Analisa Hematologi
Analisa atau pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui
kelainan dari kuantitas dan kualitas sel darah merah, sel darah putih dan trombosit serta menguji
perubahan yang terjadi pada plasma yang terutama berperan pada proses pembekuan darah.
Pemeriksaan pada sel darah meliputi pemeriksaan RBC (Red Blood Cells) atau sel darah merah,
Hematokrit (HCT)/Packed Cell Volume (PCV), kadar hemoglobin, reticulocytes, Platelets
(PLT), White Blood Cells (WBC) atau sel darah putih, dan limfosit.
Pemeriksaan darah dapat digunakan sebagai metode peneguhan diagnose suatu penyakit
pada hewan. Oleh karena itu, seorang dokter hewan harus bisa menginterpretasikan hasil
pemeriksaan darah. Menurut Manery (2010), interpretasi pada pemeriksaan darah meliputi:
RBC (Red Blood Cells)
RBC (Red Blood Cells) atau sel darah merah berfungsi sebagai transport/pengangkut
oksigen dan karbon dioksida ke seluruh tubuh atau dari seluruh tubuh. Jika hasil menunjukan
terjadi penurunan sel darah merah, maka dapat diindikasikan terjadi hemoragi/hemorrhage, adanya
parasit/parasites, penyakit sumsum tulang, kekurangan B-12, atau defisiensi asam folat.
Hematokrit (HCT)/Packed Cell Volume (PCV)
Hematokrit menunjukan informasi jumlah sel darah merah yang ada dalam darah.
Penurunan nilai hematokrit dapat diartikan anemia akibat pendarahan, parasit, defisiensi nutrisi,
penyakit kronik seperti penyakit pada hati, kanker dan lain-lain. Peningkatan nilai hematokrit
sering terlihat pada kasus dehidrasi.
Hemoglobin (Hb)
Penting sebagai transport oxigen dalam daram. Turunnya nilai hemoblogin menandakan
adanya hemoragi, anemia, defisiensi zat besi. Peningkatan nilai hemoglobin menandakan
meningkatnya kosentrasi dari sel darah merah lebih dari pada normal, defisiensi B-12.
Reticulocytes
Atau sel darah merah yang belum dewasa. Penurunan nilai biasanya dihubungkan dengan
anemia. peningkatan jumlah dihubungkan dengan hemoragi kronik atau hemolytic anemia.
Platelets (PLT)
Berperan penting pada pembekuan darah. Penurunan nilai dapat terjadi karena depresi pada
sumsum tulang, anemia hemolitik autoimun, lupus sistem, hemoragi yang parah atau koagulasi
intravascular. Peningkatan nilai dapat terjadi akibat patah tulang atau rusaknya pembuluh darah,
kanker.
White Blood Cells (WBC)
Sebagai agen tubuh yang melawan infeksi. Penurunan nilai dapat mengindikasikan
terjadinya infeksi virus atau keracunan obat-obatan/bahan kimia. Peningkatan nilai
mengindikasikan infeksi bakteri, gangguan emosi dan kelainan pada darah.
Limfosit
Peningkatan nilai mengindikasikan infeksi kronik, dalam proses penyembuhan dari infeksi
akut. Penurunan nilai mengindikasikan stres, dalam pengobatan dengan obat-obat steroid dan obat-
obat kemoterapi.