Anda di halaman 1dari 7

Kekuatan (Strength)

Secara definisi, kekuatan didefinisikan kemampuan menerima suatu beban hingga benda
mengalami patah (fraktur). Secara Matematis, tegangan diformulasikan dengan rumus sebagai
berikut.

rumus tegangan tarik

Rumus Tegangan Geser

Dari rumus diatas, kedua rumus seolah- olah sama antara tegangan tarik dan tegangan geser,
namun dari notasi tegangan saja sudah berbeda. Gaya yang digunakan untuk tegangan normal
merupakan gaya yang sifatnya tegak lurus terhadap bidang kerja seperti tegangan tarik maupun
tegangan tekan sedangkan untuk tegangan geser gaya yang digunakan adalah gaya yang arahnya
sejajar bidang kerja. Untuk ilustrasi lebih lanjut, akan dijelaskan pada gambar dibawah ini.

Ilustrasi Tegangan Tarik


Ilustrasi Tegangan Geser

Keuletan (Ductility)

Keuletan didefinisikan sebagai kemampuan suatu benda untuk mengalami deformasi


plastis hingga putus. Keuletan dapat dilihat pada bagian regangan saja pada kurva stress strain.
Dari bagian regangan pada kurva, dapat ditentukan apakah suatu material bersifat ulet atau getas.
Material dapat dikatakan ulet jika putus setelah terjadinya deformasi platis sedangkan getas jika
material putus sebelum terjadinya deformasi plastis. Dari kurva terlihat bahwa keramik putus
pada daerah linear atau daerah elastis sedangkan polimer B dan C telah melewati daerah
linearnya. Dari gambar 5, diketahui bahwa polimer merupakan material yang bersifat ulet
sedangkan keramik bersifat getas. Secara matematis, keuletan dapat dihitung dengan rumus :

Kekakuan (Stiffness)

Kekakuan adalah kemampuan material untuk menahan terjadinya deformasi. Tingkat


kekakuan suatu material ditunjukkan oleh sudut yang dbentuk oleh tegangan dan regangan pada
daerah elastic. Dalam menghitung kekakuan, dikenal yang namanya modulus elastisitas yang
dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara kekuatan (Strength) dengan regangan(strain).
Lebih lanjut dikenal adanya modulus tangent dan modulus secan ketika ada bagian dari kurva
yang berbentuk nonlinear. Secara umum, modulus elastisitas dapat dirumuskan sebagai berikut.
Hal ini sesuai hukum yang dicetuskan oleh Robert Hooke, yaitu Dalam batas elastisitas, nilai
tegangan akan berbanding lurus dengan regangan.

Secant Modulus dan Tangen Modulus

Elastisitas

Didefinisikan sebagai daerah dimana bahan akan kembali panjang semula bila tegangan
luar dihilangkan. Daerah proposionalitas merupakan bagian dari batas elastic. Bila beban terun
diberikan maka batas elastik pada akhirnya akan terlampaui sehingga bahan tidak kembali seperti
ukuran semua. Batas elastic merupakan titik dimana tegangan yang diberikan akan menyebabkan
terjadinya deformasi plastis untuk pertama kalinya. Kebanyakan material teknik mempunyai
batas elastic yang hampir berhimpit dengan batas proposionalitasnya Didefinisikan sebagai
ukuran kekakuan suatu material, semakin harga modulus ini semakin kecil regangan elastic yang
terjadi, atau semakin kaku.
Modulus kekakuan dihitung gradien dari batas proporsional kurva tegangan-regangan:
Makin besar modulus elastisitas maka makin kecil regangan elastik yang dihasilkan akibat
pemberian tegangan
= .E
Modulus elastisitas ditentukan oleh gaya ikatan antar atom. Karena gaya ini tidak dapat diubah
tanpa terjadinya suatu perubahan sifatt yang sangat mendasar pada material maka modulus
elastisitas merupakan suatu sifat dari material yang tidak mudah diubah.

Ketangguhan ( Toughness )

Adalah kemampuan bahan untuk menyerap energi sampai patah.


Tegangan dan regangan sebenarnya diukur berdasarkan luas penampang sebenarnya pada saat
diberikan beban.

Titik Luluh (Yield Point) dan Kekuatan Luluh (Yield Strength)

Didefinisikan sebagai batas dimana sebuah material akan terus mengalami deformasi
tanpa adanya penambahan beban. Tegangan (stress)yang mengakibatkan bahan menunjukkan
mekanisme luluh ini disebut tengan luluh (Vield stress).

Gambar 2. Kurva tegangan rengangan titik Y merupakan titik luluh

Gejala luluh umumnya hanya ditunjukkan oleh logam-logam ulet dengan srtuktur kristas
BCC da FCC yang membentuk interstitial solid solution dari atom-atom karbon, boron, hydrogen
dan oksien. Interaksi antar dislokasi dan atom-atom tersebut menyebabkan baja ulet seperti mild
steel menunjukkan titik luluh bawah (lewer yield point) dan titik luluh atas (upper yield point).
Baja berkekuatan tinggi dan besi tulangan yang getas pada umumnya tidak
memperlihatkan batas luluh yang jelas. Untuk menentukan kekuatan luluh material seperti ini
maka digunakan suatu metode offset. Dengan metode ini kekuatan luluh ditentukan sebaai
tegangan dimana bahan memperlihatkan batas penyimpangan / deviasi tertentu proporsionalitas
tegangan dan tegangan. Pada gambar 1.2 garis offset OX ditarik parallel dengan OP, sehingga
perpotongan XW dna kurva tenganan regangan memberikan titik Y sebagai kekuatan luluh.
Umumnya garis offset OX diambil 0,1 0,2 % dari regangan total dimulai dari O.
Gambar 3 Kurva tegangan regangan bahan getas

Kekuatan luluh atau tiitk luluh merupakan suatu gambaran kemampuan bahan menahan
deformasi permanen bila dignakan dalam penggunaan struktural yang melibatkan pembebanan
mekanik seperti tarik, tekan, bending atau puntir. Di sisi lain, batas luluh ini harus dicaai ataupun
dilewati bila bahan dipakai dalam proses manufaktur produk-prosuk logam seperti rolling,
drawing, stretching dan sebagainya. Dapat diambul kesimpulan bahwa titik luluh adalah suatu
tingkatan tegangan yang tidak boleh dilewati dalam pengunaan strunktural (in service) dan harus
dilewati dalam proses manufaktur logam (foring process)

Kekuatan Tarik Maksimum (Ultimate Tensile Strenght)


Didefinisikan sebagai tegangan maksimum yang dapat ditanggung oleh material sebelum
terjadinya perpatahan (fracture). Nilai kekuatan tarik maksimum tarik dapat ditentukan dari
beban maksimum luas penampang seperti berikut:

UTS = Fmaks / Ao

Pada gambar kurva 1 tegangan-regangan, titik M merupakan tegangan maksimum bahan


ulet yang akan terus berdeformasi hingga titik B, sedangkan pada bahan getas titik B merupakan
tegangan maksimum sekaligus tegangan perpatahan.

Kekuatan Putus (Breaking Strenght)


Kekuatan putus ditentukan dengan membagi beban pada saat benda uji putir
(Fbreaking) dengan tuas penampang awal (Ao), untuk bahan yang bersifat ulet pada saat beban
maksimum terlampaui M dan bahan tersebut terdeformasi hingga titik putus B maka terjadi
mekanisme penciutan (necking) sebagai akibat adanya suatu deformasi yang terlekolalisasi.
Pada bahan ulet, kekuatan putus lebih kecil dari kekuatan maksimum dan pada bahan
getas kekuatan putus sama dengan kekuatan maksimumnya

Modulus Kelentingan (modulus of resilience)


Didefinisikan sebagai kemampuan material untuk menyerap energi dari luar tanpa
terjadinya kerusakan. Nilai modulus merupakan luas segitiga area elastis kurva tegangan-
regangan (daerah abu-abu)

Gambar 5 Modulus resllience

Modulus Ketangguhan (Modulus of Toughness)


Didefinisikan sebagai kemampuan material dalam mengabsorbsi energi hingga terjadinva
perpatahan. Secara kuantitatif dapat ditentukan dari luas area keseluruhan dibawah kurva
tegangan-regangan hasil pengujian tarik.

Gambar 6 Toughness

Kekerasan (hardness)

Kekerasan adalah mengukur ketahanan material terhadap deformasi plastis yang terlokalisasi
(lengkungan kecil atau goresan).
Macam- macam uji kekerasan :
Uji kekerasan rockwell
Uji kekerasan brinell
Uji kekerasan vicker
Uji kekerasan kwoop

Kelunakan (Malleability)

adalah sifat bahan yang mengalami deformasi plastis terhadap beban tekan yang bekarja sebelum
benar patah.

Kegetasan (brittleness)

adalah menunjukkan tidak adanya deformasi plastis sebelum rusak.

Anda mungkin juga menyukai