Anda di halaman 1dari 79

Laporan Tugas Akhir 1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Terung (Solanum Melongena L) adalah tanaman asli daerah tropis.

Tanaman ini awalnya berasal dari benua Asia yaitu India dan Birma. Daerah

penyebaran tanaman terung awalnya di beberapa negara (wilayah) antara lain di

Karibia, Malaysia, Afrika Barat, Afrika Tengah, Afrika Timur, dan Amerika

Selatan. Tanaman ini menyebar ke seluruh dunia, baik negara-negara yang

beriklim panas (tropis) maupun iklim sedang (sub tropis). Pengembangan

budidaya terung paling pesat di Asia Tenggara, salah satunya di Indonesia

(Firmanto, 2011).

Terung adalah jenis sayuran yang sangat populer dan disukai oleh banyak

orang karena rasanya enak khususnya dijadikan sebagai bahan sayuran atau

lalapan. Selain itu terung juga mengandung gizi yang cukup tinggi, terutama

kandungan Vitamin A dan Fosfor. Komoditas terung ini cukup potensial

untuk dikembangkan sebagai penyumbang terhadap keanekaragaman bahan

sayuran bergizi bagi penduduk. Menurut Sunarjono (2013), bahwa setiap 100 gr

bahan mentah terung mengandung 26 kalori, 1 gr protein, 0,2 gr hidrat arang,

25 IU vitamin A, 0,04 gr vitamin B dan 5 gr vitamin C. Selain itu, terung juga

mempunyai khasiat sebagai obat karena mengandung alkaloid, solanin dan

solasodin.

Tanaman ini dapat tumbuh sampai ketinggian sekitar 1000 m dpl, tetapi di

dataran rendah tumbuhnya lebih cepat (Rukmana, 2002). Suhu yang paling cocok

untuk tanaman terung adalah 22o-30oC dengan perbedaan sedikit antara suhu

siang dan malam. Tanaman ini tumbuh baik pada tanah-tanah lempung berpasir

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 2

dengan drainase yang baik. Terung tidak terlalu memerlukan suhu tinggi selama

pertumbuhannya, namun juga tahan terhadap curah hujan yang tinggi dan tanah

tidak terlalu lembab. Sayuran ini termasuk tanaman yang sedikit tahan terhadap

kadar garam yang tinggi (Sutarya, R dan Gerard, 1995).

Sebagai salah satu sayuran pribumi, terung hampir selalu ditemukan di

pasar tani atau pasar tradisional dengan harga yang relatif murah. Akhir-akhir ini

bisnis terung masih memberikan peluang pasar yang cukup baik terutama untuk

memenuhi permintaan pasar dalam negeri. Terung ungu merupakana varietas

terung lokal yang belakangan ini telah berhasil menembus pasaran luar negeri

(Susilo, K dan Renda, 2012).

Produk pertanian memiliki sifat melimpah (voluminous), mudah rusak dan

musiman (seasonal). Hasil pertanian terutama sayuran harus dipasarkan setelah

dipanen guna untuk menjaga kualitas sayur agar tidak rusak atau membusuk.

Apabila petani tidak langsung memasarkan sayuran yang dihasilkannya maka

harus dilakukan pengawetan untuk menambah daya simpan sayuran dan tentunya

akan memerlukan biaya tambahan.

Pemasaran produk pertanian merupakan titik kritis dalam rantai agribisnis.

Pemerintah sedikit memfasilitasi para petani dalam memasarkan produk pertanian

yang dihasilkannya yaitu dengan menyediakan sentral terminal agribisnis (STA).

Namun fungsi STA tersebut belum seefektif dan seefesien yang diharapkan,

sehingga harga yang diterima petani rendah dan harga yang diterima konsumen

tinggi disebabkan oleh rantai pemasaran yang cukup panjang (Saptana dan

Daryanto, 2009). Salah satu alternatif pemecahan masalah dalam pemasaran

produk pertanian terutama sayuran yaitu dengan membentuk kemitraan antara

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 3

petani dengan modern market. Dengan membentuk kemitraan dengan modern

market dalam pemasaran produk hortikultura terutama sayuran, maka

pemasarannya terjamin karena modern market memiliki pemasaran yang jelas dan

permintaannya berkelanjutan serta harga yang diterima petani akan lebih tinggi,

disebabkan rantai pemasaran yang pendek.

Kemitraan merupakan jalinan kerjasama yang dibentuk oleh berbagai

pelaku agribisnis. Dengan membentuk kemitraan ini dalam memasarkan produk

pertanian terutama sayuran maka akan mengurangi resiko sayuran rusak dan

busuk. Selain itu, dengan adanya kemitraan yang dibentuk antara petani dengan

modern market, maka harga yang diterima oleh petani akan lebih tinggi

dibandingkan dijual ke pasar tradisional. Harga ini juga dipengaruhi oleh

kegiatan sortasi dan grading yang dilakukan oleh petani sesuai dengan kontrak

yang telah disepakati.

Modern market atau pasar modern merupakan pasar yang tergolong cukup

banyak dan cepat berkembang di Indonesia. Terdapat tiga kelas modern market

yaitu Hypermarket, Supermarket dan Minimarket yang semuanya merupakan

Perseroan Terbatas dengan swakelola (Dewi, U dan Winarni, 2013). Modern

market memiliki keunggulan ditengah masyarakat yaitu dari segi pelayanan yang

menarik, harga terjangkau dan serba instan. Selain itu, modern market dalam

memasarkan produknya disusun secara teratur dan hygienis, sehingga hal ini

tentunya akan menarik konsumen untuk membelinya.

Jumlah konsumen yang berbelanja di modern market semakin meningkat.

Pangsa modern market telah mencapai lebih 30 persen melonjak tajam dalam

sepuluh tahun terakhir ini (Purwanto, 2012). Modern market mempunyai modal

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 4

yang sangat besar dan menjalin hubungan atau bekerjasama langsung dengan

pemasok besar dalam jangka waktu yang cukup lama.

Mitra Tani Parahyangan merupakan salah satu perusahaan yang menjalin

hubungan kemitraan dalam pemasaran terung ungu yang dihasilkannya.

Pemasaran terung ungu yang dilakukan oleh Mitra Tani Parahyangan yaitu ke

modern market, restoran dan pasar tradisional. Pemasaran terung ungu yang

dilakukan oleh Mitra Tani Parahyangan dengan menjalin kerjasama berkelanjutan

dengan pasar. Kerjasama yang dijalin oleh Mitra Tani Parahyangan terutama

dalam pemasaran terung ungu tidak semuanya yang memiliki kontrak kerjasama

secara tertulis, hanya pemasaran terung ungu ke modern market yang memiliki

kontrak kerjasama yang jelas.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

a. Mahasiswa mengetahui kegiatan pertanian di bidang hortikulura yang

dilakukan oleh Mitra Tani Parahyangan.

b. Mengetahui modern market yang menjalin kemitraan dengan Mitra Tani

Parahyangan terutama dalam pemasaran terung ungu yang dihasilkan.

c. Mengetahui pola kemitraan yang diterapkan Mitra Tani Parahyangan

dengan modern market dalam pemasaran terung ungu.

d. Mengetahui dampak dari kemitraan yang dijalin Mitra Tani Parahyangan

dengan modern market dalam pemasaran terung ungu.

Program Studi Agribisnis


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Terung Ungu ( Solanum melongena L.)

2.1.1. Perkembangan Terung Ungu dalam Pasar Pertanian Secara Nasional

Tanaman hortikultura mempunyai andil yang tidak kecil dalam proses

pembangunan. Peranannya bukan hanya nyata sebagai penyerap tenaga kerja dan

memberi peluang baru bagi terbukanya kesempatan berusaha, namun juga sangat

besar makna produksinya dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Tanaman

hortikultura merupakan salah satu mata dagang ekspor non migas yang sangat

potensial di pasaran.

Terung ungu termasuk salah satu sayuran buah yang banyak digemari oleh

berbagai kalangan karena mengandung kalsium, protein, lemak, karbohidrat,

vitamin A, vitamin B, vitamin C, fosfor dan zat besi (Soetasad, 2000). Di

Indonesia hasil terung ungu rata-rata yaitu 32,64 34,11 kwintal/hektar, padahal

untuk luasan satu hektar dapat dihasilkan 30 ton terung (Rukmana, 2002). Terung

ungu memiliki potensi pasar tidak hanya di pasar dalam negeri saja, tetapi juga

memiliki pasaran yang baik di pasar internasional karena terung ungu telah

menjadi mata dagangan ekspor ke beberapa negara sehingga akan meningkatkan

kebutuhan terung ungu di pasaran (Firmanto, 2011). Dengan demikian terung

ungu merupakan sayuran yang cukup menjanjikan untuk diusahakan.

Potensi pasar terung ungu juga dapat dilihat dari segi harga yang

terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, sehingga membuka peluang yang

lebih besar terhadap serapan pasar dan petani. Permintaan komoditas terung ungu

akan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, tingkat


Laporan Tugas Akhir 6

pendidikan dan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap

pentingnya penganekaragaman makanan sayuran untuk memenuhi gizi dan

meningkatkan kesehatan (Firmanto, 2011).

2.1.2. Karakteristik Terung Ungu

Terung ungu merupakan jenis terung yang paling terkenal dari jenis

terung. Adapun karakteristik terung ungu yaitu sebagai berikut:

a. Taksonomi

Klasifikasi tanaman terung ungu sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub-divisio : Angiospermae

Kelas : Dycotyledonea

Ordo : Tubiflorae

Family : Solanaceae

Genus : Solanum

Spesies : Solanum melongena L.

b. Morfologi

Menurut Rukmana (2002), terung ungu termasuk tanaman setahun yang

berbentuk perdu. Adapun morfologi tanaman terung ungu yaitu :

Batang

Batang terung ungu rendah (pendek), berkayu dan bercabang. Tinggi

batang tanaman bervariasi antara 50-150 cm tergantung pada jenis varietasnya.

Permukaan kulit batang, cabang, ataupun daun tertutup oleh bulu-bulu halus.

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 7

Buah

Bentuk buah beragam yaitu silindris, lonjong, oval atau bulat. Warna kulit

ungu hingga ungu mengilap. Terung ungu merupakan buah sejati tunggal,

berdaging tebal, lunak, dan berair. Buah tergantung pada tangkai buah. Dalam

satu tangkai umumnya terdapat satu buah terung ungu, tetapi ada juga yang

memiliki lebih dari satu buah. Biji terdapat dalam jumlah banyak dan tersebar di

dalam daging buah. Daun kelopak melekat pada dasar buah, berwarna hijau atau

keunguan.

Bunga

Bunga terung ungu merupakan bunga banci yaitu berkelamin dua. Dalam

satu bunga terdapat alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina

(putik). Bunga terung ungu bentuknya mirip bintang, berwarna biru, cerah sampai

gelap. Penyerbukan bunga dapat berlangsung secara silang maupun menyerbuk

sendiri.

Biji

Buah terung ungu menghasilkan biji yang ukurannya kecil-kecil berbentuk

pipih dan berwarna coklat muda. Biji ini merupakan alat reproduksi atau

perbanyakan secara generatif.

Akar

Tanaman terung ungu memiliki akar tunggang dan cabang-cabang akar

yang dapat menembus ke dalam tanah sekitar 80-100 cm. Akar-akar yang tumbuh

mendatar dapat menyebar pada radius 40-80 cm dari pangkal batang tergantung

dari umur tanaman dan kesuburan tanahnya.

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 8

2.1.3. Syarat Tumbuh Terung Ungu

a. Syarat Iklim

Menurut Firmanto (2011), tanaman terung ungu dapat tumbuh dan

berproduksi baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah 1.000 meter dari

permukaan laut. Tanaman ini memerlukan air yang cukup untuk menopang

pertumbuhannya. Selama pertumbuhannya, terung ungu menghendaki keadaan

suhu udara antara 22C-30C, cuaca panas dan iklimnya kering, sehingga cocok

ditanam pada musim kemarau. Pada keadaan cuaca panas akan merangsang dan

mempercepat proses pembungaan atau pembuahan. Namun, bila suhu udara

tinggi pembungaan dan pembuahan terung ungu akan terganggu yakni bunga dan

buah akan berguguran.

Tanaman terung ungu tergolong tahan terhadap penyakit dan bakteri.

Meskipun demikian penanaman terung ungu di daerah yang curah hujannya tinggi

dapat mempengaruhi kepekaannya terhadap serangan penyakit dan bakteri. Untuk

mendapatkan produksi yang tinggi, tempat penanaman terung ungu harus terbuka

(mendapatkan sinar matahari) yang cukup. Di tempat yang terlindung,

pertumbuhan terung ungu akan kurus dan kurang produktif.

b. Syarat Tanah

Menurut Rukmana (2002), tanaman terung ungu dapat tumbuh hampir

semua jenis tanah. Keadaan tanah yang paling baik untuk tanaman terung ungu

adalah jenis lempung berpasir, subur, kaya akan bahan organik, aerasi dan

drainasenya baik, serta pada pH antara 6,8-7,3. Pada tanah yang bereaksi asam

(pH kurang dari 5) perlu dilakukan pengapuran. Bahan kapur untuk pertanian

pada umumnya berupa kalsit (CaCO3), dolomit atau kapur (CaO). Jumlah kapur

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 9

yang dibutuhkan untuk menaikan pH tanah, tergantung kepada jenis dan derajat

keasaman tanah itu sendiri. Pengapuran biasanya dilakukan sekitar dua minggu

sebelum tanam.

2.2. Aspek Produksi

Kegiatan budidaya meliputi tahapan persemaian dan pembibitan,

penyiapan lahan, penanaman, penyiraman, penyulaman, pemasangan ajir,

pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, panen dan pasca panen.

2.2.1. Persemaian dan Pembibitan

Menurut Setyaningrum, H.D dan Cahyo, S (2012), syarat benih terung

ungu yang baik yaitu bijinya bernas, daya kecambah diatas 85% dan tidak

tercapur dengan benih varietas yang lain. Budidaya terung ungu secara intensif

dimulai dari persiapan media semai. Benih terung ungu yang akan ditanam harus

berasal dari benih hibrida, sehingga hasil yang dicapai lebih optimal.

Adapun kegiatan yang dilakukan untuk persemaian dan pembibitan yaitu:

Sebarkan benih di atas bedengan persemaian menurut barisan, jarak antar

barisan 10-15 cm.

Tutup benih tersebut dengan tanah tipis.

Permukaan bedengan yang telah disemai benih ditutup dengan daun

pisang/ penutup lainnya.

Setelah benih tampak berkecambah muncul, buka penutupnya.

Siram persemaian pagi dan sore hari (perhatikan kelembabannya).

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 10

Siapkan campuran tanah dan pupuk kandang halus, kemudian masukkan

benih satu persatu ke polibag yang telah berisi campuran tanah dan pupuk

kandang halus setelah berumur 15 hari di persemaian.

Perhatikan serangan hama dan penyakit sejak di pembibitan jika di

perlukan semprot dengan pestisida.

Bibit berumur 15-20 hari di bumbungan atau berdaun empat helai siap

dipindah ke lahan yang telah disediakan.

2.2.2. Penyiapan Lahan

Menurut Firmanto (2011), lahan yang digunakan untuk budidaya terung

ungu sebaiknya tidak bekas penanaman Solanaceae. Hal ini untuk mencegah

kemungkinan adanya serangan penyakit (patogen) tular tanah. Waktu yang paling

baik untuk persiapan lahan adalah 14-30 hari sebelum tanam.

Tata cara pengolahan tanah untuk tanaman terung ungu adalah sebagai

berikut:

Bersihkan rumput-rumput liar dari sekitar kebun.

Olah tanah dengan cangkul atau bajak sedalam 30-40 cm hingga

berstruktur gembur.

Tanah dikeringanginkan selama beberapa hari agar menjadi matang benar.

Olah tanah untuk kedua kalinya sambil membentuk bedengan-bedengan

selebar 1000-1200 cm dan jarak antar bedengan 40-60 cm, kemudian

permukaan bedengan diratakan.

Buat lubang tanam dengan jarak 60 cm x 70 cm atau 70 cm x 70 cm secara

berbaris atau berpasangan ataupun bentuk segitiga.

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 11

Sebarkan pupuk kandang sebanyak 15-20 ton/ha , kemudian campurkan

merata dengan tanah.

Bedengan diratakan dan dirapikan kembali sehingga siap untuk ditanami.

2.2.3. Penanaman

Benih yang telah disemai selama 25 hari setelah semai (HSS) dapat

ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan. Ciri dari bibit tanaman terung

ungu yang siap tanam adalah munculnya atau keluar 3 helai daun sempurna atau

mencapai tinggi 7,5 cm. Sebaiknya penanaman dilakukan pada sore hari setelah

dilakukan penggenangan untuk mempermudah pemindahan dan masa adaptasi

pertumbuhan awal (Susila,A.D, 2006).

Sistem tanam yang digunakan untuk terung ungu adalah sistem single row,

dengan jarak antara tanaman 75 cm. Bibit yang siap tanam dimasukkan ke dalam

lubang tanam yang ditugal sedalam 10-15 cm, kemudian ditekan ke bawah sambil

ditimbun dengan tanah sebatas leher akar (pangkal batang). Untuk menjaga dari

serangan hama dapat diberikan insektisida bahan aktif carbofuran. Adapun

kegiatan penanaman terung ungu yaitu :

Waktu tanam yang baik musim kering dan air tersedia.

Pilih bibit yang tumbuh subur dan normal.

Tanam bibit di lubang tanam secara tegak lalu tanah di sekitar batang

dipadatkan.

Siram lubang tanah.

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 12

2.2.4. Pemeliharaan

Menurut Setyaningrum, H.D dan Cahyo, S (2012), adapun kegiatan

pemeliharaan yang dilakukan pada budidaya terung ungu yaitu penyiraman,

penyulaman, pemasangan ajir, penyiangan dan penggemburan tanah, pemupukan

susulan, pemangkasan (perempelan) dan pengendalian hama dan penyakit.

1. Penyiraman

Penyiraman dilakukan rutin tiap hari terutama pada fase awal pertumbuhan

dan keadaan cuaca kering. Hal ini terpenting dalam pengairan ini adalah menjaga

tanah tidak kekeringan ataupun terlalu basah. Cara pengairan yaitu disiram

dengan alat bantu gembor.

2. Penyulaman

Penyulaman adalah tanaman yang pertumbuhannya tidak normal atau

terserang hama dan penyakit atau mati, harus segera diganti dengan tanaman

(bibit) yang baru. Penyulaman ini dilakukan maksimal pada umur 15 hari setelah

tanam, agar pertumbuhan selanjutnya dapat seragam dan memudahkan

pemeliharaan. Cara penyulaman adalah menanam bibit terung ungu yang baru

pada lubang tanam bekas tanaman yang mati atau abnormal.

3. Pemasangan ajir

Fungsi ajir (turus) adalah untuk menopang tanaman terung ungu agar tidak

rebah sekaligus memperkokoh batangnya sewaktu pembuahan. Pemasangan ajir

(turus) sebaiknya dilakukan seawal mungkin agar tidak menganggu (merusak)

sistem perakaran tanaman terung ungu. Ajir (turus) ini terbuat dari bilah bambu

setinggi 80-100 cm dan lebar 2-4 cm, ditancapkan secara individu dekat batang

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 13

tanaman terung ungu. Batang atau cabang tanaman terung ungu diikatkan pada

ajir tersebut.

4. Penyiangan dan Penggemburan Tanah

Rumput-rumput liar atau gulma yang tumbuh di sekitar tanaman terung

ungu harus disiangi, kemudian sekaligus juga dilakukan penggemburan tanahnya.

Penyiangan gulma dan penggemburan tanah sebaiknya dilakukan bersama-sama

waktunya dengan kegiatan pemupukan susulan yaitu pada saat tanaman sudah

berumur 15 hari setelah tanam dan 60-75 hari setelah tanam.

Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma atau membersihkan

dengan alat bantu kored atau cangkul. Hal yang penting untuk perhatikan yaitu

pada waktu melakukan penyiangan dan penggemburan tanah adalah menjaga agar

perakaran tanaman terung tidak rusak atau terluka karena dapat mempermudah

serangan penyakit.

5. Pemupukan Susulan

Pemupukan susulan dilakukan bersamaan dengan waktu penyiangan dan

penggemburan tanah. Pada tanaman terung ungu, pemupukan susulan dilakukan

sebanyak 60-75 hari setelah tanam. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan pada

setiap kali pemupukan adalah campuran ZA + TSP + KCl dengan perbandingan

1 : 2 : 1, sebanyak 10 gr /tanaman.

6. Pemangkasan (Perempelan)

Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama

hingga bunga pertama juga dirempel untuk merangsang agar tunas-tunas baru dan

bunga yang lebih produktif segera tumbuh (Susila,A.D, 2006).

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 14

7. Pengendalian Hama dan Penyakit

Menurut Setyaningrum, H.D dan Cahyo, S (2012), hasil produksi terung

ungu sangat dipengaruhi oleh pengendalian hama dan penyakit. Apabila

pengendalian hama dan penyakit pada terung ungu dilakukan dengan baik, maka

hasil dari produksi terung ungu yang dihasilkan akan maksimal. Berikut ini hama

dan penyakit yang sering menyerang terung ungu serta pengendalian yang dapat

dilakukan.

a. Hama Tanaman Terung Ungu

Ulat Tanah

Hama jenis ini menyerang tanaman pada malam hari, sedangkan pada

siang harinya bersembunyi di dalam tanah atau di balik mulsa PHP. Ulat tanah

menyerang batang tanaman yang masih muda dengan cara memotongnya,

sehingga sering dinamakan juga ulat pemotong. Cara pengendaliannya adalah

dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1 gram pada

lubang tanam.

Ulat Grayak

Ulat grayak menyerang daun tanaman bersama-sama dalam jumlah

yang sangat banyak, ulat ini biasanya menyerang di malam hari. Pengendalian

yang dapat dilakukan adalah dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif

sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida atau

dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

Ulat Buah

Ulat menyerang terung ungu dengan cara mengebor buah sambil

memakannya. Buah yang terserang akhirnya berlubang. Pengendaliannya dengan

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 15

cara penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin,

profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida atau dimehipo dengan dosis

sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

Kutu Daun

Kutu daun mengisap cairan tanaman terutama pada daun yang masih

muda, kotoran dari kutu ini berasa manis, sehingga menggundang semut. Daun

yang terserang mengalami klorosis (kuning), menggulung dan mengeriting,

akhirnya tanaman menjadi kerdil. Pengendaliannya dengan penyemprotan

insektisida berbahan aktif abamektin, imidakloprid, tiametoksam, asetamiprid,

klorfenapir, sipermetrin atau lamdasihalotrin dengan dosis sesuai petunjuk yang

tertera pada kemasan.

Kutu Kebul

Hama ini berwarna putih, bersayap dan tubuhnya diselimuti serbuk

putih seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun,

sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak. Pengendalian hama ini dengan cara

penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, imidakloprid, asetamiprid,

klorfenapir, sipermetrin atau lamdasihalotrin dengan dosis sesuai petunjuk yang

tertera pada kemasan.

Kumbang Kuning

Tanaman terung ungu menjadi inang dari kumbang ini. Kumbang

berwarna kuning dengan seluruh tubuh diselimuti seperti duri. Pengendaliannya

dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin,

profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida atau dimehipo dengan dosis

sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 16

Lalat Buah

Lalat buah menyerang buah terung ungu dengan cara menyuntikkan

telurnya ke dalam buah, kemudian telur berubah menjadi larva, telur-telur ini

yang akhirnya menggerogoti buah terung ungu, sehingga buah menjadi busuk.

Pengendalian lalat buah dapat menggunakan perangkap lalat (sexpheromone)

dengan cara menggunakan buah-buahan yang aromanya disukai lalat (misal

nangka, timun), kemudian dicampur insektisida berbahan aktif metomil.

Pengendalian juga dapat dilakukan penyemprotan menggunakan insektisida

berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil,

kartophidroklorida atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada

kemasan.

b. Penyakit Tanaman Terung Ungu

Rebah Semai

Rebah semai biasa menyerang tanaman terung ungu pada fase

pembibitan. Cara pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida sistemik

berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit

atau dimetomorf dengan dosis 1/2 dari dosis terendah yang tertera pada kemasan.

Layu Bakteri

Penyakit ini sering menggagalkan tanaman, serangannya disebabkan

oleh bakteri. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan

meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman yang terserang, melakukan

penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan bakterisida dari

golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam

oksolinik, validamisin atau oksitetrasiklin dengan dosis sesuai pada kemasan.

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 17

Layu Fusarium

Gejala yang ditimbulkan oleh layu fusarium hampir sama dengan layu

bakteri yang membedakan hanya penyebabnya. Layu fusarium disebabkan oleh

serangan jamur. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan

meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman yang terserang, melakukan

penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan fungisida

berbahan aktif benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida dengan dosis

sesuai pada kemasan.

Busuk Phytopthora

Busuk phytopthora menyerang semua bagian tanaman. Batang yang

terserang ditandai dengan bercak coklat kehitaman dan kebasah-basahan.

Serangan serius menyebabkan tanaman layu. Daun terung ungu yang terserang

seperti tersiram air panas. Serangan pada buah ditandai dengan bercak kebasah-

basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak. Pengendalian secara kimiawi

menggunakan fungisida sistemik, bahan aktif yang bisa digunakan adalah

metalaksil, propamokarb hidroklorida, simoksanil, atau dimetomorf dan fungisida

kontak berbahan aktif tembaga, mankozeb, propineb dan ziram.

Bercak Daun

Penyakit ini disebabkan oleh serangan bakteri, berkembang pesat

terutama pada musim hujan. Serangan ditandai dengan adanya bercak putih dan

bersudut karena dibatasi tulang daun. Bercak berubah menjadi cokelat kelabu

serta bagian bawah daun mengeluarkan cairan, akhirnya daun mengering.

Pengendaliannya menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan

aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 18

oksitetrasiklin atau dari golongan anorganik seperti tembaga. Dosis sesuai pada

kemasan.

Antraknosa

Antraknosa merupakan penyakit menyerang semua bagian tanaman

yang ditandai dengan adanya bercak agak bulat berwarna cokelat muda, lalu

berubah menjadi cokelat tua sampai kehitaman. Semakin lama bercak melebar dan

menyatu akhirnya daun mengering. Gejala lain adalah bercak bulat memanjang

berwarna kuning atau cokelat. Buah yang terserang akan nampak bercak agak

bulat dan berlekuk berwarna cokelat tua, cendawan akan membentuk massa spora

berwarna merah jambu. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida

sistemik.

Virus

Virus merupakan penyakit yang sangat berpotensi menimbulkan

kegagalan terutama pada musim kemarau. Gejala serangan umumnya ditandai

dengan pertumbuhan tanaman yang mengerdil, daun mengeriting dan terdapat

bercak kuning kebasah-basahan. Penyakit virus sampai saat ini belum ditemukan

penangkalnya. Penyakit ini ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melalui

vektor atau penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi menjadi penular virus

diantaranya adalah kutu kebul, kutu daun, thrips dan tungau. Manusia dapat juga

berperan sebagai penular virus, baik melalui alat-alat pertanian maupun tangan

terutama pada saat perempelan. Beberapa upaya penanganan virus antara lain:

a. Membersihkan gulma (karena gulma berpotensi menjadi inang virus).

b. Mengendalikan hama/serangga penular virus.

c. Memusnahkan tanaman yang sudah terserang virus.

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 19

d. Kebersihan alat dan memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak

ceroboh saat melakukan penanganan terhadap tanaman.

2.2.5. Panen

Buah pertama terung ungu dapat dipetik setelah umur 3-4 bulan tergantung

dari jenis varietas

Ciri-ciri buah siap panen adalah ukurannya telah maksimum dan masih

muda.

Waktu yang paling tepat pagi atau sore hari.

Cara panen buah dipetik bersama tangkainya dengan tangan atau alat yang

tajam.

Pemetikan buah berikutnya dilakukan rutin tiap 3-7 hari sekali dengan cara

memilih buah yang sudah siap dipetik.

2.2.6. Pascapanen

Menurut Firmanto (2011), penanganan pasca panen buah terung meliputi

kegiatan berikut:

Pewadahan sementara

Buah terung ungu hasil petikan di kebun langsung ditampung dalam

karung goni atau wadah lain yang praktis untuk dibawa kemana-mana

sewaktu panen.

Pengumpulan

Hasil pemanenan dari kebun segera dikumpulkan pada suatu tempat yang

strategis sebagai sarana penampunan atau pengumpulan sementara.

Sortasi dan klasifikasi

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 20

Ditempat pengumpulan hasil, dilakukan pemisahan buah-buah

yang busuk, cacat, abnormal, atau terkena serangan hama dan

penyakit.

Buah terung ungu yang mulus diklasifikasikan berdasarkan bentuk

dan ukuran. Hal ini dianggap penting bila kan dipasarkan ke

swalayan.

Pengklasifikasikan ini dapat berpedoman kepada mutu yang

diinginkan pasar.

Pengemasan

Untuk sasaran pasar lokal, pengemasan biasanya disusun rapi

dalam karung goni atau wadah lain yang elastis. Tiap karung goni

biasanya mencapai bobot antara 30-50 kg.

Untuk sasaran pasar swalayan di kota-kota besar, pengemasan

dilakukan dalam keranjang plastik atau kemasan khusus yang

ditutup dengan polietilin. Setiap kemasan diisi buah terung ungu

antara 0,51 kg.

Penyimpanan

Buah terung ungu yang sudah dikemas rapi langsung dapat

diangkut ke pasar.

Sebelum sampai ke konsumen, penyimpanan bauh terung ungu

sebaiknya dilakukan pada tempat atau ruangan yang teduh, dingin,

dan kering. Untuk mempertahankan kesegaran dapat lebih tahan

lama lagi, penyimpanan dapat dilakukan dalam lemari es (cool

storage).

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 21

2.3. Kemitraan Usaha

2.3.1. Defenisi Kemitraan Usaha

Menurut Margaretta (2013), kata mitra adalah teman, sahabat, kawan

kerja, pasangan kerja, rekan. Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang

dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih

keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling

membesarkan. Keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan

diantara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnis.

Kemitraan merupakan suatu bentuk jalinan kerjasama dari dua atau lebih

pelaku usaha yang saling menguntungkan. Terjadinya kemitraan adalah bila ada

keinginan yang sama untuk saling mendukung dan saling melengkapi dalam

upaya mencapai tujuan bersama. Kemitraan usaha ini dilakukan antara usaha

kecil dengan sektor usaha besar. Dengan adanya kemitraan ini, usaha kecil

diharapkan dapat hidup berdampingan dan sejajar dengan usaha besar

(Mathakim).

Dalam Ketentuan Umum Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997

terutama dalam Pasal 1 menyatakan bahwa : Kemitraan adalah kerjasama usaha

antara usaha kecil dengan usaha menengah dan atau dengan usaha besar dengan

memperlihatkan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling

menguntungkan.

Menurut Saptana dan Daryanto, H (2009), kemitraan usaha agribisnis

adalah hubungan bisnis usaha pertanian yang melibatkan satu atau sekelompok

orang atau badan hukum dimana masing-masing pihak memperoleh penghasilan

dari usaha bisnis yang sama atau saling berkaitan dengan tujuan menjamin

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 22

terciptanya keseimbangan, keselarasan dan keterpaduan yang dilandasi rasa saling

menguntungkan, memerlukan dan saling melaksanakan etika bisnis.

2.3.2. Syarat-syarat Kemitraan

Kemitraan usaha bukanlah penguasaan yang satu atas yang lain, khususnya

yang besar atas yang kecil, melainkan menjamin kemandirian pihak-pihak yang

bermitra. Kemitraan usaha yang inginkan bukan kemitraan yang bebas nilai,

melainkan kemitraan yang tetap dilandasi oleh tanggung jawab moral dan etika

bisnis yang sehat, yang sesuai dengan demokrasi ekonomi. Adapun syarat-syarat

kemitraan adalah sebagai berikut (Restuhadi, 2011):

a. Tujuan umum yang sama

b. Kesetaraan

c. Saling menghargai

d. Saling memberi kontribusi

e. Ada efek sinergi

f. Saling menguntungkan

2.3.3. Unsur-unsur Kemitraan

Pada dasarnya kemitraan itu merupakan suatu kegiatan saling

menguntungkan dengan berbagai macam bentuk kerjasama dalam menghadapi

dan memperkuat satu sama lainnya.

Kemitraan mengandung beberapa unsur pokok yang merupakan kerjasama

usaha dengan prinsip saling menguntungkan, saling memperkuat dan saling

memerlukan (Mathakim).

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 23

a. Prinsip Saling Menguntungkan

Salah satu maksud dan tujuan dari kemitraan usaha adalah win-win

solution partnership kesadaran dan saling menguntungkan. Pada kemitraan

usaha terutama sekali terhadap hubungan timbal balik, bukan seperti kedudukan

antara buruh dan majikan. Berpedoman pada kesejajaran kedudukan atau

memiliki derajat yang setara bagi masing-masing pihak yang bermitra, maka tidak

ada pihak yang tereksploitasi dan dirugikan, tetapi terciptanya rasa saling percaya

diantara para pihak, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan keuntungan atau

pendapatan melalui pengembangan usahanya.

b. Prinsip Saling Memperkuat

Dalam kemitraan usaha, sebelum kedua belah pihak memulai untuk

bekerjasama, maka pasti ada sesuatu nilai tambah yang ingin diraih oleh masing-

masing pihak yang bermitra. Nilai tambah ini selain diwujudkan dalam bentuk

nilai ekonomi seperti peningkatan modal dan keuntungan, perluasan pangsa pasar,

tetapi juga ada nilai tambah yang non ekonomi seperti peningkatan kemampuan

manajemen, penguasaan teknologi dan kepuasan tertentu. Keinginan ini

merupakan konsekuensi logis dan alamiah dari adanya kemitraan.

Keinginan tersebut harus didasari sampai sejauh mana kemampuan untuk

memanfaatkan keinginan tersebut dan untuk memperkuat keunggulan-keunggulan

yang dimilikinya, maka dengan bermitra terjadi suatu sinergi antara para pelaku

yang bermitra sehingga nilai tambah yang diterima akan lebih besar. Dengan

demikian terjadi saling isi mengisi atau saling memperkuat dari kekurangan

masing-masing pihak yang bermitra. Dengan motivasi ekonomi tersebut maka

prinsip kemitraan dapat didasarkan pada saling memperkuat.

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 24

c. Prinsip Saling Memerlukan

Dalam kemitraan, perusahaan besar dapat menghemat tenaga dalam

mencapai target tertentu dengan menggunakan tenaga kerja yang dimiliki oleh

perusahaan yang kecil. Sebaliknya perusahaan yang lebih kecil yang umumnya

relatif lemah dalam hal kemampuan teknologi, permodalan dan sarana produksi

melalui teknologi dan sarana produksi yang dimiliki oleh perusahaan besar.

Dengan demikian sebenarnya ada saling memerlukan atau ketergantungan di

antara kedua belah pihak yang bermitra.

2.3.4. Pola-pola Kemitraan

Banyak program pemerintah dan pola-pola kemitraan yang dibuat untuk

usaha kecil bertujuan untuk mendorong dan menumbuhkan usaha kecil tangguh

dan modern. Usaha kecil sebagai kekuatan ekonomi rakyat, berakar pada

masyarakat dan usaha kecil yang mampu memperkokoh struktur perekonomian

nasional yang lebih efisien. Menurut Zaelani, A (2008), pola-pola kemitraan

tersebut antara lain:

a. Pola inti plasma

Pola inti plasma merupakan hubungan kemitraan antara usaha kecil

menengah dan usaha besar sebagai inti membina serta mengembangkan usaha

kecil menegah yang menjadi plasmanya dalam menyediakan lahan, penyediaan

sarana produksi, pemberian bimbingan teknis manajemen usaha dan produksi,

perolehan, penguasaan dan peningkatan teknologi yang diperlukan bagi

peningkatan efisiensi dan produktivitas usaha. Dalam hal ini, usaha besar

mempunyai tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) untuk

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 25

membina dan mengembangkan usaha kecil menengah sebagai mitra usaha untuk

jangka panjang.

Beberapa syarat untuk kelompok mitra :

1) Berperan sebagai plasma.

2) Mengelola seluruh usaha budidaya sampai dengan panen.

3) Menjual hasil produksi kepada perusahaan mitra.

4) Memenuhi kebutuhan perusahan sesuai dengan persyaratan yang telah

disepakati.

Beberapa syarat untuk perusahaan mitra yaitu:

1) Berperan sebagai perusahaan inti.

2) Menampung hasil produksi.

3) Membeli hasil produksi.

4) Memberi bimbingan teknis dan pembinaan manajemen kepada kelompok

mitra.

5) Memberi pelayanan kepada kelompok mitra berupa permodalan/kredit,

saprodi, dan teknologi.

6) Mempunyai usaha budidaya pertanian/memproduksi kebutuhan

perusahaan.

b. Subkontrak

Pola subkontrak adalah hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan

usaha menengah atau usaha besar yang di dalamnya usaha kecil memproduksi

komponen yang diperlukan oleh usaha menengah atau usaha besar sebagai bagian

dari produksinya, subkontrak sebagai suatu sistem yang menggambarkan

hubungan antara usaha besar dan usaha kecil menegah, dimana usaha besar

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 26

sebagai perusahaan induk meminta kepada usaha kecil menengah selaku

subkontraktor untuk mengerjakan seluruh atau sebagian pekerjaan (komponen)

dengan tanggung jawab penuh pada perusahaan induk. Menurut Saptana dan

Daryanto, D (2009), pola ini harus memuat perjanjian tertulis antara dua pihak

atau lebih untuk melakukan atau tidak melakukan perbuatan hukum tertentu yang

di dalamnya mengatur tugas, hak dan kewajiban pihak-pihak yang bersangkutan

yang merupakan persetujuan antara kedua pihak yang berkepentingan.

Syarat-syarat kelompok mitra dintaranya :

1) Memproduksi kebutuhan yang diperlukan perusahaan mitra sebagai bagian

dari komponen produksinya.

2) Menyediakan tenaga kerja.

3) Membuat kontrak bersama yang mencantumkan volume, harga dan waktu.

Di sisi lain syarat-syarat perusahaan mitra yaitu :

1) Menampung dan membeli komponen produksi perusahaan yang dihasilkan

oleh kelompok mitra.

2) Menyediakan bahan baku/modal kerja.

3) Melakukan kontrol kualitas produksi.

c. Pola dagang umum

Pola dagang umum adalah hubungan kemitraan antara kelompok mitra

dengan perusahaan mitra dengan perusahaan mitra memasarkan hasil produksi

kelompok mitra atau kelompok mitra memasok kebutuhan yang diperlukan

perusahaan mitra.

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 27

Syarat kelompok mitra yaitu memasok kebutuhan yang diperlukan

perusahaan mitra, sedangkan syarat perusahaan mitra yakni memasarkan hasil

produksi kelompok mitra.

d. Keagenan

Keagenan merupakan hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan

perusahaan mitra yang di dalamnya kelompok mitra diberi hak khusus untuk

memasarkan barang atau jasa usaha perusahaan mitra.

Syarat-syarat kelompok mitra yaitu mendapatkan hak khusus untuk

memasarkan barang dan jasa usaha perusahaan mitra. Namun, perusahaan mitra

tidak mempunyai syarat.

e. Pola lainnya seperti pola kemitraan (penyertaan) saham

Pola ini merupakan kemitraan usaha agribisnis yang dilakukan dengan

penandatanganan perjanjian. Perjanjian kemitraan pola ini mencakup jangka

waktu, hak, dan kewajiban dalam melaporkan risiko pelaksanaan kemitraan

kepada Instansi Pembina Teknis di daerah, pembagian risiko penyelesaian apabila

terjadi perselisihan, serta klausul lainnya yang memberikan kepastian hukum bagi

kedua belah pihak. Hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan menengah dan

usaha besar dilaksanakan dengan disertai pembinaan dan pengembangan dalam

salah satu atau lebih bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, permodalan,

sumberdaya manusia dan teknologi.

f. Kerjasama operasional agribisnis (KOA)

KOA merupakan hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan

perusahaan mitra, yang di dalamnya kelompok mitra menyediakan lahan, sarana

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 28

dan tenaga. Perusahaan mitra menyediakan biaya atau modal dan atau sarana

untuk mengusahakan atau membudidayakan suatu komoditi pertanian.

Syarat kelompok mitra pada pola ini yakni menyediakan lahan, sarana dan

tenaga kerja, sedangkan syarat perusahaan mitra yaitu menyediakan biaya, modal,

dan teknologi untuk mengusahakan/membudidayakan pertanian.

g. Kerjasama dalam bentuk bapak dan anak-angkat

Pada dasarnya pola bapak angkat adalah refleksi ketersediaan pihak yang

mampu atau besar untuk membantu pihak lain yang kurang mampu atau kecil

pihak yang memang memerlukan pembinaan. Oleh karena itu, pada hakikatnya

pola pendekatan tersebut adalah cermin atau wujud rasa kepedulian pihak yang

besar terhadap yang kecil.

2.4. Modern Market

2.4.1. Defenisi Modern Market

Modern market adalah pasar yang bersifat modern dimana barang-barang

diperjual belikan dengan harga pas dan dengan layanan sendiri. Tempat

berlangsungnya pasar ini adalah di mal, plaza, dan tempat-tempat modern lainnya.

Menurut Elizabeth (2013), pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar

tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara

langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang

(barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri

(swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain

bahan makanan makanan seperti buah, sayuran, daging namun sebagian besar

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 29

barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari

modern market adalah hypermarket, supermarket dan minimarket.

2.4.2. Ciri-ciri Modern Market

Ciri ciri pasar modern yaitu:

Tidak terikat pada tempat tertentu, bisa dimana saja (contoh by online).

Alat pembayaran bisa non tunai (transfer, paypal).

Penjual dan pembeli tidak harus ketemu langsung.

Pada situasi tertentu seperti di supermarket tidak bisa menawar.

Harga sudah tertera dan diberi barcode.

Barang yang dijual beranekaragam dan umumnya tahan lama.

Berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan sendiri (swalayan).

Ruangan ber-AC dan nyaman tidak terkena terik panas matahari

Tempat bersih.

Tata tempat sangat diperhatikan untuk mempermudah dalam pencarian

barang.

Pembayaran dilakukan dengan membawa barang ke kasir dan tidak ada

tawar menawar lagi.

2.4.3. Jenis Modern Market

Menurut Wikipedia (2014), modern market terdiri dari beberapa jenis

yaitu:

a. Minimarket

Minimarket adalah semacam "toko kelontong" atau yang menjual segala

macam barang dan makanan, perbedaannya disini biasanya minimarket

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 30

menerapkan sebuah sistem mesin kasir point of sale untuk penjualannya, namun

tidak selengkap dan sebesar sebuah supermarket. Berbeda dengan toko

kelontong, minimarket menerapkan sistem swalayan, dimana pembeli mengambil

sendiri barang yang dibutuhkan dari rak-rak minimarket dan membayarnya di

meja mesin kasir. Sistem ini juga membantu agar pembeli tidak berhutang.

Minimarket berukuran kecil yaitu 100 m2 sampai 999 m2 (Kuncoro, 2008).

Minimarket yang ada di Indonesia adalah Alfamart, Indomaret, Ceriamart,

Starmart, Circle K dan banyak minimarket yang dikelola individu perorangan

lainnya. Hal paling penting dalam usaha minimarket adalah pemilihan rak

minimarket yang tepat.

b. Midimarket

Ukuran lebih besar sedikit dari minimarket adalah midimarket, dimana

sudah dijual daging dan buah-buahan. Buka bisa 24 jam atau hanya sampai jam

24 saja. Sebagai contoh adalah Alfamidi.

c. Supermarket

Pada supermarket semua barang ada, dari kelontong, sepeda, TV dan

camera, furnitur, baju, ikan dan daging, buah-buahan serta minuman. Contohnya

Giant Supermarket, Carrefour Express, Foodmart, Foodmart Gourmet, Super

Indo, TipTop Supermarket, Puncak Supermarket (Bangka Belitung) dan lain-lain.

Supermarket lebih high class. Supermarket berukuran sedang yaitu 1.000 m2

sampai 4.999 m2 (Kuncoro, 2008).

d. Hypermarket

Hypermarket adalah supermarket yang besar termasuk lahan parkirnya.

Sebagai contoh Carrefour, Hypermart, Giant Hypermarket, Lotte Mart dan lain-

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 31

lain. Hypermarket itu lebih besar dari supermarket. Hypermarket berukuran

besar yaitu 5.000 m2 ke atas (Kuncoro, 2008).

Program Studi Agribisnis


III. METODE PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Tempat

Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) ini dilakukan selama 10

minggu yaitu dimulai pada tanggal 23 Maret 2015 sampai 30 Mei 2015. Kegiatan

di lapangan dilakukan selama 2 minggu (minggu pertama dan minggu kedua),

minggu ketiga sampai kelima kegiatan dibagian gudang (processing), minggu

keenam sampai minggu kedelepan kegiatan dibagian administrasi, kegiatan

mengenal pemasok sayuran dan pemasaran sayuran dan minggu kesembilan dan

kesepuluh kegiatan pengumpulan data, penyusunan proposal rencana bisnis dan

penyusunan Laporan Tugas Akhir dan LIK (Lembaran Isian Kegiatan) serta

presentasi akhir.

Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) dilakukan di Mitra Tani

Parahyangan Cianjur, Jawa Barat. Lokasi perusahaan Mitra Tani Parahyangan di

Jalan Raya Warungkondang Desa Tegallega Cianjur, Jawa Barat.

3.2. Alat dan Bahan

Komoditi yang diangkat dalam Laporan Tugas Akhir (LTA) adalah terung

ungu. Terung ungu merupakan salah satu komoditi yang dibudidayakan oleh

Mitra Tani Parahyangan. Luas lahan yang digunakan untuk budidaya terung ungu

yaitu 3.600 m2. Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan budidaya

terung ungu untuk luasan lahan 3.600 m2 adalah sebagai berikut:


Laporan Tugas Akhir 33

Tabel 1. Alat yang dibutuhkan untuk kegiatan budidaya terung ungu luas 3.600 m2
No. Nama Alat Satuan Jumlah
1 Cangkul Buah 4
2 Kored Buah 7
3 Tugal Buah 2
4 Gembor Buah 1
5 Knapsack Buah 2
6 Pisau Buah 7
7 Drum air bersih Buah 2
Sumber: Mitra Tani Parahyangan

Tabel 2. Bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan budidaya terung ungu luas
3.600 m2
No. Nama Bahan Satuan Jumlah
1 Benih Gr 75
2 Pupuk kandang Kg 7.200
3 Sekam Kg 4.500
4 Pupuk phonska Kg 26
5 Pupuk ZA Kg 26
6 Insektisida CC 7.000
7 Fungisida Kg 1,4
Sumber: Mitra Tani Parahyangan

3.3. Ruang Lingkup

Hubungan kemitraan dapat dikatakan ideal apabila adanya hubungan

timbal balik yang saling menguntungkan, saling menguatkan dan saling

memerlukan. Hubungan kemitraan sangat membantu dalam menjalankan suatu

usaha, baik usaha skala kecil, skala menengah maupun usaha skala besar.

Mitra Tani Parahyangan merupakan salah satu perusahaan yang memiliki

hubungan kemitraan yang baik dalam memasarkan sayuran yang dihasilkannya.

Mitra Tani Parahyangan memiliki hubungan kemitraan dengan beberapa modern

market yaitu Lion Superindo, Alfamidi, Giant Supermarket dan Carrefour

terutama dalam memasarkan terung ungu yang dihasilkan. Kegiatan kemitraan

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 34

yang dibentuk Mitra Tani Parahyangan dengan modern market pada umumnya

menganut pola kemitraan dagang umum.

Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, pembahasannya berupa

kemitraan yang dibentuk oleh Mitra Tani Parahyangan, syarat menjalin kontrak

dengan modern market dan cara pembayaran yang dilakukan oleh modern market

terhadap Mitra Tani Parahyangan.

Output yang dihasilkan dengan membahas hubungan kemitraan antara Mitra

Tani Parahyangan dengan modern market dalam pemasaran terung ungu, maka

dapat mengetahui hal-hal yang mengatur kerjasama tersebut serta sebagai acuan

dalam membuka usaha yang menjalin kemitraan dengan modern market.

3.4. Data dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh dari wawancara dan diskusi dengan pihak-pihak yang terkait

dengan usaha kemitraan seperti pasar modern dan perusahaan.

Untuk data-data sekunder dilakukan dengan menggunakan teknik

kepustakaan atau studi pustaka. Teknik kepustakaan adalah teknik pengumpulan

data dengan melalui telaah/ studi dari berbagai laporan penelitian dan buku

literature yang relevan. Data sekunder dikumpulkan dari literatur yang ada seperti

buku, internet dan SOP perusahaan.

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 35

3.5. Metode Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan PKPM di Mitra Tani Parahyangan pengumpulan data

yang dilakukan menggunakan metode sebagai berikut:

1. Wawancara

Dalam pengumpulan data yang diperlukan terhadap penyusunan

Laporan Tugas Akhir dengan melakukan tatap muka dan tanya jawab

langsung dengan orang-orang yang terlibat dalam pemasaran terung

ungu pada Mitra Tani Parahyangan kepada modern market.

2. Observasi

Dalam pengumpulan data yang diperlukan terhadap penyusunan

Laporan Tugas Akhir dengan melakukan pengamatan langsung terhadap

pemasaran terung ungu Mitra Tani Parahyangan. Pengumpulan data

dengan metode ini menggunakan pertolongan alat indera.

3. Dokumen

Pengambilan data melalui dokumen tertulis maupun elektronik dari

Mitra Tani Parahyangan. Dokumen ini diperlukan unutk mendukung

kelengkapan data yang lain dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir.

Contohnya mengunduh dokumen yang terdapat di website Mitra Tani

Parahyangan.

Program Studi Agribisnis


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah Perusahaaan

Mitra Tani Parahyangan merupakan perusahaan yang bergerak dibidang

hortikultura berupa sayuran. Berbasis ecoprofit dan low pesticide yang didirikan

pada tanggal 13 Oktober 1988 sebagai perusahaan terkemuka di Indonesia yang

bergerak di bidang produksi sayuran segar dengan brand ternama dan terpercaya

dengan tagline Bring the health with our master vegetables.

Mitra Tani Parahyangan awalnya sebagai petani dan mengirim produk ke

pasar tradisional Pasundan (Sukabumi). Pada tahun 1989, perusahaan mendirikan

kelompok tani Mitra Tani Parahyangan yang meliputi 10 anggota dengan luas

lahan 7 ha berfokus pada spesialis tanaman tomat, sawi putih dan jagung.

Seiring berkembangnya perusahaan keanggotaan bertambah menjadi 25 anggota

di daerah Warungkondang dan Sukabumi dengan luas lahan 18,5 ha. Pada

tahun 2002, Mitra Tani Parahyangan mulai supply ke supermarket Jakarta yakni

Lion Superindo (LSI). Keanggotaan bertambah kembali dengan ekspansi di

daerah Cianjur dan Cipanas seiring permintaan pasar LSI untuk sayuran daun.

Pada tahun 2007, Mitra Tani Parahyangan mengembangkan target pasar dengan

menjalin kerjasama dengan PT Trans Retail Indonesia (Carrefour). Tahun 2009

ekspansi pasar kembali dilakukan dengan membentuk kerjasama dengan

Hero/Giant supermarket, Alfamidi, dan Cimory. Sehubungan dengan

penambahan pasar maka perusahaan mengembangkan kemitraan dengan petani

diluar Kabupaten Cianjur untuk memenuhi permintaan pasar.


Laporan Tugas Akhir 37

Dalam memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat, Mitra Tani

Parahyangan memperluas kerjasama dengan petani, sehingga total lahan yang

dikelola oleh Mitra Tani Parahyangan yaitu 30 ha, 5 ha lahan milik perusahaan

yang terletak di daerah Warungkondang dan 25 ha lahan kelompok tani yang

bermitra dengan Mitra Tani Parahyangan. Sampai saat ini Mitra Tani

Parahyangan telah memiliki 140 jenis tanaman hortikulura yang telah

dipasarkan. Dari 140 jenis tanaman hortikulura tersebut, produk yang paling

banyak dihasilkan yaitu tomat, sawi putih, terung ungu, kol, kacang kapri, kacang

merah, brokoli dan cabai.

4.1.2. Organisasi Perusahaan

Organisasi perusahaan adalah suatu proses dimana terdapat orang-orang

yang saling berkomunikasi dan berinteraksi pada perusahaan tersebut. Organisasi

perusahaan disebut suatu rangka dasar yang menjadi tempat orang-orang

melangsungkan kegiatannya untuk menerima, menyimpan, mengolah, menyajikan

informasi dan merawat aktiva yang mencakup susunan staf, alokasi tugas, dan

tanggung jawab dalam mengelola data, memasok informasi untuk pembuatan

keputusan dan merawat aktiva.

Pemilik Mitra Tani Parahyangan Bapak Ujang Majudin. Mitra Tani

Parahyangan terdiri dari lima bagian yaitu bagian produksi (budidaya) sayuran,

bagian pascapanen, bagian administrasi, bagian logistik dan bagian pemasaran.

Penanggung jawab bagian produksi (budidaya) sayuran yaitu Bapak Bubun,

penanggung jawab bagian pascapanen Bapak Iwan Teja, penanggung jawab

bagian administrasi Ibu Nia Kurniawati, penanggung jawab bagian logistik Bapak

Dede Ruhyana dan penanggung jawab pemasaran Bapak Hendi Saepul Maladi.

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 38

Adapun struktur organisasi Mitra Tani Parahyangan yaitu sebagai berikut:

Pemilik Pimpinan Utama


Ujang Majudin Hendi Saepul Maladi

Sekretaris I Administrasi
Trisiyarni Nia Kurniawati
Bendahara
Yandi Septiyadi
Sekretaris II
Chandra Winata

Ka. Operasional Ka. Pemasaran Ka. Logistik


Iwan Teja Hendi Saepul Maladi Dede Ruhyana

Budidaya
Bubun

Penanganan Pascapanen
Ujang Yayat
Gambar 1. Struktur organisasi Mitra Tani Parahyangan 2015

Adapun visi dan misi Mitra Tani Parahyangan yaitu sebagai berikut:

Visi

Perusahaan yang dapat memenuhi pasar domestik berbasis ecoprofit dan low

pesticide serta dapat menghasilkan produk yang memiliki kualitas dan kuantitas

terbaik di Indonesia.

Misi

1. Menghasilkan produk bermutu dan ramah lingkungan yang dibutuhkan

oleh pasar dan memiliki nilai tambah tinggi.

2. Menjalin kerjasama dengan petani berbagai komoditas sayuran diberbagai

wilayah.

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 39

3. Mengelola sumberdaya yang efisien dan pengelolaan limbah produksi

secara terpadu.

4. Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, aman dan nyaman.

4.1.3. Sumberdaya Manusia Perusahaan

Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu aset yang paling utama

dalam suatu usaha agribisnis, karena SDM adalah penggerak dalam operasional

perusahaan. Tanpa SDM maka suatu perusahaan tidak akan produktif dan tidak

akan mampu bertahan. SDM yang dimiliki oleh Mitra Tani Parahyangan yaitu

55 orang. SDM yang terdapat pada Mitra Tani Parahyangan dibagi menjadi

5 bagian yaitu pada bagian budidaya (produksi) sayuran sebanyak 21 orang,

bagian penanganan pascapanen sebanyak 15 orang, bagian administrasi 5 orang,

bagian pemasaran 1 orang dan bagian logistik 10 orang. SDM yang terdapat pada

Mitra Tani Parahyangan pada umumnya berasal dari masyarakat sekitar

perusahaan terutama untuk bagian budidaya.

4.1.4. Kondisi Keuangan Perusahaan

Mitra Tani Parahyangan memperoleh penerimaan per harinya yaitu

berkisaran Rp 30.000.000,00. Dapat dikalsulasikan penghasilan yang diterima

oleh Mitra Tani Parahyangan dalam satu bulan yaitu Rp 900.000.000,00 dan

penghasilan dalam satu tahun yaitu Rp 10.800.000.000,00.

Aset perusahaan yang dimiliki oleh Mitra Tani Parahyangan adalah lahan,

kendaraan, gudang dan rumah untuk karyawan serta alat-alat yang digunakan

dalam proses produksi seperti timbangan, hand tractor dan sebagainya. Adapun

perinciannya aset yang dimiliki perusahaan yaitu :

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 40

Tabel 3. Aset Mitra Tani Parahyangan


No Nama Jumlah Satuan Harga (Rp) Total (Rp)
1 Lahan 5 Ha 500.000.000 2.500.000.000
2 Rumah karyawan 3 Unit 15.000.000 45.000.000
3 Gudang 2 Unit 500.000.000 1.000.000.000
4 Mobil 6 Unit 80.000.000 480.000.000
5 Timbangan elektrik besar 2 Unit 2.000.000 4.000.000
6 Timbangan elektrik kecil 4 Unit 700.000 2.800.000
7 Timbangan manual 2 Unit 1.000.000 2.000.000
8 Hand tractor 1 Unit 1.500.000 1.500.000
9 Keranjang besar 350 Buah 130.000 45.500.000
10 Keranjang sedang 500 Buah 90.000 45.000.000
11 Keranjang kecil 150 Buah 60.000 9.000.000
12 Komputer 4 Unit 2.500.000 10.000.000
13 Printer 3 Unit 1.200.000 3.600.000
Jumlah 4.148.400.000
Sumber: Mitra Tani Parahyangan

4.1.5. Deskripsi Kegiatan Bisnis Perusahaan

a. Deskripsi Produksi

Mitra Tani Parahyangan merupakan perusahaan yang bergerak dibidang

agribisnis hortikultura. Kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan adalah

kegiatan budidaya tanaman hortikultura sampai dengan kegiatan pemasaran hasil

produksi perusahaan. Komoditi sayuran yang dibudidayakan di lahan milik

sendiri yaitu tomat, sawi putih, terung ungu, kol, kacang kapri, kacang merah,

brokoli dan cabai. Lahan yang digunakan untuk budidaya tanaman hortikultura

yaitu 5 ha.

b. Deskripsi Produk

Produk yang dihasilkan oleh Mitra Tani Parahyangan yaitu tanaman

hortikultura berupa sayuran segar. Sayuran yang dipasarkan oleh Mitra Tani

Parahyangan 140 jenis sayuran. Sayuran tersebut pada umumnya didapatkan

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 41

dari hasil budidaya yang dilakukan oleh Mitra Tani Parahyangan, kemitraan

dengan petani dan dari pasar tradisional. Sayuran yang dibudidayakan oleh Mitra

Tani Parahyangan yaitu tomat, sawi putih, terung ungu, kol, kacang kapri, kacang

merah, brokoli dan cabai. Sayuran tersebut permintaannya juga lebih tinggi

dibandingkan sayuran lainnya. Sayuran yang dipasarkan Mitra Tani Parahyangan

ke modern market terdapat pada lampiran 2.

c. Deskripsi Pelanggan

Pelanggan Mitra Tani Parahyangan yaitu modern market, restoran dan

pasar tradisional. Sayuran yang berkualitas bagus pada umumnya untuk

memenuhi permintaan pasar di modern market dan restoran. Dan sisa sortasi

sayuran yang tidak dikirim ke modern market dan restoran dipasarkan ke pasar

tradisional. Modern market yang telah menjalin kemitraan dengan Mitra Tani

Parahyangan yaitu Giant Supermarket, Alfamidi, Carrefour dan Lion Superindo

dan restoran yang telah memiliki kemitraan dengan Mitra Tani Parahyangan yaitu

Cimory serta pasar tradisional.

d. Deskripsi Pemasok Bahan Baku

Pemasok bahan baku untuk sayuran pada Mitra Tani Parahyangan dalam

memenuhi permintaan pasar adalah kebun sendiri, mitra dengan petani, dan pasar

tradisional.

Kebun sendiri

Mitra Tani Parahyangan dalam memenuhi permintaan pasar yang beragam

akan sayuran segar memiliki kebun sendiri yang dikelola oleh para petani sekitar

perusahaan yang telah menjadi karyawan Mitra Tani Parahyangan. Luas kebun

yang dimiliki oleh Mitra Tani Parahyangan yaitu 5 ha. Komoditi sayur yang

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 42

dibudidayakan di lahan milik sendiri yaitu tomat, sawi putih, terung ungu, kol,

kacang kapri, kacang merah, brokoli dan cabai.

Mitra petani

Petani yang bermitra dengan Mitra Tani Parahyangan merupakan petani

yang mampu menyediakan sayuran secara berkelanjutan dan petani yang berani

menjamin komoditas berkelanjutan. Mitra yang dijalin Mitra Tani Parahyangan

dengan petani tidak ada kontrak yang dibuat secara khusus. Petani yang memiliki

mitra dengan Mitra Tani Parahyangan diberi pembinaan dari Mitra Tani

Parahyangan terkaitan dengan kegiatan produksi sayuran yang dilakukan oleh

petani. Petani-petani yang memiliki mitra dengan Mitra Tani Parahyangan yaitu

petani Warung Kondang (Padakati), petani Cipanas, petani Bandung, petani

Lembang, petani Pangalengan, petani Garut, petani Dieng dan petani Brebes.

Berikut ini rincian sayuran yang dipasok oleh petani yang bermitra dengan Mitra

Tani Parahyangan:

Tabel 4. Petani pemasok sayuran Mitra Tani Parahyangan

No Pemasok Jenis Sayuran


1 Warung Kondang Terung ungu, wortel , buncis, kapri, tomat
2 Cipanas Brokoli, lobak putih, pakcoy, daun bawang
3 Bandung Mentimun, paprika, cabe rawit
Kembang kol, selada air, selada kepala,
4 Lembang
selada cabut, selada keriting hijau
5 Pangalengan Sawi putih, wortel lokal
6 Garut Tomat, Kol
7 Dieng Kentang
8 Brebes Bawang merah
Sumber : Mitra Tani Parahyangan

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 43

Pasar Tradisional

Pasar tradisional juga merupakan pemasok bahan baku yang dibutuhkan

oleh Mitra Tani Parahyangan. Pasar tradisional yang telah memiliki mitra dengan

Mitra Tani Parahyangan yaitu pasar Ceringin Bandung dan pasar Pasundan

(Sukabumi). Sayuran yang dimabil di pasar tradisional yaitu sayuran untuk

memenuhi permintaan pasar yang tidak tertutupi dari hasil kebun sendiri dan

mitra dengan beberapa petani.

e. Deskripsi Kegiatan Pemasaran

Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh

perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk

mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena

pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, di mana secara langsung

berhubungan dengan konsumen. Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari

kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan

kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Proses

dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia menjadi konsep pemasaran.

Strategi pemasaran yang biasa digunakan perusahaan yaitu 4P (Product, Price,

Place, Promotion).

Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh Mitra Tani Parahyangan

meliputi:

Produk (Product)

Strategi produk yang digunakan oleh Mitra Tani Parahyangan dalam

menarik pasar yaitu menyediakan sayuran segar. Sayuran segar tersebut sebelum

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 44

dipasarkan dilakukan kegiatan pascapanen mulai sortasi sampai pengemasan.

Mitra Tani Parahyangan juga melakukan pengklasifikasian beberapa produk yang

terdiri dari grade A, grade B dan grade C. Produk-produk yang disediakan Mitra

Tani Parahyangan terutama yang akan dipasarkan ke modern market dikemas

menggunakan plastik saran/wrapping film, sterofoam, mika, dan plastik

polyetilene. Kemasan yang digunakan disesuaikan dengan permintaan pasar.

Harga (Price)

Penetapan harga produk di Mitra Tani Parahyangan berdasarkan pada dua

metode yaitu metode cost plus pricing merupakan metode penetapan harga

didasarkan pada jumlah biaya yang dikeluarkan ditambah keuntungan yang

diinginkan. Metode cost plus pricing ini merupakan harga untuk produk yang

dipasarkan ke modern market dan restoran. Metode yang kedua yaitu metode

market based pricing adalah penetapan harga berdasarkan harga pasar. Metode

ini digunakan untuk penetapan harga sayuran yang dipasarkan ke pasar

tradisional.

Distribusi (Place)

Distribusi produk Mitra Tani Parahyangan ada tiga tempat yaitu modern

market, restoran dan pasar tradisional. Kegiatan pascapanen yang dilakukan

Mitra Tani Parahyangan selain sortasi juga melakukan pengklasifikasian sayuran

yang terdiri dari grade A, grade B dan grade C. Grade A dan grade B dipasarkan

ke modern market dan restoran dengan membentuk kerjasama dalam bentuk

kemitraan, sedangkan grade C dipasarkan ke pasar tradisional. Modern market

yang telah memiliki kerjasama dengan Mitra Tani Parahyangan dalam pemasaran

produknya yaitu Lion Superindo (LSI), PT Trans Retail Indonesia (Carrefour),

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 45

Giant supermarket dan Alfamidi. Selain itu juga memiliki kerjasama dengan

restoran yaitu Cimory. Dan pemasaran ke pasar tradisional yaitu pasar Pasundan

(Sukabumi) dan pasar Kramat Jati.

Berikut ini gambar saluran distribusi Mitra Tani Parahyangan:

Mitra Tani Parahyangan

Modern market Konsumen

Restoran Konsumen

Pasar tradisional Konsumen

Gambar 2. Saluran distribusi sayur Mitra Tani Parahyangan

Promosi (promotion)

Promosi merupakan kegiatan pengenalan produk yang dihasilkan kepada

konsumen guna menarik perhatian calon konsumen. Promosi yang dilakukan oleh

Mitra Tani Parahyangan melalui website dan jaringan sosial. Berikut ini gambar

promosi Mitra Tani Parahyangan:

Gambar 3. Website Mitra Tani Parahyangan

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 46

Gambar 4. Media sosial Mitra Tani Parahyangan

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 47

4.2. Analisis Topik Kemitraan Mitra Tani Parahyangan dengan Modern


Market dalam Pemasaran Terung Ungu

4.2.1. Kemitraan Mitra Tani Parahyangan dengan Modern Market

Mitra Tani Parahyangan merupakan perusahaan yang menjalin kemitraan

dengan modern market dalam pemasaran produk yang dihasilkan, salah satunya

terung ungu. Dalam menjalin kemitraan tersebut Mitra Tani Parahyangan sebagai

kelompok mitra (pemasok) dan modern market sebagai perusahaan mitra, dimana

kelompok mitra memasok kebutuhan yang diperlukan perusahaan mitra dan

perusahaan mitra memasarkan hasil produksi kelompok mitra. Kemitraan yang

dijalin oleh Mitra Tani Parahyangan dengan modern market berdasarkan literatur

disebut kemitraan dengan pola dagang umum. Syarat kelompok mitra yaitu

memasok kebutuhan yang diperlukan perusahaan mitra, sedangkan syarat

perusahaan mitra yakni memasarkan hasil produksi kelompok mitra (Zaelani,

2008).

Kemitraan Mitra Tani Parahyangan dengan modern market terikat dengan

adanya perjanjian tertulis yang mengatur hubungan kemitraan dengan modern

market dalam pemasaran sayuran. Perjanjian tertulis tersebut dikenal dengan

kontrak kerjasama (Trading Terms) antara modern market dengan Mitra Tani

Parahyangan. Kontrak kerjasama yang dibuat di dalamnya memuat:

a) Identitas perusahaan mitra (modern market) dan kelompok mitra

(Mitra Tani Parahyangan).

b) Jangka waktu berlakunya kontrak kerjasama (Trading Terms).

c) Pasokan barang.

d) Syarat-syarat pembayaran.

e) Biaya yang ditanggung kelompok mitra.

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 48

f) Pengembalian barang

g) Ketentuan-ketentuan umum

Pihak yang terlibat dalam penandatangan kontrak kerjasama yaitu pihak

kelompok mitra dan pihak perusahaan mitra. Kekuatan hukum pada kontrak

kerjasama selain tandatangan kedua belah pihak juga dibubuhi materai. Materai

yang digunakan yaitu materai 6000. Kontrak kerjasama dibuat 2 rangkap dan

dipegang masing-masing pihak yang berkaitan.

Lokasi modern market yang dimasuki Mitra Tani Parahyangan dalam

memasarkan terung ungu yaitu Giant Supermarket di Jakarta Pusat dan Lion

Superindo, PT Trans Retail Indonesia (Carrefour) dan Alfamidi di daerah Bekasi.

Mitra Tani Parahyangan memiliki hubungan kemitraan dengan 4 Distribution

Center dan 20 toko modern market. Distribution Center terdiri dari Lion

Superindo yang terdiri dari 3 toko yaitu Jati Keramat, Jati Makmur dan Cileungsi

Hijau. Distribution Center Giant Supermarket terdiri dari 13 toko yaitu Slipi

Jaya, Mampang, Kalibata Mall, Rawamangun, Gunung Sahari, Amanyak Pluit,

Mediterania Tanjung Duren, Manggarai, Sunter Mall, Menteng Huis, Blok M

Plaza, MED Kemayoran dan Orchard. Distribution Center PT Trans Retail

Indonesia (Carrefour) terdiri dari 4 toko yaitu Juanda Grosirindo, Cipinang,

Cempaka Putih dan Ambasador serta 1 Distribution Center Alfamidi.

4.2.2. Syarat Hubungan Kemitraan

Dalam menjalin hubungan kemitraan dengan modern market, Mitra Tani

Parahyangan harus mampu memenuhi permintaan dari modern market. Dalam

memenuhi permintaan sayuran tersebut Mitra Tani Parahyangan memperoleh

sayuran dari kebun sendiri, mitra dengan petani dan tradisional. Petani yang

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 49

menjalin mitra dengan Mitra Tani Parahyangan harus memenuhi persyaratan

sebgai berikut:

Konsekuensi produk baik kuantitas, kualitas dan kontinuitas.

Konsekuensi pembayaran, baik harga maupun waktu pembayaran.

Komitmen harga.

Dalam menjalin hubungan kemitraan dengan modern market dalam

memasarkan terung ungu melalui beberapa tahapan yaitu :

Mulai membangun hubungan dengan calon mitra (modern market).

Mengerti kondisi bisnis pihak yang bermitra.

Mengajukan proposal pengajuan pemasaran kepada calon perusahaan

mitra.

Memperlihatkan sampel komoditi yang akan dipasarkan.

Penandatangan kontrak kerjasama (Trading Terms).

Mengembangkan strategi dan menilai detail bisnis.

Mengembangkan program dalam menjalankan mitra dengan modern

market.

4.2.3. Hak dan Kewajiban

Hubungan kemitraan akan ideal apabila kedua belah pihak saling

memenuhi kewajibannya dan mendapatkan haknya. Adapun kewajiban dari

Mitra Tani Parahyangan terhadap modern market sebagai berikut:

1. Menyediakan terung ungu yang diminta oleh modern market dengan

pemenuhan minimal 80% terung ungu yang diminta tersedia dan

dikirim.

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 50

2. Menjamin kualitas terung ungu sesuai dengan persyaratan yang telah

disepakati.

3. Pengiriman terung ungu yang diminta tepat waktu.

Kewajiban modern market terhadap Mitra Tani Parahyangan yaitu:

1. Melakukan pembayaran tetap waktu.

2. Melakukan evaluasi perusahaan.

3. Pengembalian faktur yang sesuai dengan jumlah barang yang diterima.

Adapun hak yang harus diperoleh Mitra Tani Parahyangan yaitu

memperoleh pembayaran tepat waktu dan sesuai dengan kesepakatan harga yang

telah ditetapkan, sedangkan hak modern market memperoleh terung ungu yang

berkualitas sesuai standar yang telah ditetapkan.

4.2.4. Kontrak Kerjasama (Trading Terms)

a. Identitas perusahaan mitra dan pemasok

Identitas ini merupakan hal yang penting dalam suatu kontrak kerjasama.

Identitas perusahaan mitra dan pemasok berada pada halaman pertama yang

berisikan nama, alamat dan jabatan dalam perusahaan masing-masing.

b. Jangka waktu berlakunya kontrak kerjasama

Dalam kontrak kerjasama diatur mengenai jangka waktu berlakunya

kontrak kerjasama antara kedua belah pihak. Kemitraan yang dijalin Mitra Tani

Parahyangan dengan empat modern market, pembaharuan kontrak kerjasama

dilakukan satu kali dalam setahun. Pembaharuan tersebut dilakukan di kantor

pusat dari masing-masing modern market.

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 51

c. Pasokan Barang

Mitra Tani Parahyangan memiliki hubungan kemitraan dengan 4 modern

market dalam memasarkan terung ungu. Perbedaan yang mencolok terhadap

permintaan terung ungu antar modern market berupa kualitas terung ungu dan

harga pada setiap modern market.

Produk

Terung ungu yang dipasarkan ke modern market dilakukan sortasi,

pembersihan dan grading terlebih dahulu. Sortasi merupakan kegiatan

memisahkan antara terung ungu yang berkualitas baik dengan kualitas kurang.

Terung ungu yang diminta oleh modern market yaitu terung ungu berkualitas baik

dengan kriteria terung ungu yang lurus panjang, tidak cacat dan tidak busuk.

Kegiatan ini sangat dibutuhkan sebelum melakukan pembersihan terung ungu.

Terung ungu yang berkualitas baik ini selanjutnya dilakukan pembersihan

dengan cara membersihkan semua kotoran berupa tanah dan debu yang menempel

pada terung ungu. Terung ungu yang telah dibersihkan dilakukan

pengklasifikasian sesuai dengan permintaan masing-masing modern market.

Adapun spesifikasi terung ungu yang diminta oleh setiap modern market yaitu:

Tabel 5. Spesifikasi terung ungu yang diminta oleh setiap modern market

No Modern market Spesifikasi


Terung ungu tidak cacat, lurus, besar
1 Lion Superindo
dan panjang 25 cm
Terung ungu tidak cacat, lurus dan
2 Giant Supermarket
panjang < 25 cm

Terung ungu tidak cacat, lurus dan


3 Carrefour
panjang 25 cm

Terung ungu tidak cacat, lurus dan


4 Alfamidi
panjang 25 cm serta diberi label
Sumber : Mitra Tani Parahyangan

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 52

Terung ungu yang dipasarkan ke setiap modern market dikemas juga

berdasarkan permintaan. Pengemasan terung ungu yang diminta oleh setiap

modern market berbeda. Terung ungu untuk DC Giant Supermarket dan tokonya

dikemas menggunakan plastik Polyetilene (PE) dengan berat 1 kg / kemasan.

Terung ungu untuk DC Lion Superindo, DC Alfamidi dan DC Carrefour serta

toko dikemas menggunakan plastik saran /wrapping film dengan berat 500

gr/kemasan dengan isi 2-4 buah terung ungu tergantung ukuran dan berat terung

ungu. Terung ungu yang dikemas menggunakan plastik saran /wrapping film

ditempel label sesuai dengan label yang telah ditentukan oleh setiap modern

market. Penggunaan label hanya pada DC Alfamidi saja sedangkan modern

market lainnya tidak diberi label.

Gambar 5. Label Alfamidi

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 53

Gambar 6. Plastik saran/wrapping film yang digunakan

Gambar 7. Terung ungu untuk Alfamidi

Gambar 8. Terung ungu untuk Lion Superindo dan Carrefour

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 54

Gambar 9. Terung ungu untuk Giant Supermarket

Harga

Penetapan harga terung ungu yang dijual ke modern market menggunakan

metode cost plus pricing yaitu dalam menetapkan harga terung ungu didasarkan

pada total biaya yang dikeluarkan ditambah persentase keuntungan yang

diinginkan. Dalam menetapkan harga Mitra Tani Parahyangan mengajukan harga

ke modern market setiap minggunya terutama ketika harga pasar naik dan turun.

Harga jual terung ungu yang ditawarkan ke modern market lebih tinggi

dibandingkan dengan harga pasar karena adanya penanganan pascapanen dan

distribusi yang jauh tentunya memerlukan biaya tambahan. Berikut daftar harga

terung ungu :

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 55

Tabel 6. Harga terung ungu setiap modern market

No Modern market Harga/Kg (Rp)


1 Lion Superindo 12.000
2 Giant Supermarket 13.000
3 Carrefour 14.000
4 Alfamidi 11.000
Sunber: Mitra Tani Parahyangan

Distribusi

Distribusi adalah salah satu aspek dari pemasaran. Distribusi juga dapat

diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan

mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen,

sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga,

tempat dan saat dibutuhkan). Adapun proses distribusi terung ungu ke modern

market yaitu

a) Modern market melakukan pemesanan terung ungu melalui email ke Mitra

Tani Parahyangan.

b) Mitra Tani Parahyangan merekap semua pesanan terung ungu dari setiap

modern market.

c) Mitra Tani Parahyangan mencatat pesanan tersebut ke dalam faktur.

d) Nomor faktur dari setiap faktur yang dikirim dicatat dalam buku faktur

yang dimiliki perusahaan.

e) Terung ungu siap didistribusikan bersama faktur dari Mitra Tani

Parahyangan.

Distribusi pesanan terung ungu yang dilakukan oleh Mitra Tani

Parahyangan berbeda waktunya untuk setiap modern market, sesuai dengan

kesepakatan dengan modern market tersebut. Distribusi terung ungu ke DC Lion

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 56

Superindo dan Alfamidi dilakukan pada sore hari dan distribusi terung ungu ke

DC Carrefour, DC Giant Supermarket serta ke beberapa toko yang memiliki mitra

dengan Mitra Tani Parahyangan dilakukan pada pagi hari. Pendistribusian terung

ungu ke DC dan tokonya berbeda. Terung ungu yang telah sampai ke DC

dilakukan sortasi lagi. Pada DC Carrefour terung ungu disortasi oleh tim khusus

sortasi dan pihak Mitra Tani Parahyangan tidak bisa melihat secara langsung

kegiatan sortasi, sedangkan pada DC yang lain juga dilakukan sortasi oleh tim

khusus dari modern market, tetapi pihak Mitra Tani Parahyangan bisa melihat

proses sortasi dan ikut serta dalam sortasi.

Kegiatan distribusi terung ungu pada DC terdiri dari tiga tahapan yaitu:
Receiving Warehouse Loading

Gambar 10. Distribusi terung ungu pada DC

Penjelasan :

Receiving yaitu kegiatan penerimaan barang dari pemasok, sortasi barang

yang datang dan melakukan pengecekan jumlah barang datang dengan

barang yang dipesan.

Warehouse yaitu tempat penyimpanan barang dan tempat

pengelompokkan barang yang sesuai dengan permintaan tokonya.

Loading yaitu kegiatan penyebaran barang ke setiap tokonya.

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 57

Gambar 11. Distribusi barang DC LSI

d. Pembayaran

Pembayaran yang dilakukan oleh modern market kepada Mitra Tani

Parahyangan menggunakan sistem FOB Destination Point (franco gudang

pembeli), dimana beban angkut barang sejak dari gudang penjual sampai dengan

gudang pembeli menjadi tanggung jawab penjual. Sistem ini akan menimbulkan

beban angkut penjualan artinya beban angkut yang timbul akibat penjualan barang

dagangan kepada pembeli. Terung ungu yang dipasarkan ke modern market

pembayarannya dilakukan 2 kali dalam sebulan. Pembayaran yang dilakukan

oleh modern market berdasarkan faktur yang telah dikirim oleh Mitra Tani

Parahyangan. Berikut ini proses pembayaran yang dilakukan oleh modern

market:

Terung ungu dikirim oleh Mitra Tani Parahyangan sesuai dengan kuantitas

yang diminta dan waktunya.

Terung ungu dikirim bersama dengan faktur penjualan dari Mitra Tani

Parahyangan.

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 58

Terung ungu diterima modern market, kemudian dilakukan pengecekan

oleh modern market kuantitasnya disesuaikan dengan faktur penjualan dari

Mitra Tani Parahyangan.

Pembayaran dilakukan 2 kali dalam sebulan.

Faktur penjualan yang telah diperiksa bagian administrasi modern market,

faktur tersebut dikembalikan ke Mitra Tani Parahyangan yang ditandai

dengan stempel modern market yang berarti barang telah diterima.

Faktur yang telah distempel dilakukan penukaran faktur ke pihak modern

market dan pembayaran bisa dicairkan.

Berikut ini contoh faktur penjualan Mitra Tani Parahyangan :

Gambar 12. Faktur penjualan Mitra Tani Parahyangan

e. Biaya yang ditanggung Mitra Tani Parahyangan dari Kemitraan


dengan Modern Market

Dalam menjalin hubungan kemitraan dengan modern market setiap

pemasok harus memikirkan biaya yang akan dikeluarkan atau biaya yang

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 59

dipotong oleh modern market terhadap pembayaran yang akan dibayarkan,

sehingga agat tetap memperoleh profit maka pemasok harus menambahkan biaya-

biaya tersebut ke dalam harga yang diberikan ke modern market. Biaya-biaya

yang dikeluarkan oleh Mitra Tani Parahyangan terhadap setiap modern market

berbeda jumlahnya sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak. Berikut ini

potongan harga setiap modern market secara keseluruhan.

Tabel 7. Potongan harga untuk setiap modern market


No. Nama Modern Market Persentase Potongan Harga
1 Lion Superindo 6,0%
2 Giant Supermarket 18,9%
3 Carrefour 18,9%
4 Alfamidi 13,0%
Sumber: Mitra Tani Parahyangan

Potongan harga tersebut dipengaruhi oleh beberapa biaya yang ditanggung

Mitra Tani Parahyangan yang terdiri dari:

1) Fixed Rabate

Fixed Rabate adalah potongan harga dari pemasok ke toko modern tanpa

dikaitkan dengan target penjualan.

2) Conditional Rebate

Conditional rebate adalah potongan harga yang diberikan oleh pemasok

terkait dengan target penjualan, sejalan dengan pengertian tersebut, maka volume

discount termasuk dalam pengertian conditional rebate, karena volume discount

merupakan discount yang diberikan kepada para pelanggan apabila pelanggan

telah mencapai volume target secara berkala.

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 60

3) Rafaksi

Rafaksi adalah pemotongan (pengurangan) terhadap harga barang yang

diserahkan karena mutunya lebih rendah daripada contohnya atau karena

mengalami kerusakan dalam pengirimannya.

4) Monthly Discount

Monthly Discount adalah pemotongan terhadap harga dari pemasok karena

adanya diskon yang diberikan pada pelanggan akhir.

5) Promotion

Promotion adalah kegiatan memperkenalkan produk kepada calon

konsumen dan juga dapat menarik perhatian konsumen untuk melakukan

pembelian. Biaya promosi ini juga dimabil dari pemasok.

6) Anniversary

Anniversary adalah perayaan yang dilakukan oleh modern market guna

untuk memperingati hari jadinya. Dana yang digunakan untuk kegiatan perayaan

ini merupakan pemotongan harga yang dimabil dari pemasok dan telah disepakati

dalam kontrak kerjasama hubungan kemitraan. Potongan ini hanya 1 kali dalam

setahun.

7) Idul Fitri dan Natal

Dalam kontrak hubungan kemitraan, salah satu potongan terhadap harga

dari pemasok digunakan untuk peringatan hari raya idul fitri dan natal. Potongan

ini hanya 1 kali dalam setahun.

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 61

8) New Store Opening

New Store Opening adalah pembukaan toko baru, artinya setiap adanya

pembukaan toko baru pada modern market, maka terjadinya pemotongan terhadap

harga.

f. Pengembalian barang

Pengembalian barang yang dilakukan ketika barang yang dikirim oleh

Mitra Tani Parahyangan mengalami kerusakan ketika kegiatan sortasi di modern

market dan Mitra Tani Parahyangan mendapatkan potongan pembayaran atas

pembelian yang dilakukan modern market sebesar barang yang dikembalikan.

Selain itu barang juga dikembalikan apabila melebihi pesanan modern market.

4.2.5. Perbandingan Pemasaran Terung Ungu dengan Kemitraan dan


Tanpa Kemitraan

Perbandingan menjalin mitra dengan modern market dan tanpa bermitra

dalam memasarkan terung ungu yaitu:

Sektor pemasaran terung ungu akan terjamin karena hasil produksi yang

dihasilkan oleh perusahaan akan dibeli oleh modern market meskipun

terjadi panen raya.

Harga terung ungu yang dipasarkan ke modern market lebih tinggi

dibanding harga ketika dipasarkan di pasar tradisional atau tanpa menjalin

mitra.

Kualitas produksi akan lebih terkontrol karena adanya standar terung ungu

yang diminta oleh modern market.

Penetapan target produksi, sehingga dapat memacu produktivitas di sektor

pertanian.

Program Studi Agribisnis


V. KESIMPULAN

Berdasarkan pada pelaksanaan PKPM yang dilaksanakan di Mitra Tani

Parahyangan yang berlokasi di Jalan Raya Warungkondang Desa Tegallega

Cianjur, Jawa Barat dan dalam penyusunan laporan dari kegiatan tersebut dapat

dikutip beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Modern market merupakan salah satu pasar yang paling potensial dalam

memasarkan sayuran yang dihasilkan oleh Mitra Tani Parahyangan. Sayuran

yang dipasarkan ke modern market terdiri 140 jenis sayuran, salah satunya

yaitu terung ungu.

2. Modern market yang menjalin kemitraan dengan Mitra Tani Parahyangan

dalam pemasaran terung ungu yang dihasilkan yaitu Lion Superindo, Giant

Supermarket, PT Trans Retail Indonesia (Carrefour) dan Alfamidi.

3. Pola kemitraan yang digunakan oleh Mitra Tani Parahyangan dalam

memasarkan terung ungu ke modern market yaitu pola dagang umum dan

memiliki kontrak kerjasama yang disebut Trading Terms yang didalamnya

mengatur semua ketentuan yang mengatur hubungan kemitraan yang dijalin

dengan modern market.

4. Dengan adanya kemitraan dengan modern market, maka pemasaran terung

ungu yang dihasilkan oleh Mitra Tani Parahyangan sudah terjamin.


DAFTAR PUSTAKA

Dewi, U dan Winarni. 2013. Pengembangan pasar tradisional menghadapi


gempuran pasar modern di kota Yogyakarta
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/utamiDewi,M.PP/
PENGEMBANGAN PASAR TRADISIONAL.pdf. 03 April 2015.
Elizabeth, A. 2013. Pasar tradisional dan pasar modern.
Https://andinielizabeth.wordpress.com/2013/04/17/pasar-tradisional-dan-
pasar-modern/.html. 03 April 2015.

Firmanto, B. 2011.Sukses bertanaman terung secara organik. Angkasa, Bandung.

Kuncoro. 2008. Strategi pengembangan pasar modern dan tradisional.


http://www.kadin-indonesia.or.id/enm/images/dokumen/KADIN-107-
2998-18072008.pdf. 04 April 2015.

Margaretta. 2013. Pola-pola kemitraan dalam bisnis.


http://www.mdp.ac.id/materi/2012-2013-2/mj322/122221/mj322-
122221-555-14.pdf. 04 April 2015.

Mathakim. .Bab II Tinjauan pustaka.


http://www.damandiri.or.id/file/Farirahmathakimundipbab2a.pdf.
03 April 2015.

Pangerang. 2013. Kemitraan usaha dibidang pertanian. Http://KEMITRAAN


USAHA DIBIDANG PERTANIAN _ Agronomi Pertanian.html.
03 April 2015.

Purwanto, W. 2012. Analisa persaingan antara pasar tradisional dengan pasar


modern studi Kasus di kawasan Ciledug Tangerang. Jurnal Mix 5(3).
http://portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1063/1/FULL Analisa
Persaingan Antara pasar.pdf. 03 April 2015.

Restuhadi, S. 2011. Pola-pola kemitraan usaha. Http://Sigit Restuhadi/POLA-


POLA KEMITRAAN USAHA.html. 02 April 2015.

Rukmana, R. 2002. Bertanam terung. Kanasius, Jogyakarta.

Saptana dan Daryanto, H. 2009. Bunga rampai agribisnis seri pemasaran. IPB
Press Kampus IPB Darmaga, Bogor.

Setyaningrum, H.D dan Cahyo, S. 2012. Panen sayur secara rutin dilahan sempit.
Penebar Swadaya, Jakarta.

Soetasad, A . 2000. Budidaya terung lokal dan terung jepang. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Laporan Tugas Akhir 64

Sunarjono, H. 2013. Bertanam 36 jenis sayur. Penebar Swadaya, Jakarta.

Susila, A.D. 2006. Panduan budidaya tanaman sayuran. Departemen Agronomi


Hortikultura Fakultas Pertanian IPB, Bogor.

Susilo, K dan Renda, D. 2012. 19 bisnis tanaman sayur paling diminati pasar.
Agromedia Pustaka, Jakarta.

Sutarya,R dan Gerard,G.1995. Pedoman bertanam sayuran dataran rendah.


Gadjah Mada University Press, bekerjasama dengan Prosea Indonesia
dan Balithor Lembang, Yogyakarta.

Wikipedia. 2014. Supermarket. Http://id.wikipedia.org/wiki/Supermarket.03 April


2015.

Zaelani, A. 2008. Manfaat kemitraan agribisnis bagi petani mitra. Fakultas


Pertanian Institut Bogor, Bogor.

Program Studi Agribisnis


LAMPIRAN

Lampiran 1

Data penjualan terung ungu 5 tahun terakhir di Mitra Tani Parahyangan

Tabel 8. Data penjualan terung ungu 5 tahun terakhir di Mitra Tani Parahyangan
No. Tahun Jumlah (Kg)
1 2011 54.000
2 2012 72.000
3 2013 108.000
4 2014 72.000
5 2015 54.000

Keterangan: 1 tahun = 360 hari


Laporan Tugas Akhir 66

Lampiran 2

Sayuran yang dipasarkan Mitra Tani Parahyangan ke Modern Market

Tabel 9. Sayuran yang dipasarkan Mitra Tani Parahyangan ke modern market


No. Sayuran
1 Bayam Hijau
2 Bayam Merah
3 Beet Root
4 Brokoli
5 Buncis
6 Buncis Mini
7 Bunga Bawang
8 Bunga Pepaya
9 Bunga Caisim
10 Bunga Pisang
11 Cabe Gendot
12 Cabe Hijau Tw
13 Cabe Merah Tw
14 Cabe Merah
15 Cabe Rawit Hijau
16 Caisim
17 Caisim Mini
18 Caisim
19 Cua Mio
20 Cuciwis
21 Cukini
22 Daun Genjer
23 Daun Ginseng
24 Daun Jeruk
25 Daun Kacang
26 Daun Katuk
27 Daun Kemangi
28 Daun Ketumbar
29 Daun Kucai
30 Daun Melinjo
31 Daun Pakis
32 Daun Pandan
33 Daun Pepaya
34 Daun Pisang

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 67

35 Daun Pohpohan
36 Daun Pucuk Labu
37 Daun Salam
38 Daun Sereh
39 Daun Singkong
40 Daun Mint
41 Daun Bawang Chung
42 Daun Bawang Son
43 Daun Bawang Besar
44 Edamame
45 Greatergalangal
46 Horenso
47 Inperata Root
48 Italian Basil
49 Jagung Baby
50 Jagung Manis Kulit
51 Jagung Manis Kupas
52 Jahe
53 Jahe Merah
54 Jamur Kuping
55 Jamur Merang
56 Jamur Shitake
57 Jamur Tiram
58 Jamur Tiram
59 Jantung Pisang
60 Jengkol
61 Jeruk Lemon
62 Jeruk Limo
63 Jeruk Nipis
64 Kabocha Hijau
65 Kabocha Merah
66 Kacang Merah
67 Kacang Panjang
68 Kailan
69 Kailan Mini
70 Kangkung Akar
71 Kapri
72 Kapri Manis
73 Kecipir

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 68

74 Kelapa
75 Kembang Genjer
76 Kembang Kol
77 Kencur
78 Kentang Granola
79 Kol Merah
80 Kol Putih Kecil
81 Kol Putih
82 Kunyit
83 Kyuri
84 Labu Air
85 Labu Parang
86 Labu Siam Acar
87 Labu Siam
88 Lettuce Head
89 Leunca
90 Lobak Korea
91 Lobak Merah
92 Lobak Mini
93 Lobak Putih
94 Lokio
95 Lollorossa
96 Melinjo
97 Nangka Muda
98 Nasubi
99 Okra
100 Onjeh
101 Oyong
102 Packcoy
103 Packcoy Mini
104 Paprika Hijau
105 Paprika Kuning
106 Paprika Merah
107 Pare Hijau
108 Pare Putih
109 Pare Belut
110 Petai Kupas
111 Petai
112 Peterselly

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 69

113 Romaine
114 Rosemary
115 Sawi Pahit Jabung
116 Sawi Putih
117 Sawi Putih Mini
118 Sayur Asem
119 Sayur Capcay
120 Sayur Lodeh
121 Sayur Sop
122 Selada Keriting
123 Seledri Besar
124 Seledri Kecil
125 Singkong
126 Siomak
127 Talas Bogor
128 Tang Ho
129 Temukunci
130 Temulawak
131 Terung Bulat
132 Terung Ungu
133 Timun Acar
134 Timun Lokal
135 Toge Panjang
136 Toge Pendek
137 Tomat Cherry
138 Tomat Curah
139 Wortel Lokal
140 Wortel Mini

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 70

Lampiran 3

Peta Lokasi PKPM dan Logo Mitra Tani Parahyangan

Gambar 13. Peta lokasi PKPM

Gambar 14. Logo Mitra Tani Parahyangan

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 71

Lampiran 4

Logo Modern Market yang memiliki hubungan mitra dengan Mitra Tani
Parahyangan

Gambar 15. Logo Lion Superindo

Gambar 16. Logo Alfamidi

Gambar 17. Logo Giant

Gambar 18. Logo Carrefour

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 72

Lampiran 5

Foto kegiatan PKPM

1. Kegiatan Budidaya (Lapangan)

Gambar 19. Pemberian fungisida pada lubang tanam brokoli

Gambar 20. Pemindahan bibit brokoli ke wadah sebelum penanaman pada


lubang tanam

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 73

Gambar 21. Penanaman brokoli

Gambar 22. Pemanenan baby kol

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 74

Gambar 23. Penyiangan buncis

Gambar 24. Penglilitan buncis ke ajir

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 75

2. Kegiatan Processing (Pascapanen)

Gambar 25. Pengemasan terung ungu

Gambar 26. Pengemasan cabe gendut

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 76

Gambar 27. Pengemasan sawi putih

Gambar 28. Tomat yang telah dikemas

Gambar 29. Tomat One Village One Product

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 77

3. Kegiatan Administrasi

Gambar 30. Faktur Mitra Tani Parahyangan

Gambar 31. Buku rekapitulasi faktur

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 78

Gambar 32. Pencatatan nomor faktur

4. Kegiatan Pemasaran

Gambar 33. Proses pendistribusian sayur ke Distribution Center

Program Studi Agribisnis


Laporan Tugas Akhir 79

Gambar 34. Proses sortasi sayur di Distribution Center

Gambar 35. Alat pengangkutan barang di Distribution Center

Program Studi Agribisnis

Anda mungkin juga menyukai