Qwrqwre
Qwrqwre
TUGAS AKHIR
Oleh :
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada
Program Diploma III Analis Farmasi
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Oleh:
Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing,
Disahkan Oleh:
Dekan,
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan
Farmasi.
kepada kedua orangtua tercinta ayahanda B.Siregar dan ibunda R.Harahap yang
selalu mendoakan dan memberikan kasih sayang dan dorongan baik material
Siregar, A.Md., Mhd Ramadan Siregar dan Asrul Afandi Siregar, Sri Wahyuni
Siregar, Ahmad Hanafi Siregar yang telah memberikan motivasi kepada penulis
berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra , Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
2. Ibu Dra. Suwarti Aris, MSi. Apt. selaku dosen pembimbing yang telah
3. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M. App. Sc. Apt. selaku pengelola PKL
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
4. Bapak pimpinan PT. PP. London Sumatera Indonesia, Tbk. Turangie Oil Mill
5. Bapak/ibu dosen penguji yang telah memberikan kritik dan sarannya dalam
hanya dapat memohon kehadirat Allah SWT. Semoga semua pihak yang telah
banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
Akhir kata penulis berharap agar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Penulis,
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
1.3. Tujuan......................................................................................................... 3
2.9. Cara-cara penentuan kadar air pada minyak dan lemak ................................ 22
2.10. Pengaruh kadar air terhadap mutu minyak kelapa sawit ............................. 25
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu tanaman suku Palmae yang dapat menghasilkan minyak adalah
kelapa sawit. Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari daging buah kelapa
sawit disebut crude palm oil (CPO) sedangkan minyak yang dihasilkan oleh
Secara organoleptis CPO berwarna kuning dan PKO tidak berwarna atau
jernih, warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah
berwarna, warna orange atau kuning pada CPO disebabkan adanya pigmen
karoten yang larut dalam minyak. Bau dan flavor dalam minyak terdapat secara
alami, juga terjadi akibat adanya asam-asam lemak berantai pendek akibat
kerusakan minyak. Sedangkan bau khas minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh
memiliki susunan dan kandungan gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak
menggunakan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku adalah industri pangan
dan industri nonpangan seperti kosmetik dan farmasi. Bahkan minyak sawit telah
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
1.Tingkat efisien minyak sawit tinggi sehingga mampu menempatkan CPO
2.Produktivitas minyak sawit tinggi yaitu 3,2 ton/ha, sedangkan minyak kedelai,
lobak, kopra dan minyak bunga matahari masing-masing 0,34, 0,51, 0,57, dan
0,53 ton/ha.
3.Memiliki keluwesan dan keluasan dalam ragam kegunaan baik di bidang pangan
maupun nonpangan.
Minyak sawit juga memiliki keunggulan dalam hal susunan dan nilai gizi
diantaranya kadar sterol dalam minyak sawit relatif lebih rendah dibandingkan
minyak nabati lainnya. Kadar sterol dalam CPO antara 360-620 ppm dengan
kadar kolestrol hanya sekitar 10 ppm atau sebesar 0,001%. Sehingga minyak
Salah satu faktor yang mempengaruhi mutu CPO adalah kadar air dalam
minyak sawit, jika kadar air di dalam minyak sawit sangat besar dapat
Syarat kadar air dalam CPO produksi adalah 0,20% dengan syarat kualitas
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
1.3. Tujuan
- Untuk mengetahui cara penentuan kadar air dalam CPO di PT. PP. London
- Untuk mengetahui kadar air yang terkandung dalam CPO di PT. PP.
1.4. Manfaat
- Untuk mengetahui berapa kadar air sesuai dengan standar mutu CPO.
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asal tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack). Secara pasti belum
bisa diketahui. Namun, ada dugaan kuat tanaman ini berasal dari dua tempat, yaitu
Amerika Selatan dan Afrika (Guenia). Spesies Elaeis melanococca atau Elaeis
oleivera diduga berasal dari Amerika Selatan dan spesies Elaeis guineensis
Tanaman kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu bagian
vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif kelapa sawit meliputi akar, batang
a. Akar
Tanaman kelapa sawit mempunyai akar serabut. Akar kelapa sawit akan
tumbuh ke bawah dan ke samping membentuk akar primer, sekunder, tertier dan
kuartener. Akar primer tumbuh ke bawah di dalam tanah sampai batas permukaan
air tanah. Sedangkan akar sekunder, tertier dan kuartener tumbuh sejajar dengan
permukaan air tanah, bahkan akar tertier dan kuartener menuju ke lapisan atas
atau ke tempat yang banyak mengandung zat hara. Fungsi utama akar adalah
menyangga bagian atas tanaman dan menyerap zat hara. (Tim penulis, 1992).
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
b. Batang
c. Daun
Susunan daun tanaman kelapa sawit mirip dengan tanaman kelapa yaitu
membentuk susunan tajuk majemuk. Daun muda yang masih kuncup berwarna
kuning pucat. Pada tanah yang subur, daun cepat membuka sehingga makin
juga sebagai alat respirasi. Semakin lama proses fotosintesis berlangsung, maka
semakin banyak bahan makanan yang dibentuk sehingga produksi tanaman kelapa
a. Bunga
Bunga kelapa sawit berumah satu. Pada satu batang terdapat bunga jantan
dan bunga betina yang letaknya terpisah pada tandan bunga yang berbeda. Tandan
bunga terletak di ketiak daun,mulai tumbuh setelah tanaman berumur sekitar satu
tahun. Letak Bunga jantan satu dengan lainnya sangat rapat dan membentuk
cabang-cabang bunga yang panjangnya antara 10-20 cm. Bunga jantan ini terdiri
dari enam helai benang sari dan enam perhiasan bunga. Sedangkan bunga betina
terletak dalam tandan bunga. Bunga betina memiliki tiga putik dan enam
perhiasan bunga. Di antara bakal buah hanya satu yang subur dan jarang terdapat
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
b. Buah
Buah kelapa sawit menempel dikarangan yang disebut tandan buah. Dalam
satu tandan terdiri dari puluhan sampai ribuan buah. Tandan buah akan mencapai
ukuran maksimal (terbesar) pada umur 4,5-5 bulan. Pada umur ini mulai dibentuk
zat-zat minyak yang disusun dalam sel-sel penyusun disela-sela sabut buah
dengan pembentukan minyak, warna kulit buah akan berubah dari ungu menjadi
orange merah.
Perubahan kulit buah yang terjadi saat turun hujan menyebabkan buah-
buah yang berjatuhan tersebut akan lepas dari tandannya (rontok). Berdasarkan
warnanya hitam atau ungu tua atau hijau. Semakin tua, warnanya berubah
spons atau karet busa yang sangat banyak mengandung minyak (CPO),
tekstur lunak dan berwarna putih. Ketika buah sudah tua, endokarp
endokarp.
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
d. Kernel, biji atau inti. Inti dapat disamakan dengan daging buah dalam
kelapa, tetapi bentuknya lebih padat dan tidak berisi air buah. Kernel
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Palmales
Suku : Palmae
Marga : Elaeis
(Sastrosayono, 2003).
dalam daging buah (mesokarp) meningkat cepat. Hal ini disebabkan adanya
proses konversi karbohidrat menjadi lemak dalam buah. Setelah kadar minyak
dalam buah mencapai maksimal, buah akan lepas (brondol) dari tandannya. Asam
lemak bebas dalam buah akan terus naik. Ciri-ciri tandan buah yang masak
ditentukan oleh angka kematangan, yaitu jumlah buah yang brondol dari
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
2.4. Tahapan proses pengolahan tandan buah segar (TBS)
memerlukan kontrol yang cermat, dimulai dari pengangkutan atau brondolan dari
yaitu mempunyai dua alat timbang dengan kapasitas 30 x 40 ton yang digunakan
Loading ramp merupakan tempat untuk menerima FFB yang akan diolah
terdiri dari 16 pintu dan kapasitas masingmasing pintu 30 ton, tetapi sebelum
FFB yang diterima harus disortir dan harus sesuai dengan kriteria FFB di PT. PP.
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
mentah/unripe (tidak ada brondolan), buah matang/under ripe (boleh ada
brondolan tapi kurang dari 20 buah), masak/normal ripe (lebih dari 20 brondolan
sampai kepada buah yang mengisi janjang lebih dari 50%, terlalu masak/over ripe
(lebih dari 50% buah membrondol), busuk/rotten (sebagian tandan buah busuk),
alam), memar/bruised (tidak ada buah pada janjangan), long stalk (panjang
Fruit cages merupakan tempat buah yang telah selesai disortir langsung
dituang ke loading ramp dan diteruskan ke lorry dengan kapasitas 4 ton/lorry yang
digunakan sebagai alat transportasi dan tempat FFB ke stasiun sterilization untuk
disterilisasi.
FFB. Kapasitas 1 vessel sterilisasi dapat memuat 7 lorry FFB dengan sistem
perebusan triple peak, lamanya waktu perebusan 115 menit dari awal masuknya
lorry hingga keluarnya lorry. Lamanya waktu sistem triple peak 95 menit dengan
temperatur 1400C.
Thressing station merupakan ialah alat untuk memisahkan buah kelapa sawit
dari tandannya dengan sistem bantingan dengan putaran 22 rpm. Buah yang
lepas dari tandan akan keluar melalui kisi-kisi Threser dan jatuh ke Conveyor
selanjutnya.
c. Fruit conveyor
Fruit conveyor merupakan material handling untuk material loose fruit menuju
ke fruit elevator.
d. Fruit elevator
a. Digester (pelumatan)
daging buah terbuka dan minyak keluar pada temperatur 1000C dan putaran dari
digester 23 rpm dimana kapasitas dari digester 1,5 ton/jam yang berputar secara
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
b. Screw press
dengan sistem dua ulir yang berputar berlainan arah dan didukung oleh satu alat
hydrolic dengan 42 A yang bekerja secara automatic, dengan putaran 10,5 rpm.
Akibat tekanan maka CPO akan keluar dan dialirkan melalui oil gutter yang
dicampur dengan air memiliki temperatur 1000C dan banyaknya air yang
ditambahkan 18% dari FFB, kemudian hasilnya disebut dengan Dillution Crude
Oil (DCO) yang akan diteruskan ke stasiun klarifikasi untuk pemurnian minyak
menjadi CPO yang sebelumnya dilewatkan pada vibrating screen yang berfungsi
menyaring serabut dan lumpur yang terikut bersama DCO yang memiliki 2 lapis
saringan yang diatas 20 mesh dan dibawah 40 mesh, lalu kotoran lain dan biji
dialirkan ke stasiun ini untuk diproses lebih lanjut yang pada akhirnya
pemisahan, dan pemurnian. Untuk hal ini ada beberapa unit yang harus
dilewati yaitu:
Unit sand trap merupakan alat berupa tangki yang dalamnya ada beberapa
sekat, kegunaan alat ini adalah untuk menangkap pasir dan partikel-partikel berat
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
b. Unit vibrating screen
Unit DCO tank merupakan tempat DCO yang telah melalui proses
Unit clarifier tank merupakan alat yang berfungsi untuk menampung DCO
yang akan memisahkan komponen yang terdapat pada DCO antara lain oil,
emulsion, air, solid dan impiuritis. Dimana minyak yang akan diambil dengan
sistem pengendapan yaitu air, solid dan impiuritis akan mengalir ke sludge tank
melalui under flow, sedangkan minyak di permukaan atas akan diatur secara over
flow melalui skimmer mengalir ke clean oil tank. Pada unit clarifier ini
pemisahan terjadi karena adanya perbedaan berat jenis (BJ). Pemisahan dilakukan
masuk ke oil purifier, didalam tangki minyak tetap dipanaskan dengan steam
pada temperatur 800C dengan kapasitas tangki 147 ton. Pada tangki masih ada
sedikit kotoran yang mengendap maka endapan ini sesekali dibuang ke Oil Box
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
f. Unit oil purifier
Unit oil purifier merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan minyak
dengan kotoran yang mungkin terbawa pada minyak. Proses pemisahan ini
putaran ini kotoran akan mengendap dan terbuang ke sludge pit, sedangkan
minyak mengalir ke floating tangki, efisiensi alat ini adalah 85%. Pemisahan ini
kadar air yang masih terkandung dalam minyak. Pada proses ini kadar air yang
larut dalam minyak akan terhisap oleh adanya vakum udara dengan laju tekanan
0,85 bar, maka minyak sudah dapat dikatakan bersih dan murni, kemudian minyak
dialirkan ke storage tank. Didalam storage tank minyak tetap dipanaskan dengan
steam yang temperaturnya 550C agar minyak dalam keadaan cair selama
penyimpanan.
ke truk tangki.
Unit sludge tank merupakan alat yang berfungsi sebagai penampung dari
clarifier tank dialirkan secara under flow dari bagian bawah clarifier dengan
kapasitas 22 ton, disini terjadi pemisahan dengan sistem pengendapan dan diberi
uap panas dengan temperatur 9001000C lalu dialirkan ke unit brush stainer.
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
j. Unit sand cyclone
Unit sand cyclone merupakan alat yang berfungsi untuk menyaring pasir yang
terdapat dalam minyak dengan sistem centrifugal, pasir akan terbuang ke parit
Unit brush stainer merupakan alat yang berfungsi untuk menyaring serabut
brush strainer dengan sistem putaran, sehingga minyak akan keluar melalui
Unit balance tank merupakan tangki lumpur yang sudah melalui alat Sand
Cyclone dan Brush Strainer. Tangki ini juga berfungsi agar feeding ke Centrifuge
memastikan pasir dan kotoran (lumpur) lainnya tidak ada. Minyak mengalir ke oil
box untuk di proses kembali ke DCO tank. Pasir, air, dan kotoran keluar melalui
Unit sludge pit merupakan bak tempat pembuangan limbah cair dari proses
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
2.4.6. Stasiun pengolahan biji (kernel recovery station)
serabut dan kotoran lain. Maka pada proses itu ada beberapa peralatan yang
menguraikan biji dan fiber dengan sistem putaran 33 rpm dan kemiringan 300
berputar secara spiral, sehingga biji dan fiber yang telah terurai terhantar ke
Depericarper.
c. Unit depericarper
Unit depericarper merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan biji dan
ampas dimana ampas akan ditarik keatas oleh fibre cyclone dengan pneumatic
d.Unit distoner
berat yang dimungkinkan terbawa misalnya: batu, baut dan lainlain. Dengan
bantuan alat Dust Cyclone maka debu yang terbawa akan terhisap dan benda
berat akan jatuh, lalu biji tertarik ke Nut Hopper melalui conveyor.
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
e. Unit nut elevator
Unit nut elevator merupakan alat yang berfungsi untuk menstranfer nut
f. Nut grading
Unit nut hopper merupakan alat yang berfungsi sebagai penampungan biji
sebelum dipecah oleh Ripple Mill. Kapasitas isi Nut Hopper diatur hanya untuk
menampung sementara sebagai umpan biji ke ripple mill dengan magnetic feeder
system.
Unit ripple mill merupakan alat yang berfungsi untuk memecahkan biji
melemparkan biji ke dinding dengan sistem putaran, baik tidaknya proses ini
tergantung pada besarnya putaran (tetapi sebelum biji masuk ke ripple mill
dilewatkan pada fader magnetic untuk menahan besi yang mungkin terbawa
i. Unit winnower 1
berat, sedang dan ringan dengan media angin, material yang dipisahkan dalam hal
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
ini adalah kernel. Fase berat jatuh ke vibrating grade, fase sedang ke winnower 2
dan fase ringan (free shell) terangkat dan menjadi bahan bakar boiler.
j. Unit winnower 2
hanya fase beratnya jatuh ke kernel elevator, fase sedang jatuh ke Clay Bath
Pada unit clay bath cangkang dan inti pecah dari crake mixture cyclone
masuk ke clay bath untuk proses pemisahan dimana dimasukkan kedalam larutan
CaCO3 dengan berat jenis 1,14 sehingga inti pecah dengan berat jenis 1,018 akan
berada diatas permukaan, cangkang dengan berat jenis 1,012 berada dibawah lalu
Unit vibrating grade merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan inti
dengan biji yang belum pecah. Vibrating grade merupakan ayakan yang
digerakkan oleh electro motor, hasil pemisahan biji yang belum pecah akan
kembali ke Nut Hopper untuk proses ulang melalui conveyor sedangkan inti
berupa whole wet kernel, broken wet kernel ke distribusi conveyor, lalu di
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
n. Unit kernel drier
Pada unit kernel drier inti sawit yang telah dihasilkan dipanaskan dengan
sistem penghembusan udara panas. Dimana terdapat dua tahap pemanasan yaitu:
Tahap 1 dengan temperatur 850C selama 3 jam dan tahap 2 dengan temperatur
pemanasan merata ke seluruh permukaan inti. Kemudian conveyor bulk silo inti
Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% perikarp dan 20% buah yang
kulit yang tipis, kadar minyak dalam perikarp sekitar 34-40%. Minyak kelapa
sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap.
Rata-rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dapat dilihat pada
tabel berikut bahan yang tidak dapat disabunkan jumlahnya sekitar 0,3%.
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
Tabel 2.1. Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa
Asam laurat - 46 - 52
Asam oleat 39 - 45 13 - 19
Sifat fisika-kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau dan flavor,
kelarutan, titik cair dan polymorphism, titik didih (boiling point), titik pelunakan,
slipping point, bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan (turbidity point). Warna
minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses
pemucatan, karena asam-asam lemak dan gliserin tidak berwarna. Warna orange
atau kuning disebabkan oleh adanya pigmen karoten yang larut dalam minyak.
Bau dan flavour dalam minyak terdapat secara alami juga terjadi akibat kerusakan
persenyawaan betaiodine. Titik cair minyak tergantung pada asam lemak yang
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
2.7. Sifat kimia minyak dan lemak
Minyak pada umumnya asam lemak jenuh dari minyak (mempunyai rantai
lurus monokarboksilat dengan jumlah atom karbon yang genap). Reaksi yang
penting pada minyak dan lemak adalah reaksi hidrolisis,oksidasi dan hidrogenasi.
a. Hidrolisis
Dalam reaksi hidrolisis, minyak atau lemak akan dirubah menjadi asam-
asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisis yang dapat mengakibatkan
kerusakan minyak atau lemak karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak atau
lemak tersebut.
Minyak atau lemak dapat dihidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak
karena adanya air. Reaksi ini dipercepat oleh basa, asam dan enzim-enzim.
Hidrolisis oleh enzim lipase sangat penting karena enzim tersebut terdapat pada
semua jaringan yang mengandung minyak. Dengan adanya lipase, lemak akan
diuraikan sehingga kadar asam lemak bebas menjadi tinggi. Minyak yang telah
Reaksi hidrolisis trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak (Ketaren, 1986)
adalah:
CH2 O C R CH2OH
O O
CH O C R + 3H2O CHOH + 3R C OH
. CH2 O C R CH2OH
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
b. Oksidasi
oksigen dengan minyak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau
konversi hidroperoksida menjadi aldehid dan keton serta asam-asam lemak bebas.
(Ketaren, 1986).
c. Hidrogenasi
dalam rangkaian asam lemak dari trigliserida. Dua akibat yang ditimbulkan yaitu
titik cair lemak atau minyak akan naik, dan lemak atau minyak menjadi lebih
sawit itu, maka mutu dan kualitasnya harus diperhatikan sebab sangat menentukan
dibedakan menjadi dua arti. Yang pertama adalah mutu minyak sawit dalam arti
benar-benar murni dan tidak tercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak
sawit dalam arti yang pertama dapat ditentukan dengan menilai sifat-sifatnya,
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
antara lain titik lebur angka penyabunan dan bilangan yodium. Sedangkan yang
kedua, yaitu mutu minyak sawit dilihat dalam arti penilaian menurut ukuran.
Dalam hal ini syarat mutunya diukur berdasarkan spesifikasi standart mutu
internasional, yang meliputi kadar air dan kotoran, kadar asam lemak bebas,
logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan. Dalam dunia
perdagangan, mutu minyak sawit dalam arti yang kedua lebih penting.
Penetapan kadar air pada minyak dan lemak dapat ditentukan dengan berbagai
cara yaitu cara hot plate, cara oven terbuka dan cara oven hampa udara.
(Ketaren, 1986).
Cara hot plate dapat digunakan untuk menentukan kadar air dan bahan lain
yang menguap yang terdapat dalam minyak dan lemak. Cara tersebut dapat
digunakan untuk semua jenis minyak dan lemak. Termasuk emulsi seperti
mentega dan margarin serta minyak kelapa dengan kadar asam lemak bebas yang
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
tinggi. Untuk minyak yang diperoleh melalui ekstraksi dengan pelarut menguap
Contoh ditimbang 5-20 gram didalam gelas piala yang kering dan telah
memutar gelas piala secara perlahan-lahan dengan tangan agar minyak tidak
memercik. Pemanasan dihentikan setelah tidak terlihat lagi gelembung gas atau
buih. Cara lain yang lebih baik yaitu dengan meletakkan gelas arloji, pada akhir
pemanasan suhu minyak tidak boleh lebih dari 130C. Selanjutnya contoh
ditimbang. Penyusutan bobot disebabkan oleh bobot dari air dan zat menguap
Cara oven terbuka (air oven method) digunakan untuk lemak hewani dan
nabati, tetapi tidak dapat digunakan untuk minyak yang mengering (drying oils)
atau setengah mengering (semi drying oils). Contoh yang telah diaduk,
selanjutnya ditimbang seberat 5 gram di dalam cawan kadar air (moisture dish),
lalu dimasukkan kedalam oven dan dikeringkan pada suhu 105C 1C selama
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
30 menit. Contoh diangkat dari oven dan didinginkan didalam desikator sampai
Cara oven hampa udara (vacuum oven method) dapat digunakan untuk
semua jenis minyak dan lemak, kecuali minyak kelapa dan minyak yang sejenis
pada suhu tidak lebih dari 25C. Contoh diangkat dari oven dan
x 100%
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
2.11. Pengaruh kadar air terhadap mutu minyak kelapa sawit
Mutu minyak kelapa sawit yang baik adalah minyak kelapa sawit yang
mempunyai kadar air sebesar 0,20% dan kadar asam lemak bebasnya sebesar
3,0%. Salah satu faktor yang mempengaruhi mutu minyak sawit adalah kadar
airnya.
Dan jika kadar air dalam minyak sawit sangat tinggi (>0,20%) maka akan
ini akan menghasilkan gliserol dan asam lemak bebas yang menyebabkan
ketengikan dan menghasilkan rasa dan bau tengik pada minyak tersebut.
Untuk mendapatkan kadar air yang sesuai dengan yang diinginkan, maka
harus dilakukan pengawasan yang intensif pada penimbunan dan pada proses
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
BAB III
METODOLOGI
gravimetris.
3.1. Sampel
Sampel yang digunakan untuk penetapan kadar air adalah CPO yang
diperoleh dari laboratorium PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk Turangie Oil
Mill.
3.2. Alat
- Tempatkan cawan yang bersih dalam oven dan keringkan pada suhu
jam.
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
Rumus :
= 0,15%
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
BAB IV
suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan menggunakan energi
panas. Pengeringan dapat berlangsung dengan baik jika pemanasan terjadi pada
setiap tempat secara merata dari bahan tersebut dan uap air dikeluarkan dari
seluruh permukaan bahan, suhu pengeringan, aliran udara dan tekanan uap
Dari hasil penetapan kadar air terhadap CPO yang diproduksi oleh PT. PP.
London Sumatera Indonesia Tbk secara gravimetris adalah 0,15% sesuai dengan
Kadar air adalah banyaknya kandungan air yang terdapat di dalam sampel.
Kadar air dapat mempengaruhi mutu CPO, semakin tinggi kadar air, maka
semakin rendah mutu CPO. Kadar air yang tinggi dapat menyebabkan hidrolisis
yang akan merubah minyak menjadi asam-sam lemak bebas sehingga dapat
Kadar air yang tinggi didalam CPO dapat disebabkan oleh buah yang
rusak atau busuk. Buah yang rusak atau busuk dapat disebabkan pada waktu
pemanenan dan pemotongan yang dilakukan tidak baik, yaitu panen yang tidak
tepat waktu, misalnya panen yang dilakukan saat buah terlalu masak.
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
BAB V
5.1. Kesimpulan
Hasil penetapan kadar air terhadap CPO yang diproduksi oleh PT. PP.
London Sumatera Indonesia Tbk, secara gravimetris adalah 0,15% sesuai dengan
5.2. Saran
Untuk kajian lebih lanjut sebaiknya dilakukan juga analisis untuk beberapa
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K. A., et al, 1987, Ilmu Pangan, Penterjemah Adiono, H. P., penerbit
Ketaren, S., 1986, Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, Cetakan
PT. PP. LONDON SUMATERA INDONESIA. Tbk, 2005, Penetapan Kadar Air
Sastrosayono, S., 2003, Budi Daya Kelapa Sawit, Penerbit Agromedia Pustaka,
Tim Penulis, PS, 1997, Kelapa Sawit Usaha Budi daya dan Pemanfaatan Hasil
53-147.
Yan, Fauzi, dkk., 2002, Kelapa Sawit Budi Daya Pemanfaatan Hasil dan Limbah
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.
USU Repository 2009