Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 IDENTITAS PERUSAHAAN

PT. Riaualam Anugerah Indonesia merupakan salah satu perusahaan

pertambangan batu granit di pulau Karimun yang secara administrasi tergabung

dalam Kabupaten Karimun Propinsi Kepulauan Riau.

Kegiatan Penambangan di wilayah Kuasa Penambangan (KP) PT.

Riaualam Anugerah Indonesia ini telah berlangsung sejak tahun 1990

berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau Nomor:

Kpts. 427/II/89 tanggal 20 September 1989 tentang Pemberian Izin

Pertambangan Daerah, dimana pada awalnya kegiatan operasi produksi

dilakukan oleh PT. Riaualam Anugerah Indonesia selaku pemilik lahan. Kegiatan

operasi produksi yang dikakukan oleh PT. Trimegah Perkasa Utama berlangsung

sejak tahun 2006 berdasarkan Surat Keputusan Bupati Karimun

No.540/Distamben-LH/V/201/206 tentang Persetujuan Kerjasama Batu Granit.

Luas daerah Quarry adalah 51,3 ha dari total area usaha penambangan

seluas kurang lebih 151 ha (Buku Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan

Penambangan Batu Granit, PT. Riaualam Anugerah Indonesia Tahun 1999). 51,3

ha luas daerah quarry yang dikelola mencakup Bukit Potot B dan C seluas 48,1

ha serta Bukit Acai seluas 3,2 ha.

4
2.2. Lokasi dan Kesampaian Daerah

Lokasi penambangan batu granit yang diusahakan oleh PT. Riaualam

Anugrah Indonesia yaitu di Bukit Potot, Desa Pangke Barat, Kecamatan Meral

Barat Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia (Gambar 2.1).

Gambar 2.1. Peta lokasi wilayah penambangan

PT. Riaualam Anugrah Indonesia terletak di sisi Barat Pulau Karimun dan

secara geografis terletak pada koordinat 1o256 -- 1o342 Lintang Utara dan

103o1837 -- 103o2014 Bujur Timur dengan koordinat IUP yang dapat dilihat

pada lampiran A. PT. Riaualam Anugrah Indonesia berjarak sekitar 50 mil laut

dari Singapura dan sekitar 70 mil laut dari Batam. Berdasarkan letak

geografisnya wilayah PT. Riaualam Anugrah Indonesia sangat strategis untuk

pemasaran granit.

5
Bagian utara area tambang merupakan kawasan hutan dan semak

belukar, bagian selatan merupakan jalan raya beraspal berjarak lebih kurang 350

m dari area tambang, bagian barat berupa garis pantai berjarak lebih dari 500 m

dari area tambang dan bagian timur merupakan area pertambangan bahan

galian C dari beberapa perusahaan lain.

PT. Riaualam Anugrah Indonesia berjarak 22 km dari pelabuhan

Tanjung Balai yang merupakan ibukota Kabupaten Karimun dan berjarak 19

km ke arah barat dari pusat kota Tanjung Balai. Lokasi ini dapat ditempuh

selama 40 menit dengan kendaraan roda empat melalui jalan yang beraspal

dan jalan yang diperkeras dengan batu, sehingga dapat dikatakan lokasi wilayah

penambangan PT. Riaualam Anugrah Indonesia mudah dijangkau. Sementara

transportasi dari dan keluar pulau Karimun dapat dijangkau dengan

menggunakan jalur transportasi laut melalui pulau Batam, Jambi (Kuala

Tungkal), Malaysia (Kukup) dan Singapura.

2.3. Ikilim dan Cuaca

Daerah Kabupaten Karimun beriklim tropis basah dengan temperatur

udara minimium 210C dan maksimum 310C dengan kelembaban udara mencapai

71,95-76,38 % (Buku Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan

Penambangan Batu Granit, PT. Riaualam Anugerah Indonesia Tahun 1999).

Tercatat curah hujan rata-rata bulanan 129,9 mm, dimana bulan basah

berlangsung pada Agustus Januari, sedangkan bulan kering pada Februari

Juli. Pada bulan Desember Januari dan September November terjadi angin

musim utara dan angin musim barat yang menyebabkan gelombang laut menjadi

besar dan tertiup angin kencang.

6
Gambar 2.2 Grafik Curah Hujan Rata-rata per Bulan Daerah Karimun
Selama Periode 2000-2015

2.4. Keadaan Geologi

Tidak seperti daerah lain di Indonesia yang didominasi oleh sedimen

tersier dan batuan vulkanik muda, Pulau Karimun dan pulau pulau lain di

sekitarnya dibentuk oleh batuan berumur trias (Gambar 2.2).

2.4.1. Stratigrafi

Ditinjau dari segi geologi dan tektoniknya, daerah Kepulauan Karimun

terletak pada Zona Busur Kepulauan (Sunda Platform), yang merupakan

penerusan arah tenggara lempeng benua Eurasia, merupakan hasil dari proses

tektonik mesozoikum. Batuan tertua yang membentuk daerah ini adalah formasi

malang yang terdiri kelompok batuan gunung api riodasitik , serpih hornfels, batu

pasir, rijang, konglomerat dan batugamping. Batuan dalam keadaan segar,

kompak, masif, keras dan pejal, umumnya mempunyai permeabilitas dan

porositas rendah hingga kedap air. Lapisan pembawa air di satuan batuan ini

hadir pada zona-zona pelapukan dan rekahan, sehingga tingkat peresapan dan

akumulasi air tanah relatif kecil.

7
Material endapan diatas batuan granit adalah endapan aluvium tua dan

aluvium muda, berumur kuarter hingga resen berupa material-material bersifat

lepas hingga semi padu dari hasil lapukan dan rombakan batuan yang lebih tua

(granit karimun), dominan berupa pasir kuarsa. Litologi penyusun lainnya terdiri

dari lempung, lanau, kerikil, terumbu koral, gambut dan sisa-sisa tumbuhan.

Pada endapan alluvium ini terkandung pula bijih timah, menempati daerah

dataran pantai yang sempit. Dari segi hidrogeologi, material pasir berbutir kasar

halus hasil lapukan granit tersebut bersifat lolos air (Permeable).

Gambar 2.3. Peta Geologi Regional Pulau Karimun Besar

2.4.2 Jenis Batuan

Bardasarkan hasil studi terdahulu yang dilakukan oleh Tim Geoservices

(1990) dan pengamatan langsung di lapangan dapat diketahui bahwa sebagian

besar jenis batu granit yang ada di lokasi tambang PT. Riaualam Anugrah

8
Indonesia memperlihatkan hal-hal sebagai berikut. Batuan granit berwarna putih

sampai abu-abu muda, bertekstur Fanerik sampai Porfirik, Massive, berbutir

sedang sampai kasar (2-15 mm), terdiri atas komponen utama mineral Kuarsa

dan Ortoklas dengan sedikit mineral Biotit (sekitar 5%). Permukaan batuan

mengalami sedikit palapukan dengan membentuk mineral sekunder Kaolin dan

Klorit dalam jumlah yang tidak berarti. Secara setempat kadang-kadang batuan

ini dipotong oleh urat Kuarsa tipis setebal 3-15 mm. Mengingat material Kuarsa

dan Ortoklas merupakan komponen mineral dominan yang mempunyai kekuatan

fisik cukup baik, maka kualitas batuan granit di daerah penelitian cukup baik.

2.5. Topografi dan Geomorfologi

Berdasarkan sejarah geologinya Pulau Karimun termasuk kawasan Tanah

Sunda, yang meliputi pulau-pulau di Indonesia bagian barat, Semenanjung

Malaya, serta paparan laut dangkal diantaranya. Seluruh kawasan tersebut

termasuk laut diantaranya, dahulu merupakan dataran luas dan kering. Proses

pembentukan dataran yang mencakup pelapukan dan pengikisan untuk jangka

waktu yang cukup lama, telah menghasilkan bentuk bentang alam atau topografi

yang khas.

2.5.1. Topografi

Secara umum, bentuk topografi yang di wilayah pualau Karimun adalah

dataran rendah dengan permukaan yang tertutup oleh tanah pelapukan cukup

tebal. Batuan dasar yang masih segar kadang-kadang dijumpai di beberapa

perbukitan yang menonjol, tetapi umumnya tersembunyi di bawah tanah

penutup yang cukup tebal.

9
2.5.2. Geomorfologi

Secara regional, wilayah Pulau Karimun Besar mempunyai kondisi

Geomofologi yang dapat dibagi dua yaitu Satuan morfologi Dataran dan Satuan

Morfologi Perbukitan Bergelombang Lemah-Terjal.

Satuan morfologi Dataran (0-25 m) merupakan daerah dataran pantai dan

dataran rendah bergelombang. Morfologi seperti ini menempati daerah pinggiran

pantai, rawa-rawa serta pada beberapa daerah di sekitar sungai. Dari permukaan

laut, satuan morfologi dataran memiliki elevasi berkisar dari 0 - 25 m. Di Pulau

Karimun Besar, satuan ini menempati pada bagian Selatan, terdapat lahan yang

bergambut (daerah Sei Raya dan sekitarnya), di bagian Barat dan Timur yang

dicirikan dengan terdapatnya aliran sungai yang relatif pendek dengan

kemiringan dasar sungai yang landai, dan sungai-sungai bersifat musiman.

Satuan morfologi ini terdiri dari endapan-endapan Alluvium muda dan tua,

berupa pasir kuarsa dan material terumbu koral.

Satuan morfologi perbukitan bergelombang lemah-terjal (25-437 m)

merupakan bentang alam perbukitan bergelombang lemah-sedang memiliki

pelamparan cukup luas, yaitu pada bagian Barat dan Timur pulau. Batuan

penyusun morfologi ini terutama material-material hasil lapukan dan rombakan

dari granit yang terakumulasi pada lembah antar bukit dan dataran pantai.

Morfologi bergelombang sedang-terjal umumnya dijumpai pada bagian utara

pulau. Kenampakannya dicirikan dengan tonjolan-tonjolan yang memiliki

ketinggian yang kontras dengan daerah di sekitarnya, sebagai contoh Gunung

Jantan dan Gunung Betina. Aliran sungai yang pendek dan bersifat musiman

banyak dijumpai pada daerah ini. Batuan penyusun morfologi seperti ini sebagian

besar adalah granit padu.

10
Geomorfologi daerah penambangan PT. Riaualam Anugrah Indonesia

berupa daerah perbukitan rendah sebagai sisa proses erosi di Pulau Karimun.

Daerah penambangan PT. Riaualam Anugrah Indonesia terdiri dari dua rangkaian

perbukitan yang dipisahkan oleh sebuah lembah. Rangkaian perbukitan pertama

terdiri atas Bukit Potot A, Bukit Potot B dan Bukit Potot C yang membentang dari

barat-barat laut dan timur-tenggara, dengan elevasi tertinggi terletak pada Bukit

Potot C yaitu 98 m dari permukaan laut sebelum dilakukannya tahapan

penambangan. Rangkaian perbukitan kedua terdiri atas Bukit Acai dan Bukit

Mansur, yang membentang dengan arah barat-barat laut dan timur-tenggara

dengan elevasi tertinggi terletak pada Bukit Acai, yaitu 75 m dari permukaan

laut. Lembah di antara dua rangkaian tersebut merupakan dataran yang relatif

rendah, dipermukaannya mengalir sungai yang bermuara ke laut yang berada di

barat.

2.6. Cadangan Batu Granit

Total cadangan di wilayah Kuasa Penambangan PT. Riaualam Anugerah

Indonesia berjumlah 10.601.700 m3 atau 27.564.420 ton (specific gravity batu

granit 2,6 ton/m3) dengan jumlah yang dapat ditambang sebanyak 10.028.400

m3 atau sebesar 26.073.840 ton, dan umur tambang secara keseluruhan yang

diinginkan adalah 192,7 bulan.

Tabel 2.1 Cadangan dan volume tertambang

Volume Umur
Cadangan
Lokasi Jenjang Elevasi Tertambang Tambang
(m3)
(m3) (bin)
4 7 s/d -7 2.437.000 2.392.900 46
Bukit Potot B 5 -7 s/d -21 2.363.400 2.289.900 44
6 -21 s/d -35 2.200.000 2.097.100 40.3
4 7 s/d -7 1.225.000 1.151.500 22.1
Bukit Potot C
5 -7 s/d -21 1.101.300 998.400 19.2

11
6 -21 s/d -35 1.028.000 895.700 17.2

Bukit Acai 4 7 s/d -7 247.000 202.900 3.9


Total 10.601.700 10.028.400

2.7. Produk Batu Granit

Produk dari hasil penambangan ada tujuh macam, yaitu:

1. Granite Dust

2. Granit Chipping

3. Granit Splid

4. Graded Stone

5. Quarry Waste

6. Armour Rock (100 - 500 kg)

7. Armour Rock (10 - 30 kg)

Lima dari tujuh macam produk batuan tersebut mengalami pengecilan

ukuran melalui proses peremukan (crushing). Pada proses peremukan, produk-

produk tersebut dibedakan berdasarkan ukuran butirnya. Kelima produk tersebut

adalah:

1. Ukuran 0-5 mm (Granite Dust)

2. Ukuran 5-14 mm (Granite Chipping)

3. Ukuran 5-20 mm (Granite Splid)

4. Ukuran 0-40 mm (Graded Stone)

5. Ukuran 0-40 mm (Quary Waste)

Setelah melalui tahapan crushing produk-produk tersebut siap dipasarkan

melalui proses pengapalan (shipping). Dua tipe batu Armour Rock tidak

mengalami proses crushing tetapi hanya dibelah (breaking) menjadi ukuran 14-

12
18 dan 69 kemudian dijual ke pembeli lokal seperti di Lagio, Tanjung Buton,

Sungai Pakning, Bengkalis maupun ke Singapura.

2.8 SISTEM PENAMBANGAN

Sistem penambangan menggunakan tambang terbuka atau disebut

quarry untuk bahan galian industri dengan arah penggalian ke bawah. Operasi

penambangan batu granit masih menggunakan sistem konvensional dengan

tahapan sebagai berikut:

1. Pembersihan lahan

Pembersihan lahan merupakan aktivitas penambangan yang dilakukan

untuk membersihkan areal penambangan dari semak-semak atau

pepohonan. Kegiatan pembersihan lahan dilakukan bersamaan dengan

kegiatan pengupasan overburden. Hal ini dikarenakan jenis tanaman yang

ada berupa tanaman dengan diameter kecil dan batangnya rendah serta

lahan yang akan dilakukan pembersihan lahan relatif gundul, pekerjaan

ini dilakukan dengan menggunakan excavator.

2. Pemboran dan Peledakan

Pemboran dilakukan dengan menggunakan Crawler Drill Furukawa tipe

PCR-200CD dan Crawler Drill Atlas Copco tipe CM348/VL140 untuk

secondary blasting dengan batuan kompresor Ingersoll Rand tipe XHP900

dan Ingersoll Rand tipe H750 WCU. Kedalaman pengeboran sedalam 15.5

meter. Batang bor yang digunakan memiliki panjang 3 m, sehingga untuk

membuat suatu lubang bor sedalam 15.5 m, dengan diameter 5 inchi

dibutuhkan 5 unit batang bor. Setelah pembuatan lubang bor dilanjutkan

dengan pengisian lubang ledak dengan bahan peledak untuk kemudian

13
dilakukan peledakan. Bahan peledak yang digunakan adalah Ammonium

Nitrate Fuel Oil (ANFO) dan power gel.

Gambar 2.4. Persiapan Peledakan

3. Pemuatan (Loading) dan Pengangkutan (Hauling)

Material hasil ledakan yang berupa pecahan batu granit dimuat ke atas

dump truck CAT 740 dan dump truck Volvo A35-E. Kesemuanya tidak

hanya dioperaikan untuk mengankut granit dari quarry ke crusher, namun

ada juga yang digunakan untuk loading Armour Rock (pecahan atu granit

dengan ukuran berat 100-500 kg, yang tidak bsia dimasukkan sebagai

feed di crusher) di jetty maupun loading boulder di tempat pembuangan

overburden. Sedangkan alat muat yang digunakan ialah backhoe tipe

excavator CAT 375 L dan excavator CAT 330 L dan wheel loader CAT 988.

14
Gambar 2.5. Proses Hauling

4. Peremukan (Crushing)

Crushing merupakan kegiatan pemecahan batuan untuk memperoleh

ukuran yang lebih kecil. Diperusahaan ini digunakan dua jenis primary

crusher yaitu primary jaques crusher dengan seri 6048 kapasitas 600

ton/jam dan primary Nordberg crusher dengan seri 125 kapasitas 400

ton/jam. Produk yang dihasilkan akan dimuat ke tongkang ke jetty

melalui belt conveyor dan ada juga yang menggunakan dump truck.

15
Gambar 2.6. Proses Dumping ke dalam Hopper

2.9. Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

K3 adalah aspek penting yang akan menunjang produktivitas, efisiensi

kerja dan produksi tambang. Untuk pengelolaan K3 akan dilaksanakan dengan

baik dibawah tanggungjawab dan koordinasi Quarry Manager, Kepala Teknik

Tambang, dan Safety Officer, diantaranya :

1. Melengkapi setiap pekerja dengan alat pelindung dirisesuai standar dan

kondisi lingkungan kerja masing-masing.

2. Mengawasi pelaksanaan penggunaan alat pelindung diri.

3. Menetapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk tiap jenis pekerjaan.

4. Menyediakan fasilitas P3K berupa First Aid Kit (P3K dan obat-obatan)

5. Melengkapi peralatan dan sarana kerja yang memiliki bahaya dengan alat

pelindung dan pengaman.

6. Inspeksi rutin atau mendadak kesetiap peralatan atau lokasi kerja yang

mewakili potensi bahaya.

16
7. Safety Talk atau P5M pada masing- masing departemen setiap hari sebelum

memulai pekerjaan.

8. Alat Pelindung Diri (APD) yang utama di PT. Riaualam Anugrah Indonesia

adalah:

1 Safety Helmet

2 Safety Mask

3 Safety Shoes

4 Safety Gloves

5 Safety Glasses

2.10. Struktur Organisasi PT. Riaualam Anugrah Indonesia

PT. Riaualam Anugerah Indonesia mempunyai Presiden Director yakni

Budhi H.K yang membawahi Director, serta membawahi Finance and Admin

Manager, HRD & GA Manager, Quarry Production Manager dan Kepala Teknik

Tambang. Struktur organisasinya dapat dilihat pada gambar 2.7.

Gambar 2.7. Struktur Organisasi PT. Riaualam Anugerah Indonesia

17

Anda mungkin juga menyukai