Anda di halaman 1dari 64

NEGRI IMPIAN"

Segala puji kita panjatkan kepada Allah subhanahu


wa ta'ala, dan kita bersaksi bahwasanya tidak ada
sesembahan yang berhak di sembah dan di ibadahi
dengan benar kecuali Allah subhanahu wa ta'ala,
dan kita bersaksi bahwasanya Muhammad adalah
hambanya dan utusannya, shalawat dan salam
semoga tercurahkan kepada beliau dan juga
kepada sahabat beliau seluruhnya,

Ya Allah ajaraknalah kepada kami ilmu yang


bermanfaat dan jadikanlah ilmu kami yang
bermanfaat bagi kami, dan tambahkanlah ilmu bagi
kami

Ya Allah perbaikilah dan luruskanlah segala urusan


kami dan jangan kau biarkan urusan kami engkau
biarakan pada diri kami sendiri meskipun hanya
sekejap mata

Ya Allah berkahilah kami pada pertemuan kami di


tempat ini, salah satu dari rumah-rumah engkau Ya
Allah agarkami bisa meraih karuniamu, bisa meraih
rahmatmu, dan sesungguhnya tidak ada daya dan
upaya kecuali darimu.

Ebook ini adalah sebuah catatan pribadi yang saya


tulis tatkala menghadiri kajian seorang Syaikh, si
saya sedang merapihkan catatan ini sempat
terdetak di dalam hati rasa yang begitu ingin
menyebarkan kabar ini kepada saudara muslim di
negri ini, karena begitu besarnya kegaduhan yang
terjadi dinegri ini akibat diri kita yang masih
kurangnya ilmu, dan hausnya akan nasehat dari
para ulama, untuk itu saya menuliskan Ebook ini,
untuk menghilangkan rasa dahaga tersebut, rasa
haus akan ilmu yang harus kita ketahui bersama.

Para pembaca yang dirahmati Allah subhanahu wa


ta'ala, sesungguhnya pada kesempatan kali ini kita
sedang duduk bersama-sama berkumpul di tempat
yang penuh keberkahan, salah satu dari rumah-
rumah Allah subhanahu wa ta'ala, hendaknya kita
menghadirkan dalam diri kita sabda nabi shalallahu
alaihi wassalam

Tidaklah suatu kaum berkumpul disalah satu di


antara rumah-rumah Allah, kemudian membaca Al
Quran dan mempelajari isinya kecuali Allah
subhanahu wa ta'ala menurunkan bagi mereka
ketenangan, dan mereka akan diliputi dengan
rahmat, dan mereka juga akan diliputi oleh para
malaikat dan Allah subhanahu wa ta'ala akan
menyebut mereka disisi para malaikatnya (HR.
Muslim No : 2699)

oleh karenanya kita memohon kepada Allah


subhanahu wa ta'ala, agar kita mendapatkan janji
janji Nabi shalallahu alaihi wassalam tersebut,
dengan bagian yang terbesar, dengan karunia Allah
subhanahu wa ta'ala dan nikmatnya, dan semoga
Allah subhanahu wa ta'ala memberkahi
perkumpulan kita dimasjid ini (masjid istiqlal)

dan memberi balasan yang sebesar-besarnya


kepada setiap orang yang berpartisipasi dalam
penyampain tema ini.
Kemudian Syaikh mengucapkan terima kasih
kepada pengurus masjid Istiqlal yang di kepalai
oleh Al Ustadz Muzamil Basyuni, atas kebaikan
mereka, yang telah memberikan tempat untuk kita
dengan penuh semangat sehingga kita bisa
berkumpul pada hari ini.

Demikian juga syaikh berdoa kepada Allah


subhanahu wa ta'ala, agar memberikan balasan
yang sebesar besarnya, ganjaran sebesar
besarnya kepada hadirin semua, sungguh beliau
mengetahui bahwasanya banyak dari para hadirin
yang datang dari tempat yang sangat jauh,
menempuh safar yang sangat sulit, semuanya
untuk bisa menghadiri majelis ini, semoga Allah
subhanahu wa ta'ala, menerima semua amalan
mereka, dan semoga Allah subhanahu wa ta'ala,
membalas mereka dengan sebaik-baik balasan.

Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala maha


mendengar doa dan permintaan hamba-
hambanya.

Topik yang akan kita bahas kali ini adalah tentang


stabilitas keamanan, dan setiap kita tau pentingnya
sebuah keamanan dan keutamaannya meraih
keamanan, sesungguhnya penduduk suatu negara
tidak akan bisa tentram hidupnya tidak dapat
mendapatkan kemaslahatan-kemaslahatan dalam
hidupnya kecuali dengan adanya keamanan, sulit
untuk menjalankan ibadah, sulit untuk melakukan
aktifitas ekonomi, sulit untuk menjalankan
perdagangan kecuali jika ada keamanan.

Dan hal ini menekankan kepada kita bahwasanya


masalah keamanan adalah tanggung jawab
bersama baik secara individu maupun secara
keseluruhan, karna begitu urgensinya keamanan
bagi masyarakat, agar mereka bisa meraih dan
melaksanakan aktifitas mereka untuk meraih
kemaslahatan dan dalam segala urusan mereka
baik dalam perkara-perkara dunia maupun perkara-
perkara agama, tidak akan mungkin berjalan
dengan baik kecuali jika stabilitas keamanan
terwujudkan, adapun jika stabilitas keamanan
terganggu maka akan terganggu juga perkara-
perkara tersebut, dari sini kita tau bahwasanya
permasalahan keamanan adalah tanggung jawab
seluruh anggota masyarakat setiap orang tentunya
berharap untuk mendapatkan ketentraman dan
keamanan baik bagi dirinya maupun keluarganya,
maupun kerabatnya, maka ini merupakan harapan
seluruh manusia, oleh karenanya ini merupakan
tanggung jawab seluruh orang baik individu,
maupun secara keseluruhan.

Hendanya mereka menjadi satu tangan dalam


mewujudkan keamanan di negri mereka, agar
mereka terselamatkan dari segala bentuk fitnah
segala bentuk kekacawan, yang tidaklah fitnah dan
kekacawan tersebut datang kepada mereka kecuali
kerusakan dan tidak membawa kepada kebaikan.
Harapan Keamanan

Keamanan sebagaimana telah kita jelaskan


merupakan harapan setiap orang, siyapa yang
tidak ingin hidupnya tentram dan tenang ?

Selaian itu keamanan merupakan tanggung jawab


yang di wajibkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala,
dan akan di tanya oleh Allah subhanahu wa ta'ala
kepada hamba-hambanya.

Bahkan mewujudkan kemanan merupakan salah


satu bagian dari keimanan, jadi ada kaitan antara
keamanan dan keimanan, oleh karenanya
keamanan merupakan salah satu dari bentuk
konsekuensi dari al ukuwah al islamiyah atau dari
ikatan agama, seorang yang beriman kepada Allah
subhanahu wa ta'ala.

Hendaknya jangan sampai menjadikan orang lain


merasa tidak tentram dengan dirinya jangan
sampai orang lain timbul ganguan dari dirinya, baik
ganguan dalam perorangan ataupun terhadap
kelompok masyarakat, jika dia meghilangkan
sebagian dari keamanan maka dia telah
menghilangkan sebagian dari keimanannya, ada
sesuatu yang rusak dalam imannya, karna
mewujudkan keamanan merupakan konsekuensi
dari keimanan, seluruhnya haruslah merasa
tentram, jangan sampai tergangu dari yang lainnya.

Oleh karenanya masalah keamanan adalah


tanggung jawab yang harus kita rasakan bersama
dan dia merupakan bagian dari keimanan, dan ini
telah diingatkan oleh Nabi shalallahu alaihi
wassalam, tatkala haji wada beliau mengingatkan
kepada kaum muslimin seluruhnya.

seorang muslim adalah yang benar-benar muslim


adalah orang yang mana orang lain selamat dari
ganguan lisannya dan dari ganguan tangannya

demikian juga dalam Haji Wada, Rasulullah


shalallahu alaihi wassalam menyampaikan kepada
seluruh sahabatnya dengan berkata :

Sesungguhnya darah-darah kalian adalah Haram,


tidak boleh ditumpahkan, kemudain harta-harta
kalain haram tidak boleh di ambil, kemudin harga
diri kalian juga haram tidak boleh di ganggu,
sebagaimna kehormatan negrimu ini, di bulan ini
dan di hari ini.

Hal ini bermaksud untuk mewujudkan adanya


keimanan, oleh karenanya wajib bagi setiap muslim
untuk menghadirkan pada setiap dirinya
bahwasanya keamanan adalah bagian dari
keimanan dan dia akan dimintai pertanggung
jawaban oleh Allah subhanahu wa ta'ala.

Karna terlalu banyak hadits-hadits nabi shalallahu


alaihi wassalam menjelaskan keterkaitan antara
keamanan dengan keimanan, dia sendiri harus
merasa bertanggung jawab jangan dia serahkan
tanggung jawab keamanan kepada orang lain, dia
harus menjalankan dari dirinya sendiri, karna
kemanan merupakan tanggung jawab bersama
setiap orang harus meraskan hal ini, apapun
kedudukanya.

Seorang guru harus menanamkan keamanan


ditempat pengajarannya, seorang pedagang dia
harus menumbuhkan keamanan dalam
perdagangannya, bahkan seorang ayah
hendaknya menumbuhkan keamanan di dalam
rumahnya, karna dia bertanggung jawab
dirumahnya, demikian juga seorang ibu
bertanggung jawab dirumahnya.

Karna keamanan merupakan harapan semua,


maka kita harus bersatu padu bersama-sama untuk
mewujudkan keamanan tersebut, oleh karenanya
ini menekankan kepada kita semua bahwasannya
mewujudkan kemanan adalah tanggung jawab
bersama bahkan tanggung jawab person secara
pribadi.
Doa Rasulullah shalallahu alaihi
wassalam dalam meminta
keamanan

Hendaknya seseorang memohon keamanan


kepada Allah subhanahu wa ta'ala, dan mengingat
tentang pentingnya sebuah keamanan dengan
berubahnya hari dan juga bahkan dengan
berubahanya bulan, setiap hari yang baru kita
inginkan keamanan, setiap muncul bulan yang baru
kita juga menginginkan keamanan, karna hal ini
menunjukan akan kebutuhan kita yang sangat
besar terhadapa adanya keamanan oleh karenanya
kita hendaknya benar-benar berdoa kepada Allah
subhanahu wa ta'ala, agar Allah subhanahu wa
ta'ala menganugrahkan kepada kita stabilias
keamanan, agar kita merasa tentram, dan begitu
juga dengan keluarga kita, masyarakat kita, dan
juga negri kita.

Oleh karenanya Syaikh


menyempaikan/mewasiatkan sebagai bentuk rasa
cinta beliau kepada kita semua dengan sebuah
doa, yang di ajarkan oleh Nabi shalallahu alaihi
wassalam, yang di baca oleh Nabi shalallahu alaihi
wassalam setiap hari untuk meminta keamanan,
tatkala di pagi hari dan tatkala di sore hari.

Dan hal ini terkait dengan pembahasan kita, agar


kita bisa mewujudkan adanya keamanan, dalam
sebuah hadits dari Abudullah bin Umar
Radhiyallahuanhuma, beliau berkata

Adalah Rasulullah shalallahu alaihi wassalam


tatkala berada di pagi hari, dan juga di sore hari
maka beliau berdoa:

Allahumma innii as-alukal afwa wal aafiyah fid


dunyaa wal aakhiroh

Ya Allah aku memohon kepada engkau


keselamatan di dunia dan di akherat




Allahumma innii as-alukal afwa wal aafiyah fii diinii
wa dun-yaaya wa ahlii wa maalii

Ya Allah aku memohon kepada engkau ampunan


dan juga keselamatan dalam urusan agamaku dan
juga dalam urusan duniaku, dalam keluargaku dan
juga dalam hartaku.

Allahumas-tur awrootii wa aamin rowaatii.

Ya Allah tutuplah aurataku, dan berikanlah


keamanan, dan hindarkan aku dari segala
ketakutan.

Allahummahfazh-nii mim bayni yadayya wa min


kholfii wa an yamiinii wa an syimaalii wa min fawqii
wa audzu bi azhomatik an ugh-taala min tahtii.

Ya Allah, peliharalah aku dari muka, belakang,


kanan, kiri dan atasku. Aku berlindung dengan
kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari
bawahku (oleh ular atau tenggelam dalam bumi
dan lain-lain yang membuat aku jatuh)

Subhanawallah ini adalah doa yang sangat agung,


yang sangat penting, yang nabi baca setiap hari,
setiap pagi dan setiap sore hari, dan kita semua
butuh dengan semua doa ini, kita hendaknya
membaca doa ini sebagai bentuk beruswah
kepada Nabi shalallahu alaihi wassalam.

Oleh karnanya kalau kita perhatikan isi doa ini, kita


dapati Rasulullah shalallahu alaihi wassalam,
berdoa meminta keamanan agar tidak tergangu
dari segala sisi, agar tidak ada sama sekali
ganguan yang datang menyerang Nabi shalallahu
alaihi wassalam.

Hendaknya kita menyebarkan doa ini, agar doa ini


diketahui oleh setiap masyarakat dan dihafalkan
dan dibaca oleh mereka sendiri disetiap pagi dan di
setiap sore.
Demikian juga Rasullullah shalallahu alaihi
wassalam memohon keamanan setiap muncul Hilal
(bulan baru) di awal bulan, dalam hadis Rasulullah
shalallahu alaihi wassalam menyebutkan tentang
masalah hilal, tatkala hilal muncul, maka dalam
hadis Ibnu Umar radhiyallahuanhuma, Rasulullah
shalallahu alaihi wassalam ketika melihat hilal
beliau berkarta.







Allahu Akbar, Allahumma ahlilhu alayna bilyumni
wal iimaani was salaamati wal islaami. Robbii wa
Robbukallah

Allah Maha Besar, Ya allah jadikanlah hilal ini


muncul kepada kami, dengan penuh keamanan
dan penuh dengan keiamanan dan penuh
keselamatan dan dalam islam, rabbku dan rabbmu
(wahai bulan sabit) adalah Allah.

lihatlah Nabi shalallahu alaihi wassalam mengulang


ulangi doa meminta keamanan di setiap kali
muncul hilal.
Dalam hadis riwayat thabrani Rasulullah shalallahu
alaihi wassalam bersabda

Mohonlah kepada Allah subhanahu wa ta'ala, agar


Allah subhanahu wa ta'ala membuat kalian aman
dan tentram dari segala hal yang menakutkan dan
agar Allah menutup aurat-aurat kalian.

Beliau berharap agar keimanan keselamatan dan


islam yang meliputi para pengikutnya, perhatikan
betapa pentingnya doa ini, dan betapa butuhnya
kita dengan doa ini.

Dan hadis ini menjelaskan tentang keterkaitan yang


erat antara iman dan masalah keamanan.

Jika anda berdoa dengan doa ini, di pagi, atau di


setiap sore, atau doa meminta keamanan tatkala
muncul hilal dalam rangka ber-uswah kepada nabi
shalallahu alaihi wassalam yang mulia, setelah
anda berdoa maka sertakanlah pula dengan
melakukan sebab, berusahalah, bukan hanya
meminta dengan doa, tapi berusaha untuk
mewujudkan keamanan tersebut, berusaha agar
kita merupakan salah satu bagian atau alat yang
bisa memunculkan kemanan di dalam negri.

Dan hati-hati jangan sampai kita sebaliknya,


merupakan sebab timbulnya rusak stabilitas
keamanan negara, oleh karenanya mintalah
kepada Allah subhanahu wa ta'ala, meminta
keamanan kepada Allah subhanahu wa ta'ala, dan
jangan sampai ada seorangpun tidak tentram
dengan keberadaan diri anda, jangan sampai ada
orang khawatir dengan ganguan anda, siyapapun
dia jangan sampai dia tergangu dengan adanya diri
anda.

Dan Nabi shalallahu alaihi wassalam mengajarkan


kita untuk menghadirkan kedalam diri kita
pentingnya keamanan setiap kita keluar dari rumah,
bahwasanya keamanan itu penting agar kita
merasa aman dan agar kita tidak merasa di ganggu
oleh orang lain, Rasulullah shalallahu alaihi
wassalam ketika keluar rumah beliau berdoa:









Allahumma inni audzu bika an adhilla aw udholla,
aw azilla aw uzalla, aw azhlima aw uzhlama, aw
ajhala aw yujhala alayya.

Ya Allah aku berlindung kepadamu jangan sampai


aku tersesat, atau aku disesatkan, dan jagan
sampai aku tergelincir atau aku di gelincirkan dan
jangan sampai aku berbuat dzolim atau aku di
dzolimi, dan jangan sampai aku berbuat kebodohan
atau aku di bodohi orang lain.

Perhatikanlah doa tersebut, doa ini adalah


meminta keamanan, agar keamanan muncul pada
diri kita, sehingga kita tidak menggangu orang lain,
tidak mendzholimi orang lain, dan agar kita tidak di
gangu oleh orang lain.

Maka saat anda keluar dari rumah dengan


membaca doa tersebut, hadirkanlah di dalam diri
bahwa keamanan adalah sebuah harapan setiap
orang, bahwasanya diri anda harus membawa
keamanan dalam diri sendiri, maupun dalam
masyarakat, dan hal ini merupakan ketaatan
kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
Oleh karenanya, sebagian salaf tatkala keluar dari
rumahnya, mereka berdoa kepada Allah,

Allahuma salimni wa salim minni

Ya Allah selamatkan aku, dan selamatkan orang


dari gangguanku.

Dan doa ini hampir mirip dengan doa Nabi


shalallahu alaihi wassalam, akan tetapi doa Nabi
shalallahu alaihi wassalam lebih mencakup dan
lebih baik tentunya, maka wajib untuk setiap muslim
menghadirkan dalam dirinya tentang pentingnya
keamanan dan berusaha dengan sungguh-
sungguh agar bisa mewujudkan keamanan,
bersunguh-sungguh dengan berdoa dan juga
dengan berusaha.
Sebuah ANUGRAH yang Terlupakan

Stabilitas keamanan negara merupakan anugrah


dari Allah subhanahu wa ta'ala, murni dari Allah
subhanahu wa ta'ala, murni adalah kebaikan yang
Allah berikan kepada hamba-hambanya, dan
kepada orang yang Allah kehendaki.

Adapun dalil-dalil terlalu banyak dalam Al Quran


yang menunjukan akan hal ini. Bahwasanya Allah
subhanahu wa ta'ala memberikan karunia
keamanan kepada orang yang ia kehendaki
contohnya seperti firman Allah subhanah wa ta'ala
:

... ...

. . . Dan apakah Kami tidak meneguhkan


kedudukan mereka dalam daerah haram (tanah
suci) yang aman . . . (QS. Al Qasas : 57)
Dalam ayat lain Allah subhanahu wa ta'ala
berfirman :

......

Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa


sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri
mereka) tanah suci yang aman...
(QS. Al Ankabut : 67)

Ini dalil bahwasanya keamanan murni karunia Allah


subhanahu wa ta'ala, Allah berikan kepada yang
Allah kehendaki, hal ini menjadikan agar dalam diri
kita bahwasanya keamanan murni bersumber dari
Allah subhanahu wa ta'ala, sehingga kita benar-
benar dan bersungguh sungguh memohon
keamanan hanya kepada Allah subhanahu wa
ta'ala, dalam doa kita agar Allah menganugrahkan
keamanan bagi kita, dalam diri kita, dalam keluarga
kita, dalam masyarakat kita, dalam negri kita, dan
kita benar-benar memohon hanya kepada Allah
subhanahu wa ta'ala.
Bersatunya Keimanan & Keamanan

Antara keimanan dan keamanan ada hubungan


yang sangat erat, yang saling berkaitan tidak
terlepas satu dengan lainnya. Allah menjelaskan
hubungan yang kuat antara aman dan iman dalam
firmannya :

Orang-orang yang beriman dan tidak


mencampuradukkan iman mereka dengan (syirik),
mereka itulah yang mendapat keamanan dan
mereka itu adalah orang-orang yang mendapat
petunjuk dari Allah. (QS. Al anam : 82)

Oleh karna itu disini dijelaskan antara iman dan


kemanan saling melajimi, dua aturan yang saling
berdampingan yang saling keterkaitan tidak
terpisahkan satu dengan yang lainnya, semakin
kuat iman seseorang, semakin besar pula
keamanan yang ia rasakan, Allah subhanahu wa
ta'ala berfirman :



......

. . . .Dan barang siyapa yang beriman dan berbuat


kebaikan maka tidak ada kekhawatiran atas
mereka dan tidaklah mereka bersedih
(QS. Al anam : 48)

Coba anda perhatikan ayat ini Allah subhanahu wa


ta'ala mengatakan ( barangsiyapa yang
beriaman)
( tidak ada kekhawatiran
atas mereka) Allah menghilangkan ketakutan dari
diri mereka sebagai buah dari keimanan mereka,
karenanya semakin kuat keimanan seseorang
maka akan semakin besar ia mendapatkan
keamaanan sesuai kadar keimanan, begitupula
kadar keamanan yang dia dapatkan, karna hanya
Allah subhanahu wa ta'ala yang bisa
menganugrahkan keamanan, dan tidak ada serikat
baginya.
Perhatikanlah tentang janji Allah subhanahu wa
ta'ala, kepada Ahlul iman (orang-orang yang
beriman dan beramal sholeh) Allah sebutkan janji
tersebut dalam firmannya :

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang


beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-
amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh
akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang
sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah
diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar
akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka
dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka
tetap menyembahku-Ku dengan tidak berbuat syirik
sedikitpun kepadaku. (QS. An Nur : 55)
Perhatikanlah disini Allah mengatakan :

Sungguh Allah akan merubah ketakutan


kekhawatiran yang ada pada diri mereka dirubah
menjadi keamanan.

Dan perubahan ini dari rasa takut ke arah


keamanan merupakan buah dari keimanan, dan
buah dari menjalankan ketaatan kepada Allah
subhanahu wa ta'ala, karna Allah subhanahu wa
ta'ala hanya memberikan janji ini kepada orang
yang beriman dan beramal sholeh.

Maka dari sini kita ketahui bahwasanya, barang


siyapa yang ingin mendapatkan keamanan dan
ketentraman bagi dirinya, dan juga bagi
keluarganya, dan juga bagi masyarakatnya maka
hendaknya dia sendiri beriman, dan hendaknya dia
beramal sholeh, dan hendakanya mereka saling
tolong menolong, saling bersatu padu, saling
mewasiatkan hal ini.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

Demi masa, sesungguhnya manusia seluruhnya


berada dalam kerugian kecuali orang-orang yang
beriman dan beramal sholeh dan saling menasehati
dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam
kesabaran (QS. Al asr : 1-3)

Maka ketika sekolompok masyarakat ingin


terwujudkan keamanan dalam masyarakat mereka
agar muncul keamanan, munculnya kestabilitas
dan ketentraman maka hendaknya mereka
mewujudkan keimanan dalam kehidupan mereka,
hendaknya mereka beramal sholeh, dan
hendaknya mereka saling bekerja sama dalam hal
ini dan jangan sampai mereka menghilangkan
keamanan yang telah Allah berikan kepada mereka
dengan meninggalkan keimanan dan amal sholeh.
Kemudian jika tadi telah kita ketahui bersama
bahwa allah memberikan janji kepada orang yang
beriman dan beramal sholeh berupa keamanan dan
ketentraman, sebaliknya hendanya kita renungkan
juga tentang ancaman Allah terhadap orang-
orang yang mereka meninggalkan keimanan
dan amal sholeh, dimana Allah akan
menghilangkan keamanan dan ketentraman dari
mereka, Allah membuat sebuah perumpamaan di
dalam Al Quran di akhir surat An-Nahl, Allah
subhanahu wa ta'ala :

Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan


(dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi
tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah
ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya
mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah
merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan
ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka
perbuat. (QS. An Nahl : 112)
akibat mereka meninggalkan keimanan yang
dilakukan sekolompok masyarakat Allah ganti
ketentraman dan kemanan yang mereka rasakan
dengan ketakutan dan kelaparan, oleh karena itu
ayat tersebut memberikan peringatan kepada kita,
kepada hamba-hamba Allah subhanahu wa ta'ala.

Jangan sampai melakukan suatu perbuatan yang


dapat menyebabkan hilangnya keamanan dan
stabilitas dan juga mengakibatkan kerugian didunia
maupun di akherat, dan oleh karena itu keamanan
merupakan tanggung jawab yang sangat besar
bagi kita semua, dan hendaknya kita bersungguh-
sungguh bermujahadah untuk bisa mewujudkan
keamanan dengan beriman kepada Allah
subhanahu wa ta'ala, untuk saling bekerja sama,
saling mengingatkan beriman dan beramal sholeh
karna keamanan merupakan bukti buah dari
keimanan.
Ujian di Masyarakat

Terkadang sekolompok masyarakat di uji oleh Allah


subhanahu wa ta'ala berkaitan dengan
kestabilitasan keamanan yang mereka rasakan,
tiba-tiba muncul fitnah, sebuah fitnah yang
berkobar seperti ombak di lautan, ada orang-orang
yang sengaja menyebarkan fitnah tersebut, di balik
kekacawan tersebut ada orang yang
menggerakannya, maka dalam hal yang seperti ini
saat fitnah berkobar, hendanya setiap Muslim
tatkala mulai mucul fitnah, maka jangan sampai dia,
menjadi orang yang ikut serta dalam tersebarnya
fitnah tersebut.

Ia harus menjaga dirinya agar tidak ikut ambil andil


dalam tersebarnya fitnah tersebut, dan bahasan
masalah ini banyak orang yang lalai,
kebanyakan orang di awal-awal muncul fitnah maka
mereka berlomba-lomba untuk ikut campur, ikut
nimbrung berpartisipasi dalam menyebarkan fitnah
tersebut,

Oleh karenanya Ali bin Abi Tholib radhiyallahu


anhu dalam riwayat yang shahih dalam kitab
adabul mufrod karangan Al Imam Al Bukhari
rahimahullahu taalla, ia pernah menyampaikan,
Sesungguhnya akan muncul di belakang kalian
fitnah-fitnah yang panjang dan bergejolak,
kemudian apa nasehat beliau ?

Dan janganlah kalian menjadi orang-orang yang


tergesa-gesa, menjadi sumber penyiar berita dan
janganlah kalian menjadi penanam bibit-bibit fitnah

Jika perkara yang di ingatkan oleh Ali bin Abi Tholib


radhiyallahu anhu, karna beliau mengingat, kalau
sudah muncul fitnah orang berlomba-lomba
tenggelam dalam fitnah tersebut, semuanya ingin
berkomentar, semuanya ingin ikut ambil andil,
maka beliau ingatkan dengan tiga nasehat ini
beliau mengatkan


Janganlah kalian menjadi orang yang tergesa-
gesa, karena sikap tergesa-gesa sering membawa
kemudharatan bagi seseorang, dan sikap pelan-
pelan tidak tergesa-gesa adalah sebuah kebaikan
bagi seorang hamba.

Ibnu masud radhiyallahuanhu pernah berkata

Akan muncul perkara-perkara yang rancu (tidak


jelas) maka hendaknya kalian tenang, jangan
terburu buru.

Kemudian beliau mengatakan, sebaiknya salah


seorang di antara kalian menjadi pengikut dalam
hal kebaikan lebih baik dari pada salah seseorang
diantara kalian menjadi pemimpin dalam
keburukan.

Lebih baik tidak ikut-ikutan meskipun menjadi orang


terbelakang namun dalam hal kebaikan, dari pada
ikut campur kemudian terkenal dan menjadi
pemimpin dalam keburukan.
Oleh karena itu seseorang jangan tegesa-gesa dan
juga jangan emosi tatkala mendengar suatu berita
kemudian tergesa-gesa dalam mengambil sikap,
akhirnya dia memberikan kemudharat kepada
dirinya dan juga memberikan kemudharat kepada
orang lain.

Kemudian perkara kedua yang di ingatkan oleh Ali


bin Abi Tholib radhiyallahu anhu :

Janganlan kalian sebagai madzayi', yaitu : tipe


penyebar atau orang yang memperbesar api fitnah
penyebar berita, karna sebagian orang tatkala
datang berita kepada mereka, langsung mereka
sebarkan, tanpa mereka teliti terlebih dahulu tanpa
di chek terlebih dahulu, bahkan sering berita-berita
tersebut tidak ada dasarnya dan tidak benar,
kemudian ia sebarkan begitu saja padahal berita
tersebut menimbulkan kegelisahan bagi
masyarakat, menimbulkan ketakutan bagi
masyarakat.

Kemudian yang ke tiga, janganlah kalian sebagai


orang yang budzur, yaitu: orang yang suka
menebar fitnah, menanan bibit-bibit fitnah, suka
dengan timbulnya bibit-bibit fitnah, sebagian orang
sengaja melakukan hal ini, sengaja menanamkan
bibit-bibit fitnah.

Bisa jadi ada orang yang dia tidak ikut serta secara
langsung dalam tersebarnya fitnah, akan tetapi dia
dari belakang dengan perkataanya, dengan
profokasinya, meskipun dia tidak terjun langsung,
maka hal ini juga tidak boleh dilakukan.

Kalau di zaman dahulu (kata beliau) penanaman


bibit-bibit fitnah ini agak sempit ruang geraknya,
berbeda dengan zaman sekarang, zaman sekarang
begitu cepat bibit fitnah dengan mudah di
tanamkan, begitu cepat bibit fitnah di sebarkan oleh
adannya sarana komunikasi yang luar biasa, dan
bisa jadi seseorang dia menebarkan fitnah dan dia
yakin tidak akan ada yang tau bahwa dia yang
menyebarkan, mengapa dia begitu yakin..?

karna dia meyakini di balik alat komunikasinya itu,


yang dia sebarkan melaluinya, orang tidak akan
ada yang tau bahwa yang menyebarkan hal itu
adalah dirinya. Namun dia lupa bahwa Allah
subhanahu wa ta'ala tidak akan lalai dari apa yang
dia perbuat, dan Allah akan menghukumnya, dan
menghisapnya, sesuai dengan fitnah yang dia
sebarkan.
Fitnah yang berkobar

Banyak orang saat fitnah mulai berkobar maka


mereka suka ikut ambil andil dalam urusan fitnah
tersebut , baik dengan pendapat ataupun perkataan
atau perbuatan, dan ini adalah musibah bagi orang
yang nekad ikut campur dalam fitnah, dan tidak
mengembalikan hal tersbut kepada orang yang
berkepentingan.

Oleh karenanya saat timbul fitnah wajib bagi kaum


muslimin untuk tenang tidak terburu-buru, dan
mengembalikan urusan tersebut kepada orang
yang berkepentingan dan ahli dalam hal tersebut,
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

Jika datang kepada mereka suatu perkara, yang


berkaitan tentang keamanan atau tentang
ketakutan, mereka lalu segera menyebarkan






Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul


dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-
orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan
dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil
Amri)

Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah


kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan,
kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu). (QS.
An Nisa : 83)

Yang di maksud dengan ayat ini yaitu kalau ada


berita-berita (fitnah-fitnah) yang timbul maka
kembalikanlah kepada para ulama besar, yang
mereka adalah ahlul basiroh, yang memiliki ilmu
yang luas, yang mereka kokoh dalam ilmu mereka.
Adapun seorang yang tidak ahli dalam hal ini,
begitu muncul fitnah lantas dia ikut campur, dia
sampaikan pendapat dia, kemudian dia ikut
berkomentar, bahkan ikut serta, maka hal ini adalah
musibah bagi dirinya.

Ini adalah bentuk kejahatan bagi dirinya sendiri dan


juga kejahatan bagi orang lain dan kejahatan
terhadap masyarakat, selain itu wajib bagi orang-
orang awam tatkala timbul fitnah maka hendaknya
selain kembali kepada ulama, hendaknya mereka
untuk banyak beribadah kepada Allah subhanahu
wa ta'ala.

Dalam hadits yang shahih Rasulullah shalallahu


alaihi wassalam

beribadah tatkala di musim fitnah, seperti hijrah


kepadaku. (HR Muslim dan Ibnu Majah)

beribadah di musim fitnah adalah seperti berhijrah


kepada nabi shalallahu alaihi wassalam, para
ulama telah menjelaskan hal ini mengapa
pahalanya begitu besar ? karna kebanyakan orang
tatkala timbul fitnah mereka ikut campur, baik
dengan pendapat, maupun perkataan dan
perbuatan, hanya sedikit di antara mereka yang
kembali kepada Allah, hanya sedikir di antara
mereka yang menyibukan diri beribadah kepada
Allah subhanahu wa ta'ala.

Dalam sebuah hadis Rasullullah shalallahu alaihi


wassalam bersabda :

tiada tuhan yang di ibadahi dengan benar kecuali


Allah, betapa banyak harta yang Allah curahkan
pada malam ini, tiada tuhan yang di ibadahi dengan
benar kecuali Allah, betapa banyak fitnah yang
Allah turunkan pada malam ini, kemudian rasulullah
mengatakan :

Siyapakah yang akan membangunkan istri-istriku


(istri-istri nabi shalallahu alaihi wassalam)


Betapa banyak wanita yang memakai baju didunia


(baju yang tidak syari) kemudain mereka akan di
telanjangkan oleh Allah pada hari kiamat kelak.

Perhatikan hadis ini, Rasulullah mengatakan


betapa banyak fitnah yang Allah turunkan,


kemudian rasulullah mengatakan


(Siyapakah yang akan membangunkan istri-
istriku) disini nabi shalallahu alaihi wassalam
mengajarkan kepada istri-istrinya di musim fitnah,
dimasa-masa fitnah bergejolak untuk beribadah
sholat malam, karna Rasulullah memerintahkan
merka untuk membangunkan mereka di sepertiga
malam yang terakhir.

Dan kita tau di sepertiga malam terakhir adalah


waktu di kabulkanya doa para hamba, dalam hadits
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda :

:





, ,

Rabb kita turun ke langit dunia pada setiap malam


yaitu ketika sepertiga malam terakhir. Dia
berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka
akan Aku kabulkan, siapa yang meminta kepada-
Ku, maka akan Aku berikan, dan siapa yang yang
memohon ampun kepadaKu, maka akan Aku
ampuni. [HR. Bukhari: 1145]

Perhatikan hadis tersebut, ternyata tatkalamuncul


fitnah Rasulullah shalallahu alaihi wassalam
mengajarkan bahkan kepada keluarganya, kepada
istri-istrinya untuk banyak beribadah kepada Allah
terutama di sepertiga malam yang terakhir, lalu
siyapakah di antara kita yang tatkala timbul fitnah
kita segera mendekat kepada Allah subhanahu
wa ta'ala.?

Bahkan kebanyakan manusia tatkala muncul fitnah


jauh dari Allah subhanahu wa ta'ala, bahkan ikut
nimbrung berkomentar, dan hal ini tidak di ajarkan
oleh Nabi shalallahu alaihi wassalam.
Model Manusia

Sesungguhnya manusia itu ada dua


model yang di kabarkan oleh Nabi
shalallahu alaihi wassalam, dalam
sunan at-tirmidzi dengan sanad yang
shahih bahwasanya Nabi shalallahu
alaihi wassalam bersabda :

Maukah kalian aku kabarkan siapa orang yang


paling baik dan paling buruk diantara kalian?

Maka seorang sahabat menjawab, tentu ya


rasulullah. kabarkanlah siapa orang yang terbaik
dan terburuk diantara kami?
:

Rasulullah berkata : yang terbaik di antara kalian


adalah orang diharapkan kebaikannya dan tidak di
takutkan keburukannya.

Kemudian Rasulullah mengatakan :

Yang terburuk adalah yang tidak diharapakan


kebaikanya dan tidak merasa aman dari
ganguannya.

Dari hadits ini Rasulullah shalallahu alaihi


wassalam menjelaskan tentang dua model
manusia, model pertama adalah model yang
sangat baik, yang kata nabi, terbaik di antara kalian,
yang kegiatanya adalah ingin menyebarkan
kebaikan ingin menyebarkan kasih sayang,
menyeru untuk menyambung silaturahmi,
mengajak untuk bekerja sama dalam kebaikan,
membantu orang-orang miskin, membantu orang-
orang yang memerlukan, memperhatikan para
janda, dan dia memberikan manfaat yang besar
bagi masyarakat. Bahkan orang-orang selalu
merindukan sosok tersebut, kalau sosok itu tidak
ada mereka merasa kehilangan, mereka bertanya,
lihatlah si fulan betapa baiknya dia, lihat bagaimana
betapa baik yang dia kerjakan, orang-orang senang
dengan dia, berharap dengan kebaikannya, dalam
waktu yang sama orang-orang tentram
bersamanya, tidak khawatir di gangu oleh dirinya,
inilah orang baik yang di harapkan kebaikannya
dan tidak perlu khawatir dengan ganguannya.

Model yang kedua adalah orang yang terburuk


diantara kalian tidak
diharapkan kebaikannya, dan tidak aman dari
ganguannya, dan ini adalah musibah bagi
masyarakat, ini adalah kerusakan bagi masyarakat
oleh karenaya ada sebuah hadis yang di riwayatkan
oleh Ibnu majah, Nabi shalallahu alaihi wassalam
pernah bersabda :





Sesungguhnya diantara manusia ada orang-orang


yang merupakan kunci-kunci kebaikan, dan
merupakan penutup-penutup keburukan,

Dan sesungguhnya, sebaliknya ada orang yang


merupakan pembuka kunci-kunci keburukan dan
penutup kebaikan,

Maka sungguh beruntung yang Allah jadikannya


sebagai kunci-kunci pembuka kebaikan pada
tanganya,





Dan sungguh merugi orang yang Allah jadikan
kepadanya sebagai pembuka kunci-kunci
keburukan yang berada pada tanganya.

Hal ini dapat kita lihat kenyataanya diantara


manusia ada orang yang merupakan pintu
kebaikan, dia membuka kebaikan dengan hartanya,
terkadang dia tidak membuka kebaikan dengan
hartanya tetapi dia membuka kebaikan dengan
pikirannya (ide) atau pendapatnya, bahkan
sebagian proyek-proyek sosial, proyek-proyek
agama yang memberikan pelayanan kepada
masyarakat ternyata penyebabnya karena
pendapat ide seseorang.

Dan sebaliknya ada orang-orang yang menjadi


sebab akibat keburukan, dengan hartanya dia buka
pintu-pintu keburukan, atau dengan idenya dia
sebarkan berbagai macam keburukan, maka
demikian pula tentang berkaitan tentang masalah
keamanan.

Ada sebagian orang yang merupakan sebab


datangnya keamanan dan sebaliknya ada sebagian
orang yang merupakan sebab datangnya
keburukan dan kemudharatan bagi masyarakat,
maka hati-hatilah jangan sampai anda sebagai
pemimpin terdepan dalam keburukan tatkala timbul
fitnah, jangan sampai engaku terburu-buru
sehingga engkau menjadi pemimpin dalam
keburukan dengan menyebarkan pemikiran-
pemikiran yang rusak dengan membuat fitnah
bergejolak, sebagaimana telah kita sebutkan
perkataan dari Abdullah bin Masud radhiyallahu
anhu beliau berkata :

sesungguhnya engkau lebih baik menjadi


pengiikut terbelakang dalam kebaikan, dari pada
menjadi pemimpin terdepan dalam keburukan
2 Lubang Keburukan

Sesungguh keburukan memiliki 2 sumber dan juga


memiliki 2 akibat, hendaknya setiap muslim
mengetahui dua sumber keburukan tersebut dan
juga mengetahui 2 akibat dari keburukan tersebut,
dan dalam waktu yang sama hendaknya seorang
muslim senantiasa kembali kepada Allah dan
memohon kepada Allah secara terus menerus agar
dihindarkan dari 2 sumber keburukan ini,
Perhatikanlah doa yang di ajarkan oleh Nabi
Shalallahu alaihi Wassalam, doa yang sangat
penting dan semoga Allah memberikan Taufik
kepada anda, untuk bisa menghafalkan dan
mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Doa ini dibaca 3 kali sehari diwaktu pagi hari dan


sore hari dan tatkala hendak tidur, Nabi shalallahu
alaihi wassalam, berdoa dengan doa ini :













Allahumma faathiros samaawaati wal ardh aalimal
ghoybi wasy syahaadah. Robba kulli syai-in wa
maliikah.

Ya Allah pencipta langit dan bumi, yang


mengetahui yang goib dan yang nampak,
penguasa segala sesuatu dan pemiliknya

Audzu bika min syarri nafsii wa syarrisy syaythooni


wa syirkihi.

Aku berlindung padamu Ya Allah dari keburukan


jiwaku, dan juga dari keburukan syaithon dan
kesyirikannya.

wa an aqtarifa alaa nafsii suu-an aw ajurruhu ilaa


muslim.
Dan aku berlindung untuk tidak membawa
keburukan kepada diriku, atau menjalarkan
keburukan kepada orang lain.

perhatikanlah dalam doa ini nabi shalallahu alaihi


wassalam menyebutkan dua sumber keburukan,
yang pertama adalah keburukan dari dalam diri
sendiri, karna jiwa memiliki keburukan.

Dan yang kedua adalah keburukan dari syaithon,


syaithon ingin juga menyebarkan keburukan dan
bahkan syaithon memasang perangkap-perangkap
atau jerat-jerat untuk menangkap para muslimin.

Oleh karenanya seorang muslim harus mengenal


dua permasalahan tersebut agar dihindari dan
berlindung kepada Allah darinya.

Kemudian Rasullullah menyebutkan 2 akibat dari


keburukan tersebut, yaitu dalam doanya




, (aku berlindung untuk

tidak membawa keburukan kepada diriku, atau
menjalarkan keburukan kepada orang lain ) dan
inilah akibat dari dua keburukan, terkadang kembali
kepada diri sendiri, dan juga kembali kepada orang
lain, maka seorang mengamati hadis ini dan
berdoa dengan doa ini, dan ini merupakan salah
satu dari bentuk mewujudkan kemanan, tidak
memunculkan dari dirinya dan jangan sampai
menggangu orang lain.
Negara, Pemimpin dan Masyarakat

Sesungguhnya keamanan itu memerlukan adanya


negara, adanya negara, adanya jamaah, adanya
pemimpin, dan ini adalah perkara yang saling
berkaitan, sebagaimana datang dari banyaknya
dalil-dalil, oleh karenanya disebutkan oleh para
ulama, tidak ada keamanan kecuali dengan
jamaah (bernegara/berkelompok), dan tidak
mungkin ada negara kecuali adanya pemimpin, dan
tidak ada pemimpin kecuali dengan mendengar dan
taat.

Oleh karenanya keamanan di negri-negri adalah


tanggung jawab bersama, yaitu tanggung jawab
atas penguasa para pemimpin dan juga tanggung
jawab kepada rakyat, dan masing-maisng akan
dimintai pertanggung jawaban oleh Allah
subhanahu wa ta'ala sesuai kadar tanggung
jawabnya.

Dan hal ini bukan hanya pemimpin yang akan di


tanyai pertanggung jawaban ini oleh Allah, tetapi
rakyatpun sama, dia akan di tanyai pertanggung
jawabannya akan hal tersebut, dan hal itu di
sebutkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala dalam
dua ayat, ayat yang pertama Allah subhanahu wa
lebih khusus membahas masalah pemimpin:

Sesungguhnya Allah perintahkan kalian untuk


menunaikan amanah kepada pemiliknya, dan jika
kalian memberi hukuman, maka hukumlah dengan
keadilan, sesungguhnya Allah memberi nasehat
kepada kalian, dan sesungguhnya Allah maha
mendengar dan maha melihat. (QS. An nisa : 58)

Kemudian Allah subhanahu wa ta'ala berfirman


juga dalam surat An-nisa, berkaitan dengan rakyat,
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :






Wahai orang-orang yang beriman taatlah kepada
Allah dan taatlah kepada Rasulnya dan taat juga
kepada Ulil amri di antara kalian.

Jika kalian berselisih terhadap sesuatu, maka


kembalikanlah kepada Allah dan Rasulnya (QS. An
nisa : 59)

Oleh karenanya ayat ini menunjukan, masing-


masing memiliki kewajiban, penguasa memiliki
kewajiban yang harus dia tunaikan dan ada
tanggung jawab yang akan di tanyakan oleh
Allah subhanahu wa ta'ala, dan rakyatpun memiliki
kewajiban yang akan dimintai pertanggung
jawaban oleh Allah subhanahu wa ta'ala.

Oleh karna itu banyak sekali dalil-dalil yang datang


untuk membahas dalam masalah ini yaitu masalah
hubungan antara penguasa dengan rakyat disertai
dengan taqwa kepada Allah subhanahu wa ta'ala,
karna kemaslahatan dan keamanan tidak mungkin
bisa terwujud kecuali dengan hubungan yang benar
antara penguasa dengan rakyat, oleh karenanya
dikatakan tidak ada negara kecuali ada
penguasanya, dan tidak ada penguasa kecuali
dengan mendengar dan taat.

Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda :



Agama itu adalah nasehat

Kami bertanya (para sahabat) untuk siyapa ?

Maka rasulullah shalallahu alaihi wassalam,


menjelaskan, nasehat bagi Allah, nasehat bagi
kitabnya, dan nasehat bagi rasulnya dan nasehat
untuk penguasa (pemimpin) umat muslim, dan juga
nasehat untuk rakyat secara umum.

Maka seorang penguasa hendaknya di nasehati,


rakyat memiliki kewajiban untuk memberi nasehat
kepada penguasa, demikian juga keumuman kaum
muslimin juga punya hak untuk di nasehati, saling
menasehati di antara mereka, untuk itu hendaknya
seorang muslim dalam permasalahan seperti ini
hendaknya dia menjadi seorang pemberi nasehat
bukan perusak, dan hendaknya di hatinya tidak ada
hasad tidak ada dengki dan kejengkelan dalam
melakukan hal ini, dalam hadits Rasulullah
mengatakan :

Ada tiga perkara hendaknya hati seorang muslim


lapang untuk melakukan tiga perkara ini,
yaitu yang pertama mengikhlaskan amal kepada
Allah subhanahu wa ta'ala,
yang kedua melajimi jamaah kaum muslimin,
yang ketiga nasehat kepada penguasa kaum
muslimin.
Bentuk Nasehat

Pembaca yang semoga Allah merahmati anda,


diantara bentuk menasehati pemimpin adalah
dengan cara mendoakannya, agar Allah
memberikan taufiq kepadanya, meluruskannya.

Oleh karenanya Fudhail bin Iyadh (Ulama generasi


Tabiin) rahimahullah berkata: Seandainya aku
memiliki suatu doa yang pasti dikabulkan
(mustajabah) niscaya akan aku peruntukkan untuk
penguasa, karena baiknya seorang penguasa
berarti baiknya negeri dan rakyat.
(Siyar Aalam An Nubala oleh Adz Dzahaby,
8/434).

Seorang tatkala menasehati seorang penguasa


hendaknya dia dengan ikhlas sebagaimana hadis
yang di sampaikan di atas, jangan sampai
menasehati dengan dengki dan hasad, agar
penguasa ini menjadi baik, dari sini kita mengetahui
bahwasanya masalah keamanan adalah tanggung
jawab bersama, yang setiap muslim akan dimintai
pertanggung jawabanya oleh Allah subhanahu wa
ta'ala, dan seorang hendaknya mewujudkan
ketaqwaan dalam menghadapi permasalahan-
permasalahan seperti ini, diantaranya tatkala
munculnya fitnah, seorang berusaha berjalan di
atas dalil dan berusaha menjauhkan dirinya dari
segala sikap yang bisa menimbulkan perpecahan
dan perselisihan dan sikap yang bisa menimbulkan
rusaknya kestabilan keamanan sebagaimna
dikatakan kepada seorang tabiin, beliau ditanya,
Bagaimana kami bisa menghindari diri dari fitnah,
maka dia berkata, bertaqwalah kepada Allah.

Kemudain pertanyaan berikutnya apa itu bertaqwa


kepada Allah ? menjalankan perintah kepada Allah
subhanahu wa ta'ala, menjalankan perintah Allah di
atas cahaya Allah dengan mengharapkan pahala
dari Allah subhanahu wa ta'ala, kemudian
meninggalkan larangan Allah subhanahu wa ta'ala
di atas cahaya Allah subhanahu wa ta'ala karna
takut kepada adzab Allah subhanahu wa ta'ala.

Untuk itu dalam masalah ini hendaknya kita


bertaqwa kepada Allah dalam menasehati
penguasa, dan dalam menghadapi fitnah jalan
terbaik adalah dengan cara bertaqwa keapada
Allah subhanahu wa ta'ala.
PENUTUP

Pembaca yang semoga Allah merahmati anda,


hendaknya kita bersyukur kepada Allah subhanahu
wa ta'ala, atas karunia kestabilitasan keamanan
yang Allah berikan kepada kita, dan juga nikmat-
nikmat lainya yang tiada terhingga dan tiada
terhitung, karena barang siyapa yang bersyukur
kepada Allah subhanahu wa ta'ala itu merupakan
tanda Allah akan menambahkan nikmat
kepadanya.

Sesungguhnya jika kenikmatan itu di syukuri maka


akan kokoh kenikmatan tersebut dan jika diingkari
maka akan pergi kenikmatan tersebut, Allah
subhanahu wa ta'ala telah berfirman :

Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu


memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih" (QS.
Ibrahim : 7)

Karenanya kita berdoa kepada Allah subhanahu


wa ta'ala, semoga Allah subhanahu wa ta'ala
memberikan anugrah keimanan, keamanan bagi
kita dan juga agar Allah mengilhamkan bagi kita
seluruhnya untuk mensyukuri nikmat yang Allah
berikan kepada kita, nikmat Iman, nikmat
keamanan, nikmat islam, dan agar Allah
subhanahu wa ta'ala memperbaiki agama kita yang
merupakan pegangan bagi kehidupan kita, demikin
juga agar Allah memperbaiki dunia kita yang
merupakan tempat tinggal kita, dan agar Allah
meluruskan akhirat kita yang merupakan tempat
kembalinya kita dan agar Allah menjadikan
kehidupan kita sebagai tambahan kebaikan bagi
diri kita.

Ya Allah berilah keamanan bagi negri kami ini


(Indonesia) dan ya Allah luruskanlah para
pemimpin kami dan para penguasa kami, dan ya
allah berikanlah keamanan bagi negri kami.
Dan demikian saja catatan singkat yang saya
tuliskan ini, yang saya dengar dari kajian (SYAIKH
PROF. DR. ABDURRAZZAQ AL-BADR) semoga
dengan catatan singkat ini dapat memberikan
manfaat bagi anda, juga memberatkan timbangan
saya di akherat kelak, dan semoga Allah
subhanahu wa ta'ala menambhakan ilmu dan
keberkahan kepada anda yang telah menyisihkan
waktunya membaca Ebook singakat ini, apabila
terdapat kebaikan dari tulisan ini maka hal itu
datang dari Allah.

Adapun jika masih banyaknya kekeliruan dalam


Ebook ini itu semua bersumber dari diri saya
pribadi, yang masih butuh belajar dan teguran, bagi
anda yang ingin memberikan kritik dan masukan
anda dapat menghubungi saya melalui email di sini
=> afriadi001@gmail.com
Ebook ini adalah ebook ke tiga yang saya buat,
adapun Ebook ebook lain yang telah saya buat
adalah 2 seri Ebook berjudul Berani Berubah

Dan semoga Allah memberikan kemudan bagi saya


untuk menulis dan membagikan sedikit ilmu yang
bisa saya miliki dalam bentuk Ebook.

Akhir kata saya ucapakn Jazakallahu khoirn


kepada anda yag telah membaca Ebook ini hingga
selesai.
Afriadi founder dari tokobukuakhi.com
Email : afriadi001@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai