Anda di halaman 1dari 14

Zainal Abidin

Thursday, April 11, 2013


Pengertian Komunikasi, Arti Penting Komunikasi, Jenis dan Proses
Komunikasi, Komunikasi yang Efektif

PENGERTIAN KOMUNIKASI
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris communication),secara etimologis
atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber
pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna berbagi atau menjadi milik
bersama yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Jadi,
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak
kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh
keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan,
menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.
Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.

ARTI PENTING KOMUNIKASI


Komunikasi itu penting, semua orang tahu, karena ini merupakan basic instinct dari
setiap makhluk hidup. Setiap makhluk punya cara komunikasi masing-masing, setiap manusia
pun tak lepas dari cara dia melakukan komunikasi. Kita tak bisa membeda-bedakan bahasa, suku,
adat, kebiasaan, tradisi maupun agama karena pada dasarnya berkomunikasi, menyampaikan
pesan itu asal dilakukan dengan baik dan benar, serta dalam keadaan saling terbuka, fikiran
jernih tanpa sentimen dan perasaan negatif, pasti maksud yang ingin disampaikan dapat diterima.

JENIS DAN PROSES KOMUNIKASI


Contoh model komunikasi yang sederhana digambarkan dibawah ini :

Pengirim>Berita>Penerima
Jika salah satu elemen komunikasi tidak ada maka komunikasi tidak akan berjalan. Ada
komponen-komponen dalam komunikasi antara lain :
Pengirim(Sender=Sumber) adalah seseorang yang mempunyai kebutuhan atau informasi serta
mempunyai kepentinga mengkomunikasikan kepada orang lain.
Pengkodean (Encoding) adalah pengirim mengkodean informasi yang akan disampaikan ke
dalam symbol atau isyarat.
Pesan (Massage), pesan dapat dalam segala bentuk biasanya dapat dirasakan atau dimengerti
satu atau lebih dari indra penerima.
Saluran (Chanel) adalah cara mentrasmisikan pesan, misal kertas untuk surat, udara untuk kata-
kata yang diucapkan.
Penerima (Recaiver) adalah orang yang menafsirkan pesan penerima, jika pesan tidak
disampaikan kepada penerima maka komunikasi tidak akan terjadi.
Penafsiran kode (Decoding) adalah proses dimana penerima menafsirkan pesan dan
menterjemahkan menjadi informasi yang berarti baginya. Jika semakin tepat penafsiran penerima
terhadap pesan yang dimaksudkan oleh penerima, Maka semakin efektif komunikasi yang
terjadi.
Umpan balik (Feedback) adalah pembalikan dari proses komunikasi dimana reaksi kominikasi
pengirim dinyatakan.
Didalam organisasi sangat membutuhkan komunikasi. Adapun jenis- jenis komunikasi dalam
organisasai antara lain :
a. Komunikasi formal vs informal
Komunikasi formal adalah komunikasi yang mengikuti rantai komando yang dicapai oleh hirarki
wewenang. Komunikasi informal adalah komunikasi yang terjadi diluar dan tidak tergantung
pada herarki wewenang. Komunikasi informal ini timbul karena adanya berbagai maksud, yaitu
- Pemuasan kebutuhan manusiawi,
- Perlawanan terhadap pengaruh yang monoton dan membosankan,
- Keinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain,
- Sumber informasi hubungan pekerjaan.
Jenis lain dari komunikasi informasi adalah adalah dasas-desusyang secara resmi tidak setuju.
Desas-desus ini juga mempunyai peranan fungsional sebagai alat komunikasi tambahan bagi
organisasi.
b. Komunikasi ke bawah vs komunikasi ke atas vs komunikasi lateral
Komunikasi kebawah mengalir dari peringkat atas ke bawah dalam herarki. Komunikasi ke atas
adalah berita yang mengalir darin peringkat bawah ke atas atas suatu organisasi. Komunikasi
lateral adalah sejajar antara mereka yang berada tingkat satu wewenang.
c. Komunikasi satu arah dan dua arah
Komunikasi satu arah, pengirim berita berkomunikasi tanpa meminta umpan balik, sedangkan
komunikasi dua arah adalah penerima dapat dan memberi umpan balik.
Bagaimanapun juga keefektifan komunikasi organisasi dipengaruhi beberapa factor diantaranya :
1. Saluran komunikasi formal
2. Sruktur wewenang
Dalam organisasi dimana perbedaan stasus dan kekuasaan akan mempengaruhi isi komunikasi.
1. Spesialis jabatan
Anggota organisasi yang sama akan menggunakan istilah-istilah, tujuan, tugas, waktu, dan gaya
yang sama dalam berkomonikasi.
1. Pemilikan informasi
Berarti individu memunyai informasi dan pengetahuan yang khas mengenai tugasnya.
Dari pengamatan yang ada, bentuk-bentuk jaringan komunikasi dikelompokan ke dalam
beberapa bentuk diantaranya bentuk lingkaran, diagonal, lateral, rantai, huruf Y, dan bintang.

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF


Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap
(attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi.

Tujuan dari Komunikasi Efektif sebenarnya adalah memberi kan kemudahan dalam memahami
pesan yang disampaikan antara pemberi informasi dan penerima informasi sehingga bahasa yang
digunakan oleh pemberi informsi lebih jelas dan lengkap, serta dapat dimengerti dan dipahami
dengan baik oleh penerima informasi, atau komunikan. tujuan lain dari Komunikasi Efektif
adalah agar pengiriman informasi dan umpan balik atau feed back dapat seinbang sehingga tidak
terjadi monoton. Selain itu komunikasi efektif dapat melatih penggunaan bahasa nonverbal
secara baik.
Menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp mengatakan bahwa komunikasi yang efektif dapat
dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling tinggi derajatnya antara
komunikator dan komunikan dalam setiap komunikasi. Komunikasi yang lebih efektif terjadi
apabila komunikator dan komunikan terdapat persamaan dalam pengertian, sikap dan bahasa.
Komunikasi dapat dikatakan efektif apa bila komunikasi yang dilakukan dimana :
1. Pesan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh
pengirimnya.
2. Pesan yang disampaikan oleh pengirim dapat disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti
dengan perbuatan yang diminati oleh pengirim.
3. Tidak ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk
menindaklanjuti pesan yang dikirim.

SUMBER:
http://aardiansyah.blogspot.com/2012/11/pengertian-komunikasi-defenisi.html
http://irhamnurhalim.wordpress.com/2012/11/01/arti-penting-komunikasi/
http://pelatihanguru.net/apa-itu-jenis-jenis-tahap-komunikasi-dan-pengertian-proses-komunikasi
http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-studies/2166075-pengertian-
komunikasi-efektif/

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang
(komunikator) kepada orang lain (komunikan).

Onong Uchjana Effendi dalam buku Dimensi-dimensi Komunikasi mempunyai pendapat sebagai berikut:

1. Memberikan informasi (Public Information) kepada masyarakat. Karena perilaku menerima informasi
merupakan perilaku alamiah masyarakat. Dengan menerima informasi yang benar masyarakat akan
merasa aman tentram. Informasi akurat diperlukan oleh beberapa bagian masyarakat untuk bahan
dalam pembuatan keputusan. Informasi dapat dikaji secara mendalam sehingga melahirkan teori baru
dengan demikian akan menambah perkembangan ilmu pengetahuan. Informasi disampaikan pada
masyarakat melalui berbagai tatanan komunikasi, tetapi yang lebih banyak melalui kegiatan mass
communication .
2. Mendidik masyarakat (Publik Education). Kegiatan komunikasi pada masyarakat dengan memberiakan
berbagai informasi tidak lain agar masyarakat menjadi lebih baik, lebih maju, lebih berkembang
kebudayaannya. Kegiatan mendidik masyarakat dalam arti luas adalah memberikan berbagai informasi
yang dapat menambah kemajuan masyarakat dengan tatanan komunikasi massa. Sedangkan kegiatan
mendidik masyarakat dalam arti sempit adalah memberikan berbagai informasi dan juga berbagai ilmu
pengetahuan melalui berbagai tatanan komunikasi kelompok pada pertemuan-pertemuan, kelas-kelas,
dan sebagainya. Tetapi kegiatan mendidik masyarakat yang paling efektif adalah melalui kegiatan
Komunikasi Interpersonal antara penyuluh dengan anggota masyarakat, antara guru dengan murid,
antara pimpinan dengan bawahan, dan antara orang tua dengan anak-anaknya.
3. Mempengaruhi masyarakat (Publik Persuasion). Kegiatan memberikan berbagai informasi pada
masyarakat juga dapat dijadikan sarana untuk mempengaruhi masyarakat tersebut ke arah perubahan
sikap dan perilaku yang diharapkan. Misalnya mempengaruhi masyarakat untuk mendukung suatu
pilihan dalam pemilu dapat dilakukan melalui komunikasi massa dalam bentuk kampanye, propaganda,
selebaran-selebaran, spanduk dan sebagainya. Tetapi berdasarkan beberapa penelitian kegiatan
mempengaruhi masyarakat akan lebih efektif dilakukan melalui Komunikasi Interpersonal.
4. Menghibur masyarakat(Publik Entertainment). Perilaku masyarakat menerima informasi selain untuk
memenuhi rasa aman juga menjadi sarana hiburan masyarakat. Apalagi pada masa sekarang ini banyak
penyajian informasi melalui sarana seni hiburan.

Selanjutnya tujuan dari komunikasi adalah seperti yang dikemukakan oleh Dan B. Curtis dalam buku
Komunikasi Bisnis Profesional sebagai berikut :
Memberikan informasi, kepada para klien, kolega, bawahan dan penyelia (supervisor)
Diberi informasi, karena perilaku diberi informasi merupakan bentuk interaksi komunikasi. Orang atau
masyarakat cenderung merasa lebih baik diberi informasi yang diperlukannya atau yang akan diberi
jalan masuk menuju informasi tersebut yang merupakan bagian dari keadaan percaya dan rasa aman.
Menolong orang lain, memberikan nasihat kepada orang lain, ataupun berusaha memotivasi orang lain
dalam mencapai tujuan.
Menyelesaikan masalah dan membuat keputusan, karena semakin tinggi kedudukan/status seseorang
maka semakin penting meminta orang lain untuk keahlian teknis sehingga dalam menyelesaikan
masalah/membuat keputusan tersebut harus ada komunikasi untuk meminta data sebagai bahan
pertimbangan.
Mengevaluasi perilaku secara efektif, yaitu suatu penilaian untuk mengetahui hal-hal yang akan mereka
lakukan setelah menerima massege. (1992 : 9)
Sementara itu menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku Dimensi dimensi Komunikasi tujuan
komunikasi adalah sebagai berikut :

1. Perubahan Sosial dan partisipasi sosial. Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan
akhirnya supaya masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi itu disampaikan.
Misalnya supaya masyarakat ikut serta dalam pilihan suara pada pemilu atau ikut serta dalam
berperilaku sehat, dan sebagainya.
2. Perubahan Sikap. Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya
masyarakat akan berubah sikapnya. Misalnya kegiatan memberikan informasi mengenai hidup sehat
tujuannya adalah supaya masyarakat mengikuti pola hidup sehat dan sikap masyarakat akan positif
terhadap pola hidup sehat.
3. Perubahan pendapat. Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya
masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi itu disampaikan,
misalnya dalam informasi mengenai pemilu. Terutama informasi mengenai kebijakan pemerinatah yang
biasanya selalu mendapat tantangan dari masyarakat maka harus disertai penyampaian informasi yang
lengkap supaya pendapat masyarakat dapat terbentuk untuk mendukung kebijakan tersebut.
4. Perubahan perilaku. Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya
masyarakat akan berubah perilakunya. Misalnya kegiatan memberikan informasi mengenai hidup sehat
tujuannya adalah supaya masyarakat mengikuti pola hidup sehat dan perilaku masyarakat akan positif
terhadap pola hidup sehat atau mengikuti perilaku hidup sehat.

tujuan komunikasi

Ada empat tujuan atau motif komunikasi yang perlu dikemukakan di sini

a. Menemukan

Salah satu tujuan utama komunikasi menyangkut penemuan diri (personal


discovery) Bila anda berkomunikasi dengan orang lain, anda belajar mengenai diri
sendiri selain juga tentang orang lain. Kenyataannya, persepsi-diri anda sebagian
besar dihasilkan dari apa yang telah anda pelajari tentang diri sendiri dari orang
lain selama komunikasi, khususnya dalam perjumpaan-perjumpaan antarpribadi.

Dengan berbicara tentang diri kita sendiri dengan orang lain kita memperoleh
umpan balik yang berharga mengenai perasaan, pemikiran, dan perilaku kita. Dari
perjumpaan seperti ini kita menyadari, misalnya bahwa perasaan kita ternyata
tidak jauh berbeda dengan perasaan orang lain. Pengukuhan positif ini membantu
kita merasa "normal."

Cara lain di mana kita melakukan penemuan diri adalah melalui proses
perbandingan sosial, melalui perbandingan kemampuan, prestasi, sikap,
pendapat, nilai, dan kegagalan kita dengan orang lain. Artinya, kita mengevaluasi
diri sendiri sebagian besar dengan cara membanding diri kita dengan orang lain.

b. Untuk berhubungan

Salah satu motivasi kita yang paling kuat adalah berhubungan dengan orang lain
(membina dan memelihara hubungan dengan orang lain). Kita ingin merasa
dicintai dan disukai, dan kemudian kita juga ingin mencintai dan menyukai orang
lain. Kita menghabiskan banyak waktu dan energi komunikasi kita untuk
membina dan memelihara hubungan sosial. Anda berkomunikasi dengan teman
dekat di sekolah, di kantor, dan barangkali melalui telepon. Anda berbincang-
bincang dengan orangtua, anak-anak, dan saudara anda. Anda berinteraksi
dengan mitra kerja.

c. Untuk meyakinkan
Media masa ada sebagian besar untuk meyakinkan kita agar mengubah sikap dan
perilaku kita. Media dapat hidup karena adanya dana dari iklan, yang diarahkan
untuk mendorong kita membeli berbagai produk. Sekarang ini mungkin anda
lebih banyak bertindak sebagai konsumen ketimbang sebagai penyampai pesan
melalui media, tetapi tidak lama lagi barangkali anda-lah yang akan merancang
pesan-pesan itubekerja di suatu surat kabar, menjadi editor sebuah majalah,
atau bekerja pada biro iklan, pemancar televisi, atau berbagai bidang lain yang
berkaitan dengan komunikasi. Tetapi, kita juga menghabiskan banyak waktu
untuk melakukan persuasi antarpribadi, baik sebagai sumber maupun sebagai
penerima. Dalam perjumpaan antarpribadi sehari-hari kita berusaha mengubah
sikap dan perilaku orang lain. Kita berusaha mengajak mereka melakukan
sesuatu, mencoba cara diit yan baru, membeli produk tertentu, menonton film,
membaca buku, rnengambil mata kuliah tertentu, meyakini bahwa sesuatu itu
salah atau benar, menyetujui atau mengecam gagasan tertentu, dan sebagainya.
Daftar ini bisa sangat panjang. Memang, sedikit saja dari komunikasi antarpribadi
kita yang tidak berupaya mengubah sikap atau perilaku.

d. Untuk bermain

Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk bermain dan menghibur
diri. Kita mendengarkan pelawak, pembicaraan, musik, dan film sebagian besar
untuk hiburan. Demikian pula banyak dari perilaku komunikasi kita dirancang
untuk menghibur orang lain (menceritakan lelucon mengutarakan sesuatu yang
baru, dan mengaitkan cerita-cerita yang menarik). Adakalanya hiburan ini
merupakan tujuan akhir, tetapi adakalanya ini merupakan cara untuk mengikat
perhatian orang Iain sehingga kita dapat mencapai tujuan-tujuan lain.

Tentu saja, tujuan komunikasi bukan hanya ini; masih banyak tujuan
komunikasi yang lain. Tetapi keempat tujuan yang disebutkan di atas tampaknya
merupakan tujuan-tujuan yang utama. Selanjutnya tidak ada tindak komunikasi
yang didorong hanya oleh satu faktor; sebab tunggal tampaknya tidak ada dunia
ini. Oleh karenanya, setiap komunikasi barangkali didorong oleh kombinasi
beberapa tujuan bukan hanya satu tujuan.
Jan4

JEnis- jenis komunikasi


Posted on Januari 4, 2014 by saipudin ikhwan
Standar
1. KOMUNIKASI MENURUT CARA PENYAMPAIAN
Pada dasarnya setiap orang dapat berkomunikasi satu sama lainnya karena manusia selain
mahluk individu juga sekaligus mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi
dengan sesamanya. Namun tidak semua orang dapat secara trampil berkomunikasi, oleh karena
itu perlu dikenali berbagai cara penyampaian informasi.
Kiranya tidak terlalu sulit untuk mengenali cara-cara penyampaian informasi dalam komunikasi,
karena pada dasarnya kita telah melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut cara penyampaian informasi dapat dibedakan menjadi :
a. Komunikasi Lisan
Komunikasi yang terjadi secara langsung dan tidak dibatasi oleh jarak, dimana dua belah
pihak dapat bertatap muka, misalnya dialog dua orang, wawancara maupun rapat dan
sebagainya.
Komunikasi yang terjadi secara tidak langsung karena dibatasi oleh jarak, misalnya
komunikasi lewat telepon dan sebagainya.
mau download bung..??? klik aja disini.. download.
tapi harus dipahami ya..

b. Komunikasi Tertulis
Komunikasi Tertulis adalah komunikasi yang dilaksanakan dalam bentuk surat dan dipergunakan
untuk menyampaikan berita yang sifatnya singkat, jelas tetapi dipandang perlu untuk ditulis
dengan maksud-maksud tertentu.
Contoh-contoh komunikasi tertulis ini antara lain:

Naskah, yang biasanya dipergunakan untuk menyampaikan berita yang bersifat komplek.
Blangko-blangko, yang dipergunakan untuk mengirimkan berita dalam suatu daftar.
Gambar dan foto, karena tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata atau kalimat.
Spanduk, yang biasa dipergunakan untuk menyampaikan informasi kepada banyak orang.

Dalam berkomunikasi secara tertulis, sebaiknya dipertimbangkan maksud dan tujuan komunikasi
itu dilaksanakan. Disamping itu perlu juga resiko dari komunikasi tertulis tersebut, misalnya
aman, mudah dimengerti dan menimbulkan pengertian yang berbeda dari yang dimaksud.
2. KOMUNIKASI MENURUT KELANGSUNGANNYA
Di dalam proses komunikasi dapat kita ketahui terjadinya interaksi dua belah pihak tersebut
sebagai berikut :
l. Komunikasi Langsung
Proses komunikasinya dilaksanakan secara langsung tanpa bantuan perantara orang ketiga
ataupun media komunikasi yang ada dan tidak dibatasi oleh jarak.
2. Komunikasi Tidak Langsung
Proses komunikasinya dilaksanakan dengan bantuan pihak ketiga atau bantuan alat-alat atau
media komunikasi.
3. KOMUNIKASI MENURUT PERILAKU
Komunikasi merupakan hasil belajar manusia yang terjadi secara otomatis, sehingga dipengaruhi
oleh perilaku maupun posisi seseorang. Menurut perilaku, komunikasi dapat dibedakan menjadi :
l. Komunikasi Formal
Komunikasi yang terjadi diantara anggota organisasi / perusahaan yang tata caranya telah diatur
dalam struktur organisasinya, misalnya rapat kerja perusahaan, konferensi, seminar dan
sebagainya.
2. Komunikasi Informal
Komunikasi yang terjadi di dalam suatu organisasi atau perusahaan yang tidak ditentukan dalam
struktur organisasi dan tidak mendapat pengakuan resmi yang mungkin tidak berpengaruh
terhadap kepentingan organisasi atau perusahaan, misalnya kabar burung, desas-desus, dan
sebagainya.
3. Komunikasi Nonformal
Komunikasi yang terjadi antara komunikasi yang bersifat formal dan informal, yaitu komunikasi
yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi atau perusahaan dengan
kegiatan yang bersifat pribadi anggota organisasi atau perusahaan tersebut, misalnya rapat
tentang ulang tahun perusahaan, dan sebagainya.
Maka dapat diketahui bahwa komunikasi formal, informal dan nonformal saling berhubungan,
dimana komunikasi nonformal merupakan jembatan antara komunikasi formal dengan
komunikasi informal yang dapat memperlancar penyelesaian tugas resmi, serta dapat
mengarahkan komunikasi informal kepada komunikasi formal.
4. KOMUNIKASI MENURUT MAKSUD KOMUNIKASI
Bila diperhatikan dengan seksama, maka dapat diketahui bahwa komunikasi dapat terlaksana bila
terdapat inisiatif dari komunikator maka maksud terlaksananya komunikasi lebih banyak
ditentukan oleh komunikator tersebut. Menurut maksud dilakukan komunikasi dapat dibedakan
sebagai berikut:

Pidato
Ceramah
Memberi prasaran
Wawancara
Memberi perintah atau tugas

Dengan demikian jelas bahwa inisiatif komunikator menjadi faktor penentu, demikian pula
kemafipuan komunikator tersebutlah yang memegang peranan keberhasilan proses
komunikasinya.
5. KOMUNIKASI MENURUT RUANG LINGKUP
Ruang lingkup terjadinya komunikasi merupakan batasan jenis komunikasi ini. Maka dalam
komunikasi menurut ruang lingkup dapat dibedakan sebagai berikut:
l. Komunikasi Internal
Komunikasi yang berlangsung dalam ruang lingkup atau lingkungan organisasi atau perusahaan
yang terjadi diantara anggota organisasi atau perusahaan tersebut saja.
Komunikasi Internal ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
Komunikasi Vertikal, yaitu komunikasi yang terjadi dalam bentuk komunikasi dari atasan
kepada bawahan, misalnya perintah, teguran, pujian, petunjuk dan sebagainya.
Komunikasi Horisontal, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi/
kantor diantara orang-orang yang mempunyai kedudukan sejajar.
Komunikasi Diagonal, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi atau
kantor diantara orang orang yang mempunyai kedudukan tidak sama pada posisi tidak sejalur
vertikal.
2. Komunikasi Eksternal
Komunikasi yang berlangsung antara organisasi atau perusahaan dengan pihak masyarakat yang
ada di luar organisasi atau perusahaan tersebut. Komunikasi dengan pihak luar dapat berbentuk :

Eksposisi, pameran, promosi, publikasi dan sebagainya


Konperensi pers( press release )
Siaran televisi, radio, dan sebagainya
Bakti sosial, pengabdian pada masyarakat, dan sebagainya

Komunikasi eksternal dimaksudkan untuk mendapat pengertian,kepercayaan, bantuan dan


kerjasama dengan masyarakat.
6. KOMUNIKASI MENURUT ALIRAN INFORMASI
Informasi merupakan muatan yang menjadi bagian pokok dalam komunikasi, oleh karena itu
arah informasi tersebut akan menentukan macam komunikasi yang sedang terjadi. Komunikasi
menurut aliran informasi dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Komunikasi satu arah ( simplex )

Komunikasi yang berlangsung dari satu pihak saja (one way communication ). Pada umumnya
komunikasi ini terjadi dalam keadaan mendesak atau darurat atau yang terjadi karena sistem
yang mengaturnya harus demikian, misalnya untuk menjaga kerahasiaan atau untuk menjaga
kewibawaan pimpinan.

2. Komunikasi dua arah ( duplex )

Komunikasi yang bersifat timbal balik ( two ways communication ). Dalam hal ini komunikasi
diberi kesempatan untuk memberikan respons atau feed back kepada komunikatornya. Maka
komunikasi ini dapat memberikan kepuasan kedua belah pihak dan dapat menghindarkan
terjadinya kesalah pahaman.

3. Komunikasi ke atas

Komunikasi yang terjadi dari bawahan kepada atasan.

4. Komunikasi ke bawah

Komunikasi yang terjadi dari atasan kepada bawahan.

5. Komunikasi ke samping
Komunikasi yang terjadi diantara orang yang memiliki kedudukan sejajar.
Dengan demikian arah informasi tersebut akan dianut sebagai bentuk interaksi komunikasinya.
7. KOMUNIKASI MENURUT JARINGAN KERJA
Di dalam sebuah organisasi atau perusahaan komunikasi akan terlaksana menurut sistem yang
ditetapkannya dalam jaringan kerja. Komunikasi menurut jaringan kerja ini dapat dibedakan
menjadi :
Komunikasi jaringan kerja rantai
Komunikasi terjadi menurut saluran hirarchi organisasi dengan jaringan komando sehingga
mengikuti pola komunikasi formal.
Komunikasi jaringan kerja lingkaran
Komunikasi terjadi melalui saluran komunikasi yang berbentuk seperti lingkaran. Saluran
komunikasi lebih singkat dan merupakan kebalikan dari jaringan kerja rantai.
Komunikasi jaringan bintang
Komunikasi ini terjadi melalui satusentral dan saluran yang dilalui lebih pendek.
8. KOMUNIKASI MENURUT PERANAN INDIVIDU
Komunikasi yang dilakukan oleh seseorang kepada pihak-pihak lain baik secara kelompok
maupun secara individual. Dalam komunikasi ini peranan individu sangat mempengaruhi
keberhasilan proses komunikasinya. Ada beberapa macam antara lain :
Komunikasi antar individu dengan individu yang lain.
Komunikasi ini terlaksana baik secara nonformal maupun informal, yang jelas individu yang
bertindak sebagai komunikator harus mampu mempengaruhi perilaku individu yang lain.
Komunikasi antara individu dengan lingkungan yang lebih luas.
Komunikasi ini terjadi karena individu yang dimaksud memiliki kemampuan yang tinggi untuk
mengadakan hubungan dengan lingkungan yang lebih luas.
Komunikasi antara individu dengan dua kelompok atau lebih.
Dalam komunikasi ini individu berperanan sebagai perantara antara dua kelompok atau lebih,
sehingga dituntut kemampuan yang prima untuk menjadi penyelaras yang harmonis.
9. KOMUNIKASI MENURUT JUMLAH YANG BERKOMUNIKASI
Komunikasi selalu terjadi diantara sesama manusia baik itu perorangan maupun kelompok. Oleh
karena itu jumlah yang berkomunikasi akan mempengaruhi proses komunikasi itu sendiri,
disamping sifat clan tujuan komunikasi itu dilaksanakan. Untuk itu dapat dibedakan sebagai
berikut :
Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi ini merupakan komunikasi dengan diri-sendiri baik disadari atau tidak, misalnya
berpikir.
Komunikasi Perseorangan (Interpersonal/antarpribadi)
Komunikasi yang terjadi secara perseorangan atau individual antara pribadi dengan pribadi
tentang permasalahan yang bersifat pribadi juga. Dalam komunikasi ini dapat dilaksanakan
secara langsung maupun lewat telepon namun tetap terjadi secara perseorangan.
10. DARI SEGI KEMASAN PESAN
komunikasi dapt dilakukan secara verbal (dengan berbicara) atau dengan nonverbal (diwakili
bahasa isyarat).Komunikasi verbal : diwakili dalam penyebutan kata-kata,yang pengukapannya
dapat dengan lisan atau tertulis.Komunikasi non verbal : terlihat dalam ekspresi atau mimik
wajah,gerakan tangan,mata dan bagian tubuh lainnya.
BENTUK-BENTUK KETERAMPILAN BERBICARA
Berbicara sebagai bentuk komunikasi dapat dikelompokkan dalam berbagai bentuk tergantung
dasar pengelompokkan tersebut. Ada beberapa ahli yang mengelompokkan berbicara atau
komunikasi lisan dalam beberapa bentuk, di antaranya adalah yang dilakukan oleh Haryadi
(1994), yang membagi keterampilan berdasarkan jumlah partisipan, cara pelaksanaan, lawan
berbicara, maksud dan tujuan berbicara, dan tingkat keformalannya.

A. Berdasarkan jumlah partisipan, keterampilan berbicara dapat dikeelompokkan menjadi dua


bentuk, yaitu:
1. Berbicara perorangan
2. Berbicara kelompok

B. Berdasarkan cara pelaksanaannya, keterampilan berbicara dapat dikelompokkan menjadi dua


bentuk, yaitu:
1. Berbicara secara langsung
2. Berbicara secara tidak langsung

C. Berdasarkan lawan bicara, keterampilan berbicara dapat dikelompokkan menjadi empat


bentuk, yaitu:
1. Satu lawan satu
2. Satu lawan banyak
3. Banyak lawan satu
4. Banyak lawan banyak

D. Berdasarkan maksud atau tujuan berbicara, keterampilan berbicara dapat dikelompokkan


menjadi
sembilan bentuk, yaitu:
1. Memberi perintah atau instruksi
2. Memberi nasihat
3. Memberi saran
4. Berpidato
5. Mengajar atau memberi ceramah
6. Berapat
7. Berunding
8. Pertemuan
9. Menginterview

E. Berdasarkan tingkat keformalannya, keterampilan berbicara dapat dikelompokkan menjadi


tiga bentuk,
yaitu:
1. Berbicara formal
2. Berbicara semi formal
3. Berbicara informal
Selain itu ada juga yang membagi berbicara menjadi beberapa bentuk, antara lain dikemukakan
oleh William B. Ragam (dalam Haryadi, 1994) yang membuat daftar bentuk-bentuk ekspresi
lisan menjadi sebelas, yaitu:
1. Cakapan informal
2. Diskusi dengan maksud dan tujuan tertentu
3. Menyampaikan berita, pengumuman, dan melaporkan
4. Memainkan drama
5. Khotbah
6. Bercerita
7. Cakap humor
8. Mengisi acara radio
9. Rapat organisasi
10. Menggunakan telepon
11. Memberi pengarahan

Henry Guntur Tarigan ( 1983: 22-23) membagi keterampilan berbicara menjadi:


1. Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang menyangkut:

Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahu atau melaporkan, yang bersifat
informatif (informative speaking)
Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan, persahabatan (fellowship
speaking)
Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat membujuk, mengajak, mendesak,
meyakinkan (persuasive speaking)
Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang dan hati-hati
(deliberative speaking)

2. Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi:


a. Diskusi kelompok (group discussion) yang dapat dibedakan menjadi:

1. Tidak resmi (informal), dan masih dapat diperinci lagi atas kelompok studi (study
groups), kelompok pembuat kebijakan (policy making groups) dan komite,
2. Resmi (formal) yang mencakup pula konferensi, diskusi panel, dan simposium.

b. Prosedur parlementer (parliamentary prosedure)


c. Debat
Sementara itu Lee dan Lee (dalam Haryadi, 1994) mengelompokkan keterampilan berbicara
menjadi sebelas macam, yaitu:
1. Percakapan dan diskusi
2. Berita, pengumuman, dan laporan
3. Rencana dan evaluasi
4. Kegiatan dramatik
5. Penampilan kesenangan masyarakat
6. Khotbah
7. Bercerita informal tentang lelucon dan teka-teki
8. Pembicaraan dalam dewan
9. Rapat organisasi
10. Acara radio dan televisi
11. Mempersiapkan rekaman

Muhajir dan A. Latif (1975:47) membagi berbicara menjadi tujuh bentuk, yaitu:
1. Diskusi
2. Wawancara
3. Sandiwara
4. Deklamasi
5. Konversasi
6. Berpidato
7. Bercerita

Dori Wuwur Hendrikus (1991: 16-17) mengemukakan dua bentuk retorika, yaitu:
1. Monologika
2. Dialogika

Asdi S. Dipodjojo (1982) mengemukakan dua macam bentuk komunikasi lisan, yaitu:
1. Retorika
2. Dialektika

Be Kim Hoa Nio (dalam Haryadi, 1994) membagi keterampilan berbicara ke dalam bentuk-
bentuk:

1. Berbicara terpimpin, antara lain latihan frase dan kalimat, reproduksi gambar dan
reproduksi lisan, dialog yang diperankan atau dialog dengan gambar/wayang,
2. Berbicara semi terpimpin, seperti reproduksi cerita, cerita berantai, melaporkan isi bacaan
secara lisan,
3. Berbicara bebas, seperti diskusi, wawancara, berpidato, dan bermain peran.

http://nopheelya.blogspot.com/2013/11/makalah-konsep-tentang-berbicara.html

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:8rHur1C-
im0J:file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/196606291991031-
DENNY_ISKANDAR/MATERI_BERBICARA_SMP.pdf+&cd=5&hl=en&ct=clnk

Anda mungkin juga menyukai