Anda di halaman 1dari 13

RANGKUMAN PPKN

A. KONSEP HAK DAN KEWAJIBAN MANUSIA

Setiap warga negara memiliki kesamaan hak dan kewajiban. Hal tersebut harus dijunjung
tinggi untuk menghindari terjadinya kecemburuan sosial yang mampu menimbulkan
permasalahan.
Prof. Dr. Notonagoro: hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang
semestinya diterima atau dilakukan oleh pihak tertentu dan tidak dapat diganggu oleh
pihak lain maupun juga yang pada prinsipnya dapat dipaksa olehnya.
Beberapa contoh hak WNI:

1. Berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan dengan perkawinan yang sah.
2. Berhak atas pekerjaan dan kehidupan yang layak.
3. Berhak memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan kepercayaannya.
4. Berhak memiliki kedudukan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan.
5. Berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
6. Berhak mempertahankan NKRI dari musuh.
7. Berhak memiliki kesamaan hak untuk berserikat, berkumpul, dan menyatakan
pendapat baik lisan maupun tulisan sesuai UU.

Prof. Dr. Notonagoro: kewajiban adalah beban yang perlu ditanggung atau diberikan
kepada pihak tertentu dan tidak dapat dituntut secara paksa oleh pihak lain yang
berkepentingan.
Beberapa contoh kewajiban WNI:

1. Wajib membela, mempertahankan kedaulatan NKRI.


2. Wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan.
3. Wajib mentaati dan menjungjung tinggi dasar negara, hukum, dan pemerintahan yang
berlaku di Indonesia.
4. Wajib mentaati peraturan hukum yang berlaku di Indonesia.
5. Wajib ikut serta dalam membangun bangsa agar bangsa menjadi maju dan
berkembang.
Hak dan kewajiban tidak dapat dipisahkan. Jika keduanya tidak seimbang maka akan
terjadi pertentangan.
Keseimbangan antara keduanya akan menghasilkan kehidupan yang layak, namun saat ini
hal tersebut belum terwujud karena banyak orang yang mendahului hak daripada
kewajiban.
Untuk mewujudkan keseimbangan hak dan kewajiban, maka kita harus mengetahui posisi
kita masing-masing.
Seluruh warga negara ( baik penduduk maupun pejabat ) harus tahu hak dan kewajibannya
sesuai aturan yang telah ditetapkan.
Sebagai negara demokrasi, kita harus berani mengubah pola pikir kita agar mendapatkan
hak tanpa melupakan kewajiban.
Dalam UUD NKRI Tahun 1945, tercantum pasal yang mengatur hak dan kewajiban
manusia.

1. HAK WNI
1) Pasal 27 ayat 2: Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
2) Pasal 28A: Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan.
3) Pasal 28B ayat 1: Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah.
4) Hak atas kelangsungan hidup.
5) Pasal 28C ayat 1: Hak untuk mengembangkan diri dan mendapatkan pendidikan,
ilmu pengetahuan dan teknologi, seni budaya demi meningkatkan kualitas dan
kesejahteraan.
6) Pasal 28C ayat 2: Hak untuk memajukan diri dan memperjuangkan haknya untuk
pembangunan bangsa dan negara.
7) Pasal 28D ayat 1: Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan sama di depan hukum.
8) Pasal 28H ayat 1: Hak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik.
9) Hak untuk mempunyai hak milik pribadi, hak hidup, hak tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan nurani, hak beragama, hak tidak diperbudak.
10) Pasal 28I ayat 1: Hak untuk diakui di hadapan hukum.
11) Pasal 28I ayat 2: Hak untuk bebas dari perlakuan diskriminatif, hak untuk
mendapatkan perlindungan.
12) Pasal 29: Hak beragama.
13) Pasal 30: Hak pembelaan negara.
14) Pasal 31: Hak mendapatkan pengajaran.
15) Pasal 32: Hak mengembangkan budaya.
16) Pasal 33 dan 34: Hak kesejahteraan sosial.

2. KEWAJIBAN WNI
1) Pasal 27 ayat 1: Wajib mentaati hukum dan pemerintahan.
2) Pasal 27 ayat 3: Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
3) Pasal 28J ayat 1: Wajib menghormati HAM orang lain.
4) Pasal 28J ayat 2: Wajib tunduk pada pembatasan yang ditetapkan dalam UU.
5) Pasal 30 ayat 1: Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
Hubungan hak dan kewajiban ini menyangkut hubungan warga negara dengan negaranya.
Wujud tersebut berupa role atau peranan.
Hak dan kewajiban bangsa Indonesia tercantum pada pasal 27 sampai 34 UUD 1945.
UUD 1945 Pasal 26, 27, 28, dan 30:

1) Pasal 26 ayat 1: Warga negara adalah orang bangsa Indonesia asli dan orang
bangsa lain harus disahkan dengan UU sebagai warga negara.
2) Pasal 26 ayat 2: Syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan sesuai UU.
3) Pasal 27 ayat 1: Seluruh warga negara memiliki kesamaan di hadapan hukum dan
pemerintahan, wajib menjunjung pemerintahan itu.
4) Pasal 27 ayat 2: Seluruh warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak.
5) Pasal 28: Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan, dan sebagaimana ditetapkan UU.
6) Pasal 30 ayat 1: Hak dan kewajiban warga negara dalam upaya pembelaan negara.
7) Pasal 30 ayat 2: Pernyataan peraturan lebih lanjut yang ditetapkan UU.

B. SUBSTANSI HAK DAN KEWAJIBAN HAM DALAM PANCASILA


Konsep HAM di Indonesia merupakan penjabaran sila ke-2 yaitu Kemanusiaan yang adil
dan beradab. yang didukung oleh keempat sila lainnya.
HAM ditinjau dari sila-sila Pancasila:

1) Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa. Maknanya:


mengandung pengakuan terhadap Tuhan YME.
menjamin kemerdekaan beragama dan beribadah sesuai dengan pilihannya
masing-masing.
Tuhan memandang sama semua umatnya dan memerintahkan manusia agar
berbuat adil dan mengasihi.
mengandung pengakuan tentang HAM sebagaimana yang diajarkan Tuhan.
merupakan causa prima atau sebab utama.
artinya: segala kehidupan mengajarkan persamaan, keadilan, kasih sayang,
dan kehidupan tentram.

2) Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Maknanya:


sikap yang menghendaki terlaksananya nilai-nilai kemanusiaan ( human
values ) dalam arti:
a. pengakuan martabat manusia ( human dignity ),
b. HAM ( human rights ),
c. kebebasan manusia ( human freedom ).

3) Sila Ketiga: Persatuan Indonesia. Maknanya:


Seluruh warga harus memiliki kesadaran untuk bersatu agar setiap orang
dapat menikmati hak asasinya tanpa ada batasan dan gangguan.

4) Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan Perwakilan. Maknanya:
kedaulatan rakyat artinya kekuasaan berada di tangan rakyat.
kedaulatan disalurkan secara demokratis melalui pemilu untuk memilih
pemimpin bangsa.
kedaulatan terwujud dalam bentuk HAM, yaitu:
a. hak berpendapat
b. hak berkumpul dan mengadakan rapat
c. hak ikut serta dalam pemerintahan
d. hak menduduki jabatan

5) Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Maknanya:


setiap warga negara bebas memiliki hak milik dan jaminan sosial
setiap warga negara bebas memiliki pekerjaan dan penghidupan yang
layak.

C. KASUS-KASUS PELANGGARAN HAM


Pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 tentang HAM: pelanggaran HAM adalah setiap
perbuatan seseorang atau sekelompok orang termasuk apparat negara, baik sengaja
maupun tidak sengaja atau kelalaian secara hukum mengurangi, menghalangi, atau
mencabut HAM seseorang atau kelompok yang dijamin oleh UU dan tidak mendapatkan
atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil berdasarkan
hukum yang berlaku.
Kategori kasus pelanggaran HAM:

a. Kasus pelanggaran HAM bersifat berat.


1. Pembunuhan massal ( genosida )
2. Pembunuhan sewenang-wenang
3. Penyiksaan
4. Penghilangan orang secara paksa
5. Perbudakan atau diskriminasi secara sistematis
b. Kasus pelanggaran HAM bersifat biasa.
1. Pemukulan
2. Penganiayaan
3. Pencemaran nama baik
4. Menghalangi orang berpendapat
5. Menghilangkan nyawa orang lain

Setiap manusia memiliki keinginan jahat dan baik. Keinginan jahat yang menjadi dampak
terjadinya pelanggaran HAM. Umumnya terjadi antara apparat negara dengan
masyarakat.
Beberapa contoh kasus pelanggaran HAM di Indonesia.

1. Peristiwa Tanjung Priok


Tanggal: 12 September 1984
Tokoh: Antara apparat negara dengan warga
Penyebab: masalah SARA dan unsur politis
Jenis pelanggaran HAM: berat
Tindakan pelanggaran HAM: penculikan, penganiayaan, pembunuhan.

2. Kasus Marsinah
Tanggal: 9 Mei 1993
Tokoh: Marsinah ( seorang pekerja dan aktivis buruh )
Penyebab: Ia memperjuangkan hak-hak pekerja PT CPS, Potong, Jawa
Timur.
Jenis pelanggaran HAM: berat
Tindakan pelanggaran HAM: penculikan, penganiayaan, dan
pembunuhan.

3. Kasus Penganiayaan Wartawan Udin


Tanggal: 16 Agustus 1996
Tempat: Yogyakarta
Tokoh: Udin/ Fuad Muhammad Syariffudin ( seorang wartawan dari
harian Bernas )
Tindakan pelanggaran HAM: penculikan dan penyiksaan
Penyebab: dilakukan oleh orang asing

4. Peristiwa Penculikan Aktivis Politik


Tanggal: menjelang Pelaksanaan Pemilu 1997 dan Sidang Umum
MPR 1998
Tokoh: para aktivis politik yang terdiri dari 23 orang dimana 1
meninggal, 9 bebas, 13 hilang
Tindakan pelanggaran HAM: penculikan dan penghilangan secara
paksa

5. Tragedi Trisakti
Tanggal: 12 Mei 1998
Tokoh: 4 mahasiswa Trisakti
Penyebab: pergerakan reformasi tahun 1998 dimana para mahasiswa
ingin menggulingkan Soeharto yang melakukan KKN.
Tindakan pelanggaran HAM: penembakan, bentrokan fisik

6. Tragedi Semanggi
Tanggal: 11-13 November 1998 ( Semanggi I )
24 September 1999 ( Semanggi II )
Tokoh: mahasiwa, apparat, masyarakat
Penyebab: gerakan reformasi tahun 1998.

7. Kasus Pembunuhan Munir


Tanggal: 7 September 2004
Tempat: Pesawat Garuda saat ia melakukan perjalanan Indonesia-
Amsterdam.
Penyebab: meracuni dengan menaruh arsenic dalam makanan atau
minuman.
Tahun 2005, pilot GI yaitu Pollycarpus Budihari Priyanto ditetapkan
sebagai tersangka dan ditangkap.

8. Kasus Ambon
Tanggal: Tahun 1999
Penyebab: masalah sepele yang membesar ke masalah SARA
menyebabkan perang saudara.
Tindakan pelanggaran: penganiayaan dan pembunuhan.

9. Kasus Poso
Tanggal: Tahun 1998-2000
Terbentuklah Forum Komunikasi Umat Beragama ( FKAUB ) di
Kabupaten Dati II, Poso

10. Kasus Dayak dan Madura


Tanggal: Tahun 2000
Tokoh: Suku Dayak dan Madura
Penyebab: pertikaian etnis

11. Kasus TKI di Malaysia


Terjadi penganiayaan terhadap TKI wanita oleh majikan sampai gaji
yang tidak dibayar.

12. Aksi Bom Bali


Tanggal: Tahun 2002 dan Tahun 2005
Tokoh: teroris
menelan banyak korban baik WNI maupun WNA

13. Kasus Lainnya


a. Di lingkungan keluarga:
1. ortu memaksakan keinginannya kepada anaknya
2. ortu menyiksa, membunuh, menganiaya anaknya
3. anak melawan, menyiksa, membunuh ortu
4. majikan atau anggota keluarga memberlakukan pembantu sewenang-
wenangnya

b. Di lingkungan sekolah:
1. guru membeda-bedakan siswa
2. guru memberikan sanksi kepada siswa secara fisik
3. siswa mengejek sesama teman
4. siswa memalak atau membully teman
5. siswa melakukan tawuran antarpelajar

c. Di lingkungan masyarakat:
1. pertikaian antarkelomppok atau antarsuku
2. perbuatan main hakim sendiri terhadap pencuri atau pelaku perbuatan
asusila
3. merusak sarana/ fasilitas umum karena kecewa dengan pemerintah.

D. UPAYA PENEGAKAN HAM


HAM adalah kebebasan dasar dan hak-hak dasar manusia.
HAM sudah melekat pada diri manusia sejak lahir dan merupakan anugerah dari Tuhan
yang akan selalu ada selama manusia itu hidup.
HAM tidak dapat diingkari sehingga seluruh warga negara, pemerintahan harus
melindungi HAM tersebut.
Dengan demikian, setiap orang mempunyai kebebasan tetapi harus tetap menghormati
HAM orang lain.
Negara dan pemerintah bertanggung jawab untuk menghormati, melindungi, membela,
dan menjamin HAM.
Untuk meningkatkan penegakan HAM maka di Indonesia mengeluarkan TAP MPR No.
XVII/MPR/1998 tentang HAM dimana menugaskan lembaga tinggi negara dan
seluruh aparatur pemerintahan untuk menghormati, menegakkan, dan
menyebarluaskan pemahaman HAM kepada rakyat sesuai dengan Piagam PBB
dan UUD 1945 serta Pancasila.
Pada akhirnya, muncul Keppres No. 50 Tahun 1993 tentang Pembentukan KOMNAS
HAM.
Tugas KOMNAS HAM:

a. Menyebarluaskan wawasan nasional dan internasional mengenai HAM kepada


masyarakat dunia.
b. Mengkaji instrument PBB mengenai HAM dengan memberikan saran tentang
kemungkinan aksesi dan ratifikasi.
c. Memantau, menyelidiki pelaksanaan HAM, memberikan pendapat, pertimbangan,
dan saran kepada instansi pemerintah tentang pelaksanaan HAM.
d. Mengadakan kerjasama regional dan internasional di bidang HAM.

Dalam penegakan HAM, hukum menjadi sarana untuk mengimplementasikan kebijakan


nasional yang telah disepakati dan dimodifikasi secara sosial.
Rencana Aksi Nasional Hak-Hak Asasi Manusia
- Tanggal: 25 Juni 1998 (Tahun 1998-2003)
- Pencetus: B.J. Habibie
- menjadi dasar dalam melindungi dan menegakan HAM.
- 4 pilar RAN-HAM:
a. 8 instrumen penting bidang HAM (1998-2003)
b. penyebarluasan dan pendidikan HAM
c. pelaksanaan HAM sebagai prioritas
d. pelaksanaan ketentuan konvensi internasional yg telah diratifikasi oleh
Indonesia
Pengesahan instrument internasional di bidang HAM menjadi prosedur hukum yang
mengikat hukum Indonesia.
Konsekuensinya adalah pemerintah harus melaksanakan ketentuan-ketentuan yang
berlaku. Selain itu, pemerintah harus melakukan langkah-langkah yang berhubungan
dengan pelaksanaan HAM.
Penyebarluasan pendidikan HAM: proses pembentukan nilai, sikap, dan kebiasaan warga
saat berinteraksi dengan lingkungan dan sesama. Dalam hal ini, dibutuhkan pendidikan
HAM di jalur pendidikan, di luar jalur pendidikan, jalur keluarga, dan jalur media massa.
Proses penegakan HAM di Indonesia:

1. Penegakan HAM di Indonesia melalui Ratifikasi ( Pengesahan )


Pengesahan akan memperkuat serta mengembangkan perangkat hukum di
nasional sebagai upaya menjamin HAM.
Umumnya pengesahan didasarkan dengan pertimbangan politik, hukum, dan
administrative.
Pertimbangan politik: menyangkut argumentasi kedaulatan negara yang
dilakukan secara obyektif, ratifikasi perangkat internasional dilakukan secara
obyektif dari pihak negara.
Pertimbangan hukum: menyangkut keuntungan yang akan diperoleh dari
ratifikasi karena akan memperkuat perangkat hukum HAM nasional dalam
menjamin HAM
Pertimbangan administrative: menyangkut kesiapan untuk melaksanakan
kewajiban implementasi dna pelaporan biasanya sering terbentur dengan
kurangnya ahli yang memiliki pemahaman tinggi tentang HAM.
Juga ada aspek lain yaitu rekomendasi: menyangkut perhitungan dinamika
masyarakat yang berkembang.

2. Penegakan HAM di Indonesia melalui Peradilan


a. Kedudukan dan Kewenangan Peradilan
1. Kedudukan
Pengadilan HAM: pengadilan khusus terhadap pelanggaran HAM yang berat
berada di lingkungan peradilan umum.
Berada di kabupaten/ kota yang bersangkutan dengan daerah hukum
pengadilan negeri.
Untuk daerah Jakarta, pengadilan HAM berkedudukan di setiap wilayah yang
bersangkutan dengan pengadilan negeri.

2. Lingkup Kewenangan Peradilan HAM


Pasal 4 UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM: tugas dan
wewenang pengadilan HAM adalah memeriksa dan memutus perkara
pelanggaran HAM yang berat.
Hal tersebut menyangkut kompensasi restitusi dan rehabilitasi sesuai UU.
Pelanggaran HAM berat salah satunya adalah kejahatan Genosida.
Kejahatan genosida: setiap perbuatan yang dilakukan dengan tujuan untuk
memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, negara, dll dengan
cara yang kejam ( membunuh, menyebabkan penderitaan fisik, menciptakan
kemusnahan, dll )

b. Tahap-tahap Penyelidikan, Penyidikan, Penangkapan, dan Penahanan


1. Penyelidikan: usaha dari kepolisian dan kejaksaan dalam pemeriksaan
pendahuluan dalam mencari dan mengumpulkan bukti )
Pasal 1 UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM: penyelidikan adalah
serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari ada tidaknya suatu kasus
pelanggaran HAM untuk ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pelaksanaan penyelidikan diatur dalam Pasal 18:
a. Penyelidikan terhadap pelanggaran HAM berat dilakukan KOMNAS
HAM
b. KOMNAS HAM dapat membentuk tim ad hoc yang terdiri dari
KOMNAS HAM dan unsur masyarakat dalam melakukan penyelidikan.
Dalam melaksanakan penyelidikan, penyelidik berwenang:
a. Melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap peristiwa yang ada
berdasarkan sifat atau lingkupnya yang diduga termasuk pelanggaran
HAM berat.
b. Menerima laporan atau aduan dari seseorang atau kelompok tentang
pelanggaran HAM berat.
c. Memanggil pihak yang bersangkutan ( pengadu, korban, pihak yang
dituduh ) untuk diminta keterangannya.
d. Memanggil saksi untuk dimintai keterangannya.
e. Meninjau dan mengumpulkan keterangan di tempat yang bersangkutan
atau tempat lain yang dibutuhkan.
f. Memanggil pihak terkait untuk menyerahkan bukti atau dokumen yang
bersangkutan.
g. Atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa:
- pemeriksaan surat
- penggeledahan dan penyitaan
- pemeriksaan tempat tinggal
- mendatangkan ahli dalam penyelidikan
Kesimpulan dapat diambil setelah KOMNAS HAM memperoleh hasil
penilaian terhadap info dan data yang diperoleh.
Data tersebut dapat diperoleh dari:
1. sumber terpercaya
2. laporan langsung dari pihak yang bersangkutan
Tujuan penyelidikan: mengumpulkan dan memperoleh data, bukti.
Data atau bukti berfungsi: untuk menentukan apakah termasuk kasus
pelanggaran atau tidak, menentukan siapa yg bertanggung jawab, dan
menindaklanjuti kasus tersebut.

2. Penyidikan ( diatur dalam Pasal 21 UU No. 26 Tahun 2000 )


a. Penyidikan dilakukan oleh Jaksa Agung ( pelanggaran berat )
b. Ayat 1: penyidikan tidak termasuk kewenangan menerima laporan atau
pengaduan.
c. Ayat 1: Jaksa Agung dapat mengangkat Penyidik Ad Hoc yang terdiri atas
pemerintah dan masyarakat.
d. Penyidik Ad Hoc menyebutkan sumpah dan janji sebelum menjalankan tugas
menurut agamanya masing-masing.
e. Syarat menjadi penyidik Ad Hoc:
- WNI
- umur sekurang-kurangnya 40 tahun
- lulusan sarjana hukum atau sarjana lain yang memiliki keahlian di bidang
hukum.
- sehat jasmani dan rohani
- berwibawa, jujur, adil, berkelakuan tidak bercela
- setia kepada Pancasila dan UUD 1945
- berpengetahuan dan berkepedulian di bidang HAM

3. Penangkapan dan Penahanan


Tercantum pada Pasal 11 ayat 1 UU No. 26 Tahun 2000: Jaksa Agung
sebagai penyidik berwenang melakukan penangkapan untuk kepentingan
penyidikan terhadap terduga yang melakukan pelanggaran HAM
berdasarkan bukti yang cukup.
Penyidik menggunakan alat penangkapan dan penahanan berdasarkan
presumption of guil yaitu sebelum penyidik mengambil keputusan untuk
menahan, penyidik harus mempunyai bukti yang cukup dan jika masih
ragu, maka dipilih tindakan yang ringan dengan tidak menangkap
tersangka.
Jika sudah terbukti, maka dilakukan penangkapan sesusai Pasal 12 ayat 1
UU No. 26 Tahun 2000: Jaksa Agung sebagai penyidik berwenang
melakukan penahanan atau penahanan lanjutan untuk kepentingan
penyidikan dan penuntutan.

c. Pemeriksaan di Sidang Pengadilan


1. Acara Pemeriksaan
Pasal 27: Perkara pelanggaran HAM berat diperiksa dan diputuskan oleh
pengadilan HAM sebagaimana dimaksud pada Pasal 4.
Jika kejahatan terjadi sebelum UU/ pengadilan HAM terbentuk. Maka
tersangka HAM berat diadili oleh Peradilan HAM Ad Hoc ( Pasal 43 ):
a. Pelanggaran HAM yg terjadi sebelum terbentuknya UU/ Pengadilan
HAM akan diperiksa dan diputus oleh Ad Hoc.
b. Ayat 1: Pengadilan Ad Hoc dibentuk atas usul DPR sesuai peristiwa
tertentu dengan Keppres.
c. Ayat 1: Pengadilan Ad Hoc berada di lingkungan pengadilan umum.

2. Penuntutan
Berdasarkan Pasal 23, penuntutan perkara HAM dilakukan oleh Jaksa
Agung sebagai berikut:
a. Penuntutan pelanggaran HAM berat dilakukan oleh Jaksa Agung
b. Ayat 1: Jaksa Agung dapat mengangkat Penuntut Umum Ad Hoc
terdiri atas rakyat dan pemerintah. Unsur rakyat ( organisasi politik,
organisasi masyarakat, LSM ). Pengangkatan dilakukan sesuai
kebutuhan. Penuntut umum dr rakyat diutamakan mantan penuntut
umum di peradilan umum.

3. Ketentuan Pidana
Diatur dalam Bab 7 UU No. 26 Tahun 2000.
Pasal 36 menyatakan: setiap orang yang melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a, b, c, d, dan e dipidana
dengan pidana mati atau penjara seumur hidup atau paling lama 25 tahun
dan paling singkat 10 tahun.

E. PERLINDUNGAN KORBAN PELANGGARAN HAM


Dilakukan oleh apparat penegak hukum dan keamanan setempat.
Bagi korban HAM berat dapat diberikan kompensasi, restitusi, dan rehabilitasi.
Kompensasi: imbalan negara karena pelaku tidak mampu mengganti rugi yang
sepenuhnya tanggung jawabnya.
Restitusi: ganti rugi yang diberikan kepada korban atau keluarga oleh pelaku pihak
ketiga.
Restitusi dapat berupa:
a. pengembalian harta milik
b. pembayaran kerugian untuk kehilangan atau penderitaan
c. penggantian biaya untuk tindakan tertentu
Rehabilitasi: pemulihan pada kedudukan semula, menyangkut kehormatan, nama
baik, jabatan, atau hak lainnya.
F. MACAM-MACAM HAM
1. Hak Asasi Pribadi ( Personal Rights )
a. kebebasan bergerak, berpergian
b. kebebasan masuk dan berorganisasi
c. kebebasan berpendapat
d. kebebasan memilih agama dan menjalankannya

2. Hak Asasi Politik ( Political Rights )


a. hak menjadi warga negara
b. hak memilih dan dipilih
c. hak berkumpul dan berserikat

3. Hak Asasi Ekonomi ( Property rights )


a. hak memiliki, mencari, mengumpulkan kekayaan
b. kebebasan memilih pekerjaan
c. hak menjual, membeli, dan menyewa

4. Hak Asasi Hukum ( Rights of Legal Equality )


a. hak mendapat perlakuan yg sama di depan hukum dan pemerintahan

5. Hak Asasi Sosbud ( Social and cultural rights )


a. hak mendapatkan pendidikan dan pengajaran
b. hak untuk berkembang dan berpartisipasi dalam kebudayaan
c. hak untuk mendapatkan perlindungan hak cipta

6. Hak Asasi dalam tata cara peradilan dan perlindungan ( procedural rights )
a. hak mendapatkan peradilan dan perlindungan dalam penahanan,
penangkapan, peradilan, penyitaan atau penggeledahan

Anda mungkin juga menyukai