Anda di halaman 1dari 8

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

ORASI ILMIAH MENTERI PERINDUSTRIAN


PADA WISUDA SARJANA XVII STIE GOTONG ROYONG
JAKARTA

TANGGAL 11 SEPTEMBER 2016

Yth. :
1. Ketua Senat Akademik STIE Gotong Royong;
2. Ketua STIE Gotong Royong;
3. Koordinator Kopertis Wilayah III Jakarta;
4. Para wisudawan/wisudawati; serta
5. Para hadirin sekalian.

Assalamualaikum Wr. Wb.,


Selamat Pagi, dan Salam Sejahtera,

Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih


kepada seluruh civitas academica STIE Gotong Royong
Jakarta atas kesempatan yang telah diberikan kepada kami
untuk menyampaikan orasi ilmiah tentang Pengaruh
Pengampunan Pajak Terhadap Perkembangan Industri di
Indonesia.

Saudara-Saudara Sekalian,

Pertumbuhan Industri Pengolahan non-migas triwulan II


Tahun 2016 sebesar 4,61%, atau mengalami pelambatan
apabila dibandingkan dengan triwulan II Tahun 2015 sebesar
5,22%. Pertumbuhan industri pengolahan non-migas ini lebih
rendah dari pertumbuhan ekonomi triwulan II Tahun 2016
sebesar 5,18%.

Pertumbuhan cabang industri non-migas pada Triwulan II


Tahun 2016 yang tertinggi dicapai oleh Industri Mesin dan
Perlengkapan sebesar 9,90%; yang diikuti oleh Industri Alat
Angkut sebesar 8,39%; Industri Makanan dan Minuman
sebesar 8,20%; Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
sebesar 7,74%; serta Industri Kertas dan Barang dari
Kertas;Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman sebesar
5,21%.

Kontribusi terbesar pada pembentukan PDB nasional


Triwulan II Tahun 2016 diberikan oleh sektor Industri
Pengolahan, yaitu sebesar 20,48%, dimana Industri
Pengolahan non-migas memberikan kontribusi sebesar 18,33
%.

Terkait dengan aspek perdagangan internasional, ekspor


produk industri sampai dengan bulan Juni 2016 sebesar US$

2
53,72 miliar turun sebesar 4,73% dibandingkan periode yang
sama tahun 2015 sebesar US$ 56,39 miliar. Ekspor produk
industri ini memberikan kontribusi sebesar 77,28% dari total
ekspor nasional sampai dengan bulan Juni 2016 yang
sebesar US$ 69,51 miliar. Sedangkan impor produk industri
sampai dengan bulan Juni tahun 2016 sebesar US$ 52,91
miliar turun sebesar 5,77% dibandingkan periode yang sama
tahun 2015 sebesar US$ 56,15 miliar. Neraca perdagangan
hasil industri non-migas hingga bulan Juni tahun 2016 adalah
US$ 0,81 miliar (neraca surplus).

Nilai investasi PMDN sektor industri sampai dengan triwulan


II Tahun 2016 sebesar Rp 50,70 triliun atau tumbuh sebesar
17,87% dibanding periode yang sama Tahun 2015 sebesar
Rp 43,01 triliun. Investasi sektor industri memberikan
kontribusi sebesar 49,44% dari total investasi PMDN sampai
dengan triwulan II Tahun 2016 sebesar Rp 102,54 triliun.

Nilai investasi PMA sektor industri sampai triwulan II Tahun


2016 mencapai US$ 9,32 miliar atau meningkat sebesar
73,37% dibandingkan periode yang sama Tahun 2015
sebesar US$ 5,37 miliar. Investasi PMA sektor industri
memberikan kontribusi sebesar 66,24% dari total investasi
sampai dengan triwulan II Tahun 2016 sebesar US$ 14,07
miliar.

3
Saudara-Saudara Yang Saya Hormati,

Dalam Undangundang Nomor 3 Tahun 2014 tentang


Perindustrian, tujuan diselenggarakannya Perindustrian
adalah:
a. mewujudkan Industri nasional sebagai pilar dan
penggerak perekonomian nasional;
b. mewujudkan kedalaman dan kekuatan struktur Industri;
c. mewujudkan Industri yang mandiri, berdaya saing, dan
maju, serta Industri Hijau;
d. mewujudkan kepastian berusaha, persaingan yang
sehat, serta mencegah pemusatan atau penguasaan
Industri oleh satu kelompok atau perseorangan yang
merugikan masyarakat;
e. membuka kesempatan berusaha dan perluasan
kesempatan kerja;
f. mewujudkan pemerataan pembangunan Industri ke
seluruh wilayah Indonesia guna memperkuat dan
memperkukuh ketahanan nasional; dan
g. meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat secara berkeadilan.

Kementerian Perindustrian telah menyusun Rencana Induk


Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) Tahun 2015-2035
yang telah ditetapkan sebagai Peraturan Pemerintah Nomor
14 tahun 2015. Berdasarkan Rencana Induk Pembangunan

4
Industri Nasional tersebut, visi pembangunan industri adalah
Menjadi Negara Industri Tangguh yang bercirikan:
1. Struktur industri nasional yang kuat, dalam, sehat, dan
berkeadilan;
2. Industri yang berdaya saing tinggi di tingkat global; dan
3. Industri yang berbasis inovasi dan teknologi.

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, pembangunan


industri nasional mengemban misi, antara lain:
1. Meningkatkan peran industri nasional sebagai pilar dan
penggerak perekonomian nasional;
2. Memperkuat dan memperdalam struktur industri
nasional;
3. Meningkatkan daya saing industri yang mandiri dan
berwawasan lingkungan;
4. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan
kesempatan kerja;
5. Meningkatkan persebaran pembangunan industri ke
seluruh wilayah NKRI.

Saudara-Saudara Yang Saya Hormati,

Dalam rangka pengembangan sektor industri untuk


meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional,
pembangunan industri diarahkan pada 10 (sepuluh) industri
prioritas yang terdiri dari: i) Industri Pangan; ii) Industri
Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan; iii) Industri Tekstil,

5
Kulit, Alas Kaki dan Aneka; iv) Industri Alat Transportasi; v)
Industri Elektronika dan Telematika; vi) Industri Pembangkit
Energi; vii) Industri Barang Modal, Komponen, Bahan
Penolong dan Jasa Industri; viii) Industri Hulu Agro; ix)
Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam; dan
x) Industri Kimia Dasar Berbasis Migas dan Batubara.

Pembangunan industri prioritas dalam lima tahun ke depan


difokuskan pada hililirisasi industri berupa pembangunan
industri pada sektor agro; logam dasar dan bahan galian
bukan logam; industri kimia dasar berbasis migas dan
batubara.

Dengan hilirisasi industri tersebut diyakini akan memberikan


dampak signifikan terhadap percepatan pertumbuhan
ekonomi nasional berupa peningkatan nilai tambah dalam
negeri, perluasan kesempatan kerja, penghematan devisa
melalui substitusi impor, serta percepatan penyebaran
industri ke seluruh NKRI.

Saudara-Saudara Yang Saya Hormati,

Sehubungan dengan telah disahkannya Rancangan Undang-


Undang Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) oleh DPR-RI
menjadi Undang-Undang, kami telah mendorong agar
sebagian dana yang akan diperoleh dari pengampunan pajak
dimaksud dapat dimanfaatkan untuk mendukung
pembangunan industri melalui hilirisasi industri berbasis

6
sumber daya alam. Langkah-langkah yang dilakukan
Kementerian Perindustrian dengan adanya penerapan
pengampunan pajak (tax amnesty) yaitu:
1. Mendorong sektor-sektor industri untuk mendapatkan
pembiayaan investasi terutama industri yang banyak
menyerap tenaga kerja dan industri berorientasi ekspor
antara lain industri tekstil dan produk tekstil (TPT), alas
kaki, dan industri pangan.
2. Sesuai dengan Kebijakan Industri Nasional (KIN)
pembangunan industri prioritas dalam lima tahun ke
depan difokuskan pada hililirisasi industri berupa
pembangunan industri kimia dasar berbasis migas dan
batubara, pembangunan industri logam dasar dan
bahan galian bukan logam, serta pembangunan industri
hulu agro. Dengan adanya pembiayaan investasi yang
bersumber dari dana tax amnesty untuk sektor industri
tersebut diharapkan akan memberikan dampak
signifikan terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi
nasional berupa peningkatan nilai tambah dalam negeri,
perluasan kesempatan kerja, penghematan devisa
melalui substitusi impor, serta percepatan penyebaran
industri ke seluruh NKRI.

Saudara-Saudara Yang Saya Hormati,

Demikian penjelasan yang dapat kami sampaikan, kami


berharap bahwa penjelasan singkat ini bisa memberikan

7
perspektif yang lebih baik tentang kondisi sektor indutri
manufaktur kita saat ini. Dapat kami sampaikan kepada anda
bahwa proses pengembangan industri nasional berada pada
jalur yang sesuai, dan kami optimis bahwa kita dapat
mencapai tujuan pembangunan industri nasional.

Tidak lupa, kami ucapkan selamat kepada para


wisudawan/wisudawati. Semoga ilmu dan pengetahuan yang
diperoleh dapat bermanfaat bagi kemajuan masyarakat,
bangsa, dan negara.

Terima kasih atas perhatian bapak, ibu, serta hadirin


sekalian.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

AIRLANGGA HARTARTO

Anda mungkin juga menyukai