimpung dalam bidang-bidang penjualan yang mewakili konsumen teknik yang mengatur
desain dan kualitas pembelian yang menentukan kualitas bahan produk yang menentukan biaya
produksi berbagai kualitas alternatif, Setelah ditentukan dan disesuaikan keinginan konsumen dengan
kendala teknologi, maka bahan baku produksinya harus tersedia dan terpelihara kualitasnya. Hal ini
dilaksanakan oleh staf pengamat produksi. Pemeriksaan hanya mengecek keefektifan pekerja bagian
produksi dalam menghasilkan barang sesuai dengan standar kualitas.
Untuk mencapai standar kualitas perlu dilakukan suatu pengawasan, karena kualitas produk
dapat mempengaruhi luasnya pasar perusahaan. Meskipun dari setiap produk tidak memiliki
keseragaman kualitas, tetapi pada dasarnya produk itu mempunyai batasan yang telah ditetapkan.
Dengan adanya batasan kualitas dapat mengurangi pemborosan dan penurunan terhadap biaya
produksi, dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja. Selain itu juga dapat menekan jumlah
kerusakan produk. Jangan sampai produk yang dihasilkan mempunyai perbedaan kualitas antara
produk yang satu dengan produk yang lainnya, sehingga perbedaan kualitas produk akan dapat
teratasi.
Pengawasan kualitas menentukan komponen mana yang rusak dan menjaga agar bahan-bahan
untuk masa mendatang jangan sampai rusak. Pengawasan kualitas merupakan alat bagi manajemen
dalam memperbaiki kualitas produk bila diperlukan, mempertahankan kualitas yang sudah tinggi, dan
mengurangi jumlah bahan yang rusak. Dalam menjalankan pengawasan tersebut sering dipergunakan
metode statistik yang disebut Statistical Quality Control (pengawasan penetapan mutu).
Salah satu proses operasional yang penting dalam aspek produksi untuk mencapai tujuan
perusahaan tersebut adalah dengan pengawasan produksi(production control). Pengawasan tidak
dapat diadakan tanpa adanya perencanaan, sebaliknya perencanaan dapat dilakukan tanpa
pengawasan. Hanya dalam hal yang disebut terakhir maka pelaksanaan rencana yang telah digariskan
tidak dapat dijamin. Pengawasan berusaha untuk memberikan agar pelaksanaan rencana itu sesuai
dengan apa yang telah ditentukan.
Dimuka telah dinyatakan bahwa pengawasan tidak dapat dipisahkan dari rencana atau tujuan
tertentu, maka dalam pengawasan perlu diketahui: Tujuan yang telah ditetapkan, Cara menilai atau
mengukur aktivitas yang dijalankan, Cara membandingkan aktivitas dengan pedoman yang telah
ditentukan, Cara untuk mengadakan perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi
agar tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai.
Dalam suatu kegitan produksi di suatu perusahaan mungkin saja terjadi penyimpangan atau
kesalahan dari apa yang diharapkan atau direncanakan sebelummnya. Dengan adanya pengawasan
produksi maka dapat dicari sebab-sebab timbulnya penyimpangan, berapa besar penyimpangan dan
kesalahan tersebut dan kemungkinan-kemungkinan untuk memperkecil dan menghindari serta
mencari kemungkinan tentang dasar-dasar perbaikan atas penyimpangan-penyimpangan tersebut.
Adapun yang dimaksud dengan pengawasan menurut George R. Terry (1980 : 23) adalah
mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan, menentukan sebab-sebab penyimpangan dan
mengambil tindakan-tindakan korektif dimana perlu.
Perusahaan yang melaksanakan fungsi pengawasan produksi ini akan memperoleh beberapa
keuntungan antara lain: Dapat membantu tercapainya operasi produksi yang efisien,
Membantu merencanakan prosedur pengerjaan yang kacau dan sembarangan menjadi lebih sederhana.
Tercapainya kegiatan yang dibutuhkan pada titik yang minimum, sehingga dapat dilakukan
penghematan dalam penggunaan tenaga kerja dan bahan. Jadi pengawasan produksi membantu
pelaksanaan operasi produksi agar lebih efisien dan lancar dengan biaya yang minimal pada tingkat
hasil tertentu.
2.3 Penjelasan tentang siklus produk(tahap introduction, growth , maturity dan decline)

Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang
dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan manusia, suatu produk juga memiliki siklus
atau daur hidup. Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini yaitu suatu grafik yang
menggambarkan riwayat produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar .
Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini merupakan konsep yang penting dalam pemasaran
karena memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk. Konsep
ini dipopulerkan oleh levitt (1978) yang kemudian penggunaannya dikembangkan dan diperluas oleh
para ahli lainnya.

Setiap produk biasanya memiliki masa daur hidup yang berbeda, kenaikan maupun penurunan
baik jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut merupakan tahapan-tahapan siklus hidup sebuah
produk, yaitu :

A. Tahap perkenalan (introduction)


Tahap perkenalan adalah sebuah tahap awal perusahaan dalam memperkenalkan
produknya kepada konsumen. Pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang
besar walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang
baru (betul-betul baru), karena masih berada pada tahap permulaan. Ciri-ciri umum tahap ini
adalah penjualan yang masih rendah, volume pasar berkembang lambat (karena tingginya
market resistance), tingkat kegagalan relatif tinggi, banyak melakukan modifikasi produk
dalam pengujian dan pengembangannya (karena problem yang timbul tidak seperti yang
diramalkan dan mungkin pula disebabkan pemahaman yang keliru tentang pasar), biaya
produksi, promosi dan pemasaran sangat tinggi, serta distribusi yang masih terbatas. Untuk
melalui tahapan ini diperlukan kerja keras dan kesabaran yang sangat tinggi, agar produk
yang dihasilkan dapat diterima oleh konsumen.
Dalam tahapan ini, juga terdapat beberapa strategi yang biasa diterapkan oleh
perusahaan, diantaranya yaitu:
a. Strategi menyaring cepat (Rapid Skimming Strategy)
Strategi ini dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga yang tinggi untuk
memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin, serta dengan melakukan promosi yang
gencar untuk meyakinkan konsumen tentang kualitas produk walau harganya mahal. Cara ini
biasanya dipakai untuk mempercepat penyaringan pasar.
b. Strategi menyaring lambat (Slow Skimming Strategy)
Strategi dijalankan dengan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba
kotor per unit sebanyak mungkin dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak terlalu
tinggi. Strategi ini akan berhasil jika besarnya pasar terbatas, sebagian besar konsumen
mengetahui keberadaan produk, konsumen mau membeli dengan harga tinggi, dan pesaing
potensial belum muncul.
c. Strategi penetrasi cepat (Rapid Penetration Strategy)
Strategi ini dilakukan dengan menetapkan harga yang rendah dan promosi yang
agresif. Tujuan dari strategi ini adalah untuk memperoleh penerimaan pasar yang cepat dan
memperoleh mangsa pasar yang besar. Strategi ini akan berhasil jika pasar sangat luas,
konsumen belum mengetahui keberadaan produk, konsumen sangat peka terhadap harga, dan
terdapat indikasi persaingan potensial yang besar.
d. Strategi penetrasi lambat (Slow Penetration Strategy)
Strategi ini dijalankan dengan menetapkan harga yang rendah untuk memperoleh
penerimaan yang besar dari konsumen dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak
membengkak. Keberhasilan strategi ini biasanya harus didukung dengan pasar yang sangat
luas, konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen peka terhadap harga, dan
persaingan potensial sangat rendah.

B. Tahap pertumbuhan (growth)


Jika produk baru menarik perhatian dan cukup memuaskan konsumen, penjualan
mulai menanjak secara cepat. Selama tahapan ini, produk mulai memperlihatkan laba, pesaing
juga mulai mengikuti, mengeluarkan produk versi mereka. Tahap ini sendiri dapat dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu :

a. Pertumbuhan cepat (Rapid growth)

Tahap rapid growth ini ditandai dengan melonjaknya tingkat penjualan perusahaan
dengan cepat karena produk telah diterima dan diminta oleh pasar. Tidak semua produk baru
dapat mencapai tahap ini, bahkan tidak sedikit produk baru yang gagal di tahap awal. Namun
jika produk baru itu berhasil, sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka keadaan ini akan
menarik pesaing untuk memasuki industri tersebut dengan produk tiruan. Strategi pemasaran
pada tahap ini ditujukan terutama untuk membangun pasar yang kuat dan mengkhususkan
distribusi. Mutu produk ditingkatkan dan lini produk diperluas untuk menarik segmen pasar
baru.

b. Pertumbuhan lambat (Slow growth)

Pada tahap ini penjualan masih meningkat, namun dengan pertumbuhan yang
semakin menurun. Sebagian besar pasar telah dijangkau, karena produk perusahaan telah
digunakan oleh mayoritas konsumen. Situasi ini akan menyebabkan perusahaan mulai
memperbarui produknya agar dapat mempertahankan penjualannya. Pada umumnya
dilakukan usaha modifikasi produk dengan menyempurnakan model (style improvement)
guna memantapkan posisi produknya di pasar. Laba akan semakin sulit diperoleh perusahaan
dan penyalur karena persaingan harga akan cenderung menyebabkan penurunan harga.
Pesaing semakin banyak yang keluar dari pasar disebabkan oleh semakin berkurangnya
keuntungan/daya tarik industri. Contoh produk elektronik yang ada pada tahap ini adalah
laptop dimana pasar laptop saat ini sedang tumbuh pesat.

Adapun strategi yang harus dilakukan dalam tahapan ini, yaitu:

a. Meningkatkan kualitas produk serta menambahkan keistimewaan produk baru dan


gaya yang lebih baik.
b. Perusahaan menambahkan model model baru dan produk produk penyerta (yaitu,
produk dengan berbagai ukuran, rasa, dan sebagainya yang melindungi produk
utama
c. Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
d. Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran distribusi
yang baru.
e. Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk (product
awareness advertising) ke iklan yang membuat orang memilih produk (product
preference advertising).
f. Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif terhadap harga
dilapisan berikutnya.
C. Tahap kedewasaan (maturity)
Tahap kedewasaan merupakan titik puncak kejayaan perusahaan yang
ditunjukan dengan peningkatan volume penjualan yang sangat tinggi. Pada tahap ini
produk perusahaan sudah dikenal dengan baik oleh konsumen, sehingga usaha
promosi amat sedikit peranannya dalam meningkatkan atau menambah volume
penjualan.
Tetapi, penjualan dalam tahap ini sangat sensitif terhadap perubahan
perekonomian. Pasar semakin tersegmentasi, sehingga untuk masing-masing segmen
diperlukan promosi yang berbeda dengan lainnya.
Umumnya tahap ini terdiri dari tiga tingkatan, yaitu:
a. Kedewasaan pertumbuhan (Growth maturity)
Yaitu pertumbuhan penjualan mulai berkurang yang disebabkan oleh
dewasanya distribusi. Tidak ada lagi saluran distribusi baru yang bisa ditambah.
b. Kedewasaan stabil (stable maturity)
Yaitu penjualan menjadi mendatar yang disebabkan oleh jenuhnya pasar.
Sebagian konsumen potensial telah mencoba produk baru yang ditawarkan
perusahaan.
c. Kedewasaan mengusang (decaying maturity)
Yaitu penjualan mulai menurun dan konsumen mulai bergerak ke produk lain
atau produk substitusi.
Dalam tahap kedewasaan terdapat beberapa strategi pemasaran, yaitu:
1) Perusahaan meninggalkan produk mereka yang kurang kuat dan lebih
berkonsentrasi sumber daya pada produk yang lebih menguntungkan dan
pada produk baru.
2) Memodifikasi pasar dimana perusahaan berusaha untuk memperluas pasar
untuk merek yang mapan.
3) Perusahaan mencoba menarik konsumen yang merupakan pemakai
produknya.
4) Menggunakan strategi peningkatan keistimewaan (feature improvement)
yaitu bertujuan menambah keistimewaan baru yang memperluas
keanekagunaan, keamanan atau kenyaman produk.
5) Strategi defensif dimana perusahaan untuk mempertahankan pasar yang
mana hasil dari strategi ini akan memodifikasi bauran pemasaran.
6) Strategi peningkatkan mutu yang bertujuan meningkatkan kemampuan
produk, misalnya daya tahan, kecepetan, dan kinerja produk.
7) Strategi perbaikan model yang bertujuan untuk menambah daya tarik
estetika produk seperti model, warna, kemasan dan lain lain.
8) Menggunakan take-off strategy yang mana marupakan salah satu strategi
yang digunakan untuk mencapai fase penerimaan konsumen baru, strategi
ini dapat memperbaharui pertumbuhan pada saat produk masuk dalam
kematangan.
Contoh produk elektronik yang ada pada tahap ini adalah handphone.
Penjualan handphone saat ini mencapai posisi tertinggi dan mulai tergerus oleh
teknologi yang lain.
D. Tahap penurunan (decline)
Penjualan perusahaan yang semakin bergerak ke arah penurunan merupakan
gejala tahap decline dalam PLC. Penurunan penjualan ini disebabkan oleh faktor-
faktor seperti perubahan selera pasar, produk substitusi diterima konsumen (baik dan
dalam negeri maupun dan luar negeri), dan perubahan teknologi. Sejumlah alternatif
dapat dilakukan pada tahap akhir PLC ini. Namun perlu diperhatikan bahwa pilihan
alternatif haruslah didasarkan pada kekuatan dan kelemahan perusahaan serta daya
tarik industri bagi perusahaan.
Alternatif-alternatif tersebut di antaranya adalah :
a. Menambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi
persaingan yang baik.
b. Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk.
c. Mencari pasar baru.
d. Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian
industri dapat diatasi.
e. Mengurangi investasi perusahaan secara selektif dengan cara meninggalkan
konsumen yang kurang menguntungkan, tetapi menambah investasi untuk
kelompok kecil konsumen yang masih setia dan menguntungkan.
f. Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai dengan
cepat.
g. Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.
Selain alternatif diatas, dalam tahap penurunan juga terdapat beberapa strategi, yaitu:
a. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
b. Meninjau kembali dan memperbaiki program pemasaran serta program
produksinya agar lebih efisien.
c. Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
d. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada
barang yang sudah ada.
e. Meninggalkan sama sekali barang tersebut.
Contohnya, produk elektronik yang sedang mengalami penurunan adalah
CPU atau personal komputer yang saat ini digantikan oleh laptop.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Kritik dan saran

Dalam penyusunan makalah ini tidak menutup kemungkinan terdapat banyak kekurangan-
kekurangan yang luput dari amatan saya sebagai penyusun. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari teman-teman maupun dosen
pembimbing, sebagai landasan pembelajaran kedepan.

Anda mungkin juga menyukai