PENDAHULUAN
1
b. Bagaimana keanekaragaman hayati di Indonesia serta mamfaat, dampak dan
pelestariannya?
c. Bagaimana prinsip-prinsip klasifikasi?
d. Apa yang dimaksud keanekaragaman tingkat gen, spesies dan ekosistem?
e. Bagaimana contoh klasifikasi hewan dan tumbuhan?
2
BAB II
KEANEKARAGAMAN HAYATI
3
2.2 Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Keanekaragaman hayati di Indonesia termasuk dalam golongan tertinggi di dunia, jauh
lebih tinggi daripada di Amerika dan di Afrika yang sama-sama beriklim tropis, apalagi jika
dibandingkan dengan Negara yang beriklim sedang dan dingin. Sebagai bangsa Indonesia,
kita harus bangga dengan kekayaan atau keanekaragaman hayati kita karena banyak hewan
dan tumbuhan yang ada di negara kita, tetapi tidak ada di negara-negara lain. Di Indonesia
dikenal ekosistem darat dan ekosistem perairan.
Indonesia terletak pada garis 6 LU 11 LS dan 95 BT 141 BT. Dengan demikian,
Indonesia terletak di daerah beriklim tropis dan dilewati oleh garis khatulistiwa. Letak ini
menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Indonesia juga
memiliki berbagai jenis ekosistem, seperti ekosistem perairan, ekosistem air tawar, rawa
gambut, hutan bakau, terumbu karang, dan ekosistem pantai
A. Ciri-ciri keanekaragaman hayati di Indonesia
1. Keanekaragaman flora di Indonesia
Flora di Indonesia termasuk dalam kawasan flora Malesiana. Malesiaa merupakan
suatu daerah luas yang meliputi Indonesia, Malaisia, Philipina, Papua Nugini, dan
Kepulauan Solomon. Hutan hujan tropis di Kalimantan merupakan deaerah yang
mempuya keanekaragaman tumbuhan paling tinggi. Sumatera dan Papua juga sangat
kaya jenis tumbuhan. Adapun hutan di Ji awa, Sulawesi, Maluku, dan Kepulauan Sunda
mempunyai keanekaragaman tumbuhan yang rendah.
Hutan di daerah Malesiana memiliki kurang lebih 248.000 dan di dominasi oleh
pepohonan dari family Dipterocarpac, yaitu pohon yang menghasilkan biji bersayap,
dapat tumbuh tinggi, dan batangnya berukuran besar sehingga membentuk kanopi hutan.
Sebagian hutan di Indonesia merupakan bioma hutan hujan tropis. Hutan ini bercirikan
adanya pepohonan berkanopi rapat dan banyakk tumbuhan liana (tumbuhan yang tumbuh
memanjat). Tumbuhan yang mendominasi hutan ini diantaranya, durian (Dorio
zibethinus), mangga (Mangifera indika), rotan (Kalamus sp.). Ketiga jenis tumbuhan ini
banyak tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.
4
Gambar 1 Tumbuhan Tipe Malesiana
Sumber: tatangsma.com/2014/10/persebaran-flora-malesiana-di-indonesia.html
5
Sumber: www.plengdut.com/2014/10/persebaran-fauna-indonesia.html
a. Fauna daerah oriental
Fauna daerah oriental meliputi pulau Jawa, Bali, Sumatera dan Kalimantan. Fauna
oriental memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Banyak mamalia yang berukuran besar. Contoh gajah (Elephas masimus), banteng
(Bos sondaekus ), harimau (Panthera tigris) dan badak Sumatera (Dcrorhinus
sumatrensis).
2. Terdapat berbagai macam kera. Contoh bekantan (Nasalis narpatus) dan orang
utan (Pongo pygmaeus abeli)
3. Terdapat burung-burung dengan warna kurang menarik tetapi dapat berkicau.
Contoh Jalak Bali (Leucopsar rothscihild), Elang Jawa (Spizaitus bertelsi), Elang
putih (Mycrohyerax latifrons), dan murai mengilap (Myophoneus melurenes).
6
5. Burung Cendrawasih (Paradicae rupra)
7
B. Manfaat Keanekaragaman Hayati
Pemanfaatan keanekaragaman hayati harus secara berkelanjutan, artinya tidak
hanya dimanfaatkan untuk generasi sekarang tapi juga untuk generasi mendatang.
Beberapa manfaat keanekaragaman hayati diantaranya adalah:
a. Sumber pangan, perumahan, dan kesehatan;
b. Sumber pendapatan;
c. Sumber plasma nutfah;
d. Manfaat ekologi;
e. Manfaat keilmuan;
f. Manfaat keindahan;
C. Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati
Aktivitas manusia dapat menurunkan atau meningkatkan keanekaragaman hayati.
a. Aktivitas yang menurunkan keanearagaman hayati
Penebangan hutan;
Pencemaran lingkungan;
Penggunaan pestisida;
Seleksi bibit unggul yang mendesak bibit tanaman asli (lokal), sehingga
menyebabkan erosi gen (erosi plasma nutfah).
b. Aktivitas yang meningkatkan keanekaragaman hayati
Reboisasi;
pembuatan taman kota;
pemuliaan tanaman.
D. Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Hewan atau tumbuhan langka dapat dilestarikan dengan pembiakan secara in situ dan
ex situ.
a. Pembiakan secara in situ adalah pelestarian makhluk hidup di dalam habitat aslinya.
Misalnya mendirikan Cagar Alam Ujung Kulon dan Taman Nasional Komodo.
b. Pembiakan secara ex situ adalah pembiakan di luar habitat aslinya dengan suasana
lingkungan dibuat mirip dengan aslinya. Misalnya penangkaran hewan di kebun
binatang.
8
2.3 Prinsip-Prinsip Klasifikasi
Para ilmuan mempelajari keanekaragaman mahluk hidup yang melimpah dengan cara
melakukan pengelompokan (klasifikasi). Klasifikasi yang dilakukan oleh para ahli Biologi
bertujuan sebagai berikut:
a. Mendeskripsikan ciri-ciri mahluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis agar mudah
dikenali
b. Mengelompokan mahluk hidup berdasarkan ciri-cirinya,
c. Mengetahui hubungan kekerabatan antarmahluk hidup,
d. Mengetahui evolusi mahluk hidup atas dasar kekerabatannya.
1. Tahapan Klasifikasi
Untuk mengklasifikasikan makhluk hidup harus melalui serangkaian tahapan sebagai
berikut:
a. Identifikasi
Identifikasi (pencandraan) adalah pengamatan terhadap makhluk hidup yang akan
diklasifikasi. Yang diamati adalah ciri-ciri dan sifat-sifat makhluk hidup tersebut.
Pengamatan meliputi morfologi, fisiologi, anatomi, kromosom, dan tingkah laku. Pada
tahap ini kita akan menentukan persamaan dan perbedaan antara dua makhluk hidup,
kemudian menentukan apakah keduanya sama atau tidak.
Untuk mengidentifikasi makhluk hidup yang baru saja dikenal, kita memerlukan
alat pembanding berupa gambar, realia atau spesimen (awetan hewan dan tumbuhan),
hewan atau tumbuhan yang sudah diketahui namanya, atau kunci identifikasi. Kunci
identifikasi disebut juga kunci determinasi.
b. Pengelompokan
Setelah kita menemukan ciri-ciri dan sifat-sifat pada makhluk hidup yang akan
diklasifikasi, maka selanjutnya kita akan mencocokkan dan mengelompokkan dengan
makhluk hidup lain yang memiliki ciri-ciri yang serupa. Makhluk hidup yang memiliki
ciri serupa dikelompokkan dalam unit-unit yang disebut takson. Bentuk
pengelompokan dalam unit-unit takson digambarkan kurang lebih seperti urutan
tingkatan klasifikasi sebagai berikut.
Dua atau lebih spesies dengan ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk
takson genus.
9
Beberapa genus yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk
takson famili.
Beberapa famili dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson ordo.
Beberapa ordo dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson kelas.
Beberapa kelas dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson filum
(untuk hewan) atau divisio (untuk tumbuhan).
Dalam sistem klasifikasi mahluk hidup dikelompokan dalam peringkat atau
takson tertentu. Urutan kategori atau peringkat dalam klasifikasi mulai dari yang
tertinggi sampai yang terendah dijelaskan dalam table berikut ini.
Tumbuhan Hewan
Regnum (Dunia) Kingdom (Dunia)
Divisio (Divisi) Phylum (Filum)
Classis (Kelas) Classis (Kelas)
Ordo (Bangsa) Ordo (Bangsa)
Familia (Suku) Familia (Suku)
Genus (Marga) Genus (Marga)
c. Pemberian Tata Nama Makhluk Hidup
Nama jenis untuk hewan maupun tumbuhan harus terdiri atas dua kata tunggal
(mufrad) yang sudah dilatinkan. Contoh nama jenis tanaman jagung yaitu Zea mays.
Nama jenis burung merpati Colombia livia. Dalam penulisan nama marga huruf pertama
ialah huruf kapital. Adapun nama penunjuk jenis seluruhnya menggunakan huruf kecil.
Setiap nama jenis mahluk hidup ditulis dengan huruf cetak miring atau digaris bawahi
secara terpisah agar dapat dibedakan dengan nama atau istilah lain. Selanjutnya, nama
penemu dicantumkan dibelakang nama spesies. Nama penemu tersebut dapat disingkat
huruf depannya saja. Contoh: Ficus benjamina L. (L merpuakan nama penemunya, yaitu
Linnaeus).
2. Sistem Klasifikasi
a. Klasisfikasi Sistem Artifisal (Buatan)
Klasifikasi sistem artifisal adalah sistem klasifikasi yang menggunakan satu atau
dua ciri pada mahluk hidup. Sistem ini menggunakan ciri-ciri atau sifat-sifat yang
10
sesuai dengan kehendak manusia atau sifat lainnya. Misal klasifikasi tumbuhan
berdasarkan tempat hidup (habitat) atau perawakan (berupa pohon, perdu, semak, terna,
dan liana).Tokoh klasisfikasi sistem artifisal antara lain Aristoteles. Aristoteles
membagi mahluk hidup menjadi dua kelompok berdasarkan ada tidaknya klorofil dan
kemampuan berpindah tempat, yaitu kelompok tumbuhan (Plantae) dan kelompok
hewan (Animalia). Tokoh lainnya yaitu Carolus Linnaeus yang mengelompokan
tumbuhan berdasarkan alat reproduksinya.
b. Klasifikasi Sistem Alami
Klasifikasi sistem alami dirintis oleh Michael Adams dan Jean Baptiste de
Lamarck. Sistem ini menghendaki terbentuknya kelompok-kelompok takson yang
alami. Artinya, anggota-anggota yang membentuk unit takson terjadi secara alamiah
atau sewajarnya seperti yang dikehendaki oleh alam. Klasifikasi sistem alami
menggunakan dasar persamaan dan perbedaan morfologi (bentuk luar tubuh) secara
alami atau wajar. Contoh klasifikasi sistem alami yaitu berdasarkan cara geraknya
hewan berkaki, hewan bersayap, dan hewan bersirip dan berdasarkan penutup tubuh
hewan bersisik, hewan berbulu, hewan berambut, dan hewan bercangkang
c. Klasifikasi Sistem Filogenetik
Klasifikasi sistem filogenetik muncul setelah teori evolusi yang dikemukakan
oleh para ahli Biologi. Sistem ini pertama kali dikemukakan oleh Charles Darwin pada
tahun 1825. Menurut Darwin, terdapat hubungan antara klasifikasi dengan evolusi.
Klasifikasi sistem filogenetik disusun berdasarkan jauh dekatnya hubungan kekerabatan
antara takson yang satu dengan yang lainnya. Selain mencerminkan persamaan dan
perbedaan sifat morfologi, anatomi, serta fisiologinya, sistem ini juga menjelaskan
bahwa semua mahluk hidup memiliki kesamaan molekul dan biokimia, tetapi berbeda-
beda dalam bentuk, susunan, dan fungsinya pada setiap mahluk hidup.
Jadi pada dasarnya, klasifikasi sistem filogenetik disusun berdasarkan persamaan
fenotipe yang mengacu pada sifat-sifat bentuk luar, faal, tingkah laku yang dapat
diamati, dan pewarisan keturunan. Pewarisan keturunan ini mengacu pada hubungan
evolusioner sejak nenek moyang hingga cabang-cabang keturunannya. Salah satu
contoh klasifikasi sistem filogenetik adalah klasifikasi yang dilakukan oleh Robert.H.
Whittaker yang dikenal sebagai sistem lima kingdom yaitu:
11
a. Kingdom Monera meliputi organisme yang memiliki tipe sel prokariotik (bakteri dan
Cyanobacteria).
b. Kingdom Protistameliputi organisme eukariotik bersel tunggal (Protozoa dan Alga)
c. Kingdom Fungimeliputi organisme eukariotik yang mampu menguraikan makanan
dan menyerapnya
d. Kingdom Plantaemeliputi organisme eukariotik bersel banyak yang dapat melakukan
fotosintesis (Byrophyta, Pteridophyta, dan Spermatophyta)
e. Kingdom Animaliameliputi organisme eukariotik bersel banyak yang bersifat
heterotroph (Porifera, Platyhelminthes, Coelenterata, Nemathelminthes, Annelida,
Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata).
12
Keanekaragaman gen dapat terjadi akibat perkawinan antara mahluk hidup sejenis
(spesies). Susunan gen dari setiap mahluk hidup berasal dari kedua induk/orangtuanya.
Kombinasi susunan perangkat gen dari kedua induk tersebut akan mengakibatkan
varietas-varietas yang terjadi secara alami. Keanekaragaman gen juga dapat terjadi secara
buatan melalui perkawinan silang. Keanekaragaman gen secara alami dan buatan dapat
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Contoh gambar keanekaragaman tinggakt gen.
13
intensitas cahaya matahari, dan lama penyinaran. Keadaan ini akan berpengraruh
terhadap jenis-jenis tumbuhan (flora) dan hewan (fauna) yang hidup di suatu daerah.
Indonesia memiliki kurang lebih 47 ekosistem alami yang berbeda mulai dari
ekosistem salju abadi sampai berbagai macam ekosistem hutan dataran rendah dan
padang rumput. Ada juga ekosistem danau, rawa, terumbu karang, dan hutan bakau.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian pembahasan makalah tentang keanekaragaman hayati dapat
disimpulkan:
1. Dalam sejarah klasifikasi mahluk hidup mulai dari Aristoteles (384 SM), John
Ray (1627 M), Carulos Linnaeus (1707 M), Ernest Heackel dan Hoog (1866 M),
Herbet Copeland (1956 M), R.H. Whittaker (1969 M), Carl Woese (1977 M) terus
berkembang dari yang hanya dua kingdom berkembang hingga menjadi enam klasifikasi
kingdom.
2. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Indonesia terletak di
daerah beriklim tropis dan dilewati oleh garis khatulistiwa. Letak ini
menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.
Persebaran flora dan fauna di Indonesia sangat beragam.
3. Para ilmuwan membuat prinsip kalsifikasi mahluk hidup untuk mempermudah
mereka melakukan penelitian. Prinsip klasifikasi dibedakan menjadi tiga sistem
yaitu: sistem atrifisial, sistem alamiah, dan sistem filogenik.
4. Tingkatan keanekaragaman hayati ada tiga yaitu keanekaragaman tingkat gen,
spesies, dan ekosistem. Ketiga keanekaragaman hayati tresebut selalu berkaitan
dan tidak bisa dipisahkan karena merupakan suatu kesatuan yang totalitas yang
disebut keanekaragaman hayati.
5. Contoh dari klasifikasi mahluk hidup dapat di lihat dari maskot yang terdapat di
Kalimantan Selatan yaitu fauna (Bekantan), flora (Buah Kasturi).
3.2 Saran
Kita sebagai manusia dan generasi penerus bangsa sebaiknya memiliki kesadaran
dalam menjaga alam dan keanekaragaman hayati. Setelah membaca makalah ini kita juga
perlu menyadari pentingnya melestarikan alam, hewan dan tumbuhan yang telah Tuhan
anugerahkan bagi kita. Agar keseimbangan ekosistem kita selalu terjaga dan lestari.
15
DAFTAR PUSTAKA
16