PENDAHULUAN
kejahatan yang terjadi di muka bumi ini sama usia tuanya dengan sejarah
manusianya itu sendiri. Luka merupakan salah satu kasus tersering dalam Ilmu
Kedokteran Forensik. Luka bisa terjadi pada korban hidup maupun korban mati.1
Dalam ilmu perlukaan dikenal trauma tumpul dan trauma tajam. Luka
tissue) seperti jaringan kulit, jaringan lunak, jaringan otot, jaringan pembuluh
kelalaian atau karena yang disengaja. Luka yang terjadi ini disebut Kejahatan
Terhadap Tubuh atau Misdrijven Tegen Het Lijf. Kejahatan terhadap jiwa ini
diperinci menjadi dua yaitu kejahatan doleuse (yang dilakukan dengan sengaja)
dan kejahatan culpose (yang dilakukan karena kelalaian atau kejahatan). Jenis
kejahatan yang dilakukan dengan sengaja diatur dalam BAB XX, pasal-pasal 351-
358. Jenis kejahatan yang disebabkan karena kelalaian diatur dalam pasal 359,360
dan 361 KUHP. Dalam pasal-pasal tersebut dijumpai kata-kata, mati, menjadi
sakit sementara atau tidak dapat menjalankan pekerjaan sementara, yang tidak
disebabkan secara langsung oleh terdakwa, akan tetapi, karena salahnya diartikan
1
Sebagai seorang dokter, hendaknya dapat membantu pihak penegak
luka apa yang ditemui, jenis kekerasan/senjata apakah yang menyebabkan luka
dan bagaimana kualifikasi dari luka itu. Sebagai seorang dokter, ia tidak mengenal
Visum et Repertum. Akan tetapi sebaiknya dokter tidak boleh mengabaikan luka
sekecil apapun. Sebagai misalnya luka lecet yang satu-dua hari akan sembuh
sendiri secara sempurna dan tidak mempunyai arti medis, tetapi sebaliknya dari
Pada pasal 133 ayat (1) KUHAP dan pasal 179 ayat (1) KUHAP
kedokteran kehakiman atau dokter atau bahkan ahli lainnya. Keterangan ahli
tentang keadaan korban, baik korban luka, keracunan, ataupun mati. Seorang
Repertum harus dibuat sedemikian rupa, yaitu memenuhi persyaratan formal dan
material , sehingga dapat dipakai sebagai alat bukti yang sah di sidang
pengadilan.1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
kekerasan atas jaringan tubuh yang masih hidup, sedang logos berarti ilmu.
paksa), yang kelainannya terjadi pada tubuh karena adanya diskontinuitas jaringan
pengetahuan tentang alat atau benda yang dapat menganggu kesehatan seseorang.
Artinya orang yang sehat, tiba-tiba terganggu kesehatannya akibat efek dari alat
tajam seperti pisau, pedang, silet, gunting, kapak, sedangkan trauma tumpul
adalah kekerasan yang diakibatkan oleh benda tumpul yang terjadi karena alat
atau senjata yang mengenai atau melukai orang yang relatif tidak bergerak atau
3
2.2 Trauma Tajam
Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka seperti ini
adalah benda yang memiliki sisi tajam, baik berupa garis maupun runcing yang
bervariasi dari alat-alat seperti pisau, golok, dan sebagainya hingga keping kaca,
Gambaran umum luka yang diakibatkan adalah tepi dan dinding luka yang
rata, berbentuk garis, tidak terdapat jembatan jaringan dan dasar luka berbentuk
b. Luka tusuk
c. Luka bacok
Luka karena irisan senjata tajam yang menyebabkan luka terbuka dengan
luka, semua jaringan otot, pembuluh darah, saraf dalam luka terputus. Dalam
pemeriksaan luka ini dibedakan dengan luka robek, sebab pada luka robek
jaringan ini masih ada yang utuh dan disebut dengan jembatan jaringan.1
Luka sayat tidak begitu berbahaya, kecuali luka sayat mengenai pembuluh
darah yang dekat ke permukaan seperti di leher, siku bagian dalam, pergelangan
4
Luka iris mempunyai gambaran kedua sudut luka lancip dan dalam luka
tidak melebihi panjang luka. Sudut luka yang lancip dapat terjadi dua kali pada
tempat yang berdekatan akibat pergeseran senjata sewaktu ditarik atau akibat
bergeraknya korban. Bila diikuti gerak memutar, dapat menghasilkan luka yang
Luka yang mengenai tubuh melalui ujung pisau dan benda tajam lainnya,
dimana ukuran dalamnya luka melebehi lebar nya luka. Pinggir luka dapat
menunjukkan bagian yang tajam (lancip) dan tumpul (sudut tumpul) dari pisau
berpinggir tajam satu sisi. Lebar luka penting diukur dengan merapatkan kedua
tepi luka, sebab itu akan mewakili lebar alat. Bila luka masuk dan keluar melalui
alur yang sama maka lebar luka sama lebar alat. Tetapi yang sering terjadi lebar
luka melebihi lebar pisau karena tarikan ke samping waktu menusukkan dan
5
Demikian juga bila pisau masuk kejaringan dengan posisi miring,
mengenai organ padat seperti hati. Umumnya dalam luka lebih pendek dari
panjang senjata, karena jarang ditusuk sampai kepangkal senjata. Tetapi dalamnya
luka bisa melebihi panjang dari senjata karena elastisitas jaringan misalnya luka
penyebabnya, apakah berupa pisau bermata satu atau bermata dua. Bila satu sudut
lancip dan yang lain tumpul, berarti benda penyebabnya adalah benda tajam
bermata satu. Bila kedua sudut lancip, luka tersebut dapat diakibatkan oleh benda
tajam bermata dua. Benda tajam bermata satu dapat menimbulkan luka tusuk
dengan kedua sudut luka lancip apabila hanya bagian ujung benda saja yang
menyentuh kulit, sehingga sudut luka dibentuk oleh ujung dan sisi tajamnya. 4
6
Penyebab kematian yang paling sering adalah cedera pada organ vital tubuh.
Ciri-ciri luka tusuk:
Kedalaman luka lebih besar dibandingkan panjang antara lebarnya
Tepi luka tajam atau rata
Rambut terpotong pada sisi tajam
Sekitar luka terkadang ada luka memar (contussion), ekimosis
karena tusukan sampai mengenai tangkai pisau
Sudut luka tajam namun kurang jtajam pada sisi tumpul 4
menimbulkan luka menganga yang lebar disebut luka bacok. Luka ini sering
sampai ke tulang. Bentuknya hampir sama dengan luka sayat tetapi dengan derajat
luka yang lebih berat dan dalam. Luka terlihat terbuka lebar atau ternganga.
Luka bacok memiliki gambaran mirip luka iris, yaitu kedua sudut lancip
7
Karakteristik Pembunuhan Bunuh Diri Kecelakaan
Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka seperti ini
adalah benda yang memiliki permukaan tumpul. Luka yang terjadi dapat berupa:1
d. Patah tulang
8
2.3.1 Memar
pecahnya kapiler dan vena, yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpul. Luka
Letak, ukuran, dan luas luka memar dipengaruhi oleh berbagai faktor
seperti besarnya kekerasan, jenis benda penyebab (karet, kayu, besi), kondisi dan
jenis jaringan ( jaringan ikat longgar, jaringan lemak), usia, jenis kelamin, corak
warnanya. Pada saat timbul, memar berwarna merah, kemudian berubah menjadi
ungu atau hitam, setelah 4 sampai 5 hari akan berwarna hijau yang kemudian akan
berubah menjadi kuning dalam 7 sampai 10 hari, dan akhirnya menghilang dalam
14 sampai 15 hari.
sehingga dapat dibedakan dari lembam mayat dengan cara melakukan penyayatan
kulit. Pada lebam mayat (hipostasis pasca mati) darah akan mengalir keluar dari
pembuluh darah yang tersayat sehingga bila di aliri air, penampang sayatan akan
merah kehitaman. Tetapi harus diingat bahwa pada pembusukan juga terjadi
9
Tanda-tanda luka memar adalah:
memar berada dibagian bawah setentang dengan lebam mayat. Perbedaan antara
10
Luka Memar Lebam Mayat
Luka lecet terjadi akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan
benda yang memiliki permukaan kasar atau runcing, misalnya pada kejadian
kecelakaan lalu lintas, tubuh terbentur aspal jalan, atau sebaliknya benda tersebut
11
b. Luka lecet serut
adalah jaringan yang lentur, maka bentuk luka lecet tekan belum tentu
Gambaran luka lecet tekan yang ditemukan pada mayat adalah daerah kulit
yang kaku dengan warna lebih gelap dari sekitarnya akibat menjadi lebih
bergeser, misalnya pada kasus gantung atau jerat serta pada korban pecut.
Luka lecet geser yang terjadi semasa hidup mungkin sulit dibedakan dari
12
2.3.3 Luka Robek/Terbuka
kulit teregang ke satu arah dan bila batas elastisitas kulit terlampaui, maka akan
tampak jembatan jaringan antara kedua tepi luka (otot, pembuluh darah,
serabut saraf)
bengkak
luka. Pembentukan jaringan ikat dimulai dari dalam luka dan terakhir
pembentukan jaringan kulit. Dalam jaringan kulit baru tidak didapati kelenjar
Perkiraan umur luka tidak bisa ditentukan dengan tepat. Seperti juga pada
luka memar dan luka lecet, umur luka hanya dapat dinyatakan dalam kategori
sangat baru, baru, beberapa hari dan lebih dari beberapa hari. Luka robek bisa
sangat hebat, sehingga bisa terjadi pendarahan yang fatal. Luka didaerah jaringan
13
Perdarahan organ dalam bisa terjadi segera, tetapi dapat juga tertunda
beberaa hari kemudian (pada luka robek yang tidak komplik) yang akan
memperlemah daya tahan jaringan tersebut, sehingga suatu saat jebol dan
menimbulkan perdarahan yang fatal. Dari segi medikolegal hal ini sangat penting
awal.1
Pada trauma tumpul yang kuat dapat terjadi patah tulang. Pada anak-anak
dan orang muda tulang masih lentur dan dapat menyerap tekanan yang kuat.
menyebabkan hancurnya organ dalam tampa patah tulang iga. Pecahan tulang
dapat menunjukan arah trauma. Patah tulang dapat menimbulkan perdarahan luar
dan perdarahan dalam. Yang paling berbahaya adalah trauma tumpul pada tulang
intraserebral. 1
Patah tulang dapat menimbulkan rasa nyeri dan gangguan fungsi. Rongga
dalam tulang panjang banyak mengandung sel-sel lemak, yang bila patah dapat
memasuki sirkulasi darah dan menyebabkan emboli pulmonal dan atau emboli
14
otak. Gejala emboli otak dapat muncul sesudah 2- 4 hari kemudian. Emboli paru-
paru terlihat dari gejala gangguan pernapasan (respiratory disstres) sesudah 14-16
darah sehingga menimbulkan matinya jaringan (gangren). Bila terjadi pada tangan
dan kaki dapat menyebabkan tindakan amputasi. Bila tekanan didada dapat
tidak boleh dipengaruhi oleh keterangan pasien atau keluarga, sebab pada banyak
15
1. Jumlah luka
2. Lokasi luka, meliputi:
a. Lokasi berdasarkan regio anatomiknya.
b. Lokasi berdasarkan garis koordinat atau berdasarkan bagian-bagian
tertentu dari tubuh.
3. Bentuk luka, meliputi:
a. Bentuk sebelum dirapatkan
b. Bentuk setelah dirapatkan
4. Ukuran luka, meliputi sebelum dan sesudah dirapatkan ditulis dalam bentuk
panjang x lebar x tinggi dalam satuan sentimeter atau milimeter.
5. Sifat-sifat luka, meliputi:
a. Daerah pada garis batas luka, meliputi:
Batas (tegas atau tidak tegas)
Tepi (rata atau tidak rata)
Sudut luka (runcing atau tumpul)
b. Daerah di dalam garis batas luka, meliputi:
Jembatan jaringan (ada atau tidak ada)
Tebing (ada atau tidak ada, jika ada terdiri dari apa)
Dasar luka
c. Daerah di sekitar garis batas luka, meliputi:
Memar (ada atau tidak)
Lecet (ada atau tidak)
Tatoase (ada atau tidak)
6. Arah luka
16
No Dinilai Dari Trauma Tumpul Trauma Tajam
1 Bentuk luka Tidak teratur Teratur
2 Tepi luka Tidak rata Rata
3 Jembatan jaringan Ada Tidak ada
4 Rambut Tidak ikut terpotong Ikut terpotong
5 Besar luka Tidak teratur Beberapa garis/titik
6 Sekitar luka Ada luka lecet/ memar Biasanya bersih
Tabel 2.3 Perbedaan Deskripsi Luka Trauma Tumpul Dan Trauma Tajam
terdakwa serta untuk penentuan keputusan oleh hakim. Dalam banyak kasus,
informasi tentang waktu terjadinya kekerasan itu akan dapat digunakan sebagai
dituduh atau dihukum jika pada saat terjadinya tindak pidana ia berada ditempat
Umur luka.
Jika pada tubuh jenazah ditemukan luka maka pertanyaannya ialah luka itu
terjadi sebelum atau sesudah mati. Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu
dicari ada tidaknya tanda-tanda intravital. Jika ditemukan berarti luka terjadi
17
sebelum mati dan demikian pula sebaliknya. Tanda intravital itu sendiri pada
1. Retraksi jaringan
memotong serabut secara tegak lurus maka bentuk luka akan menganga,
tetapi jika arah luka sejajar dengan serabut elastis maka bentuk luka tak
begitu menganga.
2. Reaksi vaskuler
Jika tubuh dari orang yang masih hidup mendapat trauma dan
- Warna kemerahan.
18
- Terlihat bengkak.
- Terdapat pus.
4. Reaksi biokimiawi
trauma).
sesudah trauma).
trauma yang terjadi sesudah mati sebab keluarnya darah disini secara
19
Perdarahan pada luka intravital dibagi menjadi 2 yaitu perdarahan
2. Emboli udara
arterial (sistemik). Emboli udara venosa terjadi jika lumen dari vena
20
3. Emboli lemak
atrium kanan, ventrikel kanan dan dapat terus menuju daerah paru-
paru.
4. Pneumotorak
masuk ke jaringan ikat dibawah kulit. Pada palpasi akan terasa ada
21
kelainan tersebut diatas tidak mungkin terjadi mengingat pada saat itu
Hanya saja, tidak ada satupun metode yang dapat digunakan untuk menilai dengan
tepat kapan suatu kekerasan (baik pada korban hidup ataupun mati) dilakukan
atau penyakit defisiensi) serta faktor kualitas dari kekerasan itu sendiri.6
a. Pemeriksaan makroskopik
umur luka tersebut. Pada korban hidup, perkiraan dihitung dari saat trauma sampai
saat diperiksa dan pada korban mati, mulai dari saat trauma sampai saat
kematiannya.
Pada kekerasan dengan benda tumpul, umur luka dapat diperkirakan dengan
menjadi kuning kehijauan dan sesudah lebih dari seminggu menjadi kekuningan.
Pada luka robek atau terbuka juga dapat diperkirakan umurnya dengan
akan terjadi pembengkakan pada tepi luka, selanjutnya kondisi luka akan di
22
dominasi oleh tanda-tanda inflamasi dan kemudian di susul tanda-tanda
penyembuhan.
b. Pemeriksaan mikroskopik
dapat menentukan umur luka secara lebih teliti. Caranya ialah dengan mengamati
perubahan-perubahan histologiknya.
survival sekitar 4 jam atau lebih. Dilatasi kapiler dan marginasi sel leukosit
mungkin dapat dilihat lebih dini lagi, bahkan dalam beberapa menit sesudah
jenis ini jarang ditemukan pada eksudat kurang dari 12 jam sesudah trauma. Pada
Epitelisasi baru terjadi pada hari ketiga, sedangkan sel-sel fibroblast mulai
akan terbentuk paling tidak sesudah 3 hari.serabut-serabut kolagen yang baru juga
23
Pada luka-luka kecil, kemungkinan jaringan perut tampak pada akhir minggu
pertama. Biasanya sekitar 12 hari sesudah trauma, aktifitas sl-sel epitel dan
jaringan dibawah nya mengalami tahapan regresi. Akibatnya jaringan epitel akan
serabut-serabut elastis masih tampak lebih banyak dari jaringan yang tak terkena
trauma. Perubahan-perubahan histologik dari luka ini sangat dipengaruhi oleh ada
tidaknya infeksi dan perlu diketahui bahwa infeksi akan memperlambat proses
penyembuhan luka.
c. Pemeriksaan Histokemik
merupakan akibat dari fenomena fungsional yang sering sejalan dengan aktifitas
enzim, yaitu protein yang berfungsi sebagai katalisator reaksi biologik. Oleh
tersebut dapat membuktikan lebih dini tentang adanya trauma sebelum perubahan
Pemeriksaan histokemik ini didasarkan pada reaksi yang dapat dilihat dengan
kira-kira setengah inci. Separo dari potongan itu difiksasi dengan menggunakan
formalin 10% didalam refrigerator dengan suhu 4 derajat celcius sepanjang malam
24
dibekukan dengan isopentane dengan menggunakan es kering (dry ice) guna
dapat dilihat sesudah 2 jam, sedangkan peningkatan acid phosphatase dan alkali
d. Pemeriksaan Biokemik
trauma yang dapat ditunjukkannya masih memerlukan waktu yang relatif panjang
yaitu beberapa jam sesudah trauma. Padahal yang sering terjadi korban mati
beberapa saat sesudah trauma sehingga belum dapat dilihat reaksinya dengan
Perlu diketahui bahwa histamine dan serotonin merupakan zat vasoaktif yang
yang paling awal dari trauma. Penerapannya bagi kepentingan forensik telah
dipublikasikan untuk yang pertama kali pada tahun 1965 oleh Vazekas dan
jerat antemortem pada kasus menggantung. Oleh peneliti lain dibuktikan bahwa
kenaikan histamin terjadi 20-30 menit sesudah trauma sedangkan serotonin naik
setelah 10 menit.7
25
2.7 Aspek Medikolegal
korban.1
26
2.8 HUKUM PIDANA
1. Luka ringan
a. Pasal 352 KUHP
Penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk
menjalankan jabatan atau pekerjaan, diancam karena penyaniayaan ringan,
dengan pidana penjara paling lama 3 bulan atau pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah.
2. Luka sedang
a. Pasal 351 (2) KUHP
Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam
dengan pidana penjara paling lama lima tahun.
b. Pasal 353 (1) KUHP
Penganiayaan dengan rencana lebih dahulu, diancam dengan pidana
penjara paling lama empat tahun.
3. Luka berat
a. Pasal 351 (3) KUHP
Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama
tujuh tahun.
b. Pasal 353 (2) KUHP
Jika perbuatan itu mengakibatka luka-luka berat, yang bersalah dikenakan
pidana penjara paling lama tujuh tahun.
c. Pasal 354 (1) KUHP
Barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam karena melakukan
penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun.
d. Pasal 355 (1) KUHP
Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu,
diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun. 1
27
BAB III
KESIMPULAN
terpenting. Luka bisa terjadi pada korban hidup maupun korban mati. Luka dapat
Selain itu luka bisa diketahui waktu terjadinya kekerasan, apakah luka terjadi
antemortem atau postmortem. Terkadang dari luka kita bisa mengetahui umur
luka. Walaupun belum ada satupun metode yang digunakan untuk menilai dengan
tepat kapan suatu kekerasan dilakukan mengingat adanya berbagai macam faktor
defisiensi.
Dari deskripsi luka kita sebagai dokter juga dapat membantu pihak hukum
untuk menentukan kualifikasi luka sesuai dengan KUHP Bab XX pasal 351 dan
352 serta Bab IX pasal 90. Yang pada tindak pidana untuk menentukan hukuman
yang diberikan kepada pelaku kekerasan dengan melihat deskripsi luka yang kita
buat. Oleh karena itu diharapkan kita sebagai calon dokter yang nantinya sebagai
menyebabkan luka baik pada korban hidup maupun korban mati, bisa
28