Anda di halaman 1dari 4

TOPIK PENGERJAAN LANGKAH-LANGKAH PENGERJAAN

Pembelian/ Pengadaan Tentukan Pedagang Besar Farmasi (PBF) resmi yang memiliki
obat/alkes ijin oprasional
Pembelian dilakukan dengan metode pembelian Secara langsung
dari distributor/pedagang besar farmasi/rekanan
Pembelian dilakukan setiap bulan dan pembelian insidentil untuk
kebutuhan cito atau terdesak
Apoteker membuat surat pesanan obat dan alat kesehatan kepada
distributor/pedagang besar farmasi/rekanan
Pelaporan pembelian direkap oleh bagian adminidtrasi dan
diserahkan ke bendahara rumah sakit
Arsip bulanan pembelian (surat pesanan dan faktur pembelian)
disimpan di lemari arsip di Instalasi Farmasi
Penerimaan obat/alkes Cocokkan barang yang diterima sesuai surat pesanan atau tidak
Jika jenis dan jumlah sudah sesuai, cek kualitas fisik dan
legalitas obat berupa nomor batch, tanggal expired, nomor
registrasi
Apabila saat penerimaan ada perbekalan farmasi yang fisiknya
rusak atau dekat tanggal expired (6 bulan sebelum expired)
segera ditolak/return pada saat itu juga
Penerimaan perbekalan farmasi dicatat secara mendetail dalam
buku penerimaan
Obat dengan penanganan khusus yaitu narkotika, psikotropika
segera dipisah
Penyimpanan obat/alkes Buat kartu stok setiap obat/alkes
Alkes disimpan di rak alkes
Penyimpanan perbekalan farmasi dilakukan dengan metode
FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out)
Penyimpanan perbekalan farmasi berdsarkan speisfikasinya.
Pertama kali disimpan digudang, cairan disimpan dirak cairan,
obat tablet di rak terpisah, obat injeksi di rak injeksi, alat
kesehatan di rak sendiri.
Penyimpanan obat di apotek yaitu
a. Dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya
b. Dibedakan menurut suhunya
c. Mudah tidaknya meledak/terbakar untuk bahan mudah
terbakar
d. Tahan/tidaknya terhadap cahaya
Obat dengan nama dagang (paten) disimpan secara
farmakologis dan alfabetis. Obat generik disimpan secara
farmakologis.
narkotika psikotropika di lemari khusus ukuran 40x80x100cm
Pengelolaan Narkotika Pemesanan
dan Psikotropika a. Apoteker membuat surat pesanan narkotika yang dibuat
rangkap empat
b. Surat pesanan asli diberikan pada distributor resmi obat
narkotika
c. Surat pesanan ditulis secara lengkap sesuai format yang ada
dalam lembar surat pesanan
Penerimaan
a. Obat narkotika yang diantar oleh distributor dicatat
penerimaannya pada buku penerimaan barang
b. Obat narkotika disimpan di lemari dua pintu, luar dan dalam
dengan masing-masing kunci.
Pendistribusian
a. Distribusi dengan menggunakan resep
b. Resep narkotika yang dilayani adalah resep asli yang ditulis
dokter pemeriksa pasien.
c. Resep yang diterima diskrinning
d. Petugas farmasi menyiapkan obat dan beri etiket
e. obat narkotika yang diserahkan pada pasien harus diberikan
informasi mengenai kegunaan obat
f. Pada saat penyerahan obat harus verifikasi data pasien yaitu
alamat dan nomor telelpon dicatat dilembar resep
g. Resep narkotika diarsip di tempat terpisah
Pelaporan
Pelaporan penggunaan narkotika secara online ke website
Kemenkes (www.sipnap.kemkes.go.id) dan tembusan laporan
diantar ke BPOM setiap bulan
Pengerjaan resep Pasien atau keluarga pasien membawa resep
Apoteker/asisten apoteker menerima resep
Lakukan skrinning resep meliputi skrinning administrasi,
farmasetis dan klinis
Apabila stok obat ada dapat dilayani, bila stok kosong resep
langsung ditolak
Hitung nominal harga obat.
Pasien yang menyetujui harga obat langsung membayar ke kasir
Siapkan obat sesuai dengan resep dan beri etiket
Teliti kembali resep sebelum diserahkan kepada pasien
Saat menyerahkan obat, wajib berikan informasi kepada pasien
mengenai kegunaan, aturan pakai dan penyimpanan obat
Resep yang telah dikerjakan diarsip maksimal 3 tahun kemudian
dimusnahkan
Mencampur obat-obatan Buka penutup vial.
/antibiotika sediaan serbuk Seka bagian karet vial dengan alkohol 70 %, biarkan mengering.
injeksi Berdirikan vial
Bungkus penutup vial dengan kassa dan buang ke dalam
kantong buangan tertutup
Pegang vial dengan posisi 45, masukkan spuit ke dalam vial.
Masukan pelarut yang sesuai ke dalam vial, gerakan
perlahanlahan memutar untuk melarutkan obat.
Ganti needle dengan needle yang baru.
Beri tekanan negatif dengan cara menarik udara ke dalam spuit
kosong sesuai volume yang diinginkan.
Pegang vial dengan posisi 45, tarik larutan ke dalam spuit
tersebut.
Untuk permintaan infus intra vena (iv) , suntikkan larutan obat
ke dalam botol infus dengan posisi 45 perlahan-lahan melalui
dinding agar tidak berbuih dan tercampur sempurna.
Untuk permintaan intra vena bolus ganti needle dengan ukuran
yang sesuai untuk penyuntikan.
Setelah selesai, buang seluruh bahan yang telah terkontaminasi
ke dalam kantong buangan tertutup.
Pemusnahan obat ED membuat daftar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
medis habis pakai yang akan dimusnahkan;
menyiapkan Berita Acara Pemusnahan;
mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan
kepada pihak terkait;
menyiapkan tempat pemusnahan; dan
melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk
sediaan serta peraturan yang berlaku.
Mendokumentasikan proses
Farmasi klinis/visitasi Nama obat dan kegunaan
Aturan pakai dan dosis
Jumlah obat yang diberi
Cara penyimpanan
Efek samping obat
Kontra indikasi
Interaksi obat
Konseling, informasi dan edukasi untuk pasien dan keluarga

Anda mungkin juga menyukai