Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA PELAKSANAAN (SAP)

PELACAKAN KASUS KONTAK PENYAKIT TULAR VEKTOR

Hari/ Tanggal : Senin, 10 Oktober 2016


Waktu : Pukul 08.00 WIB 11.00 WIB
Pokok bahasan : Disentri
Sasaran : Masyarakat
Petugas : Dwi Aprilia (Nr.PTT: 04.6.0600174)
Tempat : Desa Tanjung Punak

I. Latarbelakang
Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) merupakan salah
satu upaya kesehatan berbasis masyarakat yang bersifat promotif dan preventif dalam
rangka deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara
terpadu, rutin, dan periodik. Faktor risiko PTM meliputi merokok, konsumsi minuman
beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi,
hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindaklanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan
melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar.
Kelompok PTM Utama adalah diabetes melitus (DM), kanker, penyakit jantung dan
pembuluh darah (PJPD), penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat
kecelakaan dan tindak kekerasan.
Kegiatan Posbindu PTM pada dasarnya merupakan kegiatan milik masyarakat yang
dilaksanakan sepenuhnya dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Sektor
kesehatan khususnya Puskesmas lebih berperan dalam hal pembinaan Posbindu PTM dan
menerima pelayanan rujukan dari Posbindu PTM di wilayah kerjanya karena pada
prinsipnya kegiatan Posbindu PTM mencakup upaya promotif dan preventif, maka di dalam
kegiatan Posbindu PTM tidak mencakup pelayanan pengobatan dan rehabilitasi. Posbindu
PTM akan merujuk setiap kasus PTM yang ditemukan ke Puskesmas atau pelayanan
kesehatan lainnya untuk mendapatkan pelayanan lebih lanjut. Jumlah penduduk yang
menjadi sasaran untuk dilakukan pengukuran dan pemeriksaan faktor resiko penyakit tidak
menular desa Teluk Rhu 1636 dan desa Kadur
II. Tujuan
Tujuan utama kegiatan Posbindu PTM adalah untuk meningkatkan peran serta
masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko PTM. Oleh karena itu
sasaran Posbindu PTM cukup luas mencakup semua masyarakat usia 15 tahun ke atas
baik itu dengan kondisi sehat, masyarakat beresiko maupun masyarakat dengan kasus
PTM. Bagi sasaran masyarakat dengan kondisi sehat, Posbindu PTM bertujuan untuk
memberikan penyuluhan dan upaya agar tidak sampai menjadi masyarakat yang beresiko
terkena penyakit PTM. Bagi masyarakat beresiko, Posbindu PTM bertujuan untuk
mengenali faktor resiko PTM yang ada dan upaya mengurangi jumlah maupun intensitas
faktor resiko tersebut agar tidak menjadi penyakit PTM. Dan untuk masyarakat dengan
penyakit PTM, Posbindu PTM bertujuan untuk mengontrol dan menjaga kesehatan secara
optimal baik dengan upaya preventif seperti penyuluhan dan kuratif melalui sistem rujukan
Posbindu PTM ke Puskesmas
.III. Garis- garis Besar Materi
1. Pengertian Vektor Penyakit dan Disentri
2. Penyebab Penyakit Tular Vektor
3. Tanda dan Gejala Disentri
4. Cara mencegah penyakit disentri

IV. Media :
1. Leaflet
2. Daftar pertanyaan konseling penderita penyakit Diare

V. Pelaksanaan

No. Acara Waktu KegiatanPenyuluhan Evaluasi

1. Perkenalan 5 Mengucap salam, Menjawab salam,


Menit Memperkenalkan diri dan mendengarkan dengan
memohon ijin melakukan seksama.
pendataan.
2. Melakukan 10 Menggali informasi Memberikan jawaban
Pemantauan Menit mengenai penyebab yang akurat atas
terjadinya diare pada pertanyaan yang
pasien, mencari apakah ada diberikan
pasien diare lain di
lingkungan rumah tersebut
dan menggali penyebab
terjadinya diare pada
pasien, yang meliputi :
1. Identifikasi masalah
lingkungan
2. Identifikasi perilaku
diantaranya sumber air
bersih yang digunakan,
pengelolaan limbah
rumah tangga,
pembuangan tinja, cara
pengelolaan makanan,
kebiasaan mencuci
tangan pakai sabun,dll
3. Melakukan 10 Memberikan Penyuluhan Mendengarkan,
Pembinaan Menit mengenai penyakit tular memperhatikan
vektor: dan berperan
1. Pengertian Vektor Penyakit aktif dalam
dan Disentri proses
2. Penyebab Penyakit Tular pemberian
Vektor informasi dan
3. Tanda dan Gejala Disentri aktif bertanya.
4. Cara mencegah penyakit
disentri

4. Penutup 5 Menyampaikan saran kepada Pasien dapat


Menit masyarakat menyimpulkan hasil
Mengucapkan terima kasih atas pemeriksaan dan
perhatian dan mengucapkan salam mendapatkan
penutup. pengetahuan setelah
mendapatkan
pembinaan serta
menjawab salam

VI. Materi
MATERI PENYAKIT TULAR VEKTOR

1. Pengertian Vektor dan Disentri


Vektor merupakan arthropoda yang dapat menularkan, memindahkan atau menjadi
sumber penularan penyakit pada manusia. Sedangkan menurut Nurmaini (2001), vektor
adalah arthropoda yang dapat memindahkan/menularkan suatu infectious agent dari
sumber infeksi kepada induk semang yang rentan.
Disentri adalah infeksi pada usus yang menyebabkan diare yang disertai darah atau
lendir. Diare merupakan buang air besar encer dengan frekuensi yang lebih sering dari
biasanya. Di samping diare, gejala disentri lainnya meliputi kram perut, mual atau muntah,
serta demam.

2. Penyebab Penyakit Tular Vektor


Vektor penyakit dari arthropoda yang berperan sebagai penular penyakit dikenal
sebagai arthropod - borne diseases atau sering juga disebut sebagai vector borne
diseases. Istilah ini mengandung pengertian bahwa arthropoda merupakan vektor yang
bertanggung jawab untuk terjadinya penularan penyakit dari satu host (pejamu) ke host lain.
Paul A. Park & Park, membagi klasifikasi arthropods borne diseases yang sering
menyebabkan terjadinya penyakit pada manusia sebagai berikut :

No Arthropoda Penyakit Bawaan

1. Nyamuk Merupakan vektor dari penyakit Malaria, Filaria, Demam kuning Demam

berdarah, Penyakit otak, demam haemorhagic

2. Lalat Merupakan vektor dari penyakit tipus dan demam paratipus, diare,

disentri, kolera, gastro-enteritis, amoebiasis, penyakit lumpuh,

conjunctivitis, anthrax

3. Lalat Pasir Merupakan vektor penyakit leishmaniasis, demam papataci dan

bartonellosisi, Leishmania donovani,


4. Lalat Hitam Merupakan vektor penyakit Oncheocerciasis

5. Lalat tse2 Merupakan vektor dari penyakit tidur

6. Kutu Merupakan vektor dari penyakit tipus mewabah, relapsing demam, parit

7. Pinjal penyakit sampar, endemic typhus

8. Sengkenit Penyakit Rickettsia (Rickettsia Rickettsii)

9. Tungau penyakit tsutsugamushi atau scrub typhus yang disebabkan oleh

Rickettsia tsutsugamushi,

3. Tanda dan Gejala Disentri


Selain diare dengan darah dan lendir pada tinja, anak yang mengalami disentri juga
dapat mengalami demam dan tenesmus yaitu suatu perasaan nyeri perut yang melilit
terutama saat buang air besar. Nyeri perut saat buang air besar sering kali tidak dapat
dilihat pada anak bayi karena mereka pada umumnya masih belum dapat menggambarkan
dengan jelas gejala nyeri perut tersebut. Mungkin yang terlihat hanyalah rewel atau ekspresi
sakit lainnya.

4. Cara mencegah penyakit disentri


Peraturan Mentri No.374 tahun 2010 mendefinisikan bahwa pengendalian vektor
merupakan kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk menurunkan populasi vektor
serendah mungkin sehingga keberadaannya tidak lagi beresiko untuk terjadinya penularan
penyakit di suatu wilayah atau menghindari kontak masyarakat dengan vektor sehingga
penularan penyakit yang dibawa oleh vektor dapat di cegah (MENKES,2010).
Mengingat salah satu penyebab penyakit disentri adalah sanitasi yang buruk, maka hal
pertama yang perlu dilakukan untuk mencegahnya adalah sebagai berikut.
a. Menjaga kebersihan lingkungan.
Bersihkan rumah dan perabotan, terutama perabotan makan secara berkala. Jika perlu
simpan perabotan makan di tempat tertutup agar tidak terkontaminasi kuman. Cuci
segera perabotan makan setelah digunakan agar ia tak jadi sarang kuman.
b. Menjaga kebersihan makanan dan minuman
Masaklah makanan dengan benar, dan minumlah air yang sudah matang untuk
menghindari infeksi gejala penyakit disentri. Proses memasaknya juga harus
diperhatikan, seperti menempatkan sayuran dan daging dalam wadah yang berbeda.
Makanan juga harus dicuci dengan air yang mengalir sebelum dimasak. Pisau dan
talenan yang dipakai untuk keduanya juga harus berbeda, atau setidaknya cucilah
terlebih dahulu sebelum digunakan kembali. Setelah makan, segera simpan sisa
makanan dalam lemari pendingin. Jangan biarkan makanan berada dalam ruangan
terlalu lama, kendati dalam keadaan tertutup. Selain itu, tutup rapat tempat air minum
dan segera bersihkan meja makan agar tak jadi sarang kuman.
c. Menjaga kebersihan diri
Sebelum makan, biasakan keluarga untuk mencuci tangan pakai sabun. Hal ini sangat
penting dilakukan guna mencegah bakteri Amoeba dan Shigella masuk ke dalam sistem
pencernaan melalui tangan yang kotor.

Anda mungkin juga menyukai