Rangkuman Ham
Rangkuman Ham
Setiap warga negara memiliki kesamaan hak dan kewajiban. Hal tersebut harus dijunjung
tinggi untuk menghindari terjadinya kecemburuan sosial yang mampu menimbulkan
permasalahan.
Prof. Dr. Notonagoro: hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang
semestinya diterima atau dilakukan oleh pihak tertentu dan tidak dapat diganggu oleh
pihak lain maupun juga yang pada prinsipnya dapat dipaksa olehnya.
Beberapa contoh hak WNI:
1. Berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan dengan perkawinan yang sah.
2. Berhak atas pekerjaan dan kehidupan yang layak.
3. Berhak memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan kepercayaannya.
4. Berhak memiliki kedudukan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan.
5. Berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
6. Berhak mempertahankan NKRI dari musuh.
7. Berhak memiliki kesamaan hak untuk berserikat, berkumpul, dan menyatakan
pendapat baik lisan maupun tulisan sesuai UU.
Prof. Dr. Notonagoro: kewajiban adalah beban yang perlu ditanggung atau diberikan
kepada pihak tertentu dan tidak dapat dituntut secara paksa oleh pihak lain yang
berkepentingan.
Beberapa contoh kewajiban WNI:
1. HAK WNI
1) Pasal 27 ayat 2: Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
2) Pasal 28A: Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan.
3) Pasal 28B ayat 1: Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah.
4) Hak atas kelangsungan hidup.
5) Pasal 28C ayat 1: Hak untuk mengembangkan diri dan mendapatkan pendidikan,
ilmu pengetahuan dan teknologi, seni budaya demi meningkatkan kualitas dan
kesejahteraan.
6) Pasal 28C ayat 2: Hak untuk memajukan diri dan memperjuangkan haknya untuk
pembangunan bangsa dan negara.
7) Pasal 28D ayat 1: Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan sama di depan hukum.
8) Pasal 28H ayat 1: Hak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik.
9) Hak untuk mempunyai hak milik pribadi, hak hidup, hak tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan nurani, hak beragama, hak tidak diperbudak.
10) Pasal 28I ayat 1: Hak untuk diakui di hadapan hukum.
11) Pasal 28I ayat 2: Hak untuk bebas dari perlakuan diskriminatif, hak untuk
mendapatkan perlindungan.
12) Pasal 29: Hak beragama.
13) Pasal 30: Hak pembelaan negara.
14) Pasal 31: Hak mendapatkan pengajaran.
15) Pasal 32: Hak mengembangkan budaya.
16) Pasal 33 dan 34: Hak kesejahteraan sosial.
2. KEWAJIBAN WNI
1) Pasal 27 ayat 1: Wajib mentaati hukum dan pemerintahan.
2) Pasal 27 ayat 3: Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
3) Pasal 28J ayat 1: Wajib menghormati HAM orang lain.
4) Pasal 28J ayat 2: Wajib tunduk pada pembatasan yang ditetapkan dalam UU.
5) Pasal 30 ayat 1: Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
Hubungan hak dan kewajiban ini menyangkut hubungan warga negara dengan negaranya.
Wujud tersebut berupa role atau peranan.
Hak dan kewajiban bangsa Indonesia tercantum pada pasal 27 sampai 34 UUD 1945.
UUD 1945 Pasal 26, 27, 28, dan 30:
1) Pasal 26 ayat 1: Warga negara adalah orang bangsa Indonesia asli dan orang
bangsa lain harus disahkan dengan UU sebagai warga negara.
2) Pasal 26 ayat 2: Syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan sesuai UU.
3) Pasal 27 ayat 1: Seluruh warga negara memiliki kesamaan di hadapan hukum dan
pemerintahan, wajib menjunjung pemerintahan itu.
4) Pasal 27 ayat 2: Seluruh warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak.
5) Pasal 28: Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan, dan sebagaimana ditetapkan UU.
6) Pasal 30 ayat 1: Hak dan kewajiban warga negara dalam upaya pembelaan negara.
7) Pasal 30 ayat 2: Pernyataan peraturan lebih lanjut yang ditetapkan UU.
Setiap manusia memiliki keinginan jahat dan baik. Keinginan jahat yang menjadi dampak
terjadinya pelanggaran HAM. Umumnya terjadi antara apparat negara dengan
masyarakat.
Beberapa contoh kasus pelanggaran HAM di Indonesia.
2. Kasus Marsinah
Tanggal: 9 Mei 1993
Tokoh: Marsinah ( seorang pekerja dan aktivis buruh )
Penyebab: Ia memperjuangkan hak-hak pekerja PT CPS, Potong, Jawa
Timur.
Jenis pelanggaran HAM: berat
Tindakan pelanggaran HAM: penculikan, penganiayaan, dan
pembunuhan.
5. Tragedi Trisakti
Tanggal: 12 Mei 1998
Tokoh: 4 mahasiswa Trisakti
Penyebab: pergerakan reformasi tahun 1998 dimana para mahasiswa
ingin menggulingkan Soeharto yang melakukan KKN.
Tindakan pelanggaran HAM: penembakan, bentrokan fisik
6. Tragedi Semanggi
Tanggal: 11-13 November 1998 ( Semanggi I )
24 September 1999 ( Semanggi II )
Tokoh: mahasiwa, apparat, masyarakat
Penyebab: gerakan reformasi tahun 1998.
8. Kasus Ambon
Tanggal: Tahun 1999
Penyebab: masalah sepele yang membesar ke masalah SARA
menyebabkan perang saudara.
Tindakan pelanggaran: penganiayaan dan pembunuhan.
9. Kasus Poso
Tanggal: Tahun 1998-2000
Terbentuklah Forum Komunikasi Umat Beragama ( FKAUB ) di
Kabupaten Dati II, Poso
b. Di lingkungan sekolah:
1. guru membeda-bedakan siswa
2. guru memberikan sanksi kepada siswa secara fisik
3. siswa mengejek sesama teman
4. siswa memalak atau membully teman
5. siswa melakukan tawuran antarpelajar
c. Di lingkungan masyarakat:
1. pertikaian antarkelomppok atau antarsuku
2. perbuatan main hakim sendiri terhadap pencuri atau pelaku perbuatan
asusila
3. merusak sarana/ fasilitas umum karena kecewa dengan pemerintah.
2. Penuntutan
Berdasarkan Pasal 23, penuntutan perkara HAM dilakukan oleh Jaksa
Agung sebagai berikut:
a. Penuntutan pelanggaran HAM berat dilakukan oleh Jaksa Agung
b. Ayat 1: Jaksa Agung dapat mengangkat Penuntut Umum Ad Hoc
terdiri atas rakyat dan pemerintah. Unsur rakyat ( organisasi politik,
organisasi masyarakat, LSM ). Pengangkatan dilakukan sesuai
kebutuhan. Penuntut umum dr rakyat diutamakan mantan penuntut
umum di peradilan umum.
3. Ketentuan Pidana
Diatur dalam Bab 7 UU No. 26 Tahun 2000.
Pasal 36 menyatakan: setiap orang yang melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a, b, c, d, dan e dipidana
dengan pidana mati atau penjara seumur hidup atau paling lama 25 tahun
dan paling singkat 10 tahun.
6. Hak Asasi dalam tata cara peradilan dan perlindungan ( procedural rights )
a. hak mendapatkan peradilan dan perlindungan dalam penahanan,
penangkapan, peradilan, penyitaan atau penggeledahan