Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bioteknologi
Bioteknologi adalah pemamfaatan organisme hidup untuk memproduksi

barang dan jasa. Defenisi tersebut terlalu luas aspeknya, tetapi dapat ikatakan,

bahwa istilah bioteknologi digunakan dalam berbagai aktivitas yang

melibatkan berbagai peristiwa fermentasi, biakan sel, biakan jaringan dari

tanaman, dan binatang, manipulasi sel, seperti pada transfer embrio,

inseminasi buatan, biologi molekuler, teknologi rekayasa genetika dan

teknologi enzim.
Lahirnya bioteknologi modern ini ditandai dengan munculnya teknologi

Rekombinan DNA (Deoxiribo Nucleic Acid). Teknologi ini bukan hanya

memberikan harapan dapat disempurnakannya proses dan produk saat ini,

tetapi diharapkan juga mampu mengembangkan produk baru sama sekali.

Produk yang sebelumnya diperkirakan tidak mungkin dibuat, dapat dibuat

bahkan memudahkan realisasi proses-proses lain yang baru.


Penemuan dan pengembangan teknik-teknik yang ada untuk menjawab

masalah manusia jarang yang terlepas dari dilema. Di tangan manusia,

bioteknologi medis dapat dipakai untuk kepentingan yang jahat dan baik.

Dalam kasus bioteknologi medis kloning misalnya, teknik ini berusaha

melepaskan proses reproduksi dari hubungan kelamin dua organisme sejenis

berbeda kelamin, dan jika hal ini dilakukan maka akan terbuka kemungkinan

kehamilan dengan beragam permasalahannya.


Bioteknologi di Indonesia masih dalam tahapan pengembangan di Institusi

riset pemerintah dan belum pada tahapan produksi maupun industri khususnya

3
untuk bioteknologi maju seperti DNA rekombinan, teknologi transgenik,

vaksin, interleukin, hormon dan cloning.


Beberapa teknologi yang merupakan pengembangan bioteknologi seperti

pada tabel berikut :


a. Kesehatan dan Farmasi
Produknya meliputi antibiotika, vaksin, hormon, gen terapi (diabet,

antikanker, AIDS, dan DNA rekombinan), antibiotika yang penting untuk

antitumor. Produk tersebut diproduksi dengan proses fermentasi yang

belum menggunakan bioteknologi maju. Bahan obat tanaman dapat

diproduksi dengan teknik immobilisasi, dalam penerapan ini digunakan

bagian sel yaitu organela untuk produksi bahan yang diinginkan, juga pada

sel hewan dapat pula dilakukan penerapan teknik immobilisasi sel hewan

untuk penggunaan pada virus poliomielitus, virus herpes dan interferon


b. Pangan dan Pertanian
Upaya peningkatan penyediaan pangan global membutuhkan

produktivitas tanaman yang lebih besar, dengan beberapa syarat seperti:

tersedianya benih atau bahan tanaman berkualitas, perbaikan sistem

pertanian, pengajaran dan pelatihan, ketersediaan input produksi dan

adanya pasar untuk tujusan komersil.

4
2.2 Inseminasi Buatan
a. Pengertian inseminasi buatan
Inseminsi buatan merupakan bentuk kemajuan teknologi di bidang

kedokteran yang bertujuan untuk memberikan jalan keluar bagi pasangan

suami istri yang tidak dapat memperoleh keturunan secara alami atau

mengalami kemandulan.
b. Fungsi dan kelemahan inseminasi buatan
Secara umum inseminasi buatan berfungsi untuk :
1. Perbaikan genetik
2. Pencegahan penyakit menular
Kelemahan dari IB jika tidak dikelola dengan baik adalah :
1. Bila seleksi sperma salah maka bisa menyebarkan sifat jelek
2. Membutuhkan keterampilan yang tinggi dari Balai Inseminasai

Buatan, penyimpanan selama transport.


c. Kasus inseminasi buatan yang pertama di dunia dan di Indonesia
Program inseminasi buatan ini terjadi pertama kali pada pertengahan

tahun 1970an yang dilakukan oleh Dr. P. C. Steptoe dan Dr. R.G. Edwars,

yaitu dengan lahirnya Louise Brown pada tanggal 27 Juli 1978. Louise

Brown merupakan hasil konsepsi (pembuahan) yang dipertemukan di

dalam tabung gelas dengan sperma dan ovum dari pasangan suami istri

John Brown dan Lesley.


Di Indonesia, keberhasilan inseminasi buatan diawali pada tahun

1980an, yaitu ditandai dengan lahirnya: pertama bayi yang bernama

Akmal pada tanggal 2 Agustus 1987 dari pasangan suami istri Linda-

Soekotjo dengan menggunakan teknik GIFT, kedua Dimas Aldida Akmal

Sudiar pada tanggal 2 Oktober 1988 dari pasangan Wiwik Juwari-

Sudirman dengan mengggunakan teknik IVF.


d. Proses inseminasi buatan
Berikut adalah proses inseminasi buatan :
1. Calon ibu meminum pil hormonal
Empat sampai enam minggu sebelum jadwal inseminasi, calon ibu

diminta minum pil hormonal untuk merangsang terjadinya ovulasi,

5
yakni proses matang dan keluarnya sel telur. Pada hari-H, calon ayah

diminta mengeluarkan sperma dengan cara masturbasi. Kemudian,

sperma dicuci dan dipilih yang terbaik. Cairan yang berada di dalam

sperma dibuang atau disisakan hanya sekitar 0,25 mililiter sebelum

dimasukkan ke dalam rahim istri dengan bantuan kateter.


2. Pemilihan sperma berkualitas bagus
Sperma dengan kualitas bagus, dilihat dari kuantitasnya, yaitu

berkonsentrasi di atas 10 juta permililiter. Dari 10 juta permililiter

tersebut dipreparasi untuk mendapatkan sperma yang benar-benar

berkualitas sekurang-kurangnya satu juta permililiter. Sebelum

dilakukan inseminasi, sel telur diberi obat terlebih dahulu untuk

penyuburan. Setelah beberapa hari, ada cek USG untuk melihat apakah

sel telur telah matang. Jika sel telur sudah matang dan sperma terbaik

sudah terpilih, inseminasi siap dilakukan.

6
3. Proses pemasukan sperma ke rahim calon ibu
Dalam prosesnya, sperma dimasukkan ke rahim menggunakan

selang kecil melalui jalan lahir (vagina). Aksi sperma di dalam rahim

inilah yang sulit dikontrol dalam menentukan hasil menjadi janin.

Sebab, risiko yang dihadapi sang ibu yaitu kehamilan lebih dari satu

dan kembar. hal ini terjadi karena pemberian obat-obatan penyubur di

sel telur yang reaksinya berlebihan daripada yang diharapkan.

Misalnya kita berharap tiga-empat telur yang matang, ternyata

berkembang menjadi 15-20 telur. Risiko lainnya, sang ibu mengalami

gangguan sirkulasi darah, pernafasan susah atau sesak, dan kekurangan

cairan di rongga paru-paru.


Teknik ini disebut IUI (Intrauterine Insemination). Cara ini cukup

mudah, tidak sakit dan tidak begitu mahal dibanding program bayi

tabung. Setelah selesai, pasien dianjurkan tidur telentang selama 1015

menit untuk memberi kesempatan sperma mencapai sel telur. Setelah

17 hari, dilihat apakah terjadi pembuahan atau tidak. Kalau gagal,

pasangan dianjurkan mengulang lagi sampai empat kali. Kalau tetap

gagal, pasangan dianjurkan mengikuti program bayi tabung.


2.3 Pandangan Lima Agama di Indonesia terhadap Inseminasi Buatan
Pandangan dari lima agama di Indonesia terhadapa inseminasi buatan

adalah sebagai berikut :


a. Agama Islam
Menurut pandangan Agama Islam, seorang manusia itu harus berusaha.

Tindakan melakukan program inseminasi buatan merupakan bentuk usaha

bagi pasangan suami-istri yang telah lama belum dikaruniai anak. Tetapi

Hukum Islam juga menjelaskan bahwa pasangan yang melakukan

inseminasi buatan haruslah benar-benar pasangan suami-istri yang sah.

7
Apabila ada pasangan yang melakukan inseminasi buatan dengan

menggunakan pendonor, baik pendonor sperma maupun pendonor ovum

maka dapat dikatakan bahwa anak tersebut adalah hasil berzina.


Di dalam Surat Al Baqarah ayat 223 yang artinya :
Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanman,

maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu

kehendaki. Dan kerjakan (amal yang baik) untuk dirimu, bertakwalah

kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan

berilah kabar gembira orang-orang beriman.


Ayat tersebut menjelaskan adanya perintah kepada para suami untuk

menaburkan benihnya (spermanya) kepada istri-istrinya sendiri dan bukan

pada orang lain. Demikian juga sebaliknya, bahwa para istri harus

menerima sperma dari suaminya sendiri, karena ia (istri) merupakan tanah

ladang bagi suaminya. Larangan penggunaan sperma donor semata-mata

ialah untuk melindungi keturunan dari adanya unsur-unsur asing yang

terdapat dalam rahim seorang istri. Hal ini lebih diprioritaskan dari pada

hanya sekedar memperoleh keturunan. Jadi dapat disimpulkan bahwa

apabila sperma dan ovum berasal dari pasangan suami-istri yang sah, maka

inseminasi buatan adalah halal. Namun jika sperma atau ovum berasal dari

pendonor yang bukan pasangan suami-istri, maka inseminasi buatan

adalah haram sesuai dengan Surat Al-Baqarah ayat 223.


b. Agama Kristen
Menurut Pdt. Firman Panjahitan, Pendeta dari GKJW Sambirejo,

bahwa proses inseminasi buatan tidak masalah bagi umat Kristen, karena

tidak ada larangan di Alkitab, Selama sel telur dan sel sperma itu milik

suami istri yang sah menikah di dalam hukum maupun agama, namun jika

8
dilakukan denga pasangan yang tidak sah atau bukan istri atau suaminya

itu sangat dilarang pada Agama Kristen.


c. Agama Katolik
Gereja katolik tidak mengijinkan bayi inseminasi buatan. Sebab

iseminasi buatan merupakan teknologi fertilisasi atau konsepsi yang

dilakukan oleh para ahli. Jika manusia mengolah inseminasi buatan,

artinya manusia itu sudah melampaui kewajaran atau melebihi kuasa Allah

Bapa yang sudah menciptakan manusia. Gereja memandang proses ini

adalah dosa, tapi bayi yang dilahirkan adalah sama seperti bayi-bayi

lainnya, dimana dia merupakan anugerah dari Tuhan, dan wajib dipandang

sebagai manusia yang sama dengan manusia-manusia lainnya.


Proses inseminasi buatan memang berdosa, tapi yang berdosa adalah

orang tuanya. Bayinya sendiri tidak berdosa, karena dia bisa tercipta lahir

karena ijin Tuhan, sama seperti bayi yang dihasilkan oleh proses alami.

Terjadi banyak pedebatan tentang inseminasi buatan ini, karena tujuan nya

memang mulia, untuk melanjutkan keturunan, dilakukan terpaksa karena

memang tidak bisa memiliki anak. Tapi perlu diingat, Tuhan sendiri

mengingatkan bahwa niat yang baik saja tidak cukup. Niat yang baik, tapi

jika dilaksanakan dengan salah, maka itu adalah dosa


d. Agama Budha
Dalam agama Buddha tidak menolak adanya inseminasi buatan,

inseminasi buatan tidak melanggar Dhammaniyama ataupun melanggar

Dhamma dan Vinaya, inseminasi buatan sendiri malah memberi ruang atau

kesempatan makhluk lain untuk kembali terlahir sebagai manusia. Dalam

agama Buddha sendiri kelahiran dibagi menjadi empat cara yaitu jalabuja

yoni yaitu kelahiran melalui kandungan, andaja yoni terlahir melalui telur,

sansedaja yono terlahir melalui kelembaban, serta opapatika yoni adalah

9
kelahiran secara spontan, dan inseminasi buatan sendiri termasuk dalam

jalabuja yoni yaitu kelahiran melalui kandungan karena sel sperma pria

disuntikan kedalam rahim sang wanita dan terjadi pembuahannya didalam

rahim wanita tersebut. Bahkan kloning pun juga tidak di tolak. Jadi, di lain

kata dapat dikatakan bahwa inseminasi buatan di dalam agama ini

diperbolehkan karena tidak melanggar apapun.


e. Agama Hindu
Menurut ketut wilamurti , S.Ag dari parisada hindu dharma Indonesia

(PDHI) : Embrio adalah makhluk hidup. sejak bersatunya sel telur dan sel

sperma,ruh Brahman sudah ada di dalam nya,tanda-tanda kehidupan ini

jelas terlihat.karena itu, embrio yang di hasilkan baik secara alami (hamil

karena hubungan seks atau tanpa menggunakan bayi tabung ),dan

kehamilan non alami (hamil karena bayi tabung) merupakan suatu hasil

ciptaan tuhan dan hasil ciptaan manusia.menurut agama hindu progam

bayi tabung tidak di setujui karena sudah melanggar ketentuan. Diartikan

melanggar ketentuan karena sudah melanggar kewajaran tuhan untuk

meniptakan manusia.
Insemi atau pembuahaan secara suntik bagi umat hindu di pandang

tidak sesuai dengan tata kehidupan agama hindu, karena tidak melalui

ciptaan tuhan, walaupun bayi tabung bisa dilakukan oleh pasangan suami

istri yang siap dan menginginkan anak.agama hindu tidak mengizinkan

atau memperoleh teknologi fertilisasi ini, karena perbuatan ini sudah

melanggar hak cipta yang dilakukan oleh tuhan. Jadi dapat disimpulkan

bahwa inseminasi buatan tidak diizinkan dalam Agama Hindu karena tidak

sesuai dengan tata kehidupan Agama Hindu.

10

Anda mungkin juga menyukai