Oleh:
Jenny Kanprilla
M. Luhur Hambali
Nurindra Rusmana
Universitas Indonesia
Depok, 2014
Pendahuluan
5% 0 s/d 50 juta
15% >50 juta s/d 250 juta
25% >250 juta s/d 500 juta
30% >500 juta
Setelah mengetahui beberapa asas dan prinsip pemungutan pajak yang ideal, ada
baiknya kita juga mengetahui dasar pemejakan atau tax base. Umunya tax base dibagi
menjadi dua, yaitu pajak berdasarkan penghasilan (Income based) dan pajak berdasarkan
konsumsi (Consumption based). Di Indonesia, dasar pemajakan yang digunakan adalah
income based taxation karena konsep ini dianggap lebih realistis dan mudah untuk
diaplikasikan dibandingkan dengan pajak berdasarkan konsumsi. Berikut tabel perbedaan
antara income based taxation dan consumption based taxation:
Yang menjadi objek pajak adalah Penghasilan Yang menjadi objek pajak adalah Konsumsi
-biaya yang terkait dengan kegiatan bisnis dan -all investment outlay
perdagangan
-capital expenditure of personal use
-pengurangan yang murni sepenuhnya
diperuntukan bagi WP pribadi -gifts made to other persons
Kelemahan: Kelemahan:
-kurang netral karena mendistorsi pilihan WP -sukar memisahkan barang yang dikonsumsi
untuk menabung atau mengonsumsi WP pribadi untuk kepentingan dirinya dan
pendapatannya biaya 3M
-memengaruhi produktivitas kerja -belum tentu dapat menyelesaikan masalah
-heavy tax menentukan penghitungan taxable consumption
-masalah kesederhanaan administrasi -belum memberikan solusi atas pajak home
industry
Kelebihan: Kelebihan:
-lebih aplikatif dan praktis -tidak perlu menghitung penyusutan dan capital
-lebih banyak digunakan di berbagai negara gains
-hanya mempunyai sedikit masalah terhadap
inflasi
-tidak perlu menghitung pajak atas badan
Tax Incidence
Excess burden /
Deadweight loss
1. Donations
Donasi adalah bantuan kontribusi kepada pemerintah dari individu/ organisasi.
Donasi digunakan untuk membiayai program-program tertetu. Biasanya,
pemerintah membuat dana khusus untuk membiayai korban bencana alam dan
kesulitan-kesulitan individu lainnya, lalu meminta penduduk untuk
mengirimkan kontribusinya berupa dana.
2. Debt Finance
Debt finance adalah peminjaman dana untuk pengeluaran keuangan
pemerintahan. Mereka yang meminjamkan uang ke pemerintah ini akan
mendapatkan bon atau nota dari pemerintah. Isi dari bon atau nota terusebut
menyatakan janji pemerintah untuk membayar hutang tersebut dengan
tambahan bunga di kemudian hari. Pinjaman yang dilakukan oleh pemerintah
ini digunakan untuk membiayai pengeluaran modal atau untuk membiayai
proyek yang akan memiliki keuntungan yang meningkat di masa mendatang.
Contohnya adalah untuk membiayai konstruksi untuk fasilitas umum seperti
rumah sakit atau jalan raya yang memerlukan waktu bertahun-tahun. Jika
biaya pengeluaran ini dibiayai oleh pajak, maka masyarakat akan dihadapi
dengan menghilangkan kebiasaan konsumsi dan saving. Peminjaman ini
digunakan agar pemerintah dapat mengenakan pajak ke masyarakat di masa
yang akan datang. Sehingga selama fasilitas umum masih dalam proses
pembangunan, pendapatan masyarakat dapat digunakan untuk konsumsi dan
saving.
3. User Charge
Pemerintah akan mengenakan biaya langsung kepada masyarakat yang
menggunakan fasilitas tertentu dan mendapatkan manfaat darinya, seperti:
licences, franchise, fares or tolls.
4. Printing Money
Dengan kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah, pemerintah dapat
mencetak uang untuk membayar biaya barang dan jasa yang disediakan oleh
pemerintah untuk masyarakat. Dengan melakukan pencetakan uang,
pemerintah bisa keluar dari kurva kemungkinan produksi. Contohnya apabila
mencetak uang saat keadaan perang untuk meningkatkan pembelian senjata.
Dengan mencetak uang, senjata untuk keperluan perang dapat dipenuhi tanpa
harus mengurangi pembelian kebutuhan masyarakat seperti keju. Namun,
pencetakan uang yang dilakukan secara terus menerus akan menimbulkan
dampak negatif yaitu terjadinya inflasi. Inflasi adalah peningkatan harga
secara terus-menerus disebabkan karena banyaknya uang yang beredar di
masyarakat.
DIOLAH DARI:
http://www.pajak.go.id/sites/default/files/PenerimaanPajakDalamNegeri2009-
2012_0.xlsx
Lampiran Postur RAPBN Indonesia
Pendapatan Negara Rp. 1.662,5 T (100%)
Pajak Rp. 1.310,2 T (78,80%)
Non Pajak Rp. 350,9 T (21,10%)
Hibah Rp. 1,4 T (0,01%)