0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
57 tayangan9 halaman
Trio benang selulosa menunjukkan ikatan hidrogen antara benang glukosa. Selulosa merupakan polisakarida alami utama yang terdiri atas 90% glukosa. Panjang rantai dan tingkat polimerisasi menentukan sifat selulosa. Selulosa memiliki daerah kristal dan amorf yang dapat dipecah untuk membentuk nanokristalin baru.
Trio benang selulosa menunjukkan ikatan hidrogen antara benang glukosa. Selulosa merupakan polisakarida alami utama yang terdiri atas 90% glukosa. Panjang rantai dan tingkat polimerisasi menentukan sifat selulosa. Selulosa memiliki daerah kristal dan amorf yang dapat dipecah untuk membentuk nanokristalin baru.
Trio benang selulosa menunjukkan ikatan hidrogen antara benang glukosa. Selulosa merupakan polisakarida alami utama yang terdiri atas 90% glukosa. Panjang rantai dan tingkat polimerisasi menentukan sifat selulosa. Selulosa memiliki daerah kristal dan amorf yang dapat dipecah untuk membentuk nanokristalin baru.
kapas merupakan bentuk alami paling murni dari selulosa, yang mengandung lebih dari 90% dari polisakarida Sifat selulosa tergantung pada panjang rantai atau tingkat polimerisasi, jumlah unit glukosa yang membentuk satu molekul polimer. Selulosa dari pulp kayu memiliki panjang rantai khas antara 300 dan 1700 unit. Kapas dan serat tanaman lainnya serta selulosa bakteri memiliki panjang rantai mulai dari 800 sampai 10000 unit. Molekul dengan panjang rantai yang sangat kecil yang dihasilkan dari pemecahan selulosa dikenal sebagai cellodextrins Berbeda dengan rantai panjang selulosa, cellodextrins biasanya larut dalam air dan pelarut organik. Selulosa dari tanaman biasanya ditemukan dalam campuran dengan hemiselulosa, lignin, pektin dan zat lainnya.
Tidak seperti selulosa, hemiselulosa (juga
polisakarida) terdiri dari rantai pendek, 500-3000 unit gula sedangkan pada polimer selulosa mencapai 7000-15000 molekul glukosa per polimer. Hemiselulosa merupakan polimer bercabang, sedangkan selulosa tidak. Selulosa terdiri dari kristal dan daerah amorf. Reaksi dengan asam kuat, daerah amorf dapat dipecah, sehingga menghasilkan nanokristalin selulosa bahan baru dengan banyak sifat yang diinginkan. Baru-baru ini, nanokristalin selulosa digunakan sebagai fase pengisi dalam matriks polimer berbasis bio untuk menghasilkan nanocomposites dengan sifat termal dan mekanik unggul Cellulose ester Reagent Example Reagent Group R Acetic acid and Organic esters Organic acids Cellulose acetate H or -(C=O)CH3 acetic anhydride Cellulose Acetic acid and -(C=O)CH3 triacetate acetic anhydride Cellulose H or - Propanoic acid propionate (C=O)CH2CH3 Cellulose acetate Acetic acid and H or -(C=O)CH3 propionate (CAP) propanoic acid or -(C=O)CH2CH3 H or -(C=O)CH3 Cellulose acetate Acetic acid and or - butyrate (CAB) butyric acid (C=O)CH2CH2CH3 Nitric acid or Nitrocellulose another Inorganic esters Inorganic acids H or -NO2 (cellulose nitrate) powerful nitrating agent Sulfuric acid or another Cellulose sulfate H or -SO3H powerful