Anda di halaman 1dari 5

Askep GH (Gangguan Hormon Pertumbuhan)

BAB
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Hormone pertumbuhan (GH) juga dinamakan somatotrofic hormone (SH) atau
somatotropin, merupakan molekul protein kecil yang mengandung 1991 asam amino
dalam satu rantai dan mempunyai berat molekul 22005. Ia menyebabkan pertumbuhan
semua jaringan tubuh yang mampu tumbuh. Ia meningkatkan penambahan ukuran sel
dan meningkatkan mitosis bersama peningkatan jumlah sel. Gigantisme dan akromegali
adalah kelainan yang disebabkan oleh karena sekresi hormone pertumbuhan (HP) atau
Growth Hormon (GH) yang berlebihan.
Gigantisme dan akromegali merupakan peningkatan hormone protein dalam banyak
jaringan, meningkatkan penguraian asam lemak dan jaringan adipose dan kadar
glukosa darah.

B. FUNGSI HORMON PERTUMBUHAN (GH)


Adapun fungsi dari hormone pertumbuhan itu sendiri ialah :

1. Peningkatan tinggi badan


2. Meningkatkan retensi kalsium, kekuatan dan peningkatan mineralisasi tulang
3. Meningkatkan massa otot selama pembentukan sel otot baru
4. Membantu result;lipolisis penurunan jaringan adiposa (pd tubuh yg gemuk)
5. Meningkatkan sintesa protein dan menstimulasi pertumbuhan pd organ dalam,
kecuali otak
6. Menurunkan pengambilan glukosa oleh berlawanan dg efek insulinliver
7. Meningkatkan glukoneogenesis liver
8. menstimulasi sistem imun
C. ETIOLOGI
Penyebab gigantisme dan akromegali dapat digolongkan sebagai berikut:
1. GA (Gigantisme Akromegali) Primer atau Hipofisis, dimana penyebabnya adalah
adenoma hipofisis.
2. GA Sekunder atau Hipotalamik, disebabkan oleh karena hipersekresi GHRH dari
Hipotalamus.
3. GA yang disebabkan oleh karena tumor ektopik (paru, pancreas, dll) yang mensekresi
HP atau GHRH.

D. PATOFISIOLOGI
Melihat besarnya tumor adenoma hipofisis dapat dibedakan dalam dua bentuk
yakni, mikro adenoma dengan diameter lebih kecil dari 10 mm dan makro adenoma
kalau diameternya lebih dari 10 mm.
Adenoma hipofisis merupakan penyebab paling sering. Tumor pada umumnya dijumpai
disayap lateral sella tursica. Kadang-kadang tumor ektopik dapat pula dijumpai digaris
migrasi rathke pouch yaitu disinus sfenoidalis dan di daerah para farings.
Akromegali yang disebabkan oleh karena GHRH (Growth Hormone Realising
Hormon) sangat jarang (kurang dari 1%). Namun secara klinis keadaan ini sulit
dibedakan dengan akromegali yang disebabkan oleh karena adeno hipofisis.
Perbedaannya hanya dibuat atas dasar pemeriksaan histopatologis yang mendapatkan
adanya hyperplasia dan bukan adanya adenoma. Penyebab lain adalah tumor Is Let
Sel pancreas yang menghasilkan HP (Isolated Ectopic Production Of GH).

E. MANIFESTASI KLINIK
Gambaran klinis akibat pembesaran tumor :
1. Pembesaran keatas (Superior)
- Sakit kepala
- Gangguan penglihatan
2. Pembesaran ke lateral
- Kelumpuhan saraf III, IV, V, dan VI
- Penyumbatan pembuluh darah (sinus kavenosus)
- Kejang (temporal lobe seizures)
3. Pertumbuhan ke inferior (dasar sella)
- CSF Rinorea
4. Pertumbuhan ke anterior
- Perubahan kepribadian (frontal lobe type personality changes)
5. Infark (pituitary appoplexia)

F. PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan adalah:
1) Menormalkan tubuh kembali kadar GH atau IGF1/SM-C
2) Memperkecil tumor atau menstabilkan besarnya tumor
3) Menormalkan fungsi hipofisis
4) Mencegah komplikasi akibat kelebihan kadar GH/IFG1 atau SM-C akibat pembesaran
tumor.

Dalam hal ini dikenal 3 macam terapi, yaitu:


1. Terapi pembedahan
Terapi pembedahan adalah cara pengobatan utama. Dikenal 2 macam
pembedahan tergantung dari besarnya tumor yaitu bedah makro dengan melakukan
pembedahan pada batok kepala (TC atau Trans Cranial) dan bedah mikro (TESH/ Tans
Ethmoid Sphenoid Hypophysectomy). Cara terakhir TESH ini dilakukan dengan cara
pembedahan melalui sudut antara celah intra orbita dan jembatan hidung antara kedua
mata untuk mencapai tumor hipofisis.
2. Terapi radiasi
Indikasi radiasi adalah sebagai terapi pilihan secara tunggal, kalau tindakan
operasi tidak memungkinkan dan menyertai tindakan pembedahan atau masih terdapat
gejala aktif setelah terapi pembedahan dilakukan.
Tindakan radiasi dapat dilaksanakan dalam 2 cara, yaitu:
a. Radiasi secara konversional (Conventinal High Voltage Radiation, 45 69 4500 RAD)
b. Radiasi dengan energy tinggi partikel berat (High Energy Particles Radiation, 150 69
15000 RAD)
3. Terapi medikamentosa
Agosis dopamine
Pada orang normal dopamine atau agosis dopamine dapat meningkatkan kadar
HP tetapi tidak demikian halnya pada pasien akromegali. Pada akromegali dopamine
ataupun agosis dopamine menurunkan kadar HP dalam darah.
Contoh agosis dopamine:
a. Brokriptin
Dianjurkan memberikan dosis 2,5 mg sesudah makan malam, dan dinaikkan
secara berkala 2,5 mg setiap 2-4 hari. Perbaikan klinis yang dicapai antara lain adalah:
- Ukuran tangan dan jari mengecil, dan
- Terjadi perbaikan gangguan toleransi glukosa
- Efek samping yang terjadi adalah vaso spasme digital, hipotensi ortostatik, sesak nafas
ringan, nausea, konstipasi, dll.
b. Ocreotide (long acting somatostatin analogue)
Cara pemberian melalui subkutan. Dosis: dosis rata-rata adalah 100-200
mikrogram diberikan setiap 8 jam. Perbaikan klinis yang dicapai :
- Menurunkan kadar HP menjadi dibawah 5 mikrogram/ 1 pada 50 kasus
- Menormalkan kadar IGF1/ SM-C pada 50% kasus
- Penyusunan tumor
- Efek samping: ringan dan mempunyai sifat sementara yaitu nyeri local/ di daerah
suntikan dan kram perut.

G. PEMERIKSAAN LAB.
Tumor hipofisis saat ini dapat diketahui melalui pemeriksaan :
- CT Scan dan dilanjutkan dengan pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging),
yang mempunyai kepekaan tinggi untuk mendiagnosis adanya tumor hipofisis (baik
mikro maupun makro adenoma)
- Laboratorium darah yaitu pemeriksaan darah yang mengukur kadar GH akan
menunjang diagnosis gigantisme dan akromegali
I. DIAGNOSA KEP.
1. Nyeri berhubungan dengan adanya adenoma kelenjar hipofisis
2. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kulit basah, tebal, dan
berminyak yang disebabkan oleh hiperlipidemia
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya pertumbuhan organ-organ yang
berlebihan

Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada manusia


a) Hormon tiroksin
dihasilkan oleh kelenjar gondok/tiroid. Hormon ini memengaruhi pertumbuhan, perkembangan,
dan metabolisme karbohidrat dalam tubuh. Kekurangan hormon ini dapat mengakibatkan
mixoedema yaitu kegemukan.

b) Hormon pertumbuhan (Growth hormon - GH)


hormon ini dihasilkan oleh hipofisis bagian depan. Hormon ini disebut juga hormon
somatotropin (STH). Peranannya adalah memengaruhi kecepatan pertumbuhan seseorang.
Seorang anak tidak akan tumbuh dengan normal jika kekurangan hormon pertumbuhan. Pada
masa pertumbuhan, kelebihan hormon ini akan mengakibatkan pertumbuhan raksasa
(gigantisme), sebaliknya jika kekurangan akan menyebabkan kerdil (kretinisme). Jika kelebihan
hormon terjadi setelah dewasa, akan menyebabkan membesarnya bagian tubuh tertentu, seperti
pada hidung atau telinga. Kelainan ini disebut akromegali.

c) Hormon testosteron
mengatur perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin se-
kunder pada pria.

d) Hormon estrogen/progresteron
mengatur perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder pada
wanita.

Anda mungkin juga menyukai