Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

TEKNIK TENAGA GAS


(SIKLUS PADA AERODERIVATIVE)

ANGGOTA KELOMPOK:

DAVID ADE SAPUTRO


SANDY VETIAN

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


JAKARTA 2017
TEKNIK TENAGA GAS

(SIKLUS AERODERIVATIVE)

PENGERTIAN TURBIN

Gas Turbine Engine adalah suatu alat yang memanfaatkan gas sebagai fluida untuk
memutar turbin dengan pembakaran internal. Didalam turbin gas energi kinetik
dikonversikan menjadi energi mekanik melalui udara bertekanan yang memutar roda turbin
sehingga menghasilkan daya. Sistem turbin gas yang paling sederhana terdiri dari tiga
komponen yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin gas.

Gas Turbine Engine disebut juga mesin jet/ mesin putar (rotary engine) yang termasuk
dalam internal combustion Engine ( motor bakar dalam ). Udara masuk melalui inlet duck
lalu udara tersebut dinaikan tekanannya oleh compressor, kemudian udara masuk ke dalam
diffuser, pada diffuser udara terbagi menjadi dua, 25% udara masuk ke combution chamber,
75% udara untuk cooling engine, udara yang masuk ke combution chamber lalu di bakar
hingga memiliki tekanan gas yang tinggi hingga memutar turbin yang digunakan untuk
memutar compressor melalui poros (shaft), lalu udara tersebut keluar dengan menghasilkan
gaya thrush yang tinggi

KOMPONEN UTAMA DAN PENDUKUNG TURBIN AERODERIVATIVE

Turbin gas tersusun atas komponen-komponen utama seperti air inlet section, compressor
section, combustion section, turbine section, dan exhaust section. Sedangkan komponen
pendukung turbin gas adalah starting equipment, lube-oil system, cooling system, dan
beberapa komponen pendukung lainnya. Berikut ini penjelasan tentang komponen utama
turbin gas:
1. Air inlet section.
Air inlet section berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam udara
sebelum masuk ke kompresor. Bagian ini terdiri dari:
1. Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk dimana di dalamnya terdapat
peralatan pembersih udara.
2. Inertia Separator, berfungsi untuk membersihkan debu-debu atau partikel yang
terbawa bersama udara masuk.
3. Pre-Filter, merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada inlet house.
4. Main Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian dalam inlet
house, udara yang telah melewati penyaring ini masuk ke dalam kompresor aksial.
5. Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat memasuki
ruang kompresor.
6. Inlet Guide Vane, merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur jumlah
udara yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan.

2. Compressor Section.
Komponen utama pada bagian ini adalah aksial flow compressor, berfungsi untuk
mengkompresikan udara yang berasal dari inlet air section hingga bertekanan tinggi
sehingga pada saat terjadi pembakaran dapat menghasilkan gas panas berkecepatan tinggi
yang dapat menimbulkan daya output turbin yang besar. Aksial flow compressor terdiri
dari dua bagian yaitu:
1. Compressor Rotor Assembly.
Merupakan bagian dari kompresor aksial yang berputar pada porosnya. Rotor ini
memiliki 17 tingkat sudu yang mengompresikan aliran udara secara aksial dari 1
atm menjadi 17 kalinya sehingga diperoleh udara yang bertekanan tinggi. Bagian
ini tersusun dari wheels, stubshaft, tie bolt dan sudu-sudu yang disusun kosentris di
sekeliling sumbu rotor.
2. Compressor Stator
Merupakan bagian dari casing gas turbin yang terdiri dari:
Inlet Casing, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan udara
masuk ke inlet bellmouth dan selanjutnya masuk ke inlet guide vane.
Forward Compressor Casing, bagian casing yang di dalamnya terdapat
empat stage kompresor blade.
Aft Casing, bagian casing yang di dalamnya terdapat compressor blade
tingkat 5-10.
Discharge Casing, merupakan bagian casing yang berfungsi sebagai tempat
keluarnya udara yang telah dikompresi.

3. Combustion Section.
Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar dengan fluida kerja yang
berupa udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil pembakaran ini berupa energi
panas yang diubah menjadi energi kinetik dengan mengarahkan udara panas tersebut ke
transition pieces yang juga berfungsi sebagai nozzle. Fungsi dari keseluruhan sistem ini
adalah untuk mensuplai energi panas ke siklus turbin. Sistem pembakaran ini terdiri dari
komponen-komponen berikut yang jumlahnya bervariasi tergantung besar frame dan
penggunaan turbin gas. Komponen-komponen itu adalah :
1. Combustion Chamber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran antara
udara yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk.
2. Combustion Liners, terdapat di dalam combustion chamber yang berfungsi sebagai
tempat berlangsungnya pembakara
3. Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam
combustion liner.
4. Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api ke dalam
combustion chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar.
5. Transition Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas panas
agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin gas.
6. Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua combustion
chamber.
7. Flame Detector, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses
pembakaran terjadi.

4. Turbine Section.
Turbin section merupakan tempat terjadinya konversi energi kinetik menjadi energi
mekanik yang digunakan sebagai penggerak compresor aksial dan perlengkapan lainnya.
Dari daya total yang dihasilkan kira-kira 60% digunakan untuk memutar kompresornya
sendiri, dan sisanya digunakan untuk kerja yang dibutuhkan. Komponen-komponen pada
turbine section adalah sebagai berikut :
1. Turbine Rotor Case
2. First Stage Nozzle, yang berfungsi untuk mengarahkan gas panas ke first stage
turbine wheel.
3. First Stage Turbine Wheel, berfungsi untuk mengkonversikan energi kinetik dari
aliran udara yang berkecepatan tinggi menjadi energi mekanik berupa putaran rotor.
4. Second Stage Nozzle dan Diafragma, berfungsi untuk mengatur aliran gas panas ke
second stage turbine wheel, sedangkan diafragma berfungsi untuk memisahkan
kedua turbine wheel.
5. Second Stage Turbine, berfungsi untuk memanfaatkan energi kinetik yang masih
cukup besar dari first stage turbine untuk menghasilkan kecepatan putar rotor yang
lebih besar.

e. Exhaust Section
Exhaust section adalah bagian akhir turbin gas yang berfungsi sebagai saluran
pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin gas. Exhaust section terdiri dari
beberapa bagian yaitu :
1. Exhaust Frame Assembly
2. Exhaust
Gas keluar dari turbin gas melalui exhaust diffuser pada exhaust frame assembly,
lalu mengalir ke exhaust plenum dan kemudian didifusikan dan dibuang ke atmosfir
melalui exhaust stack, sebelum dibuang ke atmosfir gas panas sisa tersebut diukur
dengan exhaust thermocouple dimana hasil pengukuran ini digunakan juga untuk
data pengontrolan temperatur dan proteksi temperatur trip. Pada exhaust area
terdapat 18 buah termokopel yaitu, 12 buah untuk temperatur kontrol dan 6 buah
untuk temperatur trip.

SIKLUS PADA TURBIN AERO-DERIVATIVE

Dalam aplikasinya, turbin gas tidak dapat bekerja tanpa komponen kompresor dan ruang
bakar/combuster. Ketiga komponen tersebut membentuk siklus yang dikenal dengan nama
Siklus Brayton. Fungsi dan prinsip kerja dari siklus ini dapat dilihat pada gambar di bawah
ini:
Skema Turbin Gas

Turbin gas pada kondisi ideal memanfaatkan gas bertekanan yang didapat dari udara atmosfir
yang dimampatkan dengan menggunakan kompresor pada kondisi isentropik (reversibel
adiabatik/entropi konstan). Udara yang bertekanan tinggi ini kemudian dibakar dalam ruang
bakar pada tekanan tetap. Dari ruang bakar, gas yang sudah dibakar bersama dengan bahan
bakar diekspansikan ke turbin sebagai penggerak beban generator. Apabila digambar dalam
diagram P-V dan T-S, siklus turbin gas akan terlihat seperti gambar dibawah ini:
Diagram P-V dan T-S Turbin Gas Ideal

proses 1-2 : Proses pemempatan udara secara isentropik dengan menggunakan kompresor
proses 2-3 : Pemasukan bahan bakar pada tekanan konstan. Pemasukan bahan baker ini
dilakukan di dalam combuster
proses 3-4 : Proses ekspansi gas hasil pembakaran (dari combuster). Ekspansi gas panas hasil
pembakaran dilakukan pada turbin. Ekspansi dilakukan dalam kondisi isentropik.
proses 4-1 : Proses pembuangan panas pada tekanan konstan.

Pada proses pemampatan udara (proses 1-2), secara termodinamika kompresor membutuhkan
kerja sebesar selish entalpi antara inlet kompresor dengan exhaust kompresor. Pada
combuster (proses 2-3) terjadi pemasukan kalor dari pembakaran bahan bakar bersama-sama
dengan udara yang dimampatkan. Sedangkan pada proses ekspansi pada turbin (proses 3-4),
gas hasil pembakaran digunakan sebagai tenaga untuk memutar sudu-sudu pada rotor turbin.
Rotor yang berputar ini akan memutar poros/shaft yang akan memutar poros generator.
Generator inilah yang akan membangkitkan listrik. Isentropik merupakan kondisi entropi
yang terjadi konstan. Secara matematis kerja dan panas yang dihasilkan atau dilepaskan pada
siklus brayton dituliskan sebagai berikut.

Kerja yang dilakukan kompresor Wc= ma (h2-h1).


Kalor yang diberikan pada Combuster Qc= (ma+mf)(h3-h2)
Kerja yang dihasilkan turbin Wt= (ma+mf)(h3-h4)

dimana ma adalah massa dari udara dan mf adalah massa bahan bakar. Namun pada aplikasi
di lapangan, siklus secara ideal ini sangat sulit tercapai. Entropi akan naik dan tekanan akan
turun. Apabila dinyatakan dalam T-s dan diagram akan terlihat seperti gambar berikut:
Diagram T-S Turbin Gas Aplikasi

Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal. Tetap terjadi kerugian-kerugian yang
dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin gas dan berakibat pada
menurunnya performansi turbin gas itu sendiri jika dibanding dengan kondisi ideal.
Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas. Sebab-
sebab terjadinya kerugian antara lain:
1. Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan (pressure
losses) di ruang bakar.
2. Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan terjadinya
gesekan antara bantalan turbin dengan angin.

Analisa Turbin Gas berdasarkan Siklus Brayton

Menurut analisa trubin gas berdasakan siklus brayton, turbin aeroderivative termasuk dalam
siklus terbuka karena dalam proses kerjanya Udara segar pada kondisi ambien (atmosfir)
disedot masuk ke dalam kompresor, dimana terjadi peningkatan suhu dan tekanan . Udara
bertekanan tinggi diproses di dalam ruang pembakaran, dimana bahan bakar dibakar pada
tekanan konstan. Gas temperatur tinggi yang dihasilkan kemudian masuk turbin, di mana gas
temperatur tinggi dan bahan bakar dibakar pada tekanan atmosfer sehingga menghasilkan
tenaga.Gas buang yang dihasilkan turbin dibuang keluar (tidak disirkulasikan kembali),
menyebabkan siklus harus diklasifikasikan sebagai siklus terbuka.
REFERENSI

http://artikel-teknologi.com/siklus-brayton/

https://arya1984.wordpress.com/2010/02/13/thermodinamika-turbin-gas/

http://ilmuteknologyindustri.blogspot.com/2016/12/klasifikasi-dan-siklus-turbin-gas.html

https://en.wikipedia.org/wiki/Gas_turbine

http://www.turbinetechnics.com/about-us/understanding-aeroderivative-gas-turbines
RENCANA
KERJA
Kegiatan Penanggung Jawab
David Ade Saputro Sandy Vetian
Pencarain literatur 02/04/2017
Perumusan Prinsip 04/04/2017
kerja
Perumusan hal-hal 04/04/2017
penunjang (bagian
utama, operasi,
dll)
Pembuatan 05/04/2017
presentasi
Uji Teknis 06/04/2017
Presentasi

REALISASI KERJA

Kegiatan Penanggung Jawab


David Ade Saputro Sandy vetian
Pencarain literatur 02/04/2017
Perumusan Prinsip 04/04/2017
kerja
Perumusan hal-hal 04/04/2017
penunjang (bagian
utama, operasi,
dll)
Pembuatan 05/04/2017
presentasi
Uji Teknis 07/04/2017
Presentasi

Jakarta, 07 April 2017 Jakarta, 07 April 2017

David Ade saputro Sandy Vetian


DOKUMENTASI PRESENTASI

Anda mungkin juga menyukai