Anda di halaman 1dari 3

STEVEN LIM

22190003

Siklus Estimasi dalam Pengadaan Proyek Konstruksi


Siklus estimasi merupakan siklus untuk memberikan suatu estimasi mengenai biaya,
volume pekerjaan, dan harga satuan pada proyek yang akan dikerjakan. Pada sistem pengadaan
tradisional, siklus estimasi berada pada tahap saat desain sudah selesai dibuat dan desain akan
ditenderkan untuk dikerjakan oleh calon penyedia jasa konstruksi.
Secara garis besar dalam siklus estimasi terdapat 3 tahapan utama yaitu tahap
perencanaan biaya (Cost Planning), tahap Estimasi (Estimating), dan tahap Tendering.
Estimasi ini akan menghasilkan sebuah estimasi harga yang akan dihabiskan untuk
menyelesaikan suatu proyek konstruksi sesuai dengan desain dan dokumen-dokumen
persyaratan seperti desain, spesifikasi, dan ketentuan lainnya.
Pada tahapan perencanaan biaya, estimasi harga yang didapat pada tahap ini akan
merujuk kepada data historis pada pekerjaan sebelumnya yang menyerupai proyek yang sedang
dikerjakan (Historical Data). Estimasi biaya akan dibuat berdasarkan desain dan ruang lingkup
kerja (Design Scope) serta target biaya yang direncanakan harus dibuat dengan biaya yang
terjangkau dan masuk akal (Target cost plan within affordability).
Selanjutnya, estimasi biaya sementara yang sudah dibuat harus didetailkan dan
diintegrasikan dengan gambar desain serta dokumen persyaratan lainnya. Estimasi biaya harus
sesuai dan terintegrasi dengan desain (Design to cost) dengan volume pekerjaan yang sesuai
juga (Measure). Setelah didapatkan biaya, paket pekerjaan, dan volume pekerjaan yang tepat
maka harga satuan pekerjaan dapat dihitung untuk mendapatkan perkiraan harga satuan (Rate).
Ketika daftar ruang lingkup pekerjaan, paket pekerjaan, satuan pekerjaan, volume
pekerjaan, harga satuan serta estimasi biaya sudah didefinisikan dalam bentuk Bill of Quantities
(BoQ) maka dokumen BoQ, desain gambar serta daftar volume dan spesifikasi material sudah
dapat dimasukkan kedalam tahap tendering.
Tahap tendering merupakan tahapan untuk mendapatkan kontraktor yang memiliki
kualitas untuk mengerjakan proyek konstruksi. Dokumen kerja akan dikirim dan ditenderkan
kepada beberapa calon penyedia jasa konstruksi. Para calon penyedia jasa konstruksi mereview
dan mengevaluasi gambar desain serta Bill of Quantities dari proyek ini. Hasil evaluasi dari
para calon penyedia jasa akan ditampung dan dilakukan revisi pada dokumen kerja. Dokumen
kerja yang sudah direvisi akan dikirim kembali dan ditenderkan ulang untuk dihitung ulang
oleh para calon penyedia jasa untuk mendapatkan biaya yang harus dikeluarkan untuk
menyelesaikan proyek konstruksi.
Untuk menghitung estimasi pada proyek konstruksi diperlukan seorang estimator yang
mampu menghitung biaya serta volume pekerjaan pada proyek konstruksi. Diperlukan
beberapa kemampuan teknis seperti kemampuan untuk menetapkan ruang lingkup kerja
(establishing scope), mengevaluasi risiko (evaluating risk), serta memiliki wawasan luas
mengenai barang dan spesifikasi konstruksi untuk memberikan alternatif-alternatif lainnya
dalam pemilihan barang dan spesifikasi konstruksi.
STEVEN LIM
22190003
Seorang estimator dapat melakukan 2 jenis pendekatan untuk mendapatkan perkiraan
biaya proyek konstruksi yaitu dengan estimasi Top-down dan estimasi Bottom-up. Dimana
pada estimasi top-down, pemilik proyek akan menetapkan anggaran dana pada proyek sebelum
desain dibuat. Sedangkan estimasi bottom-up berjalan berbanding terbalik dengan estimasi top-
down. Estimasi ini akan dimulai dari pembuatan desain, desain akan menghasilkan Bill of
Quantities dan harga satuan pekerjaan.
Peran seorang estimator memang sangat penting dalam pengadaan proyek konstruksi,
terutama pada pengadaan proyek konstruksi sistem tradisional yaitu pengadaan design-bid-
build. Gagalnya seorang estimator dalam mengestimasi harga akan mengakibatkan gagalnya
pengadaan proyek konstruksi, lebih parahnya lagi bila estimasi harga dan volume pekerjaan
pada dokumen kerja tidak sesuai dengan volume pekerjaan di lapangan maka proyek konstruksi
yang sudah berjalan bisa terhenti akibat permasalahan biaya yang tersendat akibat dari
pekerjaan tidak sesuai dengan volume pekerjaan pada dokumen kerja. Estimasi harga yang
berlebihan akan mengakibatkan pemilik proyek atau owner membayar jasa proyek konstruksi
berlebih (overpaid).
STEVEN LIM
22190003
Daftar Pustaka

Fassa, F. (2020). Metode Pengadaan Jasa Konstruksi Dan Proses Penawaran. Podomoro
University Press.

Anda mungkin juga menyukai