id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dijelaskan tentang gambaran umum sepeda dan landasan
teori yang digunakan referensi dalam peniitian ini.
Sepeda merupakan salah satu alat tansportasi pribadi dan alat untuk
berolahraga, bahkan ada juga yang menggunakannya sebagai alat angkut.
Gambaran umum ini berisi tentang jenis-jenis sepeda dan komponen-komponen
sepeda.
commit to user
II-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Sepeda Citybike
Sepeda ini dipakai diperkotaan dengan kondisi jalan yang baik. Sepeda ini
sangat menekankan aspek fungsional, seperti memiliki sebuah boncengan dan
keranjang.
4. Sepeda Mini
Sepeda jenis ini digunakan untuk anak-anak.
6. Sepeda Lipat
commit
Sepeda ini dapat dilipat sehingga to dibawa
dapat user kemana-mana dengan mudah.
II-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7. Sepeda Balap
Sepeda jenis ini digunakan untuk balapan.
5
7
II-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Berdasarkan variasi desain rangka, sepeda onthel dibagi menjadi dua jenis
sepeda, yaitu:
commit to user
II-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Menurut Juran dan Gryna (1993) QFD adalah sebuah teknik yang terdiri
dari hubungan antar matrix-matrix yang merupakan terjemahan dari kebutuhan
commit to user
kosumen sehingga menjadi produk atau karakteristik proses.
II-10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Menurut Franceschini (2002) ada empat tahap dalam metode QFD, yaitu:
1. Tahap 1, Product Planning Matrix
Pada tahapan ini membandingkan kebutuhan konsumen yang paling penting
dengan karakteristik produk (atribut produk). Untuk mengetahui kebutuhan
konsumen yang diperlukan kita harus membuat House of Quality.
2. Tahap 2, Part Deployment Matrix
Dalam tahapan ini membandingkan karakteristik produk dengan kebutuhan
komponen-komponen yang penting dalam produk tersebut.
3. Tahap 3, Process Planning Matrix
Pada tahap ini merencanakan proses manufaktur yang akan dilakukan untuk
menghasilkan produk yang telah direncanakan. Proses manufaktur ini masih
dalam bentuk flowchart.
4. Tahap 4, Process dan Quality Control Matrix
Tahap ini mendefinisikan parameter-parameter dan metode-metode quality
control yang digunakan dalam proses produksi, misalnya parameter kontrol,
metode kontrol, dimensi sample, frekuensi.
II-12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
House House of Quality merupakan sebuah alat yang membantu QFD dalam
memetakan atribut yang perlu ditambahkan dalam produk selanjutnya. Pembuatan
HoQ dilakukan pada tahap pertama dari proses QFD.
Secara umum langkah-langkah dalam membuat HoQ, sebagai berikut
(Franceschini, 2002):
1. Mengidentifikasi kebutuhan konsumen.
2. Mengidentifikasi produk dan kebutuhan dalam desain teknik.
3. Menggambarkan hubungan matrix.
4. Merencenakan dan menerapkan kualitas yag diinginkan.
5. Membandingkan karakteristik teknik
6. Menganalisis hubungan antara berbagai macam karakteristik
Berikut ini merupakan komponen-komponen dari HoQ:
commit to user
II-13
Gambar 2.21 Contoh HoQ dalam Perencanaan Produk Pensil
Sumber: Franceschini, 2002
II-14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Keterangan:
DIi = degree of importance responden ke-i
n = jumlah responden
b. Present Model (Customer Satisfaction Performance)
Customer satisfaction performance merupakan persepsi konsumen
terhadap seberapa baik produk yang ada saat ini dalam hal memuaskan konsumen.
Rumus untuk customer satisfaction performance, sebagai berikut:
commit to user
II-15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
=1
= ....................................................................... (2.2)
Keterangan:
PMi = present model responden ke-i
n = jumlah responden
c. Target for New Model
Target for new model merupakan harapan-harapan konsumen terhadap
produk yang akan dirancang berdasarkan atribut yang kosumen.
Rumus target for new model, sebagai berikut:
=1
= .................................................................. (2.3)
Keterangan:
TNMi = derajat target for new modelresponden ke-i
n = jumlah responden
d. Improvement Ratio
Improvement ratio menunjukkan bobot untuk melakukan peningkatan dalam
memenuhi kebutuhan konsumen. Rumus untuk perhitungan improvement ratio,
sebagai berikut:
=1
= ......................................................................... (2.4)
=1
e. Strenght
Strenght merupakan kemampuan menjual produk berdasarkan seberapa baik
setiap customer need terpenuhi. Strenght dibuat dari permintaan konsumen yang
diharapkan dapat mempengaruhi penjualan di atas rata-rata (Poel, 2007). Nilai
yang digunakan dalam strenght, sebagai berikut:
Nilai 1 : tidak ada titik penjualan
Nilai 1,2 : titik penjualan menengah
Niliai 1,5 : titik penjualan kuat
3. Langkah 3: Technical Description Voice of Engineering
Dalam langkah ini dilakukan penentuan karakteristik teknik pada suatu
produk agar bisa memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen.
commit to user
II-16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Keterangan:
wj = technical importancedari teknik j
di = degree of importance dari kebutuhan konsumen i
ri,j = nilai numerik hubungan antara kebutuhan konsumen i dengan
karakteristik teknik j
n = jumlah kebutuhan konsumen
2.7 Antropometri
Istilah antropometri berasal dari kata Anthro yang berarti manusia dan Metri
yang berarti dimensi. Antropometri merupakan sekumpulan data numerik yang
berhubungan dengan karakteristik fisik manusia dalam hal dimensi, bentuk, dan
kekuatan yang digunakan dalam penanganan masalah desain (Nurmianto, 2008).
Antropometri adalah pengetahuan mengenai pengukuran tubuh manusia (Niebel
& Freivalds, 1999; Kroemer, dkk, 1994).
Pengukuran dimensi tubuh manusia sangat diperlukan karena pada dasarnya
dimensi tubuh manusia satu sama lain berbeda. Antropometri ini digunakan
sebagai pertimabangan-pertimbangan ergonomis yang akan diterapkan pada
interaksi manusia dengan lingkungannya.
Antropometri dapat diaplikasikan dalam hal berikut ini:
1. Perancangan areal kerja.
2. Perancangan peralatan kerja.
3. Perancangan produk-produk konsumtif.
4. Perancangan lingkungan kerja fisik.
Ada dua pilihan dalam merancang sistem kerja berdasarkan data
antropometri, yaitu:
1. Sesuai dengan tubuh pekerja yang bersangkutan (perancangan individual),
yang terbaik secara ergonomi.
commit to user
2. Sesuai dengan populasi pemakai atau pekerja.
II-18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2.7.4 Percentil
No Percentil Kalkulasi
1 1 st 2,325
2 2,5 th 1,960
3 5 th 1,645
4 10 th 1,280
5 commit to user
50 th
II-21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
No Percentil Kalkulasi
6 90 th + 1,280
7 95 th + 1,645
8 97,5 th + 1,960
9 99 th + 2,325
Sumber: Nurmianto, 2008
II-22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Intuisi
Konsep dipilih berdasarkan perasaan. Kriteria eksplisit atau analisis
pertentangan tidak digunakan. Konsep yang dipilih semata-mata yang kelihatan
lebih baik.
4. Multivoting
Tiap anggota tim memilih beberapa konsep. Konsep paling banyak dipilih
yang akan digunakan.
5. Pro dan Kontra
Tim mendaftar kekuatan dan kelemahan dari tiap konsep dan membuat
sebuah pilihan berdasarkan pendapat kelompok.
6. Prototipe dan Pengujian
Organisasi membuat dan menguji prototipe dari tiap konsep, lalu
menyeleksi berdasarkan data pengujian.
7. Matriks Keputusan
Tim menilai masing-masing konsep berdasarkan kriteria penyeleksian yang
telah ditetapkan sebelum yang dapat diberi bobot.
Dalam seleksi konsep terdapat dua tahapan metodologi. Tahapan yang
pertama adalah penyaringan konsep dan tahapan yang kedua adalah penilaian
konsep. Penyaringan konsep adalah proses yang evaluasinya masih berupa
perkiraan yang ditujukan untuk mempersempit alternatif, sedangakan penilaian
konsep adalah sebuah analisis konsep yang ada untuk memilih salah satu konsep
memungkinkan untuk membawa kesuksesan pada sebuah produk (Ulrich dan
Eppinger, 2001). Ada enam langkah yang dilakukan dalam kedua tahapan
tersebut, yaitu:
1. Menyiapkan matriks seleksi
2. Menilai konsep
3. Mengurut konsep
4. Mengkombinasi dan memperbaiki konsep
5. Memilih salah satu atau lebih konsep
6. Merefleksikan hasil dan proses
Metode yang digunakan dalam penyaringan dan penilaian konsep adalah
metode Seleksi Konsep Pugh yangcommit to user oleh Stuart Pugh (1980-an)
dikembangkan
II-23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-25
Tabel 2.2 Matriks Penyaringan Konsep Untuk Contoh Alat Suntik
Konsep
A B C D E F G
Kriteria Seleksi
Master Rubber (Referensi) Swash Laver Dial
Cylinder Brake Ratchet Plunge Stop Ring Set Crew
Kemudahan penanganan 0 0 - 0 0 - -
Kemudahan penggunaan 0 - - 0 0 + 0
Ukuran dosis yang mudah dibaca 0 0 + 0 + 0 +
Keakuratan pengukur dosis 0 0 0 0 - 0 0
Daya tahan 0 0 0 0 + 0 0
Kemudahan untuk dibuat + - - 0 0 - 0
Mudah untuk dibawa + + 0 0 + + 0
Jumlah + 2 1 1 0 2 2 1
Jumlah 0 5 4 3 7 3 3 5
Jumlah - 0 2 3 0 1 2 1
Nilai Akhir 2 -1 -2 0 1 0 0
Peringkat 1 4 5 3 2 3 3
Lanjutkan? Ya Tidak Tidak Gabungkan Ya Gabungkan Perbaiki
Sumber: Ulrich dan Eppinger, 2001
II-26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-28
Tabel 2.4 Matriks Penilaian Konsep Untuk Contoh Alat Suntik
Konsep
A DF E G+
(Referensi)
Master Cylinder Lever Stop Swash Ring Dial Screw +
Nilai Nilai Nilai Nilai
Kriteria Seleksi Beban Rating Rating Rating Rating
Beban Beban Beban Beban
Kemudahan penanganan 5% 3 0,15 3 0,15 4 0,2 4 0,2
Kemudahan penggunaan 15% 3 0,45 4 0,6 4 0,6 3 0,45
Ukuran dosis yang mudah dibaca 10% 2 0,2 3 0,3 5 0,5 5 0,5
Keakuratan pengukur dosis 25% 3 0,75 3 0,75 2 0,5 3 0,75
Daya tahan 15% 2 0,3 5 0,75 4 0,6 3 0,45
Kemudahan untuk dibuat 20% 3 0,6 3 0,6 2 0,4 2 0,4
Mudah untuk dibawa 10% 3 0,3 3 0,3 3 0,3 3 0,3
Total Nilai 2,75 3,45 3,1 3,05
Peringkat 4 1 2 3
Lanjutkan? Tidak Kembangkan Tidak Tidak
Sumber: Ulrich dan Eppinger, 2001
II-29