Universitas Agung Podomoro Central Park Mall, Lt.3 - Unit 112, Podomoro City, Jl. Let. Jend. S. Parman Kav. 28, Jakarta Barat 11470, Indonesia +62 21 292 00456
V.4. Kadar Lumpur dan Lempung Agregat Halus
V.4.1. Tujuan Untuk mengetahui kekuatan beton karakteristik beton keras. V.4.2. Teori Dasar Kuat tekan beban beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh mesin tekan. (SNI 03-1974-1990, Metode pengujian kuat tekan beton) Pengujian dilakukan terhadap beton segar (fresh concrete) yang mewakili campuran beton; bentuk benda uji bisa berwujud silinder ataupun kubus; hasil pengujian ini dapat digunakan dalam pekerjaan : 1) perencanaan campuran beton; 2) pengendalian mutu beton pada pelaksanaan pembetonan. (SNI 03-1974-1990, Metode pengujian kuat tekan beton) Kuat tekan beton = (kg/cm2) (V.XX) Keterangan : P = beban maksimum (kg) A = luas panampang (cm2) (SNI 03-1974-1990, Metode pengujian kuat tekan beton) Laporan harus meliputi hal-hal seperti berikut : 1) perbandingan campuran; 2) berat (kg); 3) diameter dan tinggi (cm); 4) luas penampang (cm2); 5) berat isi (kg/cm2); 6) beban maksimum (kg); 7) kuat tekan (kg/cm2); 8) cacat; 9) umur (hari). (SNI 03-1974-1990, Metode pengujian kuat tekan beton) Beberapa ketentuan khusus yang harus diikuti sebagai berikut: 1) untuk benda uji berbentuk kubus ukuran sisi 20 x 20 x 20 cm cetakan diisi dengan adukan beton dalam 2 lapis, tiap-tiap lapis dipadatkan dengan 29 kali tusukan; tongkat pemadat diameter 16 mm, panjang 600 mm; 2) untuk benda uji berbentuk kubus ukuran sisi 15 x 15 x 15 cm, cetakan diisi dengan adukan beton dalam 2 lapis, tiap-tiap lapis dipadatkan dengan 32 kali tusukan, tongkat pemadat diameter 10 mm, panjang 300 mm;
STEVEN LIM / 22190003 1
Laboratorium Material Bangunan Manajemen dan Rekayasa Konstruksi Universitas Agung Podomoro Central Park Mall, Lt.3 - Unit 112, Podomoro City, Jl. Let. Jend. S. Parman Kav. 28, Jakarta Barat 11470, Indonesia +62 21 292 00456 3) benda uji berbentuk kubus tidak perlu dilapisi; 4) bila tidak ada ketentuan lain konversi kuat tekan beton dari bentuk kubus ke bentuk silinder, maka gunakan angka perbandingan kuat tekan seperti berikut: Tabel V.4.1. Daftar Konversi Bentuk benda uji Perbandingan Kubus : 15 cm x 15 cm x 15 cm 1.0 20 cm x 20 cm x 20 cm *) 0.95 Silinder : 15 cm x 30 cm 0.83 (*) 15 cm = diameter silinder 20 cm = tinggi silinder 5) pemeriksaan kekuatan tekan beton biasanya pada umur 3 hari, 7 hari, dan 28 hari; 6) hasil pemeriksaan diambil nilai rata-rata dari minimum 2 buah benda uji; 7) apabila pengadukan dilakukan dengan tangan (hanya untuk perencanaan campuran beton), isi bak pengaduk maksimum 7 dm3 dan pengadukan tidak boleh dilakukan untuk campuran beton slump. (SNI 03-1974-1990, Metode pengujian kuat tekan beton) Benda uji 1) Benda uji tidak diperkenankan untuk diuji jika salah satu diameternya berbeda lebih dari 2% dengan diameter bagian lainnya dari benda uji yang sama. Hal ini dapat terjadi bila cetakan sekali pakai rusak atau berubah bentuk pada saat pemindahan, pada saat cetakan sekali pakai yang bersifat fleksibel berubah bentuk ketika pencetakan atau bila pengeboran inti bergeser waktu pengeboran. 2) Tidak satupun dari benda uji tekan diperkenankan berbeda dari posisi tegak lurus terhadap sumbu lebih dari 0,5° (kira-kira sama dengan 3 mm untuk setiap 300 mm). Ujung benda uji tekan yang tidak rata sebesar 0,050 mm harus dilapisi kaping, dipotong atau digosok sesuai dengan SNI 03-6369-2000, atau jika ujung-ujungnya memenuhi persyaratan, lapis neoprene dengan pengontrol baja dapat digunakan sebagai pelapis. Diameter yang digunakan untuk perhitungan luas penampang melintang dari benda uji harus ditetapkan mendekati 0,25 mm dari rata-rata 2 (dua) diameter yang diukur tegak lurus di tengah-tengah benda uji. 3) Jumlah silinder yang diukur menetapkan diameter rata-rata dapat dikurangi menjadi 1 (satu) untuk 10 (sepuluh) benda uji atau 3 (tiga) benda uji per hari, pilih mana yang lebih besar, bila benda uji diketahui dibuat dari satu kelompok cetakan yang dapat digunakan kembali atau
STEVEN LIM / 22190003 2
Laboratorium Material Bangunan Manajemen dan Rekayasa Konstruksi Universitas Agung Podomoro Central Park Mall, Lt.3 - Unit 112, Podomoro City, Jl. Let. Jend. S. Parman Kav. 28, Jakarta Barat 11470, Indonesia +62 21 292 00456 cetakan sekali pakai yang secara konsisten menghasilkan benda uji dengan diameter rata-rata dalam rentang 0,5 mm. Bila diameter rata-rata tidak di dalam rentang 0,5 mm atau bila silinder tidak dibuat dari satu kelompok cetakan, masing-masing silinder yang diuji harus diukur dan nilai ini harus digunakan dalam perhitungan kuat tekan satuan benda uji itu. Bila diameter diukur pada frekuensi yang dikurangi, luas penampang melintang yang diuji pada hari tersebut harus dihitung dari rata-rata diameter 3 (tiga) silinder atau lebih yang dianggap mewakili grup yang diuji hari tersebut. 4) Panjang harus diukur sampai mendekati 0,05 D (diameter penampang benda uji) bila perbandingan panjang terhadap diameter kurang dari 1,8 atau lebih dari 2,2, atau bila isi silinder ditetapkan dari dimensi yang diukur. 5) Panjang dan diameter benda uji silinder memiliki perbandingan tertentu dimana benda uji standar memiliki rasio L/D ≈ 1,8 sampai dengan 2,2 dengan faktor koreksi = 1 (SNI 1974-2011, Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder) V.4.3. Peralatan dan Bahan 1. Mesin tekan hidrolik 2. Cetakan silinder/kubus 3. Capping set 4. Beton
Gambar V.4.1. Mesin tekan hidrolik Gambar V.4.2. Cetakan kubus
Gambar V.4.3. Cetakan silinder Gambar V.4.4. Capping set
Gambar V.4.5. Beton silinder Gambar V.4.6. Beton kubus
STEVEN LIM / 22190003 3
Laboratorium Material Bangunan Manajemen dan Rekayasa Konstruksi Universitas Agung Podomoro Central Park Mall, Lt.3 - Unit 112, Podomoro City, Jl. Let. Jend. S. Parman Kav. 28, Jakarta Barat 11470, Indonesia +62 21 292 00456 V.4.4. Cara Kerja 1. Aduklah campuran beton sesuai dengan perencanaan. 2. Masukkan campuran beton tersebut pada cetakannya (silinder/kubus) sambil di tusuk-tusuk dengan batang pemadat. 3. Letakan di atas meja untuk mendapatkan kepadatan yang diinginkan. Penggetaran tidak boleh dilakukan terlalu lama karena akan menimbulkan segregasi. 4. Ratakan permukaan beton tersebut lalu haluskan dengan sendok semen sehingga benar-benar halus dan rata. 5. Setelah beton mengering (kurang lebih satu hari), buka cetakan tersebut lalu benda uji direndam dalam air selama 3 hari. 6. Panaskan capping compound dalam melting pot sampai mencair kemudian tuangkan pada alas cetak. Segera letakan silinder beton di atasnya sehingga permukaan benda uji dilapisi capping compound yang mengeras. Untuk beton bentuk kubus tidak diperlukan pelapisan capping compound. 7. Lakukan ujung yang sama untuk ujung yang lain. 8. Letakkan benda uji pada meja penekanan. Periksa manometer yang akan digunakan, diputar jarum merahnya sehingga berimpit dengan jarum hitam pada skala nol. 9. Hidupkan mesin penggeraknya dan handle di setel pada posisi penekanan. 10. Amati pergerakan jarum manometer tadi, catat nilai maksimum beban yang dapat ditahan oleh benda uji (sampai benda uji pecah). Setelah dibagi dengan luas penampang benda uji, didapat nilai kuat tekan karakteristik beton tersebut.
STEVEN LIM / 22190003 4
Laboratorium Material Bangunan Manajemen dan Rekayasa Konstruksi Universitas Agung Podomoro Central Park Mall, Lt.3 - Unit 112, Podomoro City, Jl. Let. Jend. S. Parman Kav. 28, Jakarta Barat 11470, Indonesia +62 21 292 00456 DAFTAR PUSTAKA Badan Standarisasi Nasional. (1990). Metode pengujian kuat tekan beton, SNI 03- 1974-1990. Kementrian Pekerjaan Umum, Badan Penelitian dan Pengembangan PU Badan Standarisasi Nasional. (2011). Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder, SNI 1974:2011. Kementrian Pekerjaan Umum, Badan Penelitian dan Pengembangan PU