DI KALIMANTAN TENGAH
Di Susun Oleh:
NIM : 2012121030
2014
KATA PENGANTAR
HALAMAN JUDUL....................................................................I
KATA PENGANTAR.................................................................II
DAFTAR ISI.................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN............................................................1
A. Latar Belakang.............................................................1
B. Rumusan Masalah dan Tujuan................................5
BAB II TEORI...............................................................................6
A. Pengertian.....................................................................6
B. Penyebab Penyakit TBC..............................................8
C. Cara Penularan TBC....................................................10
D. Faktor ............................................................................11
E. Gejala TBC.....................................................................12
F. Diagnosis TBC................................................................13
G. Riwayat TBC .................................................................15
H. Pencegahan TBC............................................................16
I. Pemberantasan TBC ........................................................17
J. Pengobatan........................................................................17
K. Kasus TBC......................................................................18
BAB III PEMBAHASAN............................................................19
A. Gambaran Umum Prov. Kalimantan Tengah.............19
B. Perbandingan Penyakit Tahun 2011-2012 ......................24
BAB IV PENUTUP.........................................................................26
A. Kesimpulan......................................................................26
B. Saran.................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan
adalah TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering menyerang paru-
paru walaupun pada sepertiga kasus menyerang organ tubuh lain dan
ditularkan orang ke orang. Ini juga salah satu penyakit tertua yang
diketahui menyerang manusia, Jika diterapi dengan benar tuberkulosis
yang disebabkan oleh kompleks Mycobacterium tuberculosis, yang peka
terhadap obat, praktis dapat disembuhkan. Tanpa terapi tuberkulosa akan
mengakibatkan kematian dalam lima tahun pertama pada lebih dari
setengah kasus.
Pada tahun 1992 WHO telah mencanangkan tuberkulosis
sebagai Global Emergency. Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa
terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada tahun 2002, sepertiga
penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis dan menurut regional
WHO jumlah terbesar kasus ini terjadi di Asia Tenggara yaitu 33% dari
seluruh kasus di dunia.
TEORI
A. Pengertian
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan
bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk
mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru
dibandingkan bagian lain tubuh manusia. Insidensi TBC dilaporkan meningkat
secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula
di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari
sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas),
maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang
Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah
penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia. Hasil
survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa
Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit kedua penyebab kematian,
sedangkan pada tahun 1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun
1999 WHO Global Surveillance memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000
penderita Tuberkulosis / TBC baru pertahun dengan 262.000 BTA
positif atau insidens rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk. Kematian
akibat Tuberkulosis / TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun.
E. Gejala TBC
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan
gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat.
Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru,
sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
1. GEJALA SISTEMIK/UTAMA
a. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya
dirasakan malam hari disertai keringat malam.
b. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan
bersifat hilang timbul.
c. Penurunan nafsu makan dan berat badan.
d. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai
dengan darah).
e. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
2. GEJALA KHUSUS
a. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi
sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke
paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang
membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas
melemah yang disertai sesak. Kalau ada cairan dirongga pleura
(pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
b. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi
tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan
bermuara pada kulit diatasnya, pada muara ini akan keluar cairan
nanah.
c. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus
otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak),
gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran
dan kejang - kejang.
F. Diagnosis TBC
1. Diagnosis Pada Orang Dewasa
Diagnosis Tuberkulosis Pada Orang Dewasa. Diagnosis TB
paru pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan ditemukannya
BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis. Hasil
pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga
SPS BTA hasilnya positif. Bila hanya 1 spesimen yang
positif perlu di adakan pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto rontgen
dada atau pemeriksaan spesimen SPS diulang. Kalau hasil rontgen
mendukung TB, maka penderita diidagnosis sebagai penderita TB
BTA positif. Kalau hasil rontgen tidak mendukung TB, maka
pemeriksaan lain, misalnya biakan. Apabila fasilitas memungkinkan,
maka dapat dilakukan pemeriksaan lain, misalnya biakan. Bila tiga
spesimen dahak negatif, diberikan antibiotik spektrum luas
(misalnya kotrimoksasol atau Amoksisilin) selama 1 - 2 minggu.
Bila tidak ada perubahan, namun gejala klinis tetap mencurigakan
TB, ulangi pemeriksaan dahak SPS : Kalau hasil SPS positif,
didiagnosis sebagai penderita TB BTA positif. Kalau hasil SPS
tetap negatif, lakukan pemeriksaan foto rontgen dada, untuk
mendukung diagnosis TB. Bila hasil rontgen mendukung TB,
diagnosis sebagai penderita TB BTA negatif rontgen positif. Bila
hasil rontgen tidak mendukung TB, penderita tersebut bukan
TB.UPK yang tidak memiliki fasilitas rontgen, penderita dapat
dirujuk untuk di foto rontgen dada.
2. Diagnosis Melalui Test Kulit
Test kulit TBC dilakukan dilengan. Dalam waktu dua atau
tiga hari, pada lengan anda apakah ada reaksi. Bila reaksinya
positif, ini berarti anda mungkin sudah terinfeksi TBC. Kadang
kala bila seseorang sudah terinfeksi kuman HIV dan TBC, bisa
saja terjadi reaksi negatif dalam tes kulit TBC. Hal ini
disebabkan sistim kekebalan tubuh anda tidak berfungsi benar.
Petugas Kesehatan akan menyampaikan pada seseorang tersebut
tentang risiko terinfeksi TBC atau penyakit TBC.dan mungkin
perlu tes medis atau perawatan.
3. TBC Pada Anak
Penyakit TB ini mudah sekali menyerang pada anak-anak
kecil yang belum di imunisasi dengan vaksin BCG (Bacillus
Calmette Guerin), karena kurangnya gizi dan karena lingkungan
yang kurang sehat. Tidak cukup untuk sekedar memahami
cara bagaimana anak-anak terinfeksi tuberkulosis atau bagaimana
penyakit tersebut dapat menyebar. Kemungkinan adanya
tuberkulosis pada anak yang kurus atau bila ditemukan :
a. Berat badan tidak naik atau turun selama lebih dari 14 minggu
(adanya grafik kenaikan berat badan akan sangat berguna).
b. Kehilangan gairah dan mungkin juga berat badan selama 2
sampai 3 bulan.
c. Salah satu dari (a) atau (b) yang dijelaskan di atas disertai
dengan menggigil atau batuk yang sesekali dapat menyerupai
batuk rejan.
d. Demam atau meriang selama lebih dari satu minggu tanpa
penyebab yang jelas.
e. Salah satu diantara (a), (b), (c) serta tanda adanya
cairan pekak, pada salah satu sisi dada.
f. Perut membuncit, terutama bila teraba benjolan dan
yang tetap bertahan setelah pemberian obat cacing.
g. Diare kronis dengan buang air besar tinja keputihan yang tidak
sembuh setelah diberi obat cacing atau obat untuk giardiasis
(dengan metronidazole).
h. Jalan timpang, punggung kaku sukar membungkuk.
i. Tulang belakang membungkuk, tidak atau kaku saat
berjalan.
j. Pembengkakan lutut atau pergelangan kaki, tangan, siku atau
bahkan iga atau tulang atau sendi yang manapun yang tidak
disebabkan cedera.
k. Pembengkakan kelenjar getah bening yang keras atau lembut,
tidak nyeri, terkadang dengan beberapa kelenjar getah
bening kecil didekatnya dan terkadang melekat tak teratur
G. Riwayat TBC
10 Fakta Penting Mengenai Tbc
1. Tiap tahun selalu terdapat peningkatan jumlah penderita TBC
yang tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
2. TBC membunuh lebih banyak kaum muda dan wanita
dibandingkan penyakit menular lainnya.
3. Terdapat sekitar 2 sampai 3 juta orang meninggal akibat TBC
setiap tahun.
4. Sesungguhnya setiap kematian akibat TBC itu bisa dihindari.
5. Setiap detik, ada 1 orang yang meninggal akibat tertular
TBC.Setiap 4 detik, ada yang sakit akibat tertular TBC.
6. Setiap tahun. 1 % dari seluruh populasi di seluruh dunia terjangkit
oleh penyakit TBC.
7. Sepertiga dari jumlah penduduk di dunia ini sudah tertular oleh
kuman TBC (walaupun) belum terjangkit oleh penyakitnya.
8. Penderita TBC yang tidak berobat dapat menularkan penyakit
kepada sekitar 10/15 orang dalam jangka waktu 1 tahun. Seperti halnya
flu.
9. Kuman TBC menyebar di udara pada saat seseorang yang
menderita TBC batuk dan bersin, meludah atau berbicara.
10. Kuman TBC biasanya menyerang paru-paru.
H. PENCEGAHAN TBC
1. Tujuan Pencegahan
a. Menyembuhkan penderita
b. Mencegah kematian
c. Mencegah kekambuhan
d. Menurunkan tingkat penularan
2. P e n c e g a h a n T B C
a. Saat batuk seharusnya menutupi mulutnya, dan apabila batuk
lebih dari 3 minggu, merasa sakit di dada dan kesukaran
bernafas segera dibawa kepuskesmas atau ke rumah sakit.
b. Saat batuk memalingkan muka agar tidak mengenai
orang lain.
c. Membuang ludah di tempat yang tertutup, dan apabila ludahnya
bercampur darah segera dibawa kepuskesmas atau ke rumah
sakit.
d. Mencuci peralatan makan dan minum sampai bersih setelah
digunakan oleh penderita.
e. Bayi yang baru lahir dan anak-anak kecil harus diimunisasi
dengan vaksin BCG. Karena vaksin tersebut akan memberikan
perlindungan yang amat bagus.
I. PEMBERANTASAN
1. Tujuan Pemberantasan
Pemberantasan penyakit TBC didasarkan untuk
memutusmata rantai virulenci penularan penyakit TBC supaya
tidak terjadi prevalenci penyakit TB yang lebih besar.
2. Pemberantasan Penyakit TBC
a. Pengobatan pada penderita hingga sembuh
b. Perlakuan pada rumah penderita untuk lebih memperhatikan
faktor kesehatan lingkungan dengan menambah ventilator
sebagai pengganti udara, genteng kaca supaya sinar
matahari dapat masuk, dan faktor higiene lingkungan yang lain
yang lebih baik.
c. Sterilisasi Rumah pasca Penderita.
J. PENGOBATAN
1. Jenis Obat
a. Isoniasid
b. Rifampicin
c. Pirasinamid
d. Streptomicin
2. Prinsip Obat
Obat TB iberikan dalam bentuk kombinasi dari
beberapa jenis, dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8
bulan, supaya semua kuman dapat dibunuh. Dosis tahap
intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan dalam dosis
tunggal,sebaiknya pada saat perut kosong. Apabila paduan obat
yang digunakan tidak adekuat, kuman TB akan berkembang
menjadi kuman kebal. Pengobatan TB diberikan dalan 2 Tahap
yaitu:
a. Tahap intensif
Pada tahap intensif penderita mendapat obat (minumobat)
setiap hari selama 2 - 3 bulan.
b. Tahap lanjutan
Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat (minumobat) tiga
kali seminggu selama 4 5 bulan.
3. Efek Samping Obat
Beberapa efek samping yang mungkin muncul akibat mengkonsumsi
obatTB bervariasi mulai dari ringan hingga berat. Efek samping ringan dapat
berupa berubahnya warna urine menjadi kemerahan yang diakibatkan oleh
rifampisin. Efek samping lainnya dapat berupa nyeri sendi, tidak
ada nafsu makan, mual, kesemutan dan rasa terbakar di hati, gatal
dan kemerahan dikulit gangguan keseimbangan hingga kekuningan
(ikterus). Jika pasien merasakan hal-hal tersebut, pasien harus
segera berkonsultasi dengan dokter untuk memperoleh penanganan lebih
lanjut, fase lanjutan. Dalam beberapa kasus pengobatan bisa berlangsung
hingga delapan bulan.
K. Kasus TBC
Untuk menegakkan diagnosa TBC Paru adalah dengan
memeriksa dahak seseorang yang di duga mengidap TBC. Pemeriksan
dahak di lakukan secara SPS (Sewaktu saat kontak pertama, Pagi
hari ke 2 dan Sewaktu juga saat hari ke2) dibawah pemeriksaan
mikroskopis. Hasil pemeriksaan mikroskopis ini sangat dijaga kualitas
dengan melakukan cros cek/ uji silang lagi juga menjaga hasil
pemeriksaan sedian dahak BTA.
Metode Penemuan Kasus TBC paru dengan cara passive
promotive case finding artinya penjaringan tersangka penderita yang
datang berkunjung ke unit pelayanan kesehatan dengan meningkatkan
penyuluhan TBC kepada masyarakat. Bila ditemukan penderita
tuberculosis paru dengan sputum dahat BTA +,maka semua orang
yang kontak serumah dengan penderita harus diperiksa. Apabila ada
gejala-gejala suspek (Kecurigaan) TBC maka harus diperiksa
dahaknya.
Pengobatan Penderita TBC adalah dengan kombinasi beberapa
jenis obat dalam jumlah cukup dan dosis yang tepat selama 6 8
bulan. Pengobatan penderita TBC terdiri atas 3 fase, yaitu:
PEMBAHASAN
140
120
100
80
60
40
20
0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
CDR 83 28 29.7 31.55 28.28 35.17 29.67
SR 41 79.55 83.8 92.3 93.72 87.02 91.88
A. KESIMPULAN
Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan
adalah TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering menyerang paru-
paru walaupun pada sepertiga kasus menyerang organ tubuh lain dan
ditularkan orang ke orang.
Berdasarkan hasil pemeriksaan menyeluruh, meliputi anamesis
(yang juga mencakup tanda dan gejala serta riwayat penyakit), maka
pasien di diagnosis menderita tuberkulosis jika telah menunjukan gejala-
gejalanya.
B. SARAN
Saran yang paling tepat untuk mencegah penyakit Tuberkulosis
adalah meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan
bergizi. Penyakit TBC adalah penyakit yang dapat disembuhkan, untuk
mencapai hal tersebut pendertita di tuntut untuk minum obat secara benar
sesuai yang di anjurkan oleh dokter serta teratur untuk memeriksakan diri
ke klinik atau puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.scribd.com/doc/32087430/makalah-TBC
Buku Saku Petugas Program TBC. Depkes RI Diagram diagnosa TB
www.doktergaul.com
Alsagaff, Hood. 2005. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press :
Surabaya.
Profil Dinas Kesehatan Kalimantan Tengah 2011
Profil Dinas Kesehatan Kalimantan Tengah 2012