Keb
Mata kuliah : OBSTETRI
MAKALAH
INFEKSI PURPERALIS PADA SAAT PASCA PERSALINAN PADA
MASA NIFAS
DISUSUN OLEH:
HASTIWI : 163020011
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun maksud penyusunan makalah
kami adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah OBSTETRI. Selain itu
penyusunan makalah ini bertujuan untuk menyampaikan kembali untuk dapat berbagi ilmu
pengetahuan baru dengan khalayak ramai.
Namun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penulisan, tata
bahasa dan materi yang tercantum di dalamnya. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan dan kemajuan kami di masa yang akan
datang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di negara maju maupun negara berkembang, perhatian utama bagi ibu dan bayi
terlalu banyak tertuju pada masa kehamilan dan persalinan, sementara keadaan yang
sebenarnya justru merupakan kebalikannya, oleh karena risiko kesakitan dan kematian
ibu serta bayi lebih sering terjadi pada masa pasca persalinan. Keadaan ini terutama
disebabkan oleh konsekuensi ekonomi, di samping ketidak tersediaan pelayanan atau
rendahnya peranan fasilitas kesehatan dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang
cukup berkualitas. Rendahnya kualitas pelayanan kesehatan juga menyebabkan
rendahnya keberhasilan promosi kesehatan dan deteksi dini serta penatalaksanaan yang
adekuat terhadap masalah dan penyakit yang timbul pada masa pascapersalinan. Oleh
karena itu, pelayanan pascapersalianan harus terselenggara pada masa nifas atau
puerperium untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan,
deteksi dini pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta pelayanan
pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu.
1 .Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Infeksi Nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh kuman yang masuk
ke dalam organ genital pada saat persalinan dan masa nifas.
Infeksi nifas adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia yang terjadi setelah
melahirkan, ditandai dengan kenaikan suhu sampai 38 derajat Celsius atau lebih
selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam
pertama (Joint Committee on Maternal Welfare, AS).
B. Etiologi
Infeksi nifas dapat disebabkan oleh masuknya kuman ke dalam organ kandungan
maupun kuman dari luar yang sering menyebabkan infeksi. Berdasarkan masuknya
kuman ke dalam organ kandungan terbagi menjadi tiga yaitu:
2. Staphylococcus Aerus
Escheria Coli berasal dari kandung kemih atau rektum. Escheria Coli dapat
menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva dan endometrium. Kuman ini
merupakan penyebab dari infeksi traktus urinarius.
4. Clostridium Welchii
Clostridium Welchii bersifat anaerob dan jarang ditemukan akan tetapi sangat
berbahaya. Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan persalinan
ditolong dukun.
Tempat yang baik sebagai tempat tumbuhnya kuman adalah di daerah bekas
insersio (pelekatan) plasenta. Insersio plasenta merupakan sebuah luka dengan
diameter 4 cm, permukaan tidak rata, berbenjol-benjol karena banyaknya vena yang
ditutupi oleh trombus. Selain itu, kuman dapat masuk melalui servik, vulva, vagina
dan perineum.
1. Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh, seperti perdarahan
banyak, pre eklampsia, malnutrisi, anemia, infeksi lain (pneumonia, penyakit
jantung, dsb).
Tanda dan gejala yang timbul pada infeksi nifas antara lain demam, sakit di daerah
infeksi, warna kemerahan, fungsi organ terganggu. Gambaran klinis infeksi nifas
adalah sebagai berikut:
1. Infeksi local
2. Infeksi umum
Penyebaran infeksi nifas pada perineum, vulva, vagina, serviks dan endometrium
meliputi:
1. Vulvitis
2. Vaginitis
3. Servisitis
4. Endometritis
a). Vulvitis
Vulvitis adalah infeksi pada vulva. Vulvitis pada ibu pasca melahirkan terjadi di
bekas sayatan episiotomi atau luka perineum. Tepi luka berwarna merah dan bengkak,
jahitan mudah lepas, luka yang terbuka menjadi ulkus dan mengeluarkan nanah.
b). Vaginitis
Vaginitis merupakan infeksi pada daerah vagina. Vaginitis pada ibu pasca
melahirkan terjadi secara langsung pada luka vagina atau luka perineum. Permukaan
mukosa bengkak dan kemerahan, terjadi ulkus dan getah mengandung nanah dari
daerah ulkus.
c). Servisitis
Infeksi yang sering terjadi pada daerah servik, tapi tidak menimbulkan banyak
gejala. Luka serviks yang dalam dan meluas dan langsung ke dasar ligamentum latum
dapat menyebabkan infeksi yang menjalar ke parametrium.
d). Endometritis
Endometritis paling sering terjadi. Biasanya demam mulai 48 jam postpartum dan
bersifat naik turun. Kumankuman memasuki endometrium (biasanya pada luka
insersio plasenta) dalam waktu singkat dan menyebar ke seluruh endometrium. Pada
infeksi setempat, radang terbatas pada endometrium. Jaringan desidua bersama bekuan
darah menjadi nekrosis dan mengeluarkan getah berbau yang terdiri atas keping-
keping nekrotis dan cairan. Pada infeksi yang lebih berat batas endometrium dapat
dilampaui dan terjadilah penjalaran.
2. Infeksi nifas yang penyebarannya melalui pembuluh darah
1. Perbaikan gizi.
2. Hubungan seksual pada umur kehamilan tua sebaiknya tidak dilakukan.
b). Selama persalinan
1. Sebaiknya segera dilakukan kultur dari sekret vagina dan servik, luka operasi dan
darah, serta uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang tepat.
2. Memberikan dosis yang cukup dan adekuat.
3. Memberi antibiotika spektrum luas sambil menunggu hasil laboratorium.
4. Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh seperti infus, transfusi darah, makanan
yang mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh, serta perawatan lainnya sesuai
komplikasi yang dijumpai.
3. Pengobatan Kemoterapi dan Antibiotika Infeksi Nifas
Infeksi nifas dapat diobati dengan cara sebagai berikut:
PENUTUP
A. Kesimpulan