Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

SEMEN
RAKHA BHAMAKERTI ISKANDAR (22160005)

YOSHIE SANDRICA NG (22190002)

STEVEN LIM (22190003)

VIDO CHANDRA (22190005)

BERNIKE ELINE (22190011)

ROBBY CAHYADI (22190010)

LABORATORIUM MATERIAL BANGUNAN

UNIVERSITAS AGUNG PODOMORO

2020
Laboratorium Material Bangunan
Manajemen dan Rekayasa Konstruksi
Universitas Agung Podomoro
 Central Park Mall, Lt.3 - Unit 112, Podomoro City, Jl. Let. Jend. S. Parman
Kav. 28, Jakarta Barat 11470, Indonesia +62 21 292 00456
BAB I
SEMEN
I.1. Semen
I.1.1. Definisi Semen
Semen berasal dari bahasa latin caementum yang berarti bahan
perekat atau lem, yang bisa merekatkan bahan-bahan material lain seperti
batu bata dan batu koral hingga bisa membentuk sebuah bangunan.
Sedangkan dalam pengertian secara umum semen diartikan sebagai bahan
perekat yang memiliki sifat mampu mengikat bahan-bahan padat menjadi
satu kesatuan yang kompak dan kuat. (Pangaribuan, 2013)
I.1.2. Jenis dan Penggunaan
1. Jenis I yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak
memerlukan persyaratan-persyaratan khusus seperti yang disyaratkan
pada jenis-jenis lain.
2. Jenis II yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan
ketahanan terhadap sulfat atau kalor hidrasi sedang.
3. Jenis III semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan
kekuatan tinggi pada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi.
4. Jenis IV yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan
kalor hidrasi rendah.
5. Jenis V yaitu semen portland yang dalam penggunaanya memerlukan
ketahanan tinggi terhadap sulfat.
(SNI 15-2049-2004)
I.1.3. Syarat Mutu Semen Portland (Semen Gresik)
Tabel I.1.1. Syarat Kimia Utama (satuan dalam %)
Jenis semen portland
No Uraian
I II III IV V
1 SiO2 , minimum - 20,0 b,c) - - -
2 Al2O3 , maksimum - 6,0 - - -
3 Fe2O3 , maksimum - 6,0 b,c) - 6,5 -
4 MgO, maksimum 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0
5 SO3, maksimum
Jika C3A ≤ 8,0 3,0 3,0 3,5 2,3 2,3
Jika C3A > 8,0 3,5 d) 4,5 d) d)
6 Hilang pijar, maksimum 5,0 3,0 3,0 2,5 3,0
7 Bagian tak larut, maksimum 3,0 1,5 1,5 1,5 1,5
8 C3S, maksimum a) - - - 35 b) -
9 C2S, minimum a) - - - 40 b) -
10 C3A , maksimum a) - 8,0 15 7 b) 5 b)
11 C4AF + 2 C3A atau a) 25
c)
C4AF + C2F , maksimum - - - -

STEVEN LIM / 22190003


Laboratorium Material Bangunan
Manajemen dan Rekayasa Konstruksi
Universitas Agung Podomoro
 Central Park Mall, Lt.3 - Unit 112, Podomoro City, Jl. Let. Jend. S. Parman
Kav. 28, Jakarta Barat 11470, Indonesia +62 21 292 00456
CATATAN
a) Persyaratan pembatasan secara kimia berdasarkan perhitungan untuk senyawa
potensial tertentu tidak harus diartikan bahwa oksida dari senyawa potensial
tersebut dalam keadaan murni.
C = CaO, S = SiO2, A = Al2O3, F = Fe2O3, Contoh C3A = 3CaO.Al2O3
Titanium dioksida (TiO2) dan Fosfor pentaoksida (P2O5) termasuk dalam
Al2O3
Nilai yang biasa digunakan untuk Al2O3 dalam menghitung senyawa potensial
(misal : C3A) untuk tujuan spesifikasi adalah jumlah endapan yang diperoleh
dengan penambahan NH4OH dikurangi jumlah Fe2O3 (R2O3 – Fe2O3) yang
diperoleh dalam analisis kimia basah.

b) Apabila yang disyaratkan adalah kalor hidrasi seperti yang tercantum pada
tabel syarat fisika tambahan (Tabel 4), maka syarat kimia ini tidak berlaku.

c) Apabila yang disyaratkan adalah pemuaian karena sulfat yang tercantum pada
tabel syarat fisika tambahan (Tabel 4), maka syarat kimia ini tidak berlaku.

d) Tidak dapat dipergunakan


Sumber : SNI 03-1968-1990
Tabel I.1.2. Syarat Kimia Tambahan (satuan dalam %)
Jenis semen portland
No Uraian I II III IV V
1 C3A , maksimum - - 8 - -
2 C3A , minimum - - 5 - -
3 (C3S + 2 C3A) , maksimum - 58 b) - - -
4 Alkali, sebagai
(Na2O + 0,658 K2O), maksimum 0,60 C) 0,60 C) 0,60 C) 0,60 C)
0,60 C)

CATATAN
a) Syarat kimia tambahan ini berlaku hanya secara khusus disyaratkan.
b) Sama dengan keterangan untuk pada syarat kimia utama.
c) Hanya berlaku bila semen digunakan dalam beton yang agregatnya bersifat reaktif terhadap alkali.

Sumber : SNI 03-1968-1990

STEVEN LIM / 22190003


Laboratorium Material Bangunan
Manajemen dan Rekayasa Konstruksi
Universitas Agung Podomoro
 Central Park Mall, Lt.3 - Unit 112, Podomoro City, Jl. Let. Jend. S. Parman
Kav. 28, Jakarta Barat 11470, Indonesia +62 21 292 00456
Tabel I.1.2. Syarat Fisika Utama
Jenis semen portland
No Uraian I II III IV V
1 Kehalusan:
Uji permeabilitas udara, m2/kg
Dengan alat :
Turbidimeter, min 160 160 160 160 160
Blaine, min 280 280 280 280 280

2 Kekekalan :
Pemuaian dengan autoclave, 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80
maks %
3 Kuat tekan:
Umur 1 hari, kg/cm2, minimum - - 120 - -
Umur 3 hari, kg/cm2, minimum 125 100 240 - 80
70 a)
Umur 7 hari, kg/cm2, minimum 200 175 - 70 150
120 a) -
Umur 28 hari, kg/cm2, minimum 280 - 170 210
4 Waktu pengikatan (metode
alternatif) dengan alat:
Gillmore
- Awal, menit, minimal 60 60 60 60 60
- Akhir, menit, maksimum 600 600 600 600 600
Vicat
- Awal, menit, minimal 45 45 45 45 45
- Akhir, menit, maksimum 375 375 375 375 375
CATATAN
a) Syarat kuat tekan ini berlaku jika syarat kalor hidrasi seperti tercantum pada tabel syarat fisika
tambahan (Tabel 4) atau jika syarat C3S + C3A seperti tercantum pada tabel syarat kimia
tambahan disyaratkan (Tabel 2).

I.1.4. Bahan Baku Utama Semen Gresik (Pabrik Tuban)


1. Batu Kapur CaCO3 (80%)
Diperoleh dari tambang batu kapur milik perusahaan sendiri yang berada
tidak jauh dari lokasi pabrik.
Prosentase komposisi kandungan batu kapur sebagai berikut :
- Batu Kapur Halus sebesar 60%
- Batu Kapur Kasar sebesar 40% (Gilank, 2012)
2. Tanah Liat 2SiO2.Al2O3.2H2O (15%)
Diperoleh dari tambang Tanah Liat milik perusahaan sendiri yang berada
tidak jauh dari lokasi pabrik. Untuk pembuatan semen, yang diperlukan

STEVEN LIM / 22190003


Laboratorium Material Bangunan
Manajemen dan Rekayasa Konstruksi
Universitas Agung Podomoro
 Central Park Mall, Lt.3 - Unit 112, Podomoro City, Jl. Let. Jend. S. Parman
Kav. 28, Jakarta Barat 11470, Indonesia +62 21 292 00456
adalah Al2O3-nya, sehingga tanah liat dengan kadar Al2O3 yang tinggi
sangat baik untuk bahan baku pembuatan semen. Sedangkan bila kadar
SiO2nya melebihi separuh dari jumlah Al2O3 maka tanah liat itu termasuk
jelek. Di alam, tanah liat biasanya mengandung SiO2 sebesar 46.5 %,
sehingga termasuk baik. (Gilank, 2012)
3. Bahan Koreksi/Penunjang
Bahan Baku Koreksi/Penunjang semen terbagi menjadi dua bagian yaitu
pada saat proses awal dan pada proses pencampuran di akhir. Bahan koreksi
yang digunakan mempunyai fungsi untuk menyeimbangkan unsur kimia
yang terdapat dalam batu kapur dan tanah liat agar memperoleh hasil sesuai
kebutuhan dan jenis dari semen yang akan dibuat. Macam-macam bahan
Koreksi yang ditambahkan adalah sebagai berikut: (Gilank, 2012)
a. Bahan Baku Koreksi pada saat awal produksi.
a.) Pasir Silika SiO2 (4%)
Pada umumnya prosentase silika kurang dari 100%
karena tercampur dengan logam-logam lainnya. Untuk
pembuatan semen itu sendiri memerlukan kadar 80,
jika kurang dari 80% maka sudah tidak dapat
digunakan untuk pembuatan semen dan telah bersifat
tanah liat. (Gilank, 2012)
b.) Pasir Besi FeO3 (1%)
Keadaan pasir besi selalu bercampur dengan SiO2, bila
kadar FeO3 sampai 80 % sudah termasuk baik. Selama
ini pasir yang dipakai antara 60 - 80 % FeO3. Pasir besi
ini berfungsi sebagai penghantar panas dalam
pembuatan terak (clinker) dari umpan kiln, dan karena
itu bersifat menggumpal dan berat jenisnya paling
tinggi dari bahan baku yang ada. (Gilank, 2012)

b. Bahan Baku Koreksi pada saat akhir pencampuran produksi.


a.) Batu Gips (CaSO4.2H2O)
Batu Gips (Gypsum) digunakan sebagai bahan
campuran pada terak sebagai penghambat reaksi
(cement retarder) untuk selanjutnya digiling pada
finish mill. (Gilank, 2012)
b.) Trass (SiO2, Al2O3, Fe2O3, H2O, CaO, MgO)
Trass merupakan hasil pelapukan endapan vulkanik
sebagian besar mengandung silica, besi dan alumina
dengan ikatan gugus oksida. Sifat dari Trass meliputi
warna : putih kemerahan, kecoklatan, kehitaman,
kelabu, kekuning-kuningan, coklat tua, coklat muda,
abu-abu. Dalam keadaan sendiri tidak mempunyai sifat
mengeras, bila ditambah kapur tohor dan air akan
memiliki masa seperti semen dan tidak larut dalam air.
Hal ini disebabkan karena senyawa silica aktif dan
senyawa alumina reaktif dengan reaksi : (Gilank, 2012)

STEVEN LIM / 22190003


Laboratorium Material Bangunan
Manajemen dan Rekayasa Konstruksi
Universitas Agung Podomoro
 Central Park Mall, Lt.3 - Unit 112, Podomoro City, Jl. Let. Jend. S. Parman
Kav. 28, Jakarta Barat 11470, Indonesia +62 21 292 00456
2Al2O3 2SiO2 + 7Ca(OH)2 ---> 3CaO2SiO2H2O +
2(2CaOAl2O3SiO2 2H2O)
Mengerasnya semen pozzoland lebih lambat dari
Portland meskipun kekuatannya bertambah terus Trass
tahan terhadap agregat alkalin, nilai penyusutan dan
pemuaian kecil, kelulusan air kecil (kedap air), tahan
terhadap asam tanah maupun air laut, sifat lentur tidak
mudah retak. (Gilank, 2012)

STEVEN LIM / 22190003


Laboratorium Material Bangunan
Manajemen dan Rekayasa Konstruksi
Universitas Agung Podomoro
 Central Park Mall, Lt.3 - Unit 112, Podomoro City, Jl. Let. Jend. S. Parman
Kav. 28, Jakarta Barat 11470, Indonesia +62 21 292 00456
DAFTAR PUSTAKA
Pangaribuan, Bonardo. (2012). “Cement Manufacturing Process”, Holcim Indonesia,
Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. (2004). SNI 15-2049-2004 “Standar SNI Semen Portland”, 01-
09.
P, Gilank. (2012). SISTEM PRODUKSI DAN MANAJEMEN KUALITAS DI PT.
SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran”. Jawa Timur.

STEVEN LIM / 22190003


Laboratorium Material Bangunan
Manajemen dan Rekayasa Konstruksi
Universitas Agung Podomoro
 Central Park Mall, Lt.3 - Unit 112, Podomoro City, Jl. Let. Jend. S. Parman
Kav. 28, Jakarta Barat 11470, Indonesia +62 21 292 00456
DOKUMENTASI

STEVEN LIM / 22190003

Anda mungkin juga menyukai