Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dunia ada sekitar 500 juta jenis organisme. Organisme ini memiliki karakteristik yang
beraneka ragam. Keragaman organisme ini kebutuhan sistem untuk mengenali dan
mempelajarinya. Beberapa ahli biologi mencoba untuk menciptakan sebuah sistem untuk
membuatnya lebih mudah untuk mengetahui dan belajar melalui cara mengelompokkan
organisme. Klasifikasi adalah proses pengelompokan berdasarkan karakteristik tertentu.
Dengan munculnya peradaban manusia, terutama pengetahuan tentang manfaat makhluk
hidup sebagai persediaan obat dan makanan, maka perlu untuk nama-nama yang lebih besar
dari makhluk hidup. Kemudian klasifikasi diperlukan makhluk hidup berdasarkan pemikiran
rasional. Sebagai contoh, klasifikasi berdasarkan persamaan karakteristik, cara hidup, di
mana tinggal, penyebaran lokal, dan sebagainya.
Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada semua makhluk hidup atau organisme dalam
berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat
tinggi. Tidak hanya memiliki perbedaan, setiap makhluk hidup juga memiliki persamaan
yang disebut juga keseragaman. Dari keseragaman inilah dapat diciptakan suatu
pengelompokan makhluk hidup atau klasifikasi oleh para ahli. Dengan adanya klasifikasi ini
memudahkan kita dalam pembelajaran dan penelitian mengenai keanekaragaman.
Indonesia termasuk negara yang memiliki keanekaragaman yang tinggi. Wilayah
Indonesia hanya mencakup 1,3 % permukaan bumi, tetapi di dalamnya terkandung salah satu
keanekaragaman hayati yang paling tinggi di dunia yaitu 10 % dari semua tumbuhan
berbunga, 12% dari jenis mamalia, 16 % dari jenis reptilia dan amfibi, 17% dari jenis burung
dan seperempat jenis ikan air tawar dan air laut. Kekayaan hayati yang sangat tinggi ini
bukan hanya sebuah warisan alam yang kita miliki, tetapi juga sebagai sistem pendukung
kehidupan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, adapun rumusan masalahnya yaitu:
a. Bagaimana sejarah klasifikasi?

1
b. Bagaimana keanekaragaman hayati di Indonesia serta mamfaat, dampak dan
pelestariannya?
c. Bagaimana prinsip-prinsip klasifikasi?
d. Apa yang dimaksud keanekaragaman tingkat gen, spesies dan ekosistem?
e. Bagaimana contoh klasifikasi hewan dan tumbuhan?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan yaitu:
a. Menjelaskan sejarah klasifikasi.
b. Menjelaskan keanekaragaman hayati di Indonesia serta mamfaat, dampak dan
pelestariannya.
c. Menjelaskan prinsip-prinsip klasifikasi.
d. Menjelaskan keanekaragaman tingkat gen, spesies dan ekosistem.
e. Memberikan contoh klasifikasi tumbuhan dan hewan.

1.4 Metode Penulisan


Metode penulisan yang kami gunakan dalam mencari data untuk pembuatan makalah ini
adalah dengan cara mengumpulkan data dan materi dari bahan ajar, buku-buku dan internet
yang berhubungan dengan keanekaragaman hayati.

2
BAB II
KEANEKARAGAMAN HAYATI

2.1 Sejarah Klasifikasi


Berikut table sejarah klasifikasi
No. Tahun Nama Ilmuan Penemuan
1. 384 SM Aristoteles Mengelompokan mahluk hidup dua kelompok yaitu
tumbuhan (herba, semak, dan pohon) dan hewan
(berdarah dan tidak berdarah).
2. 1627 1708 M John Ray Mengelompokkan makhluk hidup menjadi
kelompok kelompok kecil dan memperkenalkan
konsep tentang spesies
3. 1707-1778 M Carulos Linnaeus Mengelompokan mahluk hidup menjadi dua yaitu
Animalia dan Plantae. Memperkenalkan sistem
tatanama mahluk hidup yang dikenal dengan
binomial nomenklatur
4. 1866 M Ernest Heackel dan Mengelompokan mahluk hidup menjadi tiga
Hoog kingdom yaitu Animalia, Plantae, dan Protista.
5. 1956 M Herbet Copeland Mengelompokan mahluk hidup menjadi empat
kingdom yaitu, Monera, Protista, Animalia, dan
Plantae.
6. 1969 M R.H. Whittaker Mengelompokan mahluk hidup menjadi lima
kingdom yaitu, Monera, Protista, Fungi, Plantae,
dan Animalia
7. 1977 M Carl Woese Mengelompokan mahluk hidup menjadi enam
kingom yaitu, Archaebacteria, Eubacteria, Protista,
Fungi, Plantae, dan Animalia.
Sumber: http://aiqla-elyan07.blogspot.co.id/p/sejarah-klasifikasi_7.html

3
2.2 Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Keanekaragaman hayati di Indonesia termasuk dalam golongan tertinggi di dunia, jauh
lebih tinggi daripada di Amerika dan di Afrika yang sama-sama beriklim tropis, apalagi jika
dibandingkan dengan Negara yang beriklim sedang dan dingin. Sebagai bangsa Indonesia,
kita harus bangga dengan kekayaan atau keanekaragaman hayati kita karena banyak hewan
dan tumbuhan yang ada di negara kita, tetapi tidak ada di negara-negara lain. Di Indonesia
dikenal ekosistem darat dan ekosistem perairan.
Indonesia terletak pada garis 6 LU 11 LS dan 95 BT 141 BT. Dengan demikian,
Indonesia terletak di daerah beriklim tropis dan dilewati oleh garis khatulistiwa. Letak ini
menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Indonesia juga
memiliki berbagai jenis ekosistem, seperti ekosistem perairan, ekosistem air tawar, rawa
gambut, hutan bakau, terumbu karang, dan ekosistem pantai
A. Ciri-ciri keanekaragaman hayati di Indonesia
1. Keanekaragaman flora di Indonesia
Flora di Indonesia termasuk dalam kawasan flora Malesiana. Malesiaa merupakan
suatu daerah luas yang meliputi Indonesia, Malaisia, Philipina, Papua Nugini, dan
Kepulauan Solomon. Hutan hujan tropis di Kalimantan merupakan deaerah yang
mempuya keanekaragaman tumbuhan paling tinggi. Sumatera dan Papua juga sangat
kaya jenis tumbuhan. Adapun hutan di Ji awa, Sulawesi, Maluku, dan Kepulauan Sunda
mempunyai keanekaragaman tumbuhan yang rendah.
Hutan di daerah Malesiana memiliki kurang lebih 248.000 dan di dominasi oleh
pepohonan dari family Dipterocarpac, yaitu pohon yang menghasilkan biji bersayap,
dapat tumbuh tinggi, dan batangnya berukuran besar sehingga membentuk kanopi hutan.
Sebagian hutan di Indonesia merupakan bioma hutan hujan tropis. Hutan ini bercirikan
adanya pepohonan berkanopi rapat dan banyakk tumbuhan liana (tumbuhan yang tumbuh
memanjat). Tumbuhan yang mendominasi hutan ini diantaranya, durian (Dorio
zibethinus), mangga (Mangifera indika), rotan (Kalamus sp.). Ketiga jenis tumbuhan ini
banyak tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.

4
Gambar 1 Tumbuhan Tipe Malesiana

Sumber: tatangsma.com/2014/10/persebaran-flora-malesiana-di-indonesia.html

Di Indonesia juga terdapat tumbuhan endemik yang hanya tumbuh di daerah


tertentu. Contoh yaitu Rafflesiia arnodii merupakkan tumbuhan endemik di Sumatera
Barat, Bengkulu dan Aceh.

Gambar 2 Tumbuhan Endemik


2. Keanekaragaman Fauna di Indonesia
Indonesia memiliki keanekaragaman fauna yang melimpah. Indonesia memilki
12% jenis mamalia dunia, 16% jenis reptil dan amphibi dunia serta 12% jenis burung
dunia. Meskipun demikian persebaran fauna di Indonesia tidaklah merata. Pada awalnya
Indonesia terbagi menjadi dua zoogeografi yang dibatasi oleh garis welas. Welas
menetapkan dua wilayah utama persebaran fauna dengan menggambar garis batas
disebelah timur kalimantan dan Bali, memisahkan fauna Indonesia bagian barat dan
timur.

Gambar 3 Persebaran Fauna Indonesia

5
Sumber: www.plengdut.com/2014/10/persebaran-fauna-indonesia.html
a. Fauna daerah oriental
Fauna daerah oriental meliputi pulau Jawa, Bali, Sumatera dan Kalimantan. Fauna
oriental memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Banyak mamalia yang berukuran besar. Contoh gajah (Elephas masimus), banteng
(Bos sondaekus ), harimau (Panthera tigris) dan badak Sumatera (Dcrorhinus
sumatrensis).
2. Terdapat berbagai macam kera. Contoh bekantan (Nasalis narpatus) dan orang
utan (Pongo pygmaeus abeli)
3. Terdapat burung-burung dengan warna kurang menarik tetapi dapat berkicau.
Contoh Jalak Bali (Leucopsar rothscihild), Elang Jawa (Spizaitus bertelsi), Elang
putih (Mycrohyerax latifrons), dan murai mengilap (Myophoneus melurenes).

Gambar 4 Fauna Oriental


Sumber: www.plengdut.com/2014/10/persebaran-fauna-indonesia.html
b. Fauna Daerah Australian
Persebaran fauna yang dibagi oleh Wallace maka, pulau Papua, dan kepulauan
kecil disekitarnya. Ciri-ciri fauna Australia
1. Terdapat mamalia yang berukuran kecil
2. Banyak hewan berkantong
3. Tidak terdapat spesies kera
4. Terdapat burung-burung dengan warna bulu yang indah
Contoh fauna yang terdapat di daerah Australia:
1. Komodo (Paranus komodoinsis)
2. Babi Rusa (Babyrousa babyruss babyumam)
3. Kangguru Pohon (Dendrolagus ursinus)
4. Kuskus (Spilocus maculatus)

6
5. Burung Cendrawasih (Paradicae rupra)

Gambar 5 Fauna Australian


Sumber: www.plengdut.com/2014/10/persebaran-fauna-indonesia.html
c. Fauna Peralihan
Setelah Wellece membagi garis persebaran flora dan fauna di Indonesia seorang
ahli zoologi bernama Weber juga melakuka penelitian tentang penyebaran hewan-
hewan di Indonesia. Menurut Weber, hewan-hewan di Sulawesi tidak dapat
sepenuhnya. sebagai fauna Australian. Hewan-hewan tersebut dikelompokkan
sebagai fauna Australian. Hewan-hewan tersebut ada yang memiliki sifat seperti
fauna Oriental. Weber membuat sebuah garis hayal disebelah timur Sulawesi
memanjang ke utara sampai Kepulauan Arung, Nusa Tenggara. Beberapa contoh
hewan yang merupakan fauna peralihan sebagai berikut:
1. Anoa daratan (Bubalus depressikornis)
2. Maleo (Makrocephalon maleo)
3. Rangkong Sulawesi (Aceros cassidix)
4. Musang coklat sulawesi (Macrogalidia mussachenbroeki)
5. Singapuar (Tarsius spectrum)

Gambar 6 Fauna Peralihan


Sumber: www.plengdut.com/2014/10/persebaran-fauna-indonesia.html

7
B. Manfaat Keanekaragaman Hayati
Pemanfaatan keanekaragaman hayati harus secara berkelanjutan, artinya tidak
hanya dimanfaatkan untuk generasi sekarang tapi juga untuk generasi mendatang.
Beberapa manfaat keanekaragaman hayati diantaranya adalah:
a. Sumber pangan, perumahan, dan kesehatan;
b. Sumber pendapatan;
c. Sumber plasma nutfah;
d. Manfaat ekologi;
e. Manfaat keilmuan;
f. Manfaat keindahan;
C. Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati
Aktivitas manusia dapat menurunkan atau meningkatkan keanekaragaman hayati.
a. Aktivitas yang menurunkan keanearagaman hayati
Penebangan hutan;
Pencemaran lingkungan;
Penggunaan pestisida;
Seleksi bibit unggul yang mendesak bibit tanaman asli (lokal), sehingga
menyebabkan erosi gen (erosi plasma nutfah).
b. Aktivitas yang meningkatkan keanekaragaman hayati
Reboisasi;
pembuatan taman kota;
pemuliaan tanaman.
D. Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Hewan atau tumbuhan langka dapat dilestarikan dengan pembiakan secara in situ dan
ex situ.
a. Pembiakan secara in situ adalah pelestarian makhluk hidup di dalam habitat aslinya.
Misalnya mendirikan Cagar Alam Ujung Kulon dan Taman Nasional Komodo.
b. Pembiakan secara ex situ adalah pembiakan di luar habitat aslinya dengan suasana
lingkungan dibuat mirip dengan aslinya. Misalnya penangkaran hewan di kebun
binatang.

8
2.3 Prinsip-Prinsip Klasifikasi
Para ilmuan mempelajari keanekaragaman mahluk hidup yang melimpah dengan cara
melakukan pengelompokan (klasifikasi). Klasifikasi yang dilakukan oleh para ahli Biologi
bertujuan sebagai berikut:
a. Mendeskripsikan ciri-ciri mahluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis agar mudah
dikenali
b. Mengelompokan mahluk hidup berdasarkan ciri-cirinya,
c. Mengetahui hubungan kekerabatan antarmahluk hidup,
d. Mengetahui evolusi mahluk hidup atas dasar kekerabatannya.
1. Tahapan Klasifikasi
Untuk mengklasifikasikan makhluk hidup harus melalui serangkaian tahapan sebagai
berikut:
a. Identifikasi
Identifikasi (pencandraan) adalah pengamatan terhadap makhluk hidup yang akan
diklasifikasi. Yang diamati adalah ciri-ciri dan sifat-sifat makhluk hidup tersebut.
Pengamatan meliputi morfologi, fisiologi, anatomi, kromosom, dan tingkah laku. Pada
tahap ini kita akan menentukan persamaan dan perbedaan antara dua makhluk hidup,
kemudian menentukan apakah keduanya sama atau tidak.
Untuk mengidentifikasi makhluk hidup yang baru saja dikenal, kita memerlukan
alat pembanding berupa gambar, realia atau spesimen (awetan hewan dan tumbuhan),
hewan atau tumbuhan yang sudah diketahui namanya, atau kunci identifikasi. Kunci
identifikasi disebut juga kunci determinasi.
b. Pengelompokan
Setelah kita menemukan ciri-ciri dan sifat-sifat pada makhluk hidup yang akan
diklasifikasi, maka selanjutnya kita akan mencocokkan dan mengelompokkan dengan
makhluk hidup lain yang memiliki ciri-ciri yang serupa. Makhluk hidup yang memiliki
ciri serupa dikelompokkan dalam unit-unit yang disebut takson. Bentuk
pengelompokan dalam unit-unit takson digambarkan kurang lebih seperti urutan
tingkatan klasifikasi sebagai berikut.
Dua atau lebih spesies dengan ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk
takson genus.

9
Beberapa genus yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk
takson famili.
Beberapa famili dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson ordo.
Beberapa ordo dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson kelas.
Beberapa kelas dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson filum
(untuk hewan) atau divisio (untuk tumbuhan).
Dalam sistem klasifikasi mahluk hidup dikelompokan dalam peringkat atau
takson tertentu. Urutan kategori atau peringkat dalam klasifikasi mulai dari yang
tertinggi sampai yang terendah dijelaskan dalam table berikut ini.
Tumbuhan Hewan
Regnum (Dunia) Kingdom (Dunia)
Divisio (Divisi) Phylum (Filum)
Classis (Kelas) Classis (Kelas)
Ordo (Bangsa) Ordo (Bangsa)
Familia (Suku) Familia (Suku)
Genus (Marga) Genus (Marga)
c. Pemberian Tata Nama Makhluk Hidup
Nama jenis untuk hewan maupun tumbuhan harus terdiri atas dua kata tunggal
(mufrad) yang sudah dilatinkan. Contoh nama jenis tanaman jagung yaitu Zea mays.
Nama jenis burung merpati Colombia livia. Dalam penulisan nama marga huruf pertama
ialah huruf kapital. Adapun nama penunjuk jenis seluruhnya menggunakan huruf kecil.
Setiap nama jenis mahluk hidup ditulis dengan huruf cetak miring atau digaris bawahi
secara terpisah agar dapat dibedakan dengan nama atau istilah lain. Selanjutnya, nama
penemu dicantumkan dibelakang nama spesies. Nama penemu tersebut dapat disingkat
huruf depannya saja. Contoh: Ficus benjamina L. (L merpuakan nama penemunya, yaitu
Linnaeus).

2. Sistem Klasifikasi
a. Klasisfikasi Sistem Artifisal (Buatan)
Klasifikasi sistem artifisal adalah sistem klasifikasi yang menggunakan satu atau
dua ciri pada mahluk hidup. Sistem ini menggunakan ciri-ciri atau sifat-sifat yang

10
sesuai dengan kehendak manusia atau sifat lainnya. Misal klasifikasi tumbuhan
berdasarkan tempat hidup (habitat) atau perawakan (berupa pohon, perdu, semak, terna,
dan liana).Tokoh klasisfikasi sistem artifisal antara lain Aristoteles. Aristoteles
membagi mahluk hidup menjadi dua kelompok berdasarkan ada tidaknya klorofil dan
kemampuan berpindah tempat, yaitu kelompok tumbuhan (Plantae) dan kelompok
hewan (Animalia). Tokoh lainnya yaitu Carolus Linnaeus yang mengelompokan
tumbuhan berdasarkan alat reproduksinya.
b. Klasifikasi Sistem Alami
Klasifikasi sistem alami dirintis oleh Michael Adams dan Jean Baptiste de
Lamarck. Sistem ini menghendaki terbentuknya kelompok-kelompok takson yang
alami. Artinya, anggota-anggota yang membentuk unit takson terjadi secara alamiah
atau sewajarnya seperti yang dikehendaki oleh alam. Klasifikasi sistem alami
menggunakan dasar persamaan dan perbedaan morfologi (bentuk luar tubuh) secara
alami atau wajar. Contoh klasifikasi sistem alami yaitu berdasarkan cara geraknya
hewan berkaki, hewan bersayap, dan hewan bersirip dan berdasarkan penutup tubuh
hewan bersisik, hewan berbulu, hewan berambut, dan hewan bercangkang
c. Klasifikasi Sistem Filogenetik
Klasifikasi sistem filogenetik muncul setelah teori evolusi yang dikemukakan
oleh para ahli Biologi. Sistem ini pertama kali dikemukakan oleh Charles Darwin pada
tahun 1825. Menurut Darwin, terdapat hubungan antara klasifikasi dengan evolusi.
Klasifikasi sistem filogenetik disusun berdasarkan jauh dekatnya hubungan kekerabatan
antara takson yang satu dengan yang lainnya. Selain mencerminkan persamaan dan
perbedaan sifat morfologi, anatomi, serta fisiologinya, sistem ini juga menjelaskan
bahwa semua mahluk hidup memiliki kesamaan molekul dan biokimia, tetapi berbeda-
beda dalam bentuk, susunan, dan fungsinya pada setiap mahluk hidup.
Jadi pada dasarnya, klasifikasi sistem filogenetik disusun berdasarkan persamaan
fenotipe yang mengacu pada sifat-sifat bentuk luar, faal, tingkah laku yang dapat
diamati, dan pewarisan keturunan. Pewarisan keturunan ini mengacu pada hubungan
evolusioner sejak nenek moyang hingga cabang-cabang keturunannya. Salah satu
contoh klasifikasi sistem filogenetik adalah klasifikasi yang dilakukan oleh Robert.H.
Whittaker yang dikenal sebagai sistem lima kingdom yaitu:

11
a. Kingdom Monera meliputi organisme yang memiliki tipe sel prokariotik (bakteri dan
Cyanobacteria).
b. Kingdom Protistameliputi organisme eukariotik bersel tunggal (Protozoa dan Alga)
c. Kingdom Fungimeliputi organisme eukariotik yang mampu menguraikan makanan
dan menyerapnya
d. Kingdom Plantaemeliputi organisme eukariotik bersel banyak yang dapat melakukan
fotosintesis (Byrophyta, Pteridophyta, dan Spermatophyta)
e. Kingdom Animaliameliputi organisme eukariotik bersel banyak yang bersifat
heterotroph (Porifera, Platyhelminthes, Coelenterata, Nemathelminthes, Annelida,
Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata).

2.4 Jenis-jenis Keanekaragaman Hayati


Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (Bahasa Inggris: biodiversity) adalah
suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat
dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen,
spesies tumbuhan,hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses
ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Dapat juga diartikan sebagai
kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu.
1. Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman gen adalah keanekaragaman individu dalam satu jenis mahluk
hidup. Keanekaragaman gen mengakibatkan variasi antar individu sejenis, misal
keanekaragaman gen pada mausia. Keanekaragaman gen pada mausia dapat terlihat dari
perbedaan sifat antara lain warna mata (biru, hitam, dan coklat), ukuran tubuh, warna
kulit (hitam, putih, sawo matang, dan kuning), serta bentuk rambut (lurus, ikal, dan
keriting).Keanekaragaman sifat tersebut diakibatkan oleh pengaruh perangkat pembawa
sifat yang disebut gen.
Gen adalah subtansi terkecil atau unit dasar yang membawa faktor keturunan.
Melalui gen inilah sifat-sifat induk diwariskan kepada keturunannya. Perbedaan gen pada
setiap mahluk hidup mengakbatkan sifat genotif dan sifat fenotipe pada setiap mahluk
hidup menjadi berbeda.

12
Keanekaragaman gen dapat terjadi akibat perkawinan antara mahluk hidup sejenis
(spesies). Susunan gen dari setiap mahluk hidup berasal dari kedua induk/orangtuanya.
Kombinasi susunan perangkat gen dari kedua induk tersebut akan mengakibatkan
varietas-varietas yang terjadi secara alami. Keanekaragaman gen juga dapat terjadi secara
buatan melalui perkawinan silang. Keanekaragaman gen secara alami dan buatan dapat
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Contoh gambar keanekaragaman tinggakt gen.

Gambar 7 Keanekaragaman Gen


2. Keanekaragaman Jenis (Spesies)
Keanekaragaman jenis menunjukan seluruh variasi yang terdapat pada mahluk
hidup antarjenis (interspesies) dalam satu marga. Misal tumbuhan kentang, tomat, dan
terung. Ketiganya termasuk dalam genus yang sama yaitu Solanum. Namun, ketiganya
mempunyai ciri-ciri fisik yang berbeda.

Gambar 8 Keanekaragaman Jenis


3. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik
yang tak terpisahkan oleh mahluk hidup dengan lingkungannya (menggambarkan jenis
populasi organisme dalam suatu wilayah). Hubungan timbal balik ini menimbulkan
keserasian hidup di dalam ekosistem. Keanekaragaman tingkat ekosistem terjadi akibat
perbedaan letak geografis. Perbedaan geografis ini mengakibatkan terjadinya perbedaan
iklim. Pada iklim yang berbeda pasti terdapat perbedaan temperatur, curah hujan,

13
intensitas cahaya matahari, dan lama penyinaran. Keadaan ini akan berpengraruh
terhadap jenis-jenis tumbuhan (flora) dan hewan (fauna) yang hidup di suatu daerah.
Indonesia memiliki kurang lebih 47 ekosistem alami yang berbeda mulai dari
ekosistem salju abadi sampai berbagai macam ekosistem hutan dataran rendah dan
padang rumput. Ada juga ekosistem danau, rawa, terumbu karang, dan hutan bakau.

Gambar 9 Keanekaragaman Ekosistem

2.5 Klasifikasi Hewan dan Tumbuhan


Contoh klasifikasi tumbuhan Kasturi dan hewan Bekantan sebagai berikut:
Tumbuhan Hewan
Regnum : Plantae Kingdom : Animalia
Divisi : Tracheophyta Filum: Chordata
Kelas: Magnoliopsia Kelas: Mammalia
Bangsa: Sapindales Bangsa: Primata
Suku: Anakardiaceae Suku: Cercopithecidae
Marga: Mangifera Marga: Nasalis
Jenis: M. Casturi Spesies: N. Larvatus
(Katuri) (Bekantan)

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian pembahasan makalah tentang keanekaragaman hayati dapat
disimpulkan:
1. Dalam sejarah klasifikasi mahluk hidup mulai dari Aristoteles (384 SM), John
Ray (1627 M), Carulos Linnaeus (1707 M), Ernest Heackel dan Hoog (1866 M),
Herbet Copeland (1956 M), R.H. Whittaker (1969 M), Carl Woese (1977 M) terus
berkembang dari yang hanya dua kingdom berkembang hingga menjadi enam klasifikasi
kingdom.
2. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Indonesia terletak di
daerah beriklim tropis dan dilewati oleh garis khatulistiwa. Letak ini
menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.
Persebaran flora dan fauna di Indonesia sangat beragam.
3. Para ilmuwan membuat prinsip kalsifikasi mahluk hidup untuk mempermudah
mereka melakukan penelitian. Prinsip klasifikasi dibedakan menjadi tiga sistem
yaitu: sistem atrifisial, sistem alamiah, dan sistem filogenik.
4. Tingkatan keanekaragaman hayati ada tiga yaitu keanekaragaman tingkat gen,
spesies, dan ekosistem. Ketiga keanekaragaman hayati tresebut selalu berkaitan
dan tidak bisa dipisahkan karena merupakan suatu kesatuan yang totalitas yang
disebut keanekaragaman hayati.
5. Contoh dari klasifikasi mahluk hidup dapat di lihat dari maskot yang terdapat di
Kalimantan Selatan yaitu fauna (Bekantan), flora (Buah Kasturi).
3.2 Saran
Kita sebagai manusia dan generasi penerus bangsa sebaiknya memiliki kesadaran
dalam menjaga alam dan keanekaragaman hayati. Setelah membaca makalah ini kita juga
perlu menyadari pentingnya melestarikan alam, hewan dan tumbuhan yang telah Tuhan
anugerahkan bagi kita. Agar keseimbangan ekosistem kita selalu terjaga dan lestari.

15
DAFTAR PUSTAKA

Archam, Rosyadi. 2013. Flora dan Fauna Indonesia. www.plengdut.com/2014/10/persebaran-


fauna-indonesia.html .(Diakses tanggal 14 Juli 2017)
Campbell, dkk.2003.Biologi Edisi Kelima-Jilid 2.Jakarta:Penerbit Erlangga.
Elnada, Lestari. 2015. Sejarah Klasifikasi. http://aiqla-elyan07.blogspot.co.id/p/sejarah-
klasifikasi_7.html . (Diakses tanggal 14 Juli 2017)
Noorhidayati, Wahidah Arsyad. 2010. Bahan Ajar Biologi Umum. Banjarmasin

16

Anda mungkin juga menyukai